Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IDENTIFIKASI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PPKN DITINJAU


DARI PEMANFAATAN BUDAYA KELAS RENDAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Etnocivic


Dosen Pengampu : Ika Ari Pratiwi S.Pd.,M.Pd

disusun oleh :
Kelompok 3
1. Maulidhatul Khoiriyah (201833123)
2. Dyah Ayu Apriliyana (201833131)
3. Nilla Dwi Ardiyanti (201833057)
4. Dhestriana Kharen Sagita (201833058)
5. Serlina Linda Aprilliani (201833060)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat
dan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Tentang Identifikasi
Problematika Pembelajaran PPKn Ditinjau Dari Pemanfaatan Budaya Kelas
Rendah tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Pembelajaran Etnocivic, selain itu makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan di


dalam makalah ini. Untuk itu saya berharap adanya kritik dan saran yang
membangun guna keberhasilannya yang akan datang.

Pati, 8 Maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II......................................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan................................................................................................................
2. Saran...........................................................................................................................
SOAL EVALUASI.................................................................................................................
KUNCI JAWABAN...............................................................................................................
GLOSARIUM........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter warga negara dan bangsa Indonesia. Hal ini mudah dipahami karena
pendidikan saat ini akan menentukan keberhasilan masa depan bangsa ini.  Oleh
karena itu, pendidikan agar menghasilkan warga negara yang baik dimasa
mendatang maka kita harus secara terus menerus menyempurnakan sistem
pendidikan kita, sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai baik kurikulum materi
pelajaran, metode, media pembelajarannya.
Tetapi kenyataannya PPKn merupakan salah satu pelajaran yang kurang
mendapatkan tempat dihati siswa. Karena pelajaran ini dianggap sebagai pelajaran
sulit dan membosankan, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Hampir 60% siswa mendapatkan nilai dibawah standar yang ditentukan, dan ada
beberapa pertanyaan yang sama sekali tidak mendapatkan respon dari siswa,
mereka juga kurang mengingat pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya. Hal ini adalah problematika pembelajaran PPKn yang perlu
mendapatkan perhatian lebih serius dari para guru PPKn.
Akar permasalahan ini berasal dari beberapa aspek yaitu materi pelajaran
yang kurang menitik beratkan pada sikap moral anak didik, metode pelajaran
kurang bervariasi karena sering menggunakan metode ceramah, kebanyakan
proses pembelajaran tidak menggunakan media, dari hal – hal tersebut yang sangat
berpengaruh adalah guru kurang inovatif agar kelasnya bisa aktif atau hidup, dan
siswa yang cenderung menganggap pelajaran PPKn adalah pelajaran yang
membosankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi problematika dalam pembelajaran PPKn ?
2. Bagaimana cara mengatasi problematika tersebut ?
3. Apa contoh budaya yang dterapkan dalam pembelajaran PPKn tersebut?

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi problematika dalam pembelajaran PPKn.di kelas Rendah
2. Mengidentifikasi cara mengatasi problematika PPKn.
3. Mengetahui contoh budaya yang diterapkan dalam pembelajaran PPKn tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Problematika Pembelajaran PPKn ditinjau dari Pemanfaatan Budaya di Kelas


Rendah

Pembelajaran PPKn berdasarkan kurikulum 2013 bermuara pada pendidikan


karakter. Muara pendidikan karakter dipertajam pada 5 nilai karakter utama yaitu; karakter
religius, karakter kemandirian, karakter nasionalisme, karakter gotong royong dan karakter
integritas (Perpres No 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter).
Konsekuensinya adalah setiap guru dalam proses pembelajaran harus mentargetkan nilai
karakter apa yang hendak dicapai pada setiap pertemuan. Ironisnya adalah hingga saat ini
guru masih terjebak dengan rutinitas dalam pembelajaran yang lebih mengedepankan pada
target materi dengan sasaran utamanya pada aspek pengetahuan dibandingkan dua aspek
lainnya. Dampaknya adalah banyaknya siswa yang kurang berkarakter.

Diberbagai media massa baik elektronik maupun cetak ditemukan banyak fenomena
sikap, perilaku dan perbuatan siswa yang kurang berkarakter. Kasus terbaru yaitu seorang
siswa SMA di Madura yang tega menganiaya hingga meninggalnya seorang guru kesenian.
Kasus lainnya seperti kekerasan terhadap temannya, tawur antar siswa, pergaulan bebas,
pornografi dan pornoaksi yang dilakukan siswa, minuman keras, keterlibatan dengan
penggunaaan obato-obatan terlarang dan lain sebagainya.

Pembelajaran PPKn yang notabene memegang kendali dalam sikap, perilaku dan
perbuatan siswa dirasa juga kurang mampu untuk mengendalikannya. Pembelajaran PPKn
cenderung berorientasi pada materi. Setting pembelajaran PPKn kurang menarik dan
menyenangkan sehingga siswa kurang fokus dan cepat bosan. Di sisi lain keberadaan nilai
kearifan lokal kurang dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran PPKn. Sebenarnya ada
relasi yang kuat antara nilai kearifan lokal dengan pembelajaran PPKn. Umumnya nilai
kearifan lokal hanya pada tataran pengetahuan saja, dan kurang disinkronkan dalam
pembelajaran PPKn. Perlu adanya paradigma baru dalam memandang nilai kearifan lokal
guna mendukung pembelajaran PPKn. Aktualisasi nilai kearifan lokal solusi yang tepat untuk
membuat pembelajaran PPKn lebih menarik, menyenangkan serta menyasar pada capaian
pembelajaran aspek sikap, perilaku dan perbuatan.
2.1.1 Kelas I (Satu)

Materi : Tema 3 (Kegiatanku) Subtema 1 (Kegiatan Pagi Hari) PB 1


KD : Bersikap santun, rukun, mandiri, dan percaya diri sesuai sila-sila Pancasila dalam
Lambang Negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari
Problematika yang dialami :

Siswa tidak bisa mengimplementasikan arti kata “rukun” dalam kehidupan sehari-hari karena
adanya perbedaan agama, suku, ras, budaya, dll. Siswa cenderung lebih mau bermain
dengan teman yang dianggap sama dengan mereka (dalam hal ini agama, suku, ras, dll)
karena mereka merasa lebih nyaman dan senang karena merasa sepernaungan.

2.1.2 Kelas II (Dua)

Materi : Tema 1 (Hidup rukun) Subtema 4 (Hidup Rukun di Masyarakat) PB 1

KD : 2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai sila-sila Pancasila dalam
lambang negara “Garuda Pancasila” dalam, kehidupan sehari-hari

Problematika yang dialami :

Daerah Menara Kudus, karena berdekatan dengan klenteng berdampak pada segi belajar
siswa yaitu siswa kurang mampu memahami perbedaan budaya Islam dengan budaya
Khonghucu, baik dari segi alat ibadah, kegiatan besar agama, hari besar agama, dan lain
sebagainya. Hal ini menandakan kurangnya kepedulian antar siswa yang berbeda agama
dan keyakinan.

2.1.3 Kelas III (Tiga)

Materi :

Tema 4 (Kewajiban dan Hakku) Subtema 3 (Kewajiban dan Hakku dalam Bertetangga) PB 1

KD : 2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah

Contoh :

Keragaman keyakinan di daerah Kauman, kota Kudus membuat siswa sulit untuk
membedakan mana hak dan kewajiban mereka dalam bertetangga. Siswa yang beragama
Islam dan siswa yang beragama Khonghucu ketika ada acara kerja bakti dan gotong royong
tidak ingin saling membantu karena merasa itu bukan hak dan kewajiban mereka dalam
bertetangga.

2.2 Cara Mengatasi Problematika Pembelajaran PPKn ditinjau dari Pemanfaatan


Budaya
Cara mengatasi problematika pembelajaran PPKn yaitu dengan merubah setting
pembelajaran dengan segala komponen pembelajaran yang ada. Karena itu guru harus
melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan
dengan mengembangkan daya kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan
tuntutan kurikulum 2013 yang menekankan nilai karakter pada siswa maka guru harus
mampu memberikan contoh-contoh konkrit baik dalam bentuk sikap, perilaku maupun
perbuatan selama proses pembelajaran berlangsung. Upaya guru untuk memberikan contoh
konkrit sikap, perilaku dan perbuatan selama proses pembelajaran diantaranya dapat
dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai kearifan lokal dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran PPKn di SD berdasarkan kurikulum 2013 dengan strategi aktualisasi nilai
kearifan lokal dapat mendukung proses pembelajaran PPKN yang lebih berkualitas.

2.2.1 Kelas I (Satu)

Materi : Tema 3 (Kegiatanku) Subtema 1 (Kegiatan Pagi Hari) PB 1


KD : Bersikap santun, rukun, mandiri, dan percaya diri sesuai sila-sila Pancasila dalam
Lambang Negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari
Cara mengatasi :

Guru seharusnya bisa memberi contoh yang baik terhadap peserta didiknya. Karena pada
dasarnya sifat anak SD itu senang untuk meniru, maka sebaiknya contohkan hal-hal yang
menurut kita patut untuk ditiru oleh peserta didik seperti belajar untuk menghargai satu sama
lain, meskipun terdapat perbedaan keyakinan, ras, suku dan budaya. Guru harus
memberikan pencerahan kepoada peserta didik bahwa keberagaman itu adalah anugerah
dari Tuhan yang sudah sepatutnya kita syukuri dalam implementasi kehidupan sehari-hari.
Guru juga bisa memutarkan video animasi edukatif tentang keragaman suku di Indonesia
guna menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih mampu mengingat apa yang
disampaikan dalam video tersebut.

2.1.2 Kelas II (Dua)

Materi : Tema 1 (Hidup rukun) Subtema 4 (Hidup Rukun di Masyarakat) PB 1

KD : 2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai sila-sila Pancasila dalam
lambang negara “Garuda Pancasila” dalam, kehidupan sehari-hari
Cara Mengatasi :

Sebagai seorang guru, hendaknya memberikan orientasi/pengenalan terhadap semua


agama agar tidak terjadi misskonsepsi dan ketidaktahuan siswa mengenai agama lain selain
agama yang dipeluknya. Jadi siswa yang berbeda agama dapat berteman dengan siswa lain
dengan baik. Guru juga bisa menayangkan video animasi edukatif tentang berbagai agama
yang ada di Indonesia agar siswa menjadi lebih paham tentang kebaragaman agama di
sekitarnya.

2.1.3 Kelas III (Tiga)

Materi :

Tema 4 (Kewajiban dan Hakku) Subtema 3 (Kewajiban dan Hakku dalam Bertetangga) PB 1

KD : 2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah

Cara Mengatasi :

Guru harus mampu memberikan contoh-contoh konkrit baik dalam bentuk sikap, perilaku
maupun perbuatan selama proses pembelajaran berlangsung. Upaya guru untuk
memberikan contoh konkrit sikap, perilaku dan perbuatan selama proses pembelajaran
diantaranya dapat dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai kearifan lokal dalam proses
pembelajaran. Guru juga bisa memberikan media edukatif untuk memberi pemahaman
siswa tentang hak dan kewajiban dalam bertetangga seperti video animasi edukatif, dsb.
Sumber Teori :

Membumikan Ajaran Pluralisme Sunan Kudus

Baca Selengkapnya di: https://ftk.unisnu.ac.id/membumikan-ajaran-pluralisme-sunan-kudus


BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Faktanya masih banyak sekali problematika-problematika pembelajaran PPKn
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti implementasi keberagaman agama suku ras
dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Saran
Kita sebagai guru harus selalu kreatif untuk menumbuhkan semangat belajar
siswa dalam pelajaran PPKn dengan mengunakan prinsip PAIKEM
(Pendidikan Aktif Inovatif Komunikatif Efektif Menyenangkan).

SOAL EVALUASI
1. Bagaimana cara kita menghargai toleransi antar agama?
2. Bagaimana cara kita bertindak rukun terhadap tetangga dalam kehidupan sehari-
hari?
3. Bagaimana upaya kita dalam melestarikan kearifan lokal di daerah kita?
4. Bagaimana upaya kita untuk memahami makna keberagaman dalam persatuan?
5. Bagaimana tindakan yang seharusnya kita lakukan jika ada gotong royong dan kerja
bakti di lingkungan rumah maupun sekolah?
KUNCI JAWABAN
1. A. Tidak menghina agama lain dengan alasan apapun
B. Tidak memaksa orang lain ikut agama kita.
C. Tidak menggangu atau menghalangi orang lain dalam melaksanakan ibadah
sesuai ajaran agamanya.
2. (1)Saling tolong menolong jika ada tetangga yang sedang kesulitan, (2)mengadakan kerja
bakti seminggu sekali selain membersihkan lingkungan, warga juga dapat berkumpul. (3)
saling menghargai l antar warga.
3. (1)Memasukan materi kearifan lokal dalam mata pelajaran muatan lokal (2) mengadakan
acara) festival kebudayaan secara teratur (3) mengajak warga untuk mempromosikan
kearifan lokal daerahnya sehingga dikenal masyarakat luas.
4. Dengan cara saling menghormati satu sama lain . Walau berbeda-beda bukan berarti
tidak dapat bersatu . Selama tetap dalam tujuan yang sama ,maka keragaman suku dan
budaya,suku dan agama pun tidak akan menjadi rintangan dalam menciptakan negeri yang
rukun dan damai.
5. Mengikuti kegiatan dengan tertib karena gotong royong dan kerja bakti merupakan
kewajiban kita untuk membantu dan melestarikan kearifan lokal.
GLOSARIUM

Problematika : Permasalahan yang belum dipecahkan


Budaya : Cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang dan
diwariskan secara turun-temurun .
Identifikasi : Kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti,
mencatat data dan informasi kebutuhan lapangan.

Implementasi : suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan


kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka
penyempurnaan suatu Program.

Aktualisasi : sebuah bentuk akan keinginan yang dimana dimilii oleh seseorang guna
untuk dapat menggunakan segala macam bentuk dari kemampuan dirinya guna
untuk mencapai sebuah bentuk hal yang dimana inging mereka lakukan.

Miskonsepsi : kesalahanpemahaman dalam menghubungkan suatu konsep dengan


konsep-konsep yang lain, antara konsep yang baru dengan konsep yang sudah ada
dalam pikiran siswa, sehingga terbentuk konsep yang salah dan bertentangan
dengan konsep

DAFTAR PUSTAKA
     Rinata Putra, Udin S, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta :
Universitas Terbuka, hal 9.32
      Wahab Aziz, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Universitas Terbuka, hal 1.6
Achmad Rivai dan Nana Sujana. 1991. Media Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai