Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ahmad Zainuri, M.Pd.I
Dr. Amilda, M.A

Disusun Oleh :
Nikita Lusitania (NIM. 2230212001)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep manajemen sekolah pada implementasinya menggambarkan sifat


otonomi serta kemandirian manajemen sekolah yang mengacu pada paerlunya
memperhatikan potensi sekolah. Pemberdayaan otonomi sekolah membentuk
komitmen antar unsur sekolah. Hal ini menunjukkan peranan antara para professional
di sekolah, orangtua,peserta didik, masyarakat untuk saling melengkapi memenuhi
tuntutan akan peningkatan mutu sekolah.
Dengan kondisi tersebut penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat
berpeluang besar menjadikan sekolah lebih mandiri, inovatif dan kreatif. MBS adalah
model manajemen yang memberikan otonomi lebih kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
sekolah (pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua, masyarakat yang
berhubungan dengan program sekolah) sehingga timbul rasa memiliki akan sekolah dan
meningkatkan rasa tanggung jawab serta dedikasi terhadap sekolah. 1
Penerapan MBS tidak dapat dijalankan bersama tanpa nahkoda yang
memimpin. Dalam hal ini pemimpin dalam sekolah yaitu kepala sekolah. Kepala
sekolah sebagai manajer memiliki kekuasaan mengelola sekolah yang dipimpinnya
dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam menahkodai semua tahapan dalam manajemen berbasis sekolah ini akan
cukup besar mempengaruhi hasil. Kepala sekolah selaku pemimpin pada hakikatnya
sebagai “pelayan” atas yang dipimpinnya. Dia berupaya untuk memenuhi kebutuhan
anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Dia berusaha menjadi posisi dimana dia
dibutuhkan dalam suatu kelompok dalam penyelesaian masalah. Pemimpin bisa
menjadi motivator, fasilitator atau bahkan eksekutor untuk menyelesaikan masalah
dalam kelompoknya.
Seorang pemimpin memiliki ciri khas dalam kepemimpinannya. Sikap dominan
yang ditunjukkan seorang pemimpin akan mengarah pada gaya dalam

1
Pelista Karo Sekali et al., Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) (Yogyakarta: Bintang
Pustaka Madani, 2021), 56.

1
kepemimpinannya. Bagaimana mereka bersikap akan menentukan dampak signifikan
pada kinerja kelompok yang dipimpinnya. Maka dari itu seorang pemimpin harus
memiliki peranan dalam membangun komunikasi dengan anggota kelompoknya.
Begitu juga dengan bekerjasama dalam mengkordinasikan langkah yang akan diambil
dalam setiap keputusan yang dibuatnya. Lalu terdapat peran supervisi dengan
menempatkan diri selaku pemimpin yang bukan hanya berada di depan namun bisa
berada disamping sebagai pengayom dan berdiri di belakang dengan memberikan
motivasi. Hal ini dilakukan bermuara pada peningkatan kinerja anggota kelompoknya
dan mutu dari lembaga yang dipimpinnya. 2
Kepemimpinan mempengaruhi perilaku orang lain kearah tujuan tertentu
sebagai indikator keberhasilan seesorang pemimpin. Peran kepemimpinan sangat
ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan anggota/bawahan dn sumber daya pendukung
organisasi. Kepemimpinan dalam bidang pendidikan mengacu kepada pemberdayaan
seluruh potensi organisasi dan menmpatkan anggota kelompok sebagai penentu
keberhasilan pencapaian organisasi, maka sentuhan terhadap faktor-faktor yang dapat
menimbulkan moral kerja dan semangat untuk berprestasi menjadi perhatian utama.
Perasaan dihargai, dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
bidang tugasnya dan perhatian pimpinan terhadap keluhan, kebutuhan, saran dan
pendapat bawahan merupakan pra syarat bagi terciptanya iklim kerja yang kondusif.
Kepemimpinan yang efektif yang mengacu pada fungsi pengendalian ialah mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif. Dalam
kepemimpinan yang efektif memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal. 3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan ?
2. Apa saja jenis gaya kepemimpinan ?
3. Bagaimana peran kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja ?
4. Apa yang dimaksud kepemimpinan kepala sekolah yang efektif ?

2
Muafi Bin Thohir, “Kepemimpinan Ki Hdjar Dewantara Dalam Manajemen Dakwah,” Dakwah, Dakwatuna
Jurnal Volume, Komunikasi Islam 7 (2021): 3.
3
Feska Ajepri, “Kepemimpinan Efektif Dalam Manajemen Berbasis Sekolah,” Al-Idarah: Jurnal Kependidikan
Islam 6 (2016): 10.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Arti kepemimpinan bagi setiap orang dapat dipahami secara berbeda,
i i i i i i

karena setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin.


i i i i i i i i

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kepemimpinan


i i i i i i i

berarti tentang seorang pemimpin atau proses memimpin.4 Secara harfiah


i i i i i i i

kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Kata pemimpin mengandung


i i i i i i

pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga


i i i i i i

menunjukkan ataupun memengaruhi. Dengan demikian , pemimpin merupakan


i i i i i i i

orang yang menggerakkan sekelompok orang dalam melakukan aktivitas kerja i i i i i i

untuk mencapai tujuan.5 i

Adapun bahasa kepemimpinan berasal dari bahasa Inggris dan dikenal i i i i

dengan kata leadership yang berasal dari kata “leader”. Kata ini muncul sekitar
i i i i i i i

tahun 1300-an. Sementara kata kepemimpinan muncul kemudian sekitar tahun i i i i i i

1700-an hingga 1940-an, studi tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. i i i i

Teori ini terbatas pada mencari ciri-ciri kepribadian, sosial, fisik atau intelektual
i i i i i i

yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Artinya kepemimpinan


i i i i i i

dibawa sejak lahir atau bakat bawaan. Dari sisi lain, secara empiris terlihat bahwa
i i i i

kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk bertindak, guna


i i i i i i

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Rangkaian kegiatan ini berupa


i i i i i

kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan perasaan dan pikiran orang


i i i i i

lain, sehingga mau melakukan sesuatu yang diinginkan pemimpin dan diarahkan
i i i i

pada tujuan yang telah disepakati bersama.6 i i i

Kepemimpinan dapat dipahami dalam dua pengertian, sebagai kekuatan


i i i i i i

yang menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah alat,


i i i i i i

sarana atau proses membujuk orang untuk melakukan sesuatu secara i i i i i

4
Prihantini, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Pembinaan Nilai Moral dan Karakter Peserta Didik
(Depok: Edu Publisher, 2021), 1.
5
Arif Ganda Nugroho, Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia Pendidikan (Cirebon:
Insania, 2021), 135.
6
Suhardi, Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer (Jakarta, 2022), 161.

3
sukarela/sukacita. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi
i i i i i i i

kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan anggota tim.


i i i i i

Dari beberapa definisi di atas, dapat diartikan bahwa kepemimpinan


i i i i i

merupakan roda gigi suatu lembaga atau organisasi. Kualitas kepemimpinan


i i i i

menentukan arah keberhasilan suatu lembaga atau organisasi. Oleh karena itu,
i i i i i i i

pemimpin harus mampu memprediksi, mengelola, dan menggerakkan operasi


i i i i i i i i

organisasi secara cepat dan akurat. Karena perannya sebagai pengambil keputusan i i i i i i i

yang memerlukan dampak yang tepa tatas segala keputusan yang diambilnya. 7
i i i i i

Sehingga kepemimpinan pada hakekatnya adalah kemampuan seseorang


i i i i i i i

untuk mempengaruhi orang-orang dalam suatu organisasi yang memiliki sistem


i i i i

nilai tertentu dan visi tertentu untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, peran
i i i i i i i i

kepemimpinan sangat jelas dan memegang peranan penting dalam memajukan


i i i i i i i i

suatu lembaga atau organisasi. Semua hal tersebut harus dibarengi dengan peran
i i i i i i i

kepemimpinan yang kompeten dalam banyak hal. Sebagai seorang pemimpin yang
i i i i i i i

dapat menggerakkan, ia juga harus mengiringi inovasi dalam perubahan kebijakan


i i i i i

yang dapat membawa perubahan positif. i i

2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial yang harus diwujudkan dalam
i i i i

intraksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau organisasi. Ini i

merupakan implementasi arasemen yang sudah disusun pemimpin melalui


i i i i i i i

dukungan orang lain. Fungsi kepemimpinan sangat mempengaruhi maju i i i i

mundurnya suatu organisasi, tanpa ada penjabaran yang jelas tentang fungsi i i i

pemimpin mustahil pembagian kerja dalam organisasi dapat berjalan baik.


i i i i

Fungsi kepemimpinan yaitu; pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha


i i i i i

pencapaian tujuan. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam
i i i

hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi. Pemimpin sebagai komunikator i i i

yang efektif. Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam,


i i i i i i

terutama dalam menangani situasi konflik Pemimpin sebagai integrator yang


i i i i i

efektif, rasional, objektif dan netral.8


i i i i

7
Djunawir Syafar, “Teori Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam,” TADBIR : Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 5, no. 1 (2017): 10.
8
S.P Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 31.

4
Kepemimpinan terkait dengan usaha organisasi dalam mencapai tujuan,
i i i i i

bagaimana menyusun serta menyampaikan agar orang lain menjalankan sesuai


i i i i i

dengan bentuk usaha yang digagas oleh pemimpin. Hal itu bisa berupa pemberian
i i i i i i i

tantangan, motivasi, semangat sehingga terpacu untuk menunjukan kebolehan dari i i i i i i

masing-masing anggota. Pemimpin yang memberi inspirasi, mempunyai i i i i

keahlihan, kejujuran, sikap pandangan kedepan serta berani untuk berada di garda
i i i i i i i

depan sebagai alat pematik semangat sangat dibutuhkan oleh anggotanya. Adapun
i i i i i

fungsi pokok pemimpin dalam manajemen organisasi adalah sebagai berikut : 9


i i i i i

1) Planning (Perencanaan) i i

Dimana pemimpin berusaha memikirkan dengan matang serta i i i i i

menyusun apa saja yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan,


i i i i

menggunakan alat apa untuk mengerjakan agar tujuan organisasi dapat


i i i

tercapai. Ini mencakup penentuan tujuan, kemana arah organisasi akan


i i i i i

bermuara dengan menyusun prioritas kegiatan.


i i i i

2) Organizing (Pengorganisasian) i

Pengorganisasian bagi pemimpin sebagai suatu proses pembagian kerja


i i i i i i

melihat bahwa ada unsur-unsur yang saling berhubungan, yakni sekelompok


i i i i

orang atau individu, ada kerja sama, dan ada tujuan tertentu yang telah i i i i

ditetapkan. Interaksi akan terjadi antara individu dengan individu, individu


i i i i

dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Hubungan-hubungan ini


i i i i i

terjadi karena sudah ada pembagian kerja yang jelas dalam suatu sistem. Kerja
i i i i i i i

sama dalam suatu sistem i yang teratur i ini


dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama i i i i i i

terhadap kendali dan arahan pemimpin.


i i i

3) Leading (Kepemimpinan)
i i i

Ini merupakan pelaksanaan perangkat yang sudah disusun melalui


i i i i

dukungan para anggota. Kepemimpinan terjadi karena adanya interaksi antara i i i i i

pemimpin dan anggota dalam situasi tertentu. Kepemimpinan itu merupakan


i i i i i i

suatu proses bukanlah kedudukan yang menyangkut pengelolaan hubungan.


i i i i i

4) Controlling (Pengawasan / Pengendalian) i i i

Ini merupakan kemampuan pemimpin dalam menjamin tujuan


i i i i

organisasi dapat tercapai. Pemimpin berada dibelakang saat usaha yang i i i i

9
Lelo Sintani et al., Dasar Kepemimpinan (Batam: Yayasan Cendikia Mulia Mandiri, 2019), 38.

5
dilakukan oleh anggota kelompok dijalankan. Memastikan keadaan berjalan i i i i i

kondusif, meminimalisir adanya gangguan dan berusaha memecahkan i i i i

masalah ditengah perjalanan yang menghambat dalam proses pencapaian i i i i i

tujuan organisasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat
i i i i i i

berperan dengan baik, antara lain:


i i i

a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan i i i i i

pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain


i i i i i

terhadap kepemimpinan yang bersangkutan


i i i i

b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh


i i i i i i i

dan berkembang i i

c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi


i i i i i i i

d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui


i i i i i i i i

pertumbuhan dan perkembangan


i i i

e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap
i i i i

anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk i i i i

mencapai tujuan organisasi. i

B. Gaya Kepemimpinan
Dalam menerapkan kepemimpinannya, seorang pemimpin mempunyai cara,
i i i i i i i

seni serta taktik dalam memimpin agar mencapai tujuan yang disebut gaya
i i i i i

kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ialah sikap seni serta taktik seorang pemimpin
i i i i i i i i

yang ditunjukkan pada melalui keterampilan, sifat serta perilaku dalam mensugesti i i i i i i i

bawahannya atau anggotanya agar bekerja, melakukan sesuatu agar mencapai tujuan i i i i i

organisasi akibatnya dapat mensugesti kinerja bawahannya. Keberhasilan seorang i i i i i i

pemimpin pada penerapan kepemimpinannya wajib mempertimbangkan ciri


i i i i i i i

bawahannya sehingga seorang pemimpin tidak bisa memakai gaya kepemimpinan yang
i i i i i i

sama dalam memimpin bawahannya akan tetapi memakai aneka macam jenis gaya
i i i i i

kepemimpinan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan sempurna akan bisa
i i i i i i i

mengarahkan bawahannya pada pencapaian tujuan perorang juga organisasi dan


i i i

6
perusahaan akibatnya kinerjanya semakin tinggi.
i i i
10
Adapun gaya kepemimpinan i i

digolongkan melalui beberapa tipe sebagai berikut : 11 i i i i i i

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis


Biasanya gaya kepemimpinan ini dikenal dengan sikap otoriterdan diktator. i i i i i

Pemimpin yang menganut gaya ini, dalam pengambilan keputusan tidaklah


i i i i

melibatkan anggotanya sama sekali. Mereka akan mengambil keputusan dan


i i i i i i

anggotanya harus menerima hasil untuk dilaksanakan. i i

Kelebihan dari gaya ini adalah lebih mudah dalam pengambilan keputusan.
i i i i i

Karena suber keputusan dari pihak yang tunggal, tidak memakan waktu untuk
i i i i

berdiskusi panjang. Adapun kekurangannya adalah dipastikan ada pihak yang


i i

tidak puas atau bahkan tidak setuju terhadap keputusan yang dibuat sehingga i i i i

dijalankan dengan cara yang tidak benar. i i

Orientasi dari gaya ini dititikberatkan pada peningkatan produktivitas kerja


i i i i

anggota dengan kurang memiliki rasa empati terhadap apa yang anggota
i i i i

rasakan. Pimpinan terkesan tertutup terhadap hal-hal yang berkaitan dengan i i i i i i

organisasi untuk dibagikan ke anggota. Kecenderungan pemimpin dengan gaya i i i i i i

ini adalah sulit menerima saran, kritik, pendapat dari orang lain. i i i

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan otokratis, gaya
i i i i i

kepemimpinan ini mempertimbangkan saran, ide dan kriktik dari anggotanya.


i i i i i

Pemimpin dengan gaya ini akan melihat bahwa setiap anggota memiliki peran
i i i i i i

yang sama pentingnya dalam organisasi yang dia pimipin. Maka dari itu i

biasanya cenderung untuk diterima dengan baik segala keputusan yang dibuat
i i i i i i

oleh pemimpin dengan gay aini karena dianggap dapat mengakomodir apa yang
i i i i i

dibutuhkan anggotanya.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan gaya yang bebas dan terbuka.
i i i i i i

Pemimpin dengan gay aini hanya sedikit memegang kendali dalam membuat
i i i i i i i

keputusan. Tugas pemimpin hanya mengarahkan agar tercapai konsesnsus


i i i i i

sehinga anggota akan lebih bertanggung jawab terhadap solusi, tujuan dan
i i i i

10
Nenny Ika Putri Simarmata, Kepemimpinan Dan Pengembalian Keputusan (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), 41–42.
11
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, Strategi dan Implementasinya (Jakarta:
Kencana, 2016), 8–9.

7
strategi dimanapun berada. Gaya ini menciptakan hubungan yang serasi,
i i i i

menumbuhkan loyalitas dan partisipasi anggota.


i

4. Gaya Kepemimpinan Berorientasi


Pemimpin dengan gaya ini akan cenderung fokus pada target. Mereka
i i i i i i i

akan meminta pada anggota untuk juga fokuskan seluruh perhatian pada tujuan
i i i

yang ada. Semua hal yang berkaitan dengan kepribadian dan faktor lain yang
i i i i

tidak berhubungan dengan tujuan akan diminumkan. Kekurangan dari gaya ini
i i i

pemimpin cenderung berpikir sempit dan seringkali fokusnya keliru. Karena


i i i i i i i i

sejatinya pemimpin itu harus memandang segala sesuatu dari dua sisi agar
i i i i i

kepemimpinannya punya pengaruh baik dalam jangka waktu lama terhadap


i i i i

organisasi yang dipimpinnya.


5. Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth
i i i i i i i i

H Blanchard pada tahun 1960 – 1982 dimana penekanannya ada pada perilaku i i i

pemimpin dan merupakan model praktis yang dapat digunakan pemimpin untuk
i i i i

dapat membuat i keputusan. i Gaya kepemipinan


i i ini dikenal i sebagai i

kepemimpinan tak tetap atau kontingensi. Asumsi yang digunakan bahwa tidak
i i i i

ada satu gayapun yang tepat digunakan oleh pemimpin. Gaya ini menerapkan i i i i i

gaya berdasakan pertimbangan faktor-faktor pemimpin, pengikut, dan situasi


i i i i

dalam organisasi, peta kekuasaan ataupun dinamika kelompok. i i i

C. Kepemimpinan Dalam Peningkatan Kinerja


Kinerja merupakan bentuk pencapaian sejauh mana hasil kerja dari tanggung
i i i i i i

jawab pekerjaaan yang diemban kepadanya baik itu berupa kelebihan maupun
i i i i i i i

kekurangan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Ini adalah hasil akumlasi
i i i i

dari serangkaian aktivitas yang dilakukan terkait tugasnya,


i i

Kepemimpinan memainkan peran penting dalam peningkatan kinerja individu,


i i i i i i i

tim, dan organisasi secara keseluruhan. Di bawah ini adalah beberapa prinsip i i i i i

kepemimpinan yang dapat membantu dalam peningkatan kinerja yaitu : 12


i i i i i

1. Visi dan arahan; Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas tentang tujuan i i i i i

dan arah yang ingin dicapai oleh tim atau organisasi. Dengan memiliki visi yang i i i

12
Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, Strategi dan Implementasinya.

8
kuat, pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk bekerja
i i i i i

menuju tujuan yang sama.


i

2. Komunikasi yang efektif; Kepemimpinan yang baik melibatkan komunikasi yang i i i i i

jelas, terbuka, dan berkesinambungan dengan anggota tim. Pemimpin harus mampu
i i i i i i

menyampaikan harapan, memberikan umpan balik konstruktif, dan menjelaskan


i i i i i

peran dan tanggung jawab dengan jelas. Komunikasi yang efektif memungkinkan
i i i i i i

anggota tim untuk memahami tujuan, mengklarifikasi ekspektasi, dan berbagi i i i i i

informasi secara efisien. i i i

3. Delegasi; Pemimpin yang baik harus mampu mendistribusikan tugas dan


i i i i

wewenang kepada anggota tim yang sesuai. Delegasi yang tepat memungkinkan
i i i i i i i i

pemimpin untuk fokus pada tugas yang memerlukan perhatian khusus, sementara
i i i i i i

anggota tim memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan i i i i i i i

tanggung jawab mereka sendiri. Dengan hal ini dibutuhkan koordinasi antara i i i i

pemimpin dan anggota dalam pengalokasian tugas tanggung jawab.


i i

4. Pemberian umpan balik; Umpan balik yang konstruktif dan teratur adalah penting
i i i i

dalam meningkatkan kinerja. Seorang pemimpin harus mampu memberikan pujian


i i i i i i

dan pengakuan untuk pencapaian yang baik, serta memberikan umpan balik yang
i i i i i

konstruktif untuk membantu anggota tim dalam mengembangkan keterampilan i i i i i

mereka dan mengatasi kelemahan.


i i i i i

5. Pengembangan tim; Kepemimpinan yang efektif melibatkan pengembangan dan


i i i i i i i i i

pemberdayaan anggota tim. Seorang pemimpin harus memastikan bahwa anggota


i i i i i

tim memiliki keterampilan yang diperlukan dan mendapatkan pelatihan yang


i i i i i i

diperlukan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Pemimpin juga harus
i i i i i

mendorong kolaborasi, kerja tim, dan saling dukung di antara anggota tim.
i i

6. Memimpin dengan teladan; Sebagai pemimpin, Anda harus menjadi contoh yang
i i i i i i

baik bagi anggota tim. Anda harus mempraktikkan nilai-nilai yang ingin Anda lihat i

dalam tim, seperti integritas, etika kerja yang tinggi, dan komitmen terhadap i i i i i i i

kualitas. Dengan memimpin dengan teladan, Anda dapat menginspirasi dan i i i i i

memotivasi anggota tim untuk mengikuti contoh Anda.


i i

7. Pembinaan dan pengembangan individu; Kepemimpinan yang efektif melibatkan


i i i i i i i i

pemahaman yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, dan aspirasi individu.


i i i i i i

Seorang pemimpin harus mampu membantu setiap anggota tim dalam


i i i i

mengembangkan potensi mereka, memberikan bimbingan dan dukungan yang


i i i i i i i

9
diperlukan, serta menciptakan lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan dan
i i i i i

pembelajaran.
i i

Perlu diingat bahwa kepemimpinan adalah proses yang terus-menerus, dan setiap
i i i i i i i i

situasi dan tim dapat memerlukan pendekatan yang berbeda. Fleksibilitas, adaptabilitas, i i i i i i i

dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman juga merupakan atribut yang penting
i i i i i

bagi seorang pemimpin. Demikian pula dengan kepemimpinan kepala sekolah pada
i i i i i i i i

lembaga pendidikan. Kepala sekolah akan berupaya menerapkan hal-hal diatas dengan
i i i i i i i i

memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai kemampuan dan kebutuhan sekolah.
i i i i i i

Dengan harapan baik dari pendidik maupun tenaga pendidik dapat memiliki kinerja
i i i i i i

yang sesuai dengan target serta visi misi sekolah dan berujung pada peningkatan mutu
i i i i i i i

lembaga pendidikan itu sendiri.


i i i

D. Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif


Dalam pengukuran efektivitas kepemimpinan, para ahli memiliki pandangan
i i i i i i

yang berbeda. Hal ini terlihat dari penggunaan indikator yang beragam antara satu ahli
i i i i i

dengan ahli lainnya dalam menilai efektivitas kepemimpinan. Namun pada umumnya,
i i i i i i

efektivitas kepemimpinan dilihat dari dampak yang dihasilkan dari proses pengaruh
i i i i i i

yang dilakukan oleh pemimpin terhadap individu, kelompok ataupun organisasi secara i i i i i

menyeluruh.13 i i

Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber dayanya sangat


i i i i i i

berpengaruh terhadap sukses tidakya transformasi dari sekolah yang dikelolanya.


i i i i i i

Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah tidak hanya terpaku pada hal-hal yang
i i i i

bersifat layanan saja, akan tetapi kepala sekolah juga berperan penting dalam
i i i i i i i

membangun, memelihara dan mengembangkan sesuatu yang berkaitan dengan


i i i i i i i i

komponen dari sekolah itu sendiri. 14 i i i

Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari dan


i i i i i i i i

memahami tiga hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah;
i i i i i i

(2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah; dan i i

(3) bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. i i i i i i i i

13
Muhammad Ikram dan Lisda Van Gobel, Kepemimpinan Dalam Organisasi (Yogyakarta: Tanah Air Beta, 2018),
48–49.
14
Abdul Muin, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Membangun Mutu Pendidikan (Malang: CV. Literasi
Nusantara Abadi, 2020), 22–23.

10
Kemampuan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat dijadikan tolak ukur sebagai
i i i i i i i

standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolah yang efektif atau
i i i i i i i i

tidak.
Indikator kepala sekolah yang efektif secara umum dapat diamati dari tga hal
i i i i i

pokok sebagai berikut :


i i

1) Komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan


fungsinya
Komitmen kepala sekolah terhadap visi sekolah merupakan faktor kunci
i i i i i i

dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan. Visi


i i i i

sekolah adalah gambaran jangka panjang yang diinginkan oleh sekolah,


i i i

berupa tujuan, nilai, dan arah yang ingin dicapai dalam menciptakan
i i

lingkungan belajar yang berkualitas. Komitmen kepala sekolah terhadap visi i i i i i i

sekolah melibatkan dedikasi penuh, tekad, dan upaya maksimal dalam


i i i i i

mewujudkan visi tersebut. Dengan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai


i i i i i i

dengan visi sekolah, seorang kepala sekolah yang berkomitmen dapat


i i i i i i i

membawa perubahan positif, memotivasi seluruh anggota sekolah, dan


i i i i i

meningkatkan prestasi siswa serta kualitas pendidikan secara keseluruhan.


i i i i i i i

2) Menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan


memimpin sekolah
Menggunakan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin
i i i i i i i

sekolah merupakan praktik yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan


i i i i i

yang diinginkan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk i i i

menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin


i i i i i i i

sekolah :
i

a. Memahami visi sekolah; Kepala sekolah harus sepenuhnya


i i i i i i

memahami visi sekolah, termasuk tujuan jangka panjang yang ingin


i i i

dicapai dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Memahami visi i i

sekolah akan membantu kepala sekolah dalam merumuskan strategi


i i i i i i

dan kebijakan yang sesuai. i i

b. Mengkomunikasikan visi sekolah; Kepala sekolah harus secara aktif


i i i i i

mengkomunikasikan visi sekolah kepada seluruh anggota sekolah,


i i i i i

termasuk staf, siswa, orang tua, dan komunitas sekolah. Komunikasi


i i

yang jelas dan terus-menerus mengenai visi sekolah akan membantu


i i i i i i i i

11
membangun pemahaman bersama dan menginspirasi orang-orang
i i i i

untuk terlibat aktif dalam mencapai tujuan visi tersebut.


i i i i

c. Mengintegrasikan visi sekolah dalam rencana strategis; Kepala


i i i i i i

sekolah perlu mengintegrasikan visi sekolah ke dalam rencana


i i i i i i i

strategis sekolah. Hal ini melibatkan merumuskan tujuan jangka


i i i i

pendek dan langkah-langkah konkret yang mendukung pencapaian


i i i i i

visi tersebut. Rencana strategis harus mencakup kegiatan, program,


i i i i i i

dan kebijakan yang sesuai dengan visi sekolah.


i i i i

d. Membuat keputusan berdasarkan visi sekolah; Dalam menjalankan


i i i i i

tugas sehari-hari, kepala sekolah harus menggunakan visi sekolah


i i i i i

sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan


i i i i i i

yang diambil harus sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai yang i i

terkandung dalam visi sekolah. Keputusan yang konsisten dengan visi


i i i i i

sekolah akan membantu menjaga fokus dan konsistensi dalam


i i i i

mencapai tujuan yang diinginkan.


i

e. Mengikutsertakan semua pemangku kepentingan: Kepala sekolah


i i i i i i i i

harus melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk staf, siswa,


i i i i i i

orang tua, dan komunitas sekolah, dalam mewujudkan visi sekolah. i i i

Melalui kolaborasi, partisipasi, dan keterlibatan aktif semua pihak,


i i i i

kepala sekolah dapat memperkuat dukungan dan mengoptimalkan


i i i i i

sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan visi sekolah


i i i

f. Memonitor dan mengevaluasi kemajuan: Kepala sekolah harus secara


i i i i i i i

teratur memantau dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai


i i i i i i

dalam mencapai visi sekolah. Ini melibatkan pengumpulan data, i i i i

analisis, dan penilaian terhadap upaya yang dilakukan. Dengan i i i

memantau kemajuan, kepala sekolah dapat mengidentifikasi area yang


i i i i i i i

perlu diperbaiki dan membuat perubahan strategis jika diperlukan.


i i i i i i

Menggunakan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan


i i i i i i

memimpin sekolah akan membantu menjaga fokus, mengarahkan upaya, dan


i i i i i

menggerakkan semua anggota sekolah menuju pencapaian tujuan yang


i i i i i i

diinginkan.

12
3) Memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja tenaga
pendidik

Sebagai kepala sekolah yang memfokuskan diri terhadap pembelajaran dan


i i i i i i i

kinerja tenaga pendidiknya maka kepala sekolah memastikan mereka


i i i i i i i i

mendapat akses sumber daya saat melakukan tugasnya seperti bahan ajar yang
i i i i i i

relavan, perangkat teknlogi dan dukungan administratif. Kepala sekolah perlu


i i i i i i

membangun i budaya pembelajaran i i professional i yang mendukung i

pengembangan pendidik. Selain itu kepala sekolah juga perlu memberikan


i i i i i i i i i

umpan balik dengan menyampaikan hasil evaluasi demi pengembangan i i i i i i

mereka. i i

Adapun karakteritik yang mengakomodir kepemimpinan kepala sekolah yang i i i i i i

efektif yaitu dengan hal sebagai berikut : 15


i i i i i

a. Kepemimpinan yang jujur, membela yang benar serta memiliki nilai-nilai


i i i i i i i

utama.
b. Kepemimpinan yang mampu dan mau mendengarkan suara guru, tenaga
i i i i i

kependidikan, orangtua, stakeholders sekolah lainnya.


i i i i i

c. Kepemimpinan yang mampu menciptakan “surplus vision” sebagai milik


i i i i

kita semua. i

d. Kepemimpinan yang hanya percaya pada data yang benar.


i i i i

e. Kepemimpinan yang memulai kepemimpinannya dengan intropeksi dan


i i i i i i i

refleksi. i i

f. Kepemimpinan yang membedaryakan diri kita semua, berbagai informasi


i i i i i i

dan membuat keputusan bersama. i i i

g. Kepemimpinan yang mampu mengidentifikasi masalah dan mengatasi


i i i i i

masalah, hambatan-hambatan personal dan organisasi. i

15
Husaini Usman dan Bunga Sari Fatmawati, Administrasi, Manajemen, Dan Kepemimpinan Pendidikan Teori
Dan Praktik (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2019), 190.

13
BAB III

KESIMPULAN

Kepemimpinan pada hakekatnya adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi


i i i i i i i i

orang-orang dalam suatu organisasi yang memiliki sistem nilai tertentu dan visi tertentu untuk i i i i i i

mencapai tujuannya. Oleh karena itu, peran kepemimpinan sangat jelas dan memegang peranan
i i i i i i i i i i

penting dalam memajukan suatu lembaga atau organisasi. Fungsi kepemimpinan yaitu;
i i i i i

pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan. Pemimpin sebagai wakil dan
i i i i i i

juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi. Pemimpin i i

sebagai komunikator yang efektif. Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke
i i i i i i i

dalam, terutama dalam menangani situasi konflik Pemimpin sebagai integrator yang efektif,
i i i i i i i

rasional, objektif dan netral. i i

Dalam menerapkan kepemimpinannya, seorang pemimpin mempunyai cara, seni serta


i i i i i i i i i

taktik dalam memimpin agar mencapai tujuan yang disebut gaya kepemimpinan. Gaya tersebut
i i i i i i i

terdiri dari gaya otokratis, demokratis, partisipatif, beriorientasi dan situasional. Gaya bukanlah
i i i i

penentu keberhasilan suatu kepemimpinan secara mutlak, hal ini hanya bentuk sifat bawaan
i i i i i i i i

dominan namun perlu tindakan konkret yang mengarahkan pada keberhasilan. Keberhasilan i i i i i i i

suatu organisasi dapat diukur dari kinerja yang dihasilkan. Jika kinerjanya baik maka hal ini i i

akan mengarah pada mutu dari suatu organisasi.


i

Kepala sekolah selaku pemimpin di lembaga pendidikan memerlukan perangkat agar


i i i i i i i i i

kinerja bawahannya dapat meningkat. Diantaranya yaitu dengan menentukan visi dan memberi
i i i i i i i

arahan, komunikasi yang efektif, pendelegasian tugas, pemberian umpan balik, pengembangan i i i i i i i i i

tim, memimpin dengan teladan, serta pengembangan individu. Dengan meningkatnya kinerja
i i i i i i i i i

maka kredibilitas seorang kepala sekolah juga akan dipercaya.


i i i i i

Adapaun efektivitas kepemimpinan dilihat dari dampak yang dihasilkan dari proses
i i i i i

pengaruh yang dilakukan oleh pemimpin terhadap individu, kelompok ataupun organisasi
i i i i i

secara menyeluruh. Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber dayanya sangat
i i i i i i i i i

berpengaruh terhadap sukses tidakya transformasi dari sekolah yang dikelolanya.


i i i i i i

14
DAFTAR PUSTAKA

Feska Ajepri. “Kepemimpinan Efektif Dalam Manajemen Berbasis Sekolah.” Al-Idarah:


i i i i i i i i i i

Jurnal Kependidikan Islam 6 (2016): 135. i i

Ikram, Muhammad, dan Lisda Van Gobel. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Yogyakarta: i i i

Tanah Air Beta, 2018. i

Muin, Abdul. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Membangun Mutu Pendidikan. Malang:
i i i i i i

CV. Literasi Nusantara Abadi, 2020.i

Nugroho, Arif Ganda. Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia i i i i

Pendidikan. Cirebon: Insania, 2021.


i i

Prihantini. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Pembinaan Nilai Moral dan Karakter
i i i i i i

Peserta Didik. Depok: Edu Publisher, 2021.


i i i i i

Sekali, Pelista Karo, Datten, Holmes Parhusip, dan Endalina Karo Sekali. Manajemen
i i i i i i i i

Berbasis Sekolah (School Based Management). Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani,


i i i i i

2021.
Siagian, S.P. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. i

Simarmata, Nenny Ika Putri. Kepemimpinan Dan Pengembalian Keputusan. Medan: Yayasan
i i i i i i i

Kita Menulis, 2021. i

Sintani, Lelo, Fachrurazi, Mulyadi, dan Ita Nurcholifah. Dasar Kepemimpinan. Batam:
i i i

Yayasan Cendikia Mulia Mandiri, 2019. i

Suhardi. Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer. Jakarta, 2022.


i i i i i i i

Susanto, Ahmad. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, Strategi dan i i i i i i

Implementasinya. Jakarta: Kencana, 2016.


i i i

Syafar, Djunawir. “Teori Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam.” TADBIR : i i i i i

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 1 (2017). i i i

Thohir, Muafi Bin. “Kepemimpinan Ki Hdjar Dewantara Dalam Manajemen Dakwah.” i i i i i

Dakwah, Dakwatuna Jurnal Volume, Komunikasi Islam 7 (2021). i

Usman, Husaini, dan Bunga Sari Fatmawati. Administrasi, Manajemen, Dan Kepemimpinan i i i i

Pendidikan Teori Dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2019.


i i

15

Anda mungkin juga menyukai