Anda di halaman 1dari 24

KETERAMPILAN BERTANYA (QUESTIONING)

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Mikro
Dosen Pengampu: Dr. Risbon Sianturi, S.E., M.Ap.
Nuraly Masum Aprily, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Devi Rahmawati 4B_1900536
Inge Fauziah Azizah Husen 4B_1901771
Dalva Samrotul Huda 4B_1901773

PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Keterampilan Bertanya (Questioning)”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pembelajaran Mikro. Penyusunan makalah ini menggunakan metode pustaka
melalui sumber rujukan berupa e-book, jurnal, artikel, dan situs web lainnya.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan pihak
yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada kami. Maka dari itu, kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Risbon Sianturi, S.E., M.Ap., dan Bapak Nuraly Masum Aprily,
M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Mikro.
2. Orang tua yang mendukung baik dari segi moral juga materi.
3. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis rincikan satu per satu dalam
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karenanya, agar dapat
memperbaiki ke depannya, kami sangat mengharapkan kritik juga saran yang dapat
dijadikan bahan diskusi dan melengkapi unsur-unsur yang masih perlu ditekankan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penyusun dan
umumnya bagi pembaca.

Tasikmalaya, September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya (Questioning).................................... 3
2.2 Tujuan Keterampilan Bertanya (Questioning) ......................................... 4
2.3 Prinsip dari Keterampilan Bertanya (Questioning) .................................. 4
2.4 Ciri-Ciri Pertanyaan yang Baik ................................................................ 5
2.5 Kebiasaan Kebiasaan Yang Harus Dihindari Dari Kegiatan Bertanya .... 6
2.6 Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya .......................................................... 6
2.6.1 Keterampilan Bertanya Dasar ..................................................... 6
2.6.2 Keterampilan Bertanya Lanjut .................................................... 8
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 13
3.1 Simpulan ................................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan anak dalam situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan
yang ditetapkan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah
kompetensi pedagogik, yang didalamnya meliputi kemampuan guru dalam
pembelajaran anak. Guru sebagai komponen pendidikan dan pengajaran di sekolah
menjalankan tugas dan fungsinya di dalam proses pembelajaran atas dasar
keterampilan mengajar yang dikuasainya.
Ada sembilan keterampilan mengajar guru yang sangat berperan dan
menentukan kualitas pembelajran, diantaranya keterampilan membuka pelajaran,
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan pembelajaran
persorangan dan keterampilan menutup pembelajaran.
Adapun hal yang akan dibahas dalam makalah ini mengenai keterampilan
bertanya. Keterampilan bertanya digunakan untuk meningkatkan perhatian anak
dalam mengembangkan rasa ingin tahu anak dan mengembangkan kemampuan
berfikir anak dalam tanya jawab kepada guru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keterampilan dasar bertanya (questioning)?
1.2.2 Apa tujuan keterampilan dasar bertanya (questioning)?
1.2.3 Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan dasar bertanya (questioning)?
1.2.4 Bagaimana ciri-ciri pertanyaan yang baik?
1.2.5 Apa saja kebiasaan-kebiasaan yang harus dihindari dalam keterampilan
dasar bertanya (questioning)?
1.2.6 Apa saja jenis-jenis keterampilan dasar bertanya (questioning)?

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini, yaitu sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami keterampilan dasar bertanya
(questioning)
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tujuan keterampilan dasar bertanya
(questioning)
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip keterampilan dasar
bertanya (questioning)
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri pertanyaan yang baik
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami kebiasaan-kebiasaan yang harus
dihindari dalam keterampilan dasar bertanya (questioning)
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis keterampilan dasar bertanya
(questioning)
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun agar dapat digunakan oleh para pendidik maupun calon
pendidik untuk kemudian dijadikan bekal ilmu dalam mengajar di lembaga PAUD,
khususnya terkait salah satu keterampilan dasar mengajar “keterampilan bertanya
(questioning)”.
BAB II
PEMBAHASAN
Memberikan pembelajaran secara baik berarti dapat membuat pertanyaan
secara baik pula. Hal ini dikarenakan pemberian “pertanyaan” begitu penting untuk
menstimulasi pengalaman belajar bagi peserta didik. Socrates meyakini bahwa
seluruh ilmu pengetahuan dapat diketahui atau tidak diketahui oleh peserta didik,
hanya jika pendidik bisa mendemonstrasikan keterampilan bertanya yang baik
dalam praktik kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya (Questioning)
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat dilihat maknanya dari dua
suku kata yaitu “terampil” dan “tanya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
“Bertanya” berasal dari kata “tanya” yang memiliki arti permintaan keterangan.
Sedangkan kata “terampil” berarti cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu
dan cekatan. Berdasarkan pada arti secara etimologis tersebut, maka secara
sederhana keterampilan bertanya bisa diartikan sebagai kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam mengajukan pertanyaan untuk meminta keterangan
atau penjelasan dari orang lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Dari pengertian tersebut ada dua hal penting yang bisa dijadikan suatu
alasan pentingnya belajar dan berlatih mengasah kemampuan mengembangkan
pertanyaan dalam proses pembelajaran, yaitu:
1) Cakap mengajukan pertanyaan, berarti terampil serta cekatan dalam membuat
pertanyaan yang didasarkan pada pemahaman teori dan pengalaman praktis,
sehingga dengan keterampilannya tersebut memungkinkan yang ditanya
berpikir, mengungkapkan kemampuan terbaiknya untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
2) Meminta keterangan atau penjelasan, berarti jawaban dari pertanyaan yang
diajukan, sehingga seseorang yang ditanya akan berusaha dalam memberikan
penjelasan atau keterangan yang sebenar-benarnya, tergantung pada jenis,
bentuk, dan kualitas pertanyaan yang diterimanya.
Menurut John I. Bolla, dalam proses pembelajaran “setiap pertanyaan baik
berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa sehingga siswa
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, dimasukkan

3
4

dalam pertanyaan”. Pendapat serupa dikemukakan G.A Brown dan R. Edmonson


dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah “segala pernyataan yang menginginkan
tanggapan verbal (lisan)”. Merujuk pada dua pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan yang diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya,
melainkan dalam bentuk suruhan atau pernyataan, selama itu dimaksudkan adanya
respon dari siswa, dikategorikan sebagai pertanyaan.
1. Kalimat tanya, yaitu kalimat yang memuat pertanyaan yang menuntut
respon dari siswa atau pihak yang ditanya.
2. Kalimat suruhan atau pernyataan, yaitu kalimat suruhan atau menyuruh
pada siswa, dan yang menerima suruhan harus merespon atau melakukan
aktvitas, sesuai dengan bunyi atau bentuk suruhannya.
2.2 Tujuan Keterampilan Bertanya (Questioning)
1. Agar memusatkan perhatian dan membangun motivasi peserta didik
terhadap masalah atau isu-isu pokok pembelajaran.
2. Agar membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong peserta
didik untuk mencari dan menggali sumber-sumber pembelajaran yang lebih
luas dan bervariasi.
3. Agar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mendemon-strasikan
pendapat atau pemahaman yang dibentuknya.
4. Agar terbiasa menanggapi pernyataan teman atau pernyataan/ pernyataan
guru.
5. Untuk menstrukturkan tugas-tugas dan kegiatan belajar sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
6. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, sebab pada
hakekatnya berpikir sendiri adalah bertanya.
7. Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik secara penuh pada proses
pembelajaran yang diikutinya.
8. Untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik.
9. Untuk memberi kesempatan kepada peserta didik belajar berdiskusi
2.3 Prinsip dari Keterampilan Bertanya (Questioning)
Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran adalah alat atau
instrumen pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang aktif,
5

kreatif, efektif dan dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat
mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru sangat dianjurkan untuk
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan
Suasana bertanya atau menjawab harus diciptakan dalam kondisi yang
kondusif dan menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa tertekan,
tetapi merasa aman dan betah mengikuti pembelajaran.
2. Berbahasa yang jelas
Pertanyaan atau pernyataan disampaikan kepada peserta didik agar
menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah dimengerti/dipahami.
3. Waktu berpikir
Memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan, sehingga peserta didik memiliki waktu untuk
menemukan dan menyampaikan jawabannya.
4. Pemberian acuan
Pertanyaan yang disampaikan harus membantu peserta didik untuk
mengolah informasi pembelajaran dan menemukan jawabannya, sehingga
pertanyaan itu sendiri harus disertai dengan acuan, agar peserta didik
mendapat kejelasan dan memahami maksud dan tujuan dari isi pertanyaan;
5. Pemerataan/pemindahan giliran
Pertanyaan yang diajukan, sebaiknya disampaikan secara adil dan merata
kepada setiap peserta didik, agar seluruh peserta didik mendapat
kesempatan yang sama (tidak terjadi monopoli atau diskriminasi).
6. Acak
Pernyataan sebaiknya diberikan secara acak (tidak berurutan), sehingga
perhatian peserta didik semuanya menjadi terpusat pada kegiatan
pembelajaran.
2.4 Ciri-Ciri Pertanyaan yang Baik
1. Dirumuskan dalam kalimat yang singkat dan jelas.
2. Memiliki tujuan yang jelas.
3. Memiliki hanya satu masalah untuk setiap pertanyaan
4. Mendorong anak untuk berpikir kritis.
6

5. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.


6. Bahasa dalam pertanyaan dipahami dengan baik oleh siswa.
7. Tidak menimbulkan tafsiran ganda
2.5 Kebiasaan Kebiasaan Yang Harus Dihindari Dari Kegiatan Bertanya
Kebiasaan yang harus dihindari dari kegiatan bertanya sesuai dengan
maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan bertanya, maka setiap
pertanyaan yang diajukan harus menghindari kebiasaan kurang baik seperti berikut
ini:
1. Menjawab pertanyaan sendiri, tidak akan bermakna.
2. Mengulangi pertanyaan sendiri, pertanyaan yang sudah jelas bila diulang-
ulang akan mengganggu konsentrasi peserta didik,
3. Pertanyaan ganda, dapat membingungkan peserta didik untuk menjawab
4. Mengulangi jawaban peserta didik, sebaiknya dilakukan oleh sesama
peserta didik dengan tujuan penekanan dan keaktifan,
5. Memancing jawaban serentak, tidak mendorong peserta didik untuk
berpikir lebih fokus.
6. Menentukan peserta didik untuk menjawab sebelum pertanyaan disebutkan,
akan mempengaruhi psikologi peserta didik itu sendiri.
2.6 Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya
Dalam perkembangannya keterampilan bertanya diklasifikasikan kedalam
dua jenis, yaitu:
2.6.1 Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar merupakan pertanyaan pertama atau sebagai
pertanyaan pembuka. Pertanyaan dasar merupakan pertanyaan, suruhan atau
pernyataan awal yang menjadi pembuka, untuk meminta penjelasan atau
keterangan (respon) dari pihak yang ditanya.
2.6.1.1 Tipe Pertanyaan Dasar
Tipe pertanyaan adalah berhubungan dengan bentuk atau model pertanyaan
yang yang diajukan. Penggunaan setiap tipe atau model pertanyaan yang
disampaikan tergantung pada beberapa pertimbangan, misalnya: a) pertimbangan
tujuan yang ingin dicapai, b) pertimbangan karaktersitik materi yang sedang
7

dipelajari, dan c) karaktersitik siswa. Adapun tipe, model atau jenis pertanyaan
tersebut pada umumnya digolongkan kedalam beberapa tipe sebagai berikut:
1. Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyan, suruhan atau
pernyataan untuk mengungkap kembali ingatan siswa terhadap pengalaman
atau materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan, yaitu pertanyaan,
suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan atau melatih daya pikir
siswa, khususnya kemampuan berpikir analisis dan sintesis.
3. Pertanyaan yang menutut kemampuan analisis, yaitu pertanyaan, suruhan
atau pernyataan untuk mengembangkan dan melatih kemampuan atau daya
nalar secara terurai atau analisis.
4. Pertanyaan yang menutut kemampuan memperkirakan (judgment), yaitu
pertanyaan, suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan atau melatih
kemampuan meramalkan atau membuat perkiraan-perkiraan.
5. Pertanyaan yang menutut pengorganisasian; yaitu pertanyaan, suruhan atau
pernyataan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan berpikir secara
teratur,logis, sistematis dan komprehensif.
6. Pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya, yaitu pertanyaan,
suruhan atau pernyataan untuk memberikan penegasan atau meyakinkan
tentang sesuatu kepada siswa. Pertanyaan, suruhan atau pernyataan
semacam ini digolongkan kedalam jenis pertanyaan retorika yang tidak
perlu mendapatkan jawaban.
2.6.1.2 Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
1. Mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan tegas
• Pertanyaan singkat, padat.
• Pertanyaan mudah dipahami
• Pertanyaan tidak menimbulkan multitafsir
2. Pertanyaan sesuai dengan tema pembelajaran
• Tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas
• Perincian disampaikan secara mendalam
3. Memusatkan perhatian peserta didik
• Menggiring peserta didik untuk konsentrasi dan berpartisipasi
8

• Merangsang rasa ingin tahu peserta didik,


4. Pertanyaan tersebar ke seluruh peserta didik.
• Semua peserta didik diberi kesempatan bertanya.
• Semua peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab
• Menghindari monopoli seseorang atau beberapa peserta didik.
5. Pertanyaan runtun berjenjang
• Mengajukan pertanyaan dari yang sederhana ke yang lebih
rumit/kompleks. mengajukan pertanyaan dari yang mudah ke yang
lebih sulit.
• Mengajukan pertanyaan dari yang kongkrit ke yang abstrak
6. Menunjukkan sikap antusias atas jawaban peserta didik.
• Memberi pujian atas jawaban peserta didik: betul, hebat, luar biasa,
tepuk tangan, dan lain-lain.
• Meningkatkan komponen berpikir peserta didik.
7. Memberikan waktu kepada peserta didik untuk berpikir
• Biarkan peserta didik berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
• Merangsang proses berpikir peserta didik.
8. Mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik
• Mengkondisikan pertanyaan dari, oleh dan untuk peserta didik
• Mengkondisikan peserta didik aktif menjawab, guru adalah
penjawab terakhir, bila pertanyaan tidak tbisa dijawab oleh peserta
didik meskipun telah dituntun oleh guru.
• Memberi kesempatan terjadinya ruang debat diantara para peserta
didik
2.6.2 Keterampilan Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar, lebih
mengutamakan pada usaha mengembangkan kemampuan berpikir, memperbesar
partisipasi dan mendorong lawan bicara (siswa) agar lebih aktif dan kritis
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dalam rumusan pengertian
keterampilan bertanya lanjut tersebut di atas, ada tiga dasar pemikiran yang harus
digaris bawah, yaitu:
9

1. Pertanyaan lanjutan (susulan), yaitu pertanyaan yang diajukan adalah


merupakan pengembangan dari pertanyaan sebelumnya, yang bertujuan
untuk mendapatkan penjelasan atau informasi yang lebih dalam, analisis
serta komprehensif
2. Substansi isi sama dengan pertanyaan dasar (pertama), yaitu isi dari
pertanyaan lanjut substansinya mengacu pada isi pertanyaan sebelumnya,
dengan menggunakan rumusan kalimat pertanyaan, suruhan atau
pernyataan yang berbeda dengan kalimat seelumnya
3. Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut, yaitu melalui pertanyaan
lanjutan dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan, informasi atau
jawaban yang dapat memperjelas, memperluas pembahasan dari jawaban
atau penjelasan yang telah disampaikan sebelmnya.
2.6.2.1 Tujuan dan Manfaat Bertanya Lanjut
Secara lebih sprsifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut, antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk menemukan,
mengorganisasi, atau menilai atas informasi yang diperoleh.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lebih lengkap
dan relavan.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide atau
gagasan yang lebih kreatif dan inovatif.
4. Mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan lebih
analitis, lengkap dan komprehensif.
2.6.2.2 Karakteristik atau Klasifikasi Bertanya Lanjut
1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengundang proses mental
yang berbeda-beda, misalnya menuntut proses mental rendah, sedang dan
tinggi. Oleh karena itu melalui peranyaan lanjut, guru dapat mengubah
tuntutan tingkat kognitif siswa dari rendah, sedang kemudian tinggi.
2. Pengaturan urutan pertanyaan Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari
rendah ketingkat yang lebih tinggi dan kompleks, guru harus mengatur
10

urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, misalnya dari aspek


pemahaman kemudian aspek penerapan, analisis, sintesis sampai pada
aspek evaluasi.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak Pertanyaan pelacak digunakan untuk
menindaklanjuti atas jawaban pertama yang disampaikan siswa. Misalnya
jika jawaban siswa yang pertama sudah benar, namun masih bisa
ditingkatkan atau lebih disempurnakan lagi, maka guru bisa
menindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan pelacak. Ada tujuh teknik
yang dapat digunakan untuk pertanyaan pelacak, yaitu:
1) Meminta klarifikasi,
2) Meminta siswa memberikan alasan,
3) Meminta kesepakatan pandangan,
4) Meminta ketepatan jawaban,
5) Meminta jawaban yang lebih relevan,
6) Meminta contoh, dan
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks.
4. Peningkatan terjadinya interaksi dengan bertanya dimaksudkan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang aktif, untuk terjadinya pembelajaran
aktif pertanyaan yang diajukan tidak hanya oleh guru kepada siswa, akan
tetapi dari siswa kepada siswa, maupun kepada guru. Dengan demikian
untuk meningkatkan keterlibatan siswa belajar secara aktif, guru sebaiknya
mengurangi peranannya sebagai penanya sentral.
2.6.2.3 Jenis Jenis Bertanya Lanjut
Jenis-jenis bertanya lanjut sebagai penuntun atau bahan rujukan bagi calon
guru atau para guru dalam mengembangkan keterampilan bertanya lanjut, dapat
menggunakan klasifikasi tingkatan pengetahuan yang disampaikan oleh Bloom,
dkk (taksonomi Bloom), yaitu:
1. Pertanyaan ingatan (knowledge)
Pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang mengharapkan siswa dapat
mengenal atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Siswa tidak
diminta untuk memanipulasi informasi, tetapi hanya diminta untuk mengingat
informasi tersebut seperti yang mereka dapatkan dari kegiatan belajarnya.
11

Misalnya, dengan menggunakan kata-kata siapa, apa, dimana, kapan, definisi,


ingat, kenal dan yang sejenis lainnya.
2. Pertanyaan pemahaman (comprehension)
Pertanyaan untuk membimbing siswa mengorganisasikan dan menyusun
materi-materi yang telah diketahui sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan
ini siswa harus mampu memilih fakta-fakta yang cocok, sehingga dalam
menyampaikan jawaban bukan sekedar mengingat kembali informasi, atau
fakta. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pemahaman,
misalnya: deskripsikan, uraikan, bandingkan, cari perbedaannya,
sederhanakan, katakan dengan bahasamu sendiri, jelaskan ide pokok dari
tulisan tersebut, dan yang sejenisnya. Jawaban terhadap pertanyaan
pemahaman seperti dalam contoh di atas, adalah menuntut siswa merumuskan
secara deskirptif dengan menggunakan bahasa sendiri.
3. Pertanyaan penerapan (aplication)
Kemampuan mengingat, menginterpretasikan atau mendeskripsikan terhadap
pengalaman belajar yang telah dilakukan siswa, sangat penting untuk kuasai
oleh siswa karena menjadi salah satu indikator dari hasil pembelajaran yang
efektif dan efisien. Namun dengan kemampuan itu saja masih belum cukup,
siswa harus dibimbing agar mampu menerapkan informasi atau pengetahuan
yang telah dimilikinya dalam memecahkan masalah-masalah aktual. Adapun
jenis pertanyaan untuk mendorong siswa menerapkan informasi-informasi
yang telah mereka pelajari kedalam kemampuan pemecahan masalah praktis
disebut dengan pertanyaan penerapan (aplication). Pertanyaan penerapan
menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan baik berupa suatu aturan,
generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan menemukan
jawaban yang benar terhadap masalah itu. Adapun kata-kata kunci yang sering
digunakan dalam mengembangkan pertanyaan penerapan antara lain seperti:
terapkan, klasifikasikan, gunakan, pilih, manfaatkan, tulis suatu conoth,
pecahkan, dan lain sebagaina yang sejenis.
4. Pertanyaan analisis (analysis)
Pertanyaan analisis, dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir siswa secara lebih rinci, kritis dan mendalam. Pertanyaan analsis
12

biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi, mempertimbangkan dan


menganalisis. Adapun kata-kata kunci yang sering pakai untuk pertanyaan
analisis, antara lain identifikasi motif atau sebab-sebab, membuat kesimpulan,
menemukan kejadian, dukungan, analisis, mengapa, dan lain sebagainya.
5. Pertanyaan sintesis (sintesis)
Pertanyaan sintesis digolongkan kedalam pertanyaan tingkat tinggi yaitu untuk
mendorong siswa menampilkan pikiran yang original dan kreatif. Melalui
pertanyaan sintesis hasil yang diharapkan antara, seperti: menghasilkan
komunikasi-komunikasi yang asli, membuat ramalan, memecahkan masalah,
dan lain sebagainya. Melalui pertanyaan sintesis siswa didorong untuk berpikir
secara kreatif sehingga dapat menemukan pola jawaban yang bervariasi.
Adapun kata-kata kunci yang sering digunakan untuk pertanyaan sintesis
antara lain: memperkirakan, menghasilkan, menulis, rencana,
mengembangkan, mengkonstruksi, bagaimana kita bisa meningkatkan, apa
yang akan terjadi jika ..., bagaimana kita bisa memecahkan, dan lain
sebagainya.
6. Pertanyaan evaluasi (evaluation)
Jenis pertanyaan evaluasi hampir sejenis dengan jenis pertanyaan analisis dan
sintesis, yaitu termasuk kedalam jenis pertanyaan tinggi bahkan merupakan
puncaknya. Pertanyaan evaluasi menuntut kemampuan berpikir dan proses
mental yang tinggi dari siswa. Pertanyaan evaluasi tidak mempunyai suatu
jawaban benar tunggal, akan tetapi mendorong siswa dapat membuat
keputusan atau pertimbangan baik tidaknya suatu ide, pemecahan masalah.
Adapun kata-kata yang sering digunakan untuk mengembangkan jenis
pertanyaan evaluasi seperti: putusan, argumentasi, memutuskan,
mengevaluasi, beri pendapatmu, yang mana gambar yang paling balik, mana
pemecahan yang paling baik, apakah hal itu akan lebih baik, dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya di
PAUD merupakan kemampuan guru dalam mengajukan pertanyaan kepada anak
dengan memahami prinsip-prinsip, kebiasaan-kebiasaan, komponen-komponen
dan jenis-jenis keterampilan bertanya untuk meningkatkan perhatian anak dalam
mengembangkan rasa ingin tahu anak dan mengembangkan kemampuan berfikir
anak dalam tanya jawab kepada guru.
3.2 Saran
Dalam keterampilan bertanya disarankan agar guru dapat mendalami
mengenai aspek-aspek jenis pertanyaan dan teknik-teknik bertanya agar anak dapat
lebih memahami pada saat kegiatan berlangsung. Kemudian disarankan kembali
agar guru menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai keterampilan
bertanya dengan mengikuti seminar, diskusi ataupun membaca referensi terkait.

13
DAFTAR PUSTAKA

Helmiati. (2013). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.


Yogyakarta: Asqaja Pressindo.
S, I., & Rohita. (2019). Penguasaan Keterampilan Bertanya Dasar di TK
Baiturrahman. Jurnal Audhi, 1-11.
Sihotang, H., & Simorangkir, S. T. (2020). Buku Pedoman Praktik Microteaching.
Jakarta: UKI Press.
Sukirman, D. (2012). Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta Pusat.
Sukirman, D., & Kasmad, M. (2006). Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI Press.

14
LAMPIRAN

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN BERTANYA


a. Keterampilan Bertanya Dasar
Nilai Rata-
No. Aspek Keterampilan yang Diamati Keterangan
1 2 3 4 Rata
1 Mengungkapkan pertanyaan secara
jelas dan singkat
2 Pemberian acuan
3 Pemusatan
4 Pemindahan giliran
5 Pertanyaan penyebaran ditujukan ke
seluruh kelas
6 Pemberian waktu berpikir
7 Pertanyaan pemberian tuntunan:
a. Pengungkapan pertanyaan
dengan cara lain.
b. Mengarahkan jawaban
kepada yang dituju.

b. Keterampilan Bertanya Lanjut


Nilai Rata-
No. Aspek Keterampilan yang Diamati Keterangan
1 2 3 4 Rata
1 Pengubahan tuntutan kognitif dalam
menjawab pertanyaan:
a. Ingatan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2 Urutan pertanyaan

15
16

3 Pertanyaan pelacak:
a. Klarifikasi
b. Pemberian alasan
c. Kesepakatan pandangan
d. Ketepatan
e. Relevansi
f. Contoh
g. Jawaban Kompleks
4 Mendorong terjadinya interaksi antar
siswa
17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Semester / Minggu / Hari ke: 1 / 2 / 3

Hari, tanggal : Senin, 3 Oktober 2022

Kelompok Usia : Usia 4 – 5 Tahun

Tema / subtema : Diri Sendiri / Angggota Tubuhku

KI/KD : 1.1 – 1.2 – 2.5 – 2.8 – 3.3 - 4.3

Tujuan Pembelajaran:
- Murid dapat mengenal bagian-bagian anggota tubuh.
- Murid dapat mengenal manfaat angota tubuh.
- Murid dapat menghitung jumlah anggota tubuh.
- Murid dapat menyanyikan lagu anggota tubuh dan fungsinya.

Indikator Hasil Pembelajaran:

- Mengenal bagian-bagian anggota tubuh.


- Mengenal manfaat angota tubuh.
- Menghitung jumlah anggota tubuh.
- Menyanyikan lagu anggota tubuh dan fungsinya.

Materi Kegiatan:

- Mengenal angota tubuh.


- Berani tampil di depan umum.
- Menyanyikan lagu angota tubuh.
- Menarik garis sesuai gambar dengan namanya.

Pembiasaan:

- Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan


- Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam pembukaan
- Mencuci tangan sebelum masuk kelas serta selalu menggunakan masker.
18

Metode: Tanya Jawab, bernyanyi dan pemberian tugas

Alat dan Bahan: Gambar anak laki-laki dan perempuan, kertas, kartu nama, pensil,
krayon

A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Persiapan pembelajaran

2. Melakukan penyambutan terhadap anak

3. Bernyanyi tepuk semangat

4. Berdoa sebelum belajar

5. Berdiskusi tentang ciptaan Tuhan


B. KEGIATAN INTI

1. Mengenalkan ciptaan Tuhan melalui gambar anak laki-laki / perempuan

2. Menyebutkan nama anggota tubuh beserta fungsinya

3. Menghitung jumlah anggota tubuh

4. Menyanyikan lagu anggota tubuh

5. Menarik garis sesuai gambar dengan namanya

C. KEGIATAN PENUTUP

1. Menyimpulkan hasil kegiatan hari ini

2. Berdiskusi kegiatan hari ini serta bagaimana perasaannya

3. Bernyanyi tentang Tuhan menciptakan anggota tubuh

4. Menginformasikan kegiatan untuk besok

5. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap

- Mensyukuri bahwa aku sebagai ciptaan Tuhan

- Menggunakan kata sopan pada saat bertanya


19

2. Pengetahuan dan ketrampilan

- Menunjukkan diri anak

- Dapat menyebutkan nama anggota tubuh

- Dapat menyebutkan fungsi setiap anggota tubuh

F. PENILAIAN

1. Sikap
- Mensyukuri bahwa tubuhku sebagai ciptaan Tuhan
- Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan
- Menyebutkan anggota tubuhnya
- Menulis nama-nama anggota tubuh
- Menyebutkan bilangan dengan benar

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelompok

....................................... .......................................
20
21

Anda mungkin juga menyukai