Anda di halaman 1dari 19

SUBSTANSI MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN MENURUT

TINGKAT DAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR SAMPAI


MENENGAH

Dosen :

Asrul, S.Pd.I, M.Pd

Disusun oleh :

Raudhatul Jannah (1022022009)

Aliyya Nabilah R (1022022024)

Tamara Septiana (1022022028)

Pendidikan Bahasa Arab


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Zawiyah Cot Kala
Langsa

TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua,

terutama kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada

waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Manajemen Pendidikan Islam dengan judul “Substansi Manajemen Lembaga

Pendidikan Menurut Tingkat dan Satuan Pendidikan Dasar sampai Menengah”. Adapun

penulisan dalam makalah ini, disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-metode

yang ada, agar mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat menambah wawasan

pemikiran para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan

terutama dari dosen yang kami hormati yaitu Bapak Asrul, S.Pd.I, M.Pd, serta dari

teman-teman semua yang kami sayangi, agar dapat dijadikan sebagai motivasi untuk

mencapai kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Langsa, 13 April 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

I. PENDAHULUAN.......................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................4

1.2. Rumusan masalah.................................................................................................5

1.3. Tujuan masalah....................................................................................................5

II. PEMBAHASAN............................................................................................................6

2.1. Substansi Manajemen Lembaga Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar................6

2.2. Substansi Manajemen Lembaga Pendidikan Tingkat Pendidikan Menengah.......10

III. PENUTUP..................................................................................................................17

3.1. Kesimpulan........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19
BAB

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari unsur-unsur yang terdiri

dari unsur input (peserta didik), unsur proses (instrumental input dan environmental

input) dan output (lulusan). Mutu Pendidikan merupakan salah satu masalah utama

yang termasuk dalam agenda permasalahan pendidikan nasional Indonesia. Apabila

ditelaah secara seksama banyak faktor yang menjadi penyebab kurangnya mutu

pendidikan di sekolah, seperti kurangnya kualitas guru, motivasi, sarana prasarana

sampai dengan kualitas input. Selain dari faktor-faktor tersebut, manajemen pendidikan

merupakan salah satu faktor penentu yang paling berpengaruh terhadap kualitas sekolah

dan keefektifan sekolah.

Manajemen pendidikan adalah proses kerjasama dua orang atau lebih dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan

secara umum memiliki tujuh fungsi (tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha

mencapai tujuan) pokok, yaitu Planning, organizing, staffing, directing, coordinating,

reporting, dan budgeting (POSDCORB). Sedangkan tujuan dilakukan manajemen

pendidikan adalah agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat

dievaluasi secara produktif,berkualitas efektif dan efisien. Untuk menuju point

education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen

pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan

sehingga menghasilkan output yang diinginkan.


I.2. Rumusan masalah

1. Substansi manajemen lembaga pendidikan tingkat Pendidikan Dasar

2. Substansi manajemen lembaga pendidikan tingkat Pendidikan Menengah Pertama

3. Substansi manajemen lembaga pendidikan tingkat Pendidikan Menengah Atas

I.3. Tujuan masalah

Pembuatan makalah ini bertujuan agar kita mengetahui apa saja substansi yang

terdapat di setiap lembaga pendidikan dan mengetahui pentingnya manajemen

pendidikan bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan.


BAB

II. PEMBAHASAN

2.1. Substansi Manajemen Lembaga Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar

Pendidikan memiliki tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia agar mampu

menghadapi segaka tantangan yang mungkin akan di hadapi di depan. Suatu pendidikan

dipandang bermutu ketika ia berhasil membentuk generasi muda yang cerdas,

berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Dan aspek penonjang dari keberhasilan suatu

pendidikan yaitu substansi manajemen dari pendidikan tersebut. Setidaknya ada tujuh

substansi manajemen sekolah yang menjadi poin dalam mengidentifikasi kinerja

sekolah, diantara yaitu :1

1. Manajemen Kurikulum

Kurikulum merupakan ruh dalam sebuah pendidikan. Untuk memeprbaiki dan

meningkatkan mutu pendidikan maka yang pertama harus dilakukan adalah

mengembangkan dan melengkapi kurikulum disesuaikan dengan potensi daerah

serta tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan akan mampu melahirkan anak-

anak bangsa yang cerdas dan terampil ketika kurikulum dikembangkan dan

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dasar peserta didik. Kurikulum dan

pembelajaran merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang

membutuhkan pengelolaan (manajemen) untuk tercapainya tujuan pendidikan

nasional.2

2. Manajemen Peserta Didik


1
Jamaluddin Malik,dkk., Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Sarana Prasarana, dan Iklim
Sekolah terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri, Vol.2(2), Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 2021, hlm. 81-94.
2
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2022).
Manajemen siswa adalah suatu proses pengelolaan segala bentuk kegiatan yang

berkaitan dengan siswa dan sumber daya lainnya guna mencapai tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien. Ada beberapa prinsip pengelolaan bagi siswa, yaitu :

- Semua kegiatan harus mengacu pada peraturan yang berlaku

- Dapat dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen lembaga

- Lebih ditujukan untuk mempersatukan siswa yang memiliki latar berbagai

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah untuk mengatur kegiatan-kegiatan

peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di

sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapar berjalan lancar, tertib

dan teratur. Sedangkan tujuan khusus manajemen peserta didik adalah :

- Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik

- Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan

minat peserta didik

- Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik3

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perubahan pola pendidikan yang terasa pada saat ini merupakan salah satu ciri era

globalisasi atau disebut dengan era keterbukaan (era of openes), ini dibuktikan

dengan berkembangnya ilmu (science) dan teknologi. Manajemen SDM mencakup

kegiatan sebagai berikut :

- Perencanaan SDM - Penilaian Kinerja

- Analisis Pekerjaan - Pengembangan Karir

- Pengadaan Pegawai - Pelatihan dan Pengembangan Pegawai

- Seleksi Pegawai - Penciptaan Mutu Kehidupan Kerja

- Orientasi, penempatan dan penugasan - Perundingan Kepegawaian

3
Slamet Nuryanto, Manajemen Kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda
Purwokerto Banyumas, (Purwokerto : 2018).
- Konpensasi - Riset Kepegawaian

- Pensiun dan Pemberhentian Pegawai4

4. Manajemen Keuangan

Sekolah Dasar (SD) yang merupakan bagian dari jenjang pendidikan dasar di

Indonesia ternyata tidak mendapatkan dukungan dana yang memadai, baik dari

sumber pemerintah, orang tua, maupun masyarakat. Permasalahan yang muncul dan

perlu dilakukan penelitian mendalam adalah bagaimana kenyataan pengelolaan

keuangan pada tingkat sekolah dasar yang serba terbatas tetapi tetap harus mencapai

tujuan-tujuan kurikuler yang dituntut kurikulum. Ada dua hal yang perlu digaris

bawahi terkait dengan manajemen keuangan di sekolah dasar, yaitu :

- Manajemen keuangan itu merupakan keseluruhan proses upaya memperoleh dan

mendayagunakan semua dana

- Penggunaan semua dana sekolah dasar harus efektif dan efisien, harus tertib dan

mudah dipertanggung jawabkan kepada semua pihak yang terkait.5

5. Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting

dan utama dalam menunjang kegiatan belajr mengajar di sekolah. Rincian

manajemen sarana dan prasarana di sekolah dasar meliputi :

a. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

b. Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah

c. pendistribusian sarana dan prasarana sekolah

d. penataan sarana dan prasarana sekolah

e. pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien


4
Andi Rasyid P, Manajemen Pendidikan, (Makassar : Celebes Media Prakasa, 2017), hlm. 36.
5
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Yogyakarta : UPP,
2004).
f. pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

g. inventarisasi sarana dan prasarana sekolah

h. pemantauan dan penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana sekolah

i. Penghapusan sarana dan prasarana sekolah6

6. Manajemen Hubungan Masyarakat

Menurut Suriansyah (2000) dalam konsep dasar manajemen sekolah dasar, yang

menyatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat adalah :

a. Information given to the public (memberikan informasi secara jelas dan lengkap

kepada masyarakat)

b. Persuasion directed at the public, to modify attitude and action (melakukan

persuasi kepada masyarakat dalam rangkap merubah sikap dan tindakan yang

perlu mereka lakukan terhadap sekolah)

c. effort to integrated attitudes and action of institution with its public and of

public with the institution (suatu upaya untuk menyatukan sikap dan tindakan

yang dilakukan oleh sekolah dengan masyarakat secara timbal balik7

7. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen (pengelolaan) layanan khusus merupakan salah satu dari substansi

ekstensi manajemen pendidikan yaitu bidang garapan di dunia pendidikan yang

harus di kelola karena kontribusi besar terhadap kesuksesan proses substansi inti.

Ada tujuh layanan khusus peserta didik di sekolah dasar yang meliputi layanan :

- Bimbingan konseling - Koperasi

- Perpustakaan - Transportasi

6
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta : Kencana, 2011).
7
Onong Uchyana Effendy, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi dalam Kristiadi,
(Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 1995).
- Ekstrakulikuler - UKS

- Kafetaria8

2.2. Substansi Manajemen Lembaga Pendidikan Tingkat Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan

menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA),

madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah

kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Sekolah sebagai pendidikan formal memerlukan suatu sistem pengelolaan yang

profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, selayaknya

sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM.

Apabila dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan relevan

dengan kualitas mesinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan merupakan

keberhasilan kepala sekolah.

Kualitas sebuah lembaga pendidikan pada hakikatnya juga diukur dari kualitas

proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena

itu, kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci,

sehingga benar-benar measurable (dapar diukur) dan observable (diamati). Menurut

Rahmania Utari, kriteria keberhasilan lembaga pendidikan antara lain :

1. Input : Tingkat ketersediaan dan pendayagunaan masukan instrumental dan

lingkungan

2. Proses : Tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembelajaran

8
Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus di Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2022).
3. Output : Tingkat pencapaian lembaga dan hasil belajar

4. Outcome : Dampak langsung dan tidak langsung9

Perlu diketahui bahwa ada beberapa substansi penting dalam manajemen

pendidikan, antara lain :

1. Manajemen kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan

efisien. Kurikulum sebagai suatu rancangan pendidikan mempunyai kedudukan

yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah atau madrasah. Kegiatan manajemen kurikulum

yang terpenting adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru dan

proses pembelajaran serta pengajaran.

Bangunan kurikulum di lembaga pendidikan menurut Sudarsyah dan Nurudin

Tim Dosen Administrasi Pendidikan memiliki empat komponen, yaitu : tujuan,

isi, materi, proses pembelajaran dan evaluasi.10

2. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik diartikan sebagai suatu layanan yang memusatkan

perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan diluar

kelas seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan

keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta

didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga


9
Amiruddin Tumanggor, dkk. Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : K-Media, 2021).
10
Muhammad Kristiawan, dkk, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : Deepublish, 2017),
hlm. 76.
pendidikan, proses pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar, tertib dan

teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah

dan pendidikan secara menyeluruh.

Tujuan manajemen peserta didik adalah menata proses kesiswaan mulai dari

perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan

institusional yang berlangsung secara efektif dan efisien. Sedangkan fungsi

peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan

diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi

individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta

didik lainnya.11

3. Manajemen Kelas

Pelaksanaan proses pembelajaran yang baik dan bermutu tidak bisa

dilepaskan dari manajemen kelas yang dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran. Kelas harus dikelola dengan baik sesuai dengan strategi

pembelajaran yang akan diselenggarakan oleh guru. Guru yang profesional akan

mampu mengelola kelas dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.12

4. Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen

pendidikan yang sangat penting untuk menunjang terjadinya proses

pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah atau madrasah. Oleh sebab itu,

keberadaan sarana dan prasarana harus dikelola dengan baik dan diberdayakan

dengan optimal agar peran dan fungsinya dapat memberikan kontribusi yang

besar dalam perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah atau

11
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011).
12
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009).
madrasah. Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan

formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang

mencakup :

a. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan,

media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan

komunikasi serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap

sekolah/madrasah.

b. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan bangunan, ruang-ruang

dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap

sekolah/madrasah.

Upaya untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan menengah harus

sesuai dengan prinsip kecukupan, relevansi, dan daya guna serta sesuai dan

mendukung dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah.

Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan manajemen saran dan prasarana di

sekolah harus berpedoman pada kebijakan standar sarana dan prasarana

pendidikan dalam kaitannya dengan :

1. Merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan

2. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap

berfungsi dan mendukung pelaksanaan proses pendidikan di sekolah

3. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah

4. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan

tujuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan di sekolah pada setiap

kelasnya

5. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan


kesehatan dan keamanan lingkungan.13

5. Manajemen Keuangan Sekolah

Pengelolaan keuangan di sekolah harus dilaksanakan dengan penuh tanggung

jawab agar bisa dijalankan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Keuangan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan dilihat bukan

hanya jumlah saja, akan tetapi harus dilihat juga dari segi kualitasnya, dimana

setiap upaya dan pengorbanan yang diberikan untuk suatu tindakan yang dapat

memberikan hasil yang lebih tinggi dan bermutu. Keberhasilan dalam

pengelolaan dana pendidikan dapat menimbulkan manfaat yang cukup besar

dalam meningkatkan keberhasilan dalam mengelola lembaga pendidikan, antara

lain :

a. Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan secara efisien

dan efektif

b. Memungkinkan tercapainya kelangsungan hiduplembaga pendidikan

sebagai salah satu tujuan didirikannya lemba tersebut

c. Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun penyimpangan-

penyimpangan dana dari rencan semula

Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan memiliki dua kategori untuk biaya

pendidikan,yaitu biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung

(Indirect Cost).

a. Biaya langsung

Direct cost atau biaya langsung adalah biaya yang secara langsung dapat

digunakan untuk kepentingan operasional sekolah dan langsung dikeluarkan

untuk kepentingan operasional pelaksanaan proses belajar mengajar, terdiri

13
Arifin Barwani, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Malang : Ar-Ruz Media,
2015).
atas dana rutin dan dana pembangunan.

b. Biaya Tidak Langsung14

6. Manajemen Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana

yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha

mengadakan pembinaan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di

sekolah. Elsbree (1959) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan

sekolah harus berhubungan dengan masyarakat, yaitu :

a. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah

b. Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam

pendidikan di sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah

c. Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat terhadap pendidikan

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara

sekolah dan masyarakat serta mendorong minat dan kerja sama para anggota

masyarakat dengan meningkatkan pengertian anggota masyarakat terkait

kebutuhan akan pendidikan, hal ini dilaksanakan dalam rangka usaha perbaikan

dan peningkatan mutu pendidikan.15

7. Manajemen Tenaga Kepenndidikan

Manajemen tenaga pendidikan didefinisikan sebagai kegiatan menggerakkan

orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Tenaga kependidikan adalah

anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

pelaksanaan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang

14
Prim Masrokan Mutohat, Manajemen Pendidikan, (Tulungagung : Lingkar Media
Yogyakarta, 2017).
15
Rusi Rusmiati Aliyyah, Manajemen Lembaga Pendidikan, (Jagakarsa : Polimedia
Publishing, 2019).
berkualifikasi sebagai guru, dosen, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan.16

16
Siagian Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014).
BAB

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas

pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai

tujuan secara efektif. Manajemen pendidikan memiliki fungsi sebagai perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan pegawai, pengarahan, koordinasi, pelaporan, pembuatan

anggaran dan sebagai pengawasan dalam lembaga pendidikan. Sedangkan tujuan dari

manajemen pendidikan yaitu agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis

dan dapat dievaluasi secara produktif, berkualitas efektif dan efisien.

Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang pokok yang harus dikelola

oleh administrator atau manajer pendidikan. Secara operasional bidang tugas ini disebut

sebagai substansi manajemen yang harus diberdayakan sedemikian rupa oleh

administrator atau manajer (kepala sekolah) agar tujuan pendidikan dan pembelajaran

dapat tercapai secara efektif dan efisien. Beberapa substansi pada manajemen

pendidikan, antara lain :

1. Manajemen kurikulum

2. Manajemen peserta didik

3. Manajemen keuangan

4. Manajemen tenaga kependidikan

5. Manajemen sarana dan prasarana

6. Manajemen layanan khusus

7. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat


DAFTAR PUSTAKA

Aliyyah, R. R. (2019). Manajemen Lembaga Pendidikan. Jagakarsa: Polimedia Publishing.

Barwani, A. (2015). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Malang: Ar-Ruz Media.

Effendy, O. U. (1995). Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi dalam Kristiadi.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Jamaluddin Malik, S. T. (2021). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Sarana Prasarana dan Iklim

Sekolah terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar. Manajemen

Pendidikan Islam, 81-94.

Kristiawan, M. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Muhaimin. (2011). Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana.

Mutohat, P. M. (2017). Manajemen Pendidikan. Tulungagung: Lingkar Media Yogyakarta.

Nuryanto, S. (2018). Manajemen Kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan

Bunda Purwokerto Banyumas. Purwokerto.

P, A. R. (2017). Manajemen Pendidikan. Makassar: Celebes Media Prakasa.

P, S. S. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Pudjiastuti, S. H. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP.

Triwiyanto, T. (2022). Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Tumanggor, A. (2021). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: K-Media.


Zulkarnain, W. (2022). Manajemen Layanan Khusus di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai