Anda di halaman 1dari 14

KONSEP MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Berbasis Sekolah

OLEH :

CITRA LESTARI

NIM. 2230212014

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peran
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pendidikan bahwa
peran guru dalam masyarakat khususnya di Indonesia tetap dominan meskipun teknologi
yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Begitu juga
dengan tenaga kependidikan mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan.
Pendidikan merupakan hal utama bagi sebuah negara, pendidian yang berkualitas
menghasilkan masyarakat yang berkualitas. Dalam pendidikan hal yang selalu disorot
adalah tenaga pendidik atau guru. Guru sebagai tenaga penggerak utama dalam bidang
pendidikan dengan jumlah yang paling besar, yang kemudian diharapkan dapat
memajukan dunia pendidikan.
Kesejahteraan suatu bangsa sangat berkaitan erat dengan pendidikan, terutama
pada mutu pendidikan dan kualitas input, proses, dan output pendidikan.1 Mutu
pendidikan menjadi persoalan yang sangat penting bagi sebuah lembaga pendidikan untuk
membuahkan output yang baik. Lembaga pendidikan yang bermutu akan meningkatkan
nilai jual dan kualitas lulusannya.2 Mutu dan kualitas dalam pendidikan berfungsi sebagai
proses untuk mengukur kemajuan, sebagai penunjang dalam menyusun rencana, serta
penyempurnaan suatu sistem pendidikan.
Sehubungan dengan tuntunan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan,
maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada setiap
jenis dan jengang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. Guna
meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu tenaga pendidik dan
kependidikan, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan
tenaga kependidikan.

1
Syaefudin, “Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output) (Studi di MI Unggulan Ash-
Shiddiqiyyah-3 Purworejo)”, Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial 1, Nomor 1, 2020, hlm. 25.
2
Ellong, T. D. E., & Pawero, A. M. D., In The 1st Annual Conference on Islamic Education Management
(ACIEM). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2018, hlm. 1162.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan?
2. Bagaimana manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan?
a. Apa yang dimaksud dengan input, proses dan output lembaga/ketenagaan?
b. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan pegawai?
c. Apa yang dimaksud dengan pengadaan pegawai?
d. Apa yang dimaksud dengan pembinaan dan pengembangan pegawai?
e. Apa yang dimaksud dengan promosi dan mutasi?
f. Apa yang dimaksud dengan pemberhentian pegawai?
g. Apa yang dimaksud dengan konpensasi?
h. Apa yang dimaksud dengan penilaian pegawai?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Memahami konsep manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan.
2. Memehami manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan.
a. Mengetahui input, proses dan output lembaga/ketenagaan.
b. Mengetahui Perencanaan pegawai.
c. Mengetahui pengadaan pegawai.
d. Mengetahui pembinaan dan pengembangan pegawai.
e. Mengetahui promosi dan mutasi.
f. Mengetahui pemberhentian pegawai.
g. Mengetahui konpensasi.
h. Mengetahui penilaian pegawai.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Pendidikan dan Tenaga Kependidikan


1. Manajemen
Manajemen merupakan rangkaian upaya sistematis yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, serta penilaian, dengan
memberdayakan semua komponen sumber daya yang dimiliki untuk dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan manajemen pendidikan dalam ruang
lingkup level mikro yaitu manajemen sekolah dikenal adanya istilah “pendidik” dan
“tenaga kependidikan”. Keduanya merupakan sumber daya manusia yang memegang
peranan strategis dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pembelajaran, untuk
dapat mewujudkan visi dan misi serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3
Manajemen pada dasarnya merupakan aktivitas yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan personil, pelaksanaan, pengedalian, pengarahan, serta
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki organisasi agar mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
2. Pendidik
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.4 Pendidik merupakan orang yang memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada orang lain secara konsisten dan berkesinambungan. Seorang pendidik perlu
memiliki keterampilan dalam mengelola kelas agar pembelajaran dapat berjalan
sesuai yang telah direncanakan.
3. Tenaga Kependidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 ayat 39 menyebutkan bahwa tenaga pendidik
adalah tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan

3
Rachman dan Ahmad Tarmiji, Manajemen Pendidikan¸Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ.
2014, hlm. 84.
4
Rachman dan Ahmad Tarmiji, Ibid., 84.

4
pada satuan pendidikan.5 Tenaga kependidikan merupakan masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang
diberikan tugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.

4. Konsep Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Manajemen berbasis sekolah merupakan paradigma baru yang memberikan
otonomi luas pada tingkat sekolah atau madrasah yang melibatkan masyarakat dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional. Sekolah/madrasah dituntut secara mandiri
untuk menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, pengendalian, dan
mempertanggung jawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat
maupun pemerintah. Manajemen berbasis sekolah/madrasah yang pada prinsipnya
memerlukan kerjasama berbagai pihak secara bertahap, dengan prinsip ekuifinalitas,
desentralisasi, pengelolaan mandiri, dan inisiatif manusia. Manajemen berbasis
sekolah/madrasah tidak akan terwujud tanpa adanya partisipasi sekolah.6
Berdasarkan konsep di atas, maka manajemen berbasis sekolah/madrasah
merupakan suatu pengelolaan sekolah/madrasah yang dianggap ideal dan mampu
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Pendidik dihadapkan langsung
dengan peserta didik yang tetap memerlukan dukungan dari para tenaga pendidik
lainnya, sehingga pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pendidik
mengalami ksulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang
hampa, ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai,
tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana serta sumber belajar lain yang
mendukung.
Manajemen berbasis sekolah/madrasah diperlukan adanya manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan. Manajemen pendidikan merupakan manajemen
kelembagaan yang bertujuan menunjang perkembangan dan penyelenggaraan
pengajaran dan pembelajaran di sekolah/madrasah. Manajemen pendidikan juga
dibutuhkan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu tinggi. Mutu pendidikan
juga dikatakan sebagai salah satu cara dalam mengukur pengelolaan pendidikan

5
Ernawati dan Aksa, “Manajemen Tenaga Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Paud Islam
Makarima Singapura Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017”, Diss IAIN Surakarta, 2017.
6
Ratnawati Susanto, “Manajemen Berbasis Sekolah”, Modul: Universitas Esa Unggul, 2019, hlm.17.

5
secara efektif dan efisien.7 Sehingga dapat menciptakan akademis yang unggul bagi
siswa.
Manajemen merupakan seni atau keterampilan dalam merencanakan,
mengarahan, mengeloladan mengawasi agar segala aktivitas berjalan dengan baik dan
menghasilkan tujuan yang ingin dicapai bersama.8 Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksudkan
dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggara pendidikan, sedangkan pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.9
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan dapat diartikan sebagai
aktivitas memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan seoptimal mungkin
melalui kegiatan perencana sumber daya manusia diantaranya perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian tugas, pemberian kompensasi, penghargaan,
pendidikan/pengembangan, sampai pada pemberhentian.

B. Manajemen Pendidikan Tenaga Kependidikan


Satuan pendidikan tidak terlepas dari manajemen pendidikan dan tenaga
kependidikan, karena manajemen pendidik dan tenaga kependidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari segi pembelajaran, peranan
pendidik sangat besar dalam masyarakat.
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan dan mulai dari tenaga pendidikannya lebih dulu masuk dalam organisasi
pembelajaran/pendidikan sampai akhirnya melalui proses perencanaan SDM, perekrutan,
seleksi dan lainnya. Setiap sekolah harus memiliki manajemen dan kepemimpinan yang
baik agar sekolah dapat menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Masing-masing
stakeholder atau pemangku kepentingan pendidikan memiliki peran khusus untuk
melaksanakan program pendidikan dan tata pengelolaan manajemen pendidikan,
7
Marus Suti, “Strategi Peningkatan Mutu Era Otonimi Pendidikan,” Jurnal Madtek Vol. 3 No. 1 (2011), hlm.
10.
8
Suarga, “Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, Jurnal Idaarah, Vol. III, No. 1,
Juli 2019, hlm. 167
9
Ridwan Idris, “Manajemen Pendidikan dalam Aplikasinya di Sekolah”, Alaudin Universiti Press, 2014, hlm.
53.

6
diantaranya adalah dinas pendidikan, kepala sekolah, komite sekolah, dan guru.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan.
Maka tugas tenaga kependidikan tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar
mengajar, tetapi perannya sangat penting dalam kegiatan dan pelayanan pendidikan.
Tenaga pendidikan berbeda dengan tenaga pendidik. Tenaga pendidik merupakan
tenaga profesiona yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan atau pelatihan. Secara khusus
tenaga pendidik yang dimaksud adalah guru/dosen.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.10 Tenaga kependidikan meliputi
kepala sekolah atau madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium teknisi, pengelola kelompok belajar dan tenaga
kebersihan. Tenaga kependidikam diantaranya:
a. Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin satuan pendidikan.
b. Pendidik yaitu tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.
c. Tenaga kependidikan lainnya yaitu orang yang berpartisipasi dalam penyelenggarakan
pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan.
Manajemen pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
melalui dari tenaga pendidik dan kependidikan yang masuk kedalam organisasi pendidik
samapai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan sumber daya manusia, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidik dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian. Berikut merupkan manajemen tenaga
kependidikan meliputi:
1. Nilai Input, Proses dan Output Lembaga/Ketenagaan
Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Nilai memiliki fungsi sosial, sehingga disebut sebagai nilai
sosial. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai sosial
berfungsi sebagai penentu bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.

10
Suarga, “Tugas dan Fungi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, Jurnal IDAARAH, Vol. III, No.
1, Juni 2019, hlm. 165.

7
Nilai sosial dapat memotivasi seseorng untuk mewujudkan harapan sesuai dengan
peranannya.11
Nilai input merupakan nilai utama dan mendasar yang wajib dimiliki individu
dalam suatu komunitas organisasi atau lembaga. Nilai input menjadi kriteris wajib
bergabungnya atau direkrutnya orang-orang tertentu dalam suatu komunitas atau
lembaga. Nilai ini wajib dimiliki anggota organisasi atau lembaga.
Contoh: Sekolah berbasiskan agama akan menempatkan nilai keimanan sebagai nilai
input atau nilai utama dan mendasar.
Nilai proses merupakan nilai yang mendasari individu dan komunitas atau
lembaga dalam dalam melakukan peran dan fungsinya. Nilai ini menjadi nilai yang
mencerminkan profesionalitas.
Contoh: Pengelolaan sekolah atau madrasah didasarkan atas sikap tanggung jawab,
melayani, komitmen.
Nilai output merupakan nilai yang menjadi profil capaian atas suatu proses
kegiatan atau program.
Contah: Sikap kerja, cara kerja.
2. Perencanaan Pegawai
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang tidak boleh
ditinggalkan. Perencanaan dalam pendidikan merupakan praktik yang terjadi
sepanjang waktu.12 Hal ini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kualitas atau secara kuantitas yang akan ditempatkan pada posisi-posisi yang
dibutuhkan sekarang dan pada waktu masa yang akan datang. Dalam merencanakan
kebutuhan pegawai kepala sekolah atau madrasah harus mengidentifikasi atau
menganalisis terlebih dahulu bentuk pekerjaan, tugas dan jabatan yang sangat urgent
dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan dalam recrutment dan penempatan posisi.
Tujuan perencanaan pegawai untuk mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan
pegawai.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan perenanaan pegawai
diantaranya sebagai berikut:
a. Membuat uraian pekerjaan (job discription) bertujuan untuk mengetahui jabatan
apa yang akan diisi misal jabatan guru, tukang kebun, atau satpam.

11
Ratnawati Susanto, Ibid,. hlm. 4
12
Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 10.

8
b. Membuat analisis pekerjaan (job analisis) bertujuan untuk memperoleh deskripsi
pekerjaan, yakni tentang tugas-tugas apa yang harus dilakukan, misalnya sebagai
guru maka tugasnya mengajar, jika sebagai petugas kebersikan tugasnya menyapu
ruang kelas.
c. Membuat spesifikasi pekerjaan (spesification job) dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang kualitas minimum caon tenaga kependidikan yang
akan diterima, misalnya yang dibutuhkan adalah guru fikih maka kualitas
minimumnya ahli dibidang mengajar fikih, atau jika satpam kualitas minimumnya
mampu menjaga keamanan.
d. Membuat persyaratan pekerjaan (job recrutment) misalkan terlebih dahulu
mengisi persyaratan administrasi, bagi calon guru kualifikasi akademiknya
minimal strata 1, bagi satpam berbadan tinggi, kekar dan sehat.
3. Penggadaan Pegawai
Setelah merencanakan kebutuhan pegawai baik secara kuantitas dan kualitas,
kepala sekolah atau madrasah melakukan recrutmentuntuk mendapatkan calon-calon
tenaga kependidikan dengan cara mengumumkannya di media-media elektroni dan
cetak. Setelah banyak pelamar yang mendaftar, kepala sekolah atau madrasah harus
melakukan penyaringan atau seleksi calon-calon tenaga kependidikan.
Seleksi merupakan kegiatan memilih calon-calon tenaga yang dilaksanakan
melalui kegiatan seleksi administrasi tes tulis, tes psikologis, wawancara dan tes
kesehatan setelah calon dinyatakan lulus seleksi maka tahap pertama dilakukan
kegiatan orientasi. Orientasi silakukan untuk memperkenalkan kepada pegawai baru
terhadap lingkungan kerja dan tugas-tugasnya.
Pegawai yang baik dan memiliki kelebihan dalam berbagai segi akan lebih
mudah untuk lolos perekrutan. Dalam perekrutan juga harus melihat dari pengalaman
yang dimiliki cukup banyak dan usianya masih muda maka calon pegawai akan
diprioritaskan. Perekrutan tenaga pendidika tidak dilakukan dengan meletakkan
pengumuman, tetapi melihat surat lamarn yang telah diajukan dibagian tata usaha.
Pengadaan guru dan pegawai harus dilakukan kepala sekolah dengan cermat
dan memilih yang ketat demi mendapatkan personalia yang tepat dan memenuhi
syarat. Jika hal ini dilakukan sembarangan bisa jadi dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya di sekolah tidak maksimal, yang pada akhirnya akan berdampak kepada
ketercapaian tujuan sekolah.

9
4. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Pembinaan dilakukan pada saat upaya mengelola dan mengendalikan pegawai
selama melaksanakan kerja dilembaga/sekolah. Pengembangan juga didapatkan dari
pendidikan dan pelatihan untuk para tenaga kependidikan. Pengembangan adalah
mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri pendidik dan
tenaga kependidikan. Pengembangan juga didasarkan pada kenyataan bahwa seorang
pendidik dan tenaga kependidikan akan membutuhkan serangkaian pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan yang berkembang supaya dapat bekerja dengan baik.13
Kegiatan ini sangat perlu dilakukan bagi seorang kepala sekolah apabila
diperjalanan karir dan masa tugas para tenaga kependidikan mengalami kemunduran
dan melemahnya kinerja tenaga kependidikan yang mengakibatkan pada buruknya
kualitas kerja tenaga kependidikan. Untuk dapat mengembalikan kualitas dan
motivasi kerja tenaga kependidikan, kepala sekolah harus mampu melakukan
pembinaan yang intensif dan evaluasi kerja secara mendalam. Salah satu cara dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar tentang wawasan kerja dan keahlian.
Seorang kepala sekolah juga harus mengetahui penyebab dasar dari melemahnya
motivasi dan kinerja tenaga kependidikan, agar nentiny kepala sekolah mampu
mengambil langkah bentuk pembinaan atau pelatihan apa yang cocok diberikan
kepada mereka agar motivasi dan kinerja tenaga kependidikan dapat kembali optimal
dan dapat melaksanakan semua tugas maupun kewajiban tenaga kependidikan.
5. Promosi dan Mutasi
Promosi merupakan kenaikan pangkat atau perubahan kedudukan yang
bersifat vertikal sehingga berimplikasi pada wewenang, tanggungjawab, dan
penghasilan. Promosi juga dapat diartikan perpindahan pegawai kejabatab yang lebih
tinggi. Promosi penting bagi pegawai karena ada pengakuan terhadap kemampuan
serta kecakapan pegawai untuk menduduki jabata yang lebih tinggi. Sedangkan
mutasi merupakan pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lainnya.
Pemindahan ini bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada penghasilan.
Mutasi kadang memiliki konotasi negatif dan juga ada yang menganggap mutasi itu
wajar saja.
Promosi dan mutasi merupakan kegiatan mengusahakan calon pegawai
menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai

13
Ratnawati Susanto, Ibid., hlm. 6.

10
anggota organisasi atau lembaga.14 Di Indonesia pegawai negeri sipil promosi atau
pengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon PNS dengan masa percobaan
satu atau dua tahun, kemudian mengikuti pra-jabatan, dan setelah lulus diangkat
menjadi pegawai negeri sipil.
6. Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian pegawai merupakan suatu keadaan ketika seorang pegawai
yang diberhentikan atau diputuskan hubungan kerjanya. Pemberhentian dilakukan
apabila pegawai tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebab-sebab
pemberhentian pegawai dapat digolongkan menjadi beberapa tiga, diantaranya yaitu:
a. Pemberhentian atas permohonan sendiri.
b. Pemberhentian oleh pihak lembaga, dinas atau pemerintahan. Hal ini dilakukan
dengan beberapa alasan yakni pegawai telah mencapai batas pensiun, adanya
penyederhanaan organisasi, melakukan pelanggaran atau tindakan pidana
penyelewengan yang bisa mendapatkan kurungan penjara, tidak sehat jasmani dan
rohani sehingga tidak bisa menjalankan tugasnya, melanggar perjanjian.
c. Pemberhentian karena alasan lainnya.
7. Kompensasi Pegawai
Kompensasi adalah balas jasa atau imbalan yang diberikan lembaga kepada
pegawai yang dapat berwujud ang dan diberikan secara berkesinambungan. Dengan
adanya kompensasi akan menjadi semangat dorongan seseorng untuk menjadi
pegawai dari instansi tertentu. Kompensasi dapat dicontohkan seperti: gaji, tunjangan,
intensif, kendaraan dan lain sebagainya.
Penetapan nominal kompensasi harus bersifat dinamis, yaitu dengan
perkembangan situasi dan kondisi. Biasanya kompensasi diberikan didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut:
a. Berat ringannya pekerjaan.
b. Sulit mudahnya pekerjaan.
c. Besar kecilnya resiko pekerjaan.
d. Perlu tidaknya keterampilan.
8. Penilaian Pegawai
Penilaian merupakan pemberian umpan balik kepada pegawai mengenai
aspek-aspek unjuk kerja yang harus diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan

14
Nanda Saputra, Manajemen Pendidik & Tenaga Kependidikan Abad 21, Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021, hlm. 114.

11
yang harus diambil oleh sekolah ataupun pegawai sekolah dalam upaya perbaikan
kerja pada masa yang akan datang. Penilaian juga didasarkan dari prestasi individu
secara riil tanpa dikurangi dan ditambahi. Penilaian bisa mengenai kecakapan,
kemampuan, keterampilan, kedisiplinan dan sebagainya.
Pagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam rangka usaha untuk lebih menjamin
objektivitas dalam pembinaan PNS, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 30
Tahun 2019 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS.15 Hasil pelaksanaan
pekerjaan tersebut dituangkan dalam satu daftar yang disebut penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil (PPKP) yang meliputi kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. PPKP dibuat sebagai
salah satu syarat kenaikan pangkat dan juga untuk pembinaan pegawai terutama bagi
guru yang kurang berhasil dalam pekerjaannya agar mampu dan bersedia
memperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangannya.

15
Ratnawati Susanto, Ibid., hlm. 9.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan lain-lainnya yang diinginkan. Dunia pendidikan tidak terlepas dari
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan merupakan aktifitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan
kependidikan itu masuk kedalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui
perencanaan sember daya manusia, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi,
penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen
sumber daya manusia pada konteks bisnis, didunia pendidikan tujuan manajemen sumber
daya manusia lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk
sumber daya manusia yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi. Secara garis besar
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan meliputi:
1. Nilai Input, Proses dan Output Lembaga/Ketenagaan
2. Perencanaan Pegawai
3. Penggadaan Pegawai
4. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
5. Promosi dan Mutasi
6. Pemberhentian Pegawai
7. Kompensasi Pegawai
8. Penilaian Pegawai

B. Saran
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dimulai dari penerapan
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dengan baik. Jika tenaga pendidik dan
kependidikan dalam sebuah instansi itu baik, maka dapat meningkatkan kinerja dan mutu
dari organisasi. Utuk mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang baik
diperlukan data-data yang akurat dari calon pegawai agar dapat meminimalisie
kecurangan-kecurangan dalam perekrutan. Selain itu, diperlukan pengawasan yang ketat
dalam pelaksanaan perekrutan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ellong, T. D. E. & Pawero, A. M. D. 2018. In The 1st Annual Conference on Islamic


Education Management (ACIEM). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga.

Ernawati & Aksa. 2017. “Manajemen Tenaga Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Paud Islam Makarima Singapura Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran
2016/2017”. Diss IAIN Surakarta.

Idris, Ridwan. 2014. “Manajemen Pendidikan dalam Aplikasinya di Sekolah”. Alaudin


Universiti Press.

Matin. 2013. Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan
Rencana Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Rachman & Ahmad Tarmiji. 2014. Manajemen Pendidikan¸Jakarta: Lembaga


Pengembangan Pendidikan UNJ.

Saputra, Nanda 2021. Manajemen Pendidik & Tenaga Kependidikan Abad 21. Aceh:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Suarga. 2019. “Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan”. Jurnal
Idaarah, Vol. III, No. 1.

Susanto, Ratnawati. 2019. “Manajemen Berbasis Sekolah”. Modul: Universitas Esa Unggul.

Suti, Marus. 2011. “Strategi Peningkatan Mutu Era Otonimi Pendidikan.” Jurnal Madtek Vol.
3 No. 1.

Syaefudin. 2020. “Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output) (Studi di MI
Unggulan Ash-Shiddiqiyyah-3 Purworejo)”. Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sosial 1, Nomor 1.

14

Anda mungkin juga menyukai