Anda di halaman 1dari 21

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

MELALUI PENGGUNAAN MODEL SNOWBALL


THROWING PADA MATA PELAJARAN
AL - QUR’AN HADITS DI KELAS XI
MAS TARBIYAH WALADIYAH
PULAU BANYAK

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam

OLEH

BERLIAN HABIBI

Nomor Pokok :
NIRM :
PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................ 5

1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 5

1.6 Indikator Pariabel ........................................................................................... 6

BAB II ........................................................................................................................... 8

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA .............................................................................. 8

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 8

2.2 Kerangka Teoritis ......................................................................................... 17

2.3 Penelitian yang Relevan ............................................................................... 18

2.4 Hipotesis Tindakan ....................................................................................... 18

DAFTAR REFERENSI .............................................................................................. 19

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia yang sangat pesat dalam hal ilmu pengetahuan dan

teknologi membuat persaingan antar negara semakin ketat. Oleh karena itu sumber

daya manusia yang handal dan professional sangat diperlukan serta didukung oleh

lembaga pendidikan yang handal pula. Lembaga pendidikan yang handal harus bisa

menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan komunikatif.Kewajiban pendidik

sebagai pelaku pendidikan adalah mencari solusi yang terbaik dan sesuai dengan

kebutuhan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Masalah ini tentu

harus ada juga faktorlain yang bisa mendukung terciptanya kualitas pembelajaran

yang baik, baik itu external maupun internal. Pembelajaran adalah suatu usaha yang

disengaja bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang

relative menetap pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh seseorang atau suatu

tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau

mengembangkan sumber belajar yang diperlukan . Dalam hal ini untuk menunjang

kegiatan pembelajaran dibutuhkan pula sarana prasarana yang memadai, kalaupun

tidak terpenuhi para pendidik harus bisa mencari solusi sehingga pembelajaran dapat

berjalan dengan baik.

Minat belajar merupakan bentuk ketertarikan , keinginan siswa untuk

melakukan hal, tugas, latihan, yang berkaitan dengan pembelajaran. Dengan

meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi hasil

1
belajarpun secara otomatis akan baik. Dengan demikian peranan minat menjadi

sangat penting/dominan berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa.

Kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran sering dijumpai hal-hal yang

tidak mendukung dalam rangka pencapaian hasil belajar seperti minat atau keinginan

siswa dalam belajar yang relatif masih rendah, beberapa kompetensi dasar sebagai

tujuan pembelajaran yang belum mampu tercapai sesuai dengan standar kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan dan sebagainya, sehingga perlu

dilakukan upaya atau langkah konkret untuk meningkatkan minat atau motivasi

belajar pada siswa. Minat belajar merupakan bentuk ketertarikan , keinginan siswa

untuk melakukan hal , tugas , latihan , yang berkaitan dengan pembelajaran. Dengan

meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi hasil

belajarpun secara otomatis akan baik. Dengan demikian peranan minat menjadi

sangat penting / dominan berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa.

Permasalahan yang sama juga terjadi pada siswa Kelas XI Alqur’an Hadits

MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak .Setidaknya hal ini tampak dari hasil tes

materi Besaran dan satuan pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits pada semester

Ganjil tahun 2018- 2019 (ada 2 kali tes tertulis ). Dari data yang ada diperoleh

kesimpulan bahwa pada tes tertulis pertama hingga kedua, hanya ada 20% hingga

40% dari 40 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas (batas ketuntasan), sedangkan

sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah 70, bahkan ada yang mendapat nilai

40.

2
Rendahnya kemampuan para siswa menjadi petunjuk adanya kelemahan

sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan

belajar memahami materi taharah . Mengenai masalah ini, guru Al - Qur’an Hadits

kelas VII mengidentifikasi penyebab siswa kelas dalam belajar Al - Qur’an Hadits

berkaitan dengan kesulitan mengenali pikiran utama atau ide pokok dalam materi

taharah selain rendahnya minat dan motivasi mereka dalam belajar Al - Qur’an

Hadits Dari wawancara dengan siswa diperoleh informasi mengenai penyebab siswa

sulit memahami isi dari materi taharah

Selama ini pembelajaran Al - Qur’an Hadits dilakukan dengan prosedur

sebagai berikut: (1) memberi sebuah materi taharah yang diambil guru dari berbagai

sumber, bukan dari buku pelajaran atau LKS (lembar kerja siswa) dengan alasan

materi taharah yang ada pada buku sudah diisi soal-soalnya oleh siswa di rumah, (2)

meminta siswa membaca materi tersebut dalam waktu yang ditentukan guru,

misalnya 15 menit, (3) meminta siswa mencari kata-kata yang dirasa sulit untuk

dibahas bersama, (4) menugasi beberapa siswa untuk menyampaikan isi Materi

taharah, (5) menugasi siswa mengerjakan soal (pilihan ganda atau isian singkat) yang

telah disiapkan guru pada buku tugas dengan waktu yang telah ditentukan, (7)

mengumpulkan buku tugas, (8) membahas jawaban soal-soal tersebut, serta (9)

menilai hasil tes tertulis.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi

pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah

pendekatan dengan metode sowball Throwing.

3
Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap

menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya

dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti

model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan

yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain.

Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

Jadi diharapkan dengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran snowball

throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

Dari uraian tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil

judul " Upaya Meningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Model Snowball Throwing

pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits materi pokok Taharah di Kelas VIII

Alqur’an Hadits MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan berdasarkan pengamatan

diKelas XI Alqur’an Hadits MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak ada

beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi. Yaitu sebagai berikut .

1. Perserta didik kurang minat belajar peserta didik dalam pembelajaran

2. Peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran ketika guru menerangkan

pelajaran.

3. Peserta didik tidak terlibat aktif dalam pembelajaran

4. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits

5. Guru tidak mengunakan media yang menarik.

4
6. Guru dalam mengajar monoton

7. Guru tidak melakukan variasi dalam pmilihan metode pembelajaran

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah melalui Model Snowball Throwing siswa dapat meningkatkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits Materi Pokok Taharah

diKelas VIII Alqur’an Hadits MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak ?

2. Bagaimana prosedur penerapan Model Snowball Throwing siswa yang dapat

meningkatkan minat belajar siswa melpada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits

diKelas VIII Alqur’an Hadits MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak ?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan Model Snowball Throwing siswa

dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits

diKelas VIII Alqur’an Hadits MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak .

2. Untuk mengetahui prosedur penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

siswa yang dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran mata

pelajaran diKelas XI Alqur’an Hadits MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi peserta didik, diharapkan nantinya dapat lebih bersemangat dan termotivasi

untuk mempelajari materi pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits dan peserta

didik diharapkan dapat lebih mudah menerima dan memahami materi pada mata

pelajaran Al - Qur’an Hadits serta peserta didik dapat lebih cepat dan mudah

5
mencapai Kompetensi Inti (KI ) dan Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

1. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan sekurang-kurangnya dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan tugas-tugas

kependidikan, baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru untuk menyiapkan

peserta didik yang berwawasan luas dan mempersiapkan kegiatan aktivitas belajar

yang terencana dengan baik. Dengan mengambil hasil penelitian sebagai referensi

dalam melaksanakan pelayanan pendidikan akan lebih memudahkan mencapai

tujuan pendidikan yaitu dengan output peserta didik yang berwawasan luas dan

terbiasa dengan aktivitas belajar yang baik.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

dalam upaya menigkatkan motivasi belajar siswa melalui Model Snowball

Throwing pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits diKelas XI Alqur’an Hadits

MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak dalam rangka mengembangkan usaha-

usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.

2. Bagi penulis, untuk menambah wawasan peneliti mengenai penggunaan Model

Snowball Throwing siswa dalam meningkatkan minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran Al - Qur’an Hadits Materi Pokok Taharah

1.6 Indikator Pariabel

1. Meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran

2. Meningkatakan perhatian Peserta didik terhadap pelajaran ketika guru

menerangkan.

6
3. Meningkatkan keaktifan Peserta didik dalam pembelajaran

4. Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits

Materi Pokok Taharah

5. Guru dapat mengunakan media yang menarik.

6. Guru dalam mengajar tidak monoton

7. Guru melakukan variasi dalam pemilihan metode pembelajaran

7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Hakikat Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan

mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang

berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan

siswa yang kurang berminat.

Menurut Hilgard memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai

berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some

activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan

diperoleh suatu kepuasan. 1

Menurut Slameto minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh

rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada

1
Mohammad Asrori .(2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.h.76

8
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek.Minat adalah sesuatu pemusatan

perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan

yang tergantung dari bakat dan lingkungan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat

adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih

memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang

untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang

dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang

sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.

Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip,

psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses

pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.2

Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini

adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil

belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.

b. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar

Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:

1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

2
Ibid. h. 77

9
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

c. Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan

belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar

dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran

yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan

prestasi belajar.3

Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan

membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap

sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan

antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai

individu.

Menurut Slameto proses ini berarti menunjukkan pada siswa

bagaimana penetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,

melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila

3
Wasty Soemanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta.h.132

10
siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan

yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman

belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk

mempelajarinya.

Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minatnya.4

Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat

diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan

hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan

dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih

menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek

tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh

kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang

paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan

menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat

baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan

informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang

4
Ibid. h. 133

11
akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan

bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara

menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah

diketahui kebanyakan siswa.5

Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari: adanya perhatian,

adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan

menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami

materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan

dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk

menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang

mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan

menyelesaikan soal-soal.

2.1.2 Model Pembelajaran Snowball Throwing

1. Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efesien. Senada dengan

Pendapatnya kemp, dick and carey (1985) juga menyebutkan bahwa

strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan produser

pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan

hasil belajar peserta didik atau siswa.Begitupula strategi menurut kemp

5
Syah, Muhibbin. ( 2015) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.h.89

12
adalah suatu kegatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa

agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

2. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep

pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi

tersebut.6

Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk menjadi

beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok unuk mendapat tugas

dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang

dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang

masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh .

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih

tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut

kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak

menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi

menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola

kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat

bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

3. Metode Snowball Throwing

6
Dimyati dan Mudjiono. ( 2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.h.1216

13
Pembelajaran dengan metode snowball throwing, menggunakan tiga

penerapan pembelajaran antara lain: pengetahuan dibangun sedikit demi

sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui

pengalaman nyata (constructivism), pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,

tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki

seseorang, selalu bermula dari “bertanya” (questioning) dari bertanya siswa

dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui

dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Di dalam

metode pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan

pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak

siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut.7

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing

Adapun Langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing

menurut Jamal Ma’mur Amali, adalah sebagi berikut :

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

7
Mardiono. ( 2015). Strategi Dan Model Pembelajaan.Jakarta : Rienak Cipta. H. 65

14
d) Kemudian, masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja

untuk menuliskan satu pertanyaan (apa saja) yang menyangkut materi

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e) Kertas yang berisi pertanyaan tersebut kemudian dibuat seperti bola

dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15 menit.

f) Setelah waktu melempar habis, setiap siswa akan mendapatkan satu

bola kertas yang berisi pertanyaan. Siswa tersebut diberikan

kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

tersebut secara bergantian.

g) Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang baru saja dijelaskan.

h) Guru menutup pembelajaran.

5. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran dengan metode snowball

throwing

a. Kelebihan pembelajaran dengan metode snowball throwing 8

1) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan

bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan

pengetahuan.

2) Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang

materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa

mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus

disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran,

8
Sutardi, ( 2013) Metode – metode pembelajaran. Jakarta : Salemba Empat.h.43

15
menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam

kelompok.

3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan

pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

4) Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

temannya dengan baik.

5) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan

topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

6) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman

maupun guru.

7) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan

pemecahan suatu masalah

8) Siswa akan memahami makna tanggung jawab.

9) Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas

suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

10) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan

kemampuannya.

6. Kelemahan pembelajaran dengan metode snowball throwing 9

1) Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif

2) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain..

9
Armand Suprijono. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. H. 87

16
2.2 Kerangka Teoritis
Minat belajar merupakan bentuk ketertarikan , keinginan siswa untuk

melakukan hal, tugas, latihan, yang berkaitan dengan pembelajaran. Dengan

meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi hasil

belajarpun secara otomatis akan baik. Dengan demikian peranan minat menjadi

sangat penting/dominan berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa

Metode snowball throwing diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa

dalam kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan investigation (penyelidikan),

inquiry (menemukan), questioning (bertanya), dan constructivism (membangun

konsep). Kelompok tersebut menyusun konsep bangun ruang kubus dan balok secara

bersama-bersama kemudian mempresentasikan.

Pembelajaran dengan metode snowball throwing ini merupakan tindakan yang

dilakukan oleh siswa maupun guru (peneliti) pada saat pembelajaran berlangsung.

Kerangka pembelajaran tersebut disajikan.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi

pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah

pendekatan dengan metode sowball Throwing.

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap

menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya

dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti

model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan

yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain.

Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

17
Jadi diharapkan dengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran snowball

throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

2.3 Penelitian yang Relevan

1. Ahmad Muliadi ( 2016 ) Upaya meningkatkan Minat ]belajar Siswa Melalui Penggunaan

Strategi Coperative Learning Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII C Di SMP 3 Tanjung

Pura .

2. Muliana Sari ( 2015) Upaya meingkatkan motivasi pembelajaran menggunakan metode

snowball throwing dalam pembelajaran Al - Qur’an Hadits di kelas IX – 6 MTSN

Tanjung Pura.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas berikut ini adalah diduga

dengan penggunaan Metode snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar

siswa pada mata pelajaran Al - Qur’an Hadits materi pokok taharah di kelas XI

MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak .

18
DAFTAR REFERENSI
Asrori .Mohammad . ( 2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana

Prima.h.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid. Abdul. (2009), Fiqh Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.

Muhibbin .Syah. ( 2015) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mardiono. ( 2015). Strategi Dan Model Pembelajaan.Jakarta : Rienak Cipta.

Porter, Bobbi. 2005 Readon, Mark., dan Nourie, Sarah Singer. Quantum Teaching:
Mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa

Rifa’i. Moh. (1998.) Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : CV. Toha Putra.

Soemanto. Wasty . 2013. Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta.

Suprijono. Armand . (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

19

Anda mungkin juga menyukai