MAKALAH
OLEH :
CITRA LESTARI
NIM. 2230212014
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1
Syaefudin, “Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output) (Studi di MI Unggulan Ash-
Shiddiqiyyah-3 Purworejo)”, Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial 1, Nomor 1, 2020, hlm. 25.
2
Ellong, T. D. E., & Pawero, A. M. D., In The 1st Annual Conference on Islamic Education Management
(ACIEM). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2018, hlm. 1162.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan?
2. Bagaimana manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan?
a. Apa yang dimaksud dengan input, proses dan output lembaga/ketenagaan?
b. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan pegawai?
c. Apa yang dimaksud dengan pengadaan pegawai?
d. Apa yang dimaksud dengan pembinaan dan pengembangan pegawai?
e. Apa yang dimaksud dengan promosi dan mutasi?
f. Apa yang dimaksud dengan pemberhentian pegawai?
g. Apa yang dimaksud dengan konpensasi?
h. Apa yang dimaksud dengan penilaian pegawai?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Memahami konsep manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan.
2. Memehami manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan.
a. Mengetahui input, proses dan output lembaga/ketenagaan.
b. Mengetahui Perencanaan pegawai.
c. Mengetahui pengadaan pegawai.
d. Mengetahui pembinaan dan pengembangan pegawai.
e. Mengetahui promosi dan mutasi.
f. Mengetahui pemberhentian pegawai.
g. Mengetahui konpensasi.
h. Mengetahui penilaian pegawai.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Rachman dan Ahmad Tarmiji, Manajemen Pendidikan¸Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ.
2014, hlm. 84.
4
Rachman dan Ahmad Tarmiji, Ibid., 84.
4
pada satuan pendidikan.5 Tenaga kependidikan merupakan masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang
diberikan tugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
5
Ernawati dan Aksa, “Manajemen Tenaga Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Paud Islam
Makarima Singapura Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017”, Diss IAIN Surakarta, 2017.
6
Ratnawati Susanto, “Manajemen Berbasis Sekolah”, Modul: Universitas Esa Unggul, 2019, hlm.17.
5
secara efektif dan efisien.7 Sehingga dapat menciptakan akademis yang unggul bagi
siswa.
Manajemen merupakan seni atau keterampilan dalam merencanakan,
mengarahan, mengeloladan mengawasi agar segala aktivitas berjalan dengan baik dan
menghasilkan tujuan yang ingin dicapai bersama.8 Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksudkan
dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggara pendidikan, sedangkan pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.9
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan dapat diartikan sebagai
aktivitas memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan seoptimal mungkin
melalui kegiatan perencana sumber daya manusia diantaranya perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian tugas, pemberian kompensasi, penghargaan,
pendidikan/pengembangan, sampai pada pemberhentian.
6
diantaranya adalah dinas pendidikan, kepala sekolah, komite sekolah, dan guru.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan.
Maka tugas tenaga kependidikan tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar
mengajar, tetapi perannya sangat penting dalam kegiatan dan pelayanan pendidikan.
Tenaga pendidikan berbeda dengan tenaga pendidik. Tenaga pendidik merupakan
tenaga profesiona yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan atau pelatihan. Secara khusus
tenaga pendidik yang dimaksud adalah guru/dosen.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.10 Tenaga kependidikan meliputi
kepala sekolah atau madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium teknisi, pengelola kelompok belajar dan tenaga
kebersihan. Tenaga kependidikam diantaranya:
a. Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin satuan pendidikan.
b. Pendidik yaitu tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.
c. Tenaga kependidikan lainnya yaitu orang yang berpartisipasi dalam penyelenggarakan
pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan.
Manajemen pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
melalui dari tenaga pendidik dan kependidikan yang masuk kedalam organisasi pendidik
samapai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan sumber daya manusia, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidik dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian. Berikut merupkan manajemen tenaga
kependidikan meliputi:
1. Nilai Input, Proses dan Output Lembaga/Ketenagaan
Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Nilai memiliki fungsi sosial, sehingga disebut sebagai nilai
sosial. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai sosial
berfungsi sebagai penentu bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.
10
Suarga, “Tugas dan Fungi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, Jurnal IDAARAH, Vol. III, No.
1, Juni 2019, hlm. 165.
7
Nilai sosial dapat memotivasi seseorng untuk mewujudkan harapan sesuai dengan
peranannya.11
Nilai input merupakan nilai utama dan mendasar yang wajib dimiliki individu
dalam suatu komunitas organisasi atau lembaga. Nilai input menjadi kriteris wajib
bergabungnya atau direkrutnya orang-orang tertentu dalam suatu komunitas atau
lembaga. Nilai ini wajib dimiliki anggota organisasi atau lembaga.
Contoh: Sekolah berbasiskan agama akan menempatkan nilai keimanan sebagai nilai
input atau nilai utama dan mendasar.
Nilai proses merupakan nilai yang mendasari individu dan komunitas atau
lembaga dalam dalam melakukan peran dan fungsinya. Nilai ini menjadi nilai yang
mencerminkan profesionalitas.
Contoh: Pengelolaan sekolah atau madrasah didasarkan atas sikap tanggung jawab,
melayani, komitmen.
Nilai output merupakan nilai yang menjadi profil capaian atas suatu proses
kegiatan atau program.
Contah: Sikap kerja, cara kerja.
2. Perencanaan Pegawai
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang tidak boleh
ditinggalkan. Perencanaan dalam pendidikan merupakan praktik yang terjadi
sepanjang waktu.12 Hal ini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kualitas atau secara kuantitas yang akan ditempatkan pada posisi-posisi yang
dibutuhkan sekarang dan pada waktu masa yang akan datang. Dalam merencanakan
kebutuhan pegawai kepala sekolah atau madrasah harus mengidentifikasi atau
menganalisis terlebih dahulu bentuk pekerjaan, tugas dan jabatan yang sangat urgent
dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan dalam recrutment dan penempatan posisi.
Tujuan perencanaan pegawai untuk mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan
pegawai.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan perenanaan pegawai
diantaranya sebagai berikut:
a. Membuat uraian pekerjaan (job discription) bertujuan untuk mengetahui jabatan
apa yang akan diisi misal jabatan guru, tukang kebun, atau satpam.
11
Ratnawati Susanto, Ibid,. hlm. 4
12
Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 10.
8
b. Membuat analisis pekerjaan (job analisis) bertujuan untuk memperoleh deskripsi
pekerjaan, yakni tentang tugas-tugas apa yang harus dilakukan, misalnya sebagai
guru maka tugasnya mengajar, jika sebagai petugas kebersikan tugasnya menyapu
ruang kelas.
c. Membuat spesifikasi pekerjaan (spesification job) dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang kualitas minimum caon tenaga kependidikan yang
akan diterima, misalnya yang dibutuhkan adalah guru fikih maka kualitas
minimumnya ahli dibidang mengajar fikih, atau jika satpam kualitas minimumnya
mampu menjaga keamanan.
d. Membuat persyaratan pekerjaan (job recrutment) misalkan terlebih dahulu
mengisi persyaratan administrasi, bagi calon guru kualifikasi akademiknya
minimal strata 1, bagi satpam berbadan tinggi, kekar dan sehat.
3. Penggadaan Pegawai
Setelah merencanakan kebutuhan pegawai baik secara kuantitas dan kualitas,
kepala sekolah atau madrasah melakukan recrutmentuntuk mendapatkan calon-calon
tenaga kependidikan dengan cara mengumumkannya di media-media elektroni dan
cetak. Setelah banyak pelamar yang mendaftar, kepala sekolah atau madrasah harus
melakukan penyaringan atau seleksi calon-calon tenaga kependidikan.
Seleksi merupakan kegiatan memilih calon-calon tenaga yang dilaksanakan
melalui kegiatan seleksi administrasi tes tulis, tes psikologis, wawancara dan tes
kesehatan setelah calon dinyatakan lulus seleksi maka tahap pertama dilakukan
kegiatan orientasi. Orientasi silakukan untuk memperkenalkan kepada pegawai baru
terhadap lingkungan kerja dan tugas-tugasnya.
Pegawai yang baik dan memiliki kelebihan dalam berbagai segi akan lebih
mudah untuk lolos perekrutan. Dalam perekrutan juga harus melihat dari pengalaman
yang dimiliki cukup banyak dan usianya masih muda maka calon pegawai akan
diprioritaskan. Perekrutan tenaga pendidika tidak dilakukan dengan meletakkan
pengumuman, tetapi melihat surat lamarn yang telah diajukan dibagian tata usaha.
Pengadaan guru dan pegawai harus dilakukan kepala sekolah dengan cermat
dan memilih yang ketat demi mendapatkan personalia yang tepat dan memenuhi
syarat. Jika hal ini dilakukan sembarangan bisa jadi dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya di sekolah tidak maksimal, yang pada akhirnya akan berdampak kepada
ketercapaian tujuan sekolah.
9
4. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Pembinaan dilakukan pada saat upaya mengelola dan mengendalikan pegawai
selama melaksanakan kerja dilembaga/sekolah. Pengembangan juga didapatkan dari
pendidikan dan pelatihan untuk para tenaga kependidikan. Pengembangan adalah
mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri pendidik dan
tenaga kependidikan. Pengembangan juga didasarkan pada kenyataan bahwa seorang
pendidik dan tenaga kependidikan akan membutuhkan serangkaian pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan yang berkembang supaya dapat bekerja dengan baik.13
Kegiatan ini sangat perlu dilakukan bagi seorang kepala sekolah apabila
diperjalanan karir dan masa tugas para tenaga kependidikan mengalami kemunduran
dan melemahnya kinerja tenaga kependidikan yang mengakibatkan pada buruknya
kualitas kerja tenaga kependidikan. Untuk dapat mengembalikan kualitas dan
motivasi kerja tenaga kependidikan, kepala sekolah harus mampu melakukan
pembinaan yang intensif dan evaluasi kerja secara mendalam. Salah satu cara dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar tentang wawasan kerja dan keahlian.
Seorang kepala sekolah juga harus mengetahui penyebab dasar dari melemahnya
motivasi dan kinerja tenaga kependidikan, agar nentiny kepala sekolah mampu
mengambil langkah bentuk pembinaan atau pelatihan apa yang cocok diberikan
kepada mereka agar motivasi dan kinerja tenaga kependidikan dapat kembali optimal
dan dapat melaksanakan semua tugas maupun kewajiban tenaga kependidikan.
5. Promosi dan Mutasi
Promosi merupakan kenaikan pangkat atau perubahan kedudukan yang
bersifat vertikal sehingga berimplikasi pada wewenang, tanggungjawab, dan
penghasilan. Promosi juga dapat diartikan perpindahan pegawai kejabatab yang lebih
tinggi. Promosi penting bagi pegawai karena ada pengakuan terhadap kemampuan
serta kecakapan pegawai untuk menduduki jabata yang lebih tinggi. Sedangkan
mutasi merupakan pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lainnya.
Pemindahan ini bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada penghasilan.
Mutasi kadang memiliki konotasi negatif dan juga ada yang menganggap mutasi itu
wajar saja.
Promosi dan mutasi merupakan kegiatan mengusahakan calon pegawai
menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai
13
Ratnawati Susanto, Ibid., hlm. 6.
10
anggota organisasi atau lembaga.14 Di Indonesia pegawai negeri sipil promosi atau
pengangkatan pertama biasanya diangkat sebagai calon PNS dengan masa percobaan
satu atau dua tahun, kemudian mengikuti pra-jabatan, dan setelah lulus diangkat
menjadi pegawai negeri sipil.
6. Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian pegawai merupakan suatu keadaan ketika seorang pegawai
yang diberhentikan atau diputuskan hubungan kerjanya. Pemberhentian dilakukan
apabila pegawai tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebab-sebab
pemberhentian pegawai dapat digolongkan menjadi beberapa tiga, diantaranya yaitu:
a. Pemberhentian atas permohonan sendiri.
b. Pemberhentian oleh pihak lembaga, dinas atau pemerintahan. Hal ini dilakukan
dengan beberapa alasan yakni pegawai telah mencapai batas pensiun, adanya
penyederhanaan organisasi, melakukan pelanggaran atau tindakan pidana
penyelewengan yang bisa mendapatkan kurungan penjara, tidak sehat jasmani dan
rohani sehingga tidak bisa menjalankan tugasnya, melanggar perjanjian.
c. Pemberhentian karena alasan lainnya.
7. Kompensasi Pegawai
Kompensasi adalah balas jasa atau imbalan yang diberikan lembaga kepada
pegawai yang dapat berwujud ang dan diberikan secara berkesinambungan. Dengan
adanya kompensasi akan menjadi semangat dorongan seseorng untuk menjadi
pegawai dari instansi tertentu. Kompensasi dapat dicontohkan seperti: gaji, tunjangan,
intensif, kendaraan dan lain sebagainya.
Penetapan nominal kompensasi harus bersifat dinamis, yaitu dengan
perkembangan situasi dan kondisi. Biasanya kompensasi diberikan didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut:
a. Berat ringannya pekerjaan.
b. Sulit mudahnya pekerjaan.
c. Besar kecilnya resiko pekerjaan.
d. Perlu tidaknya keterampilan.
8. Penilaian Pegawai
Penilaian merupakan pemberian umpan balik kepada pegawai mengenai
aspek-aspek unjuk kerja yang harus diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan
14
Nanda Saputra, Manajemen Pendidik & Tenaga Kependidikan Abad 21, Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021, hlm. 114.
11
yang harus diambil oleh sekolah ataupun pegawai sekolah dalam upaya perbaikan
kerja pada masa yang akan datang. Penilaian juga didasarkan dari prestasi individu
secara riil tanpa dikurangi dan ditambahi. Penilaian bisa mengenai kecakapan,
kemampuan, keterampilan, kedisiplinan dan sebagainya.
Pagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam rangka usaha untuk lebih menjamin
objektivitas dalam pembinaan PNS, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 30
Tahun 2019 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS.15 Hasil pelaksanaan
pekerjaan tersebut dituangkan dalam satu daftar yang disebut penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil (PPKP) yang meliputi kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. PPKP dibuat sebagai
salah satu syarat kenaikan pangkat dan juga untuk pembinaan pegawai terutama bagi
guru yang kurang berhasil dalam pekerjaannya agar mampu dan bersedia
memperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangannya.
15
Ratnawati Susanto, Ibid., hlm. 9.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan lain-lainnya yang diinginkan. Dunia pendidikan tidak terlepas dari
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan merupakan aktifitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan
kependidikan itu masuk kedalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui
perencanaan sember daya manusia, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi,
penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen
sumber daya manusia pada konteks bisnis, didunia pendidikan tujuan manajemen sumber
daya manusia lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk
sumber daya manusia yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi. Secara garis besar
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan meliputi:
1. Nilai Input, Proses dan Output Lembaga/Ketenagaan
2. Perencanaan Pegawai
3. Penggadaan Pegawai
4. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
5. Promosi dan Mutasi
6. Pemberhentian Pegawai
7. Kompensasi Pegawai
8. Penilaian Pegawai
B. Saran
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dimulai dari penerapan
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dengan baik. Jika tenaga pendidik dan
kependidikan dalam sebuah instansi itu baik, maka dapat meningkatkan kinerja dan mutu
dari organisasi. Utuk mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang baik
diperlukan data-data yang akurat dari calon pegawai agar dapat meminimalisie
kecurangan-kecurangan dalam perekrutan. Selain itu, diperlukan pengawasan yang ketat
dalam pelaksanaan perekrutan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati & Aksa. 2017. “Manajemen Tenaga Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Paud Islam Makarima Singapura Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran
2016/2017”. Diss IAIN Surakarta.
Matin. 2013. Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan
Rencana Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Saputra, Nanda 2021. Manajemen Pendidik & Tenaga Kependidikan Abad 21. Aceh:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Suarga. 2019. “Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan”. Jurnal
Idaarah, Vol. III, No. 1.
Susanto, Ratnawati. 2019. “Manajemen Berbasis Sekolah”. Modul: Universitas Esa Unggul.
Suti, Marus. 2011. “Strategi Peningkatan Mutu Era Otonimi Pendidikan.” Jurnal Madtek Vol.
3 No. 1.
Syaefudin. 2020. “Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output) (Studi di MI
Unggulan Ash-Shiddiqiyyah-3 Purworejo)”. Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sosial 1, Nomor 1.
14