PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Zuliana, S,Pd.I., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang
berjudal “Manajemen Dan Administrasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan” dalam rangka
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Dan
Administrasi Pendidikan yaitu Ibuk Zuliana,S,Pd.I., M.Pd.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua
kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
makalah lebih lanjut.
Tulisan ini dapat penuh diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Akhimya, semoga tulisan yang jauh
dari sempuma ini ada manfaatnya.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
BAB I....................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Manajemen Kesiswaan.................................................................................5
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan.............................................................5
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan................................................6
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan......................................................7
4. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan.....................................................7
B. ADMINISTRASI KESISWAAN...............................................................10
1. Pengertian Administrasi Kesiswaan.........................................................10
2. Tujuan dan Manfaat dari Administrasi Kesiswaan..................................12
3. Ruang Lingkup Administrasi Kesiswaan.................................................13
BAB III...............................................................................................................21
KESIMPULAN...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen dan Administrasi merupakan sesuatu yang sangat penting di dunia yang
semakin kompleks dan majemuk seperti saat ini. Melalui fungsi-fungsinya, administrasi dan
Manajemen membantu masyarakat di dunia untuk mencapai tujuan dengan cara efektif dan
efisien. Fungsi-fungsi administrasi mulai dari planning, organizing, directing, actuating,
dan controlling merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga
keterkaitan antarfungsi tersebut memudahkan seorang pemimpin atau leader untuk menyusun
dan mencapai tujuannya secara maksimal.
Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan manajemen dan
administrasi. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari
komponen-komponen pendukung dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti siswa
atau peserta didik, pendidik atau guru, kurikulum, serta sarana prasarana. Semua komponen
tersebut haruslah saling mendukung guna mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan
pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan adalah
siswa atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
dalam proses input dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan
input yang berkualitas. Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang
harus dilakukan dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan
efektif. Dalam makalah kali ini, akan dibahas berbagai hal yang berkaitan administrasi
kesiswaan seperti halnya pengertian, proses, tujuan, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut antara lain :
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain
A. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya
peserta didik dari suatu sekolah. Nantinya akan di ketahui output dari lembaga tersebut sudah
baik atau belum dari manajemen kesiswaan tersebut.
Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration sebagai layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar
kelas seperti : pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Sehingga peserta
didik akan memiliki kemampuan untuk terjun ke masyarakat dengan di bekali dari sekolah
melalui manajemen kesiswaan.Manajemen Kesiswaan merupakan proses pengurusan segala
hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah mulai dari penerimaaan siswa,
pembinaan siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya mulai
penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif.
Mulyono mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang
di rencanakan dan di usahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap
seluruh siswa (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses
PBM secara efektif dan efisien. Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap
seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga
keluarnya peserta didik dari suatu sekolah. Dari beberapa pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa manajemen kesiswaan merupakan proses pengursan segala hal yang
berkaitan dengan siswa mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik
dari suatu sekolah.
d. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen kesiswaan. Kegiatan monitoring adalah suatu
kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seluruh warga
sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh siswa.
Kegiatan monitoring ini dapat dilakukan secara langsung pada kegiatan yang di lakukan oleh
siswa dan kegiatan monitoring secara tidak langsung dengan mendengarkan laporan dari
orang yang terlibat dalam kegiatan.
B. ADMINISTRASI KESISWAAN
Menurut Drs. Ngalim Purwanto, administrasi adalah suatu proses dari semua kegiatan
bersama dengan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia baik secara material, personal,
maupun spiritual dalam usaha mencapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien.
1
Suryo Subroto, “Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah”, (Jakarta: Bina
Aksara, 1984), hlm. 30-35.
A. Gaffer MS membagi administrasi kesiswaan pada tiga bidang, antara lain:
1. Pupil Inventory
adalah gambaran data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk mengetahui keadaan-
keadaan siswa yang akan masuk sekolah dan juga untuk mengetahui pertumbuhan jumlah
penduduk terutama pada usia anak sekolah. Data ini untuk menyusun perencanaan sarana
prasarana, tenaga guru, termasuk juga perencanaan keuangan untuk anggaran biaya sekolah
tersebut. Dan data pupil Inventory dapat digunakan menyusun rencana jangka pendek dan
jangka panjang. (semua data harus ada pada administrator pendidikan/sekolah).
2. Pupil Accounting
adalah data mengenai keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama masalah absensi.
Seperti, mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa tidak masuk sekolah,
masalah ini guru harus mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga dapat membantu
menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
adalah pelayanan dan usaha-usaha sekolah untuk mengembangkan prestasi siswa, pelayanan
tersebut berupa bimbingan konseling yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan
kepada siswa, sehingga para siswa sadar tentang potensi bakat mintanya, kemampuannya dan
mampu memecahkan masalah-masalahnya sendiri (tanpa paksaan), termasuk juga dengan
kesadaranya sendiri dapat mengaplikasikan pelajaran yang telah diajarkan dalam
kehidupanya sehari-hari.
Dalam penerimaan siswa baru ini perlu direncanakan dengan baik, agar penerimaan
siswa baru dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini, juga harus
memperhatikan hari-hari libur sekolah atau hari Ahad, agar tidak terjadi tabrakan dengan
regristrasi siswa yang lama.
Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa
baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini Kepala Sekolah
membentuk panitia atau menunjuk beberapa orang Guru untuk bertanggung jawab pada tugas
tersebut. Setelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga
secara fisik, mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.
Pada tahap penerimaan, tentu saja setiap orang atau individu memiliki kesempatan
yang sama untuk mengikuti sebuah pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh
karena hal tersebut, lembaga pendidikan harus mempersiapkan segala hal untuk menjaring
calon-calon peserta didiknya. Ketika berbicara mengenai penerimaan Peserta didik, haruslah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
2
E Mulyasa,“Manajemen Berbasis Sekolah”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 67.
Kebijakan penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah
peserta didik yang dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut sesuai dengan kondisional
lembaga pendidikan tersebut, seperti daya tampung, kriteria yang dapat diterima, sarana
prasarana, tenaga kependidikan yang ada, jumlah peserta didik yang tinggal kelas, dsb. Selain
itu kebijakan penerimaan peserta didik baru juga memuat mengenai sistem penerimaan,
waktu penerimaan, serta personalia-personalia yang akan terlibat dalam proses penerimaan.
Berbicara mengenai sistem penerimaan, ada dua macam sistem penerimaan peserta didik
baru, yaitu sistem promosi dan sistem seleksi.
Sistem seleksi adalah sistem penerimaan peserta didik baru yang menerapkan seleksi
atau penyaringan terhadap peserta didik yang telah mendaftar. Ada tiga macam sistem
seleksi, yaitu melalui seleksi DANEM, seleksi Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK), dan
seleksi berdasar hasil ujian masuk.
Seleksi melalui DANEM, berarti ketika calon peserta didik masuk dalam ranking yang
ditentukan oleh sekolah, maka peserta didik tersebut dinyatakan lolos seleksi. Pada sistem ini,
sekolah telah terlebih dahulu menentukan daya tampung dari peserta didik yang akan
diterima.
Seleksi PMDK, berarti seleksi melalui penelusuran prestasi yang telah diperoleh oleh
calon peserta didik bisa melihat dari nilai rapor atau melalui piagam penghargaan yang telah
dia peroleh. Seleksi ini memberi kesempatan pada peserta didik yang unggul di sekolah
sebelumnya untuk dapat meneruskan ke jenjang berikutnya sesuai dengan bakat dan minat
yang ada pada dirinya.
Sistem seleksi tes masuk, berarti calon peserta didik yang akan mendaftar untuk masuk
ke sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, harus melalui seleksi dengan ujian atau tes
masuk. Ketika calon peserta didik mampu menyelesaikan tes dan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan maka calon peserta didik tersebut akan diterima. Sebaliknya, ketika calon
peserta didik tersebut tidak dapat menyelesaikan, maka ia dinyatakan gagal.
Sistem ini lazimnya melalui beberapa tahap, yakni seleksi administrasi (persyaratan-
persyaratan) dan selsksi akademik (kemampuan akademik)
Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk
diterima sebagai peserta didik. Kriteria penerimaan peserta didik ada tiga macam, kriteria
acuan patokan (standard criterian referenced), kriteria acuan norma (Norm criterian
referenced), dan kriteria berdasar daya tampung sekolah.
Kriteria berdasar daya tampung sekolah adalah penerimaan berdasar daya tampung yang
telah ditentukan sehingga memenuhi kriteria ketika didalam cakupan daya tampung yang
telah ditentukan.
Konsekuensi dari adanya kriteria ini adalah ketika ada calon peserta didik yang tidak
memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka calon peserta didik akan dinyatakan gagal
atau tidak diterima.
Penerimaan peserta didik merupakan aktivitas penting dalam administrasi kesiswaan,
karena kualitas input dari peserta didik sangat tergantung dari proses penerimaan peserta
didik ini.
Berikut ini adalah prosedur penerimaan peserta didik di lembaga pendidikan atau
sekolah yakni pembentukan kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan
peserta didik baru, pembuatan, pemasangan, atau pengiriman pengumuman, pendaftaran
peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman dan
registrasi peserta didik yang diterima.
Mengenai format dari kepanitiaan, seperti kepanitiaan lain ada unsur ketua, sekretasis,
bendahara, serta seksi-seksi seperti seksi pendaftaran, seksi publikasi, seksi kesekretariatan,
seksi pengawasan, dll, dengan tanggung jawab tugas masing-masing.
Setelah terbentuk kepanitiaan, prosedur berikutnya adalah rapat kepanitiaan tersebut
mengenai ketentuan-ketentuan penerimaan peserta didik baru yang hasilnya akan
dipublikasikan sebagai langkah promosi atau pengenalan terhadap sekolah atau lembaga
pendidikan tersebut.
Hasil rapat tersebut dituliskan atau didokumentasikan dalam sebuah buku notulen
rapat, agar tercatat apa yang telah dibahas dalam rapat tersebut, sehingga dapat dilihat secara
jelas mengenai hasil keputusan rapat tersebut.
Setelah hasil rapat mengenai ketentuan penerimaan peserta didik baru telah mencapai
suatu kesepakatan, maka langkah selanjutnya adalah membuat suatu promosi atau
pemberitahuan mengenai penerimaan peserta didik baru kepada masyarakat. Isi dari promosi
atau peberitahuan tersebut bisa berupa
Bisa dijelaskan mengenai visi, misi, fasilitas sarana prasarana, prestasi, dll. Dengan
diberikan mengenai gambaran sekolah, calon peserta didik mampu mengetahui kualitas dari
sekolah tersebut.
Dalam pengumuman, berisi syarat atau ketentuan yang harus dipersiapkan oleh calon
pendaftar bisa berupa dokumen, foto, atau ketentuan lainnya. Syarat penerimaan siswa baru
ini diatur oleh Kan-Wil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan pedoman pada
ketentuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Misalnya syarat masuk sekolah
dasar: Sudah berumur 7 tahun. Apabila semua anak yang berumur 7 tahun sudah tertampung,
maka prioritas penerimaan adalah anak yang berusia 8, 9, 10, 11, 12, dan 6.
Cara mendaftar
Dijelaskan mengenai prosedur pendaftaran dengan cara online atau langsung ke
sekolah harus dijelaskan secara jelas. Sehingga memudahkan calon peserta didik dalam
menyiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan pendaftaran.
Memuat mengenai waktu dan tempat terkait dengan pendaftaran, proses seleksi,
pengumuman beserta registrasi.
Uang pendaftaran
Memuat keterangan tentang biaya pendaftarab dan kepada siapa harus membayar
(bank atau langsung ke sekolah).
Pada saat pendaftaran, yang harus dipersiapkan adalah berupa loket pendaftaran, loket
informasi, dan formulir pendaftaran beserta petunjuk pengisian agar membantu calon peserta
didik dalam mengisi formulir.
Formulir pendaftaran ini dimaksudkan untuk mengetahui identitas calon dan untuk
pengisian buku induk sekolah.3
Seleksi calon peserta didik ini sangat bergantung pada sistem seleksi yang dianut oleh
sekolah atau lembaga pendidikan. Ketika menggunakan seleksi tes, maka sekolah perlu
menyiapkan sarana prasarana untuk mendukung dan melayani calon peserta didik untuk
mengikuti serangkaian tes yang telah direncanakan. Perlu adanya petunjuk yang jelas baik
untuk peserta atau pengawas tes, sehingga tes dapat berjalan tertib, jujur, dan lancar.
3
Ali Imron, “Managemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 48-50.
Penentuan diterima atau tidaknya sangat bergantung pada sistem seleksi juga. Ketika
menggunakan sistem DANEM, maka siswa yang berada pada ranking yang telah ditentukan,
maka dinyatakan lolos.
Begitu pula ketika dengan sistem tes, ketika hasil tes sesuai dengan kriteria
dinyatakan diterima.
Setelah melalui proses seleksi dan telah ditentukan diteima atau tidak, maka prosedur
selanjutnya adalah malakukan pengumuman.
Pengumuman dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Tertutup berarti bersifat
privasi dan pribadi, jadi yang mengetahui hanya siswa yang bersangkutan, sedangkan terbuka
berarti pengumuman bersifat umum, dan setiap peserta dapat melihat hasil yang didapat
peserta lain.
Setelah diumumkan dinyatakan diterima proses selanjutnya adalah registrasi atau
daftar ulang untuk mengisi buku induk sekolah.
Setelah melalui proses seleksi penerimaan, peserta didik yang dinyatakan lolos
haruslah dicatat sebagai siswa baru di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Catatan-
catatan yang dimaksud adalah
Buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah atau sedang
mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut. Buku induk biasanya dicatat dalam buku
besar. Data yang ada dalam buku induk ini harus lengkap meliputi nomor urut, nomor
induk, data dan identitas siswa yang diambil dari formulir pendaftaran.
Buku induk merupakan kumpulan data siswa sepanjang masa di sekolah itu. Dalam
buku induk ini juga berisi data prestasi siswa dari tahun ke tahun. Catatan dalam buku induk
ini harus jelas, bersih dan rapi.
b) Buku klapper
Buku klaper ini membantu buku induk yang memuat data siswa yang penting-penting.
Pengisiannya dapat diambil dari buku induk, tetapi tidak selengkap buku induk. Kegunaan
utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data siswa, apalagi jika belum
diketahui nomer induknya.
c) Buku Presensi kelas
Buku yang setiap hari diisi guna mencatat siswa yang hadir atau tidak hadir, untuk
selanjutnya dihitung persentase kehadiran tiap akhir bulan.
Buku ini untuk mancatat siswa yang meminta bimbingan dan yang telah mengikuti
bimbingan dan penyuluhan.
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan pada siswa dengan memperhatikan
kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka
perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Prinsip bimbingan ada 2 yaitu
Prinsip umum.
Prinsip ini terbentuk dari sikap dan tingkah laku yang terlihat dari berbagai aspek kepribadian
yang unik dan kompleks dari siswa tersebut.
Buku yang memuat laporan hasil belajar siswa yang bersangkutan dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah tersebut.
g) Buku Mutasi
Buku yang digunakan untuk mencatat adanya murud-murid yang pindah.
Sebagian besar siswa dikelompokan berdasarkan sistem kelas. Di sekolah dasar ada
6 pengelompokkan kelas, sedangkan pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas
baik sekolah umum/kejuruan ada 3 pengelompokkan kelas dan diberikan pelajaran dengan
sistem klasikal.
2. Sub-grouping with in the class, pengelompokan yang dilakukan di setting kelas, di mana di
dalam kelas dibentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristik ondividu, seperti
pengelompokan berdasarkan minat, pengelompokan berdasar kebutuhan khusus,
pengelompokan beregu, dsb.
Setelah mengikuti proses seleksi dan diterima dan melakukan pendaftaran ulang
untuk dicatat sebagai peserta didik, maka peserta didik baru memasuki masa orientasi.
Yang dimaksud dengan orientasi adalah pengenalan. Pengenalan ini meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik adalah sarana prasarana
seperti laboratorium, lapangan olah raga, koperasi sekolah, dan fasilitas-fasilitas sekolah
lainnya. Sedangkan lingkungan sosial yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru dan staf
serta teman sekelas dan sebaya, serta kakak kelasnya.
a. Bagi peserta didik adalah wahana untuk mengenalkan dirinya kepada lingkungan barunya,
seperti kepada teman sekelas, dan sebagai wahana untuk mengetahui lingkungan barunya.
b. Bagi personalia sekolah dan tenaga kependidikan, sebagai titik tolak dalam memberikan
pelayanan yang mereka butuhkan. Hal –hal yang dapat dilakukan adalahn mengenalkan tata
tertib siswa, guru, perpustakaan, laboratorium, dsb. kepada peserta didik baru,
c. Bagi kakak kelas peserta didik, sebagai sarana mengetahui atau menelusuri secara
mendalam mengenai peserta didik baru, berkaitan dengan estafet kepemimpinan dalam
organisasi.
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal : 1 Mei 1974, No.
14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengataur kehidupan sekolah
sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap pelanggarannya. Tata tertib siswa ini merupakan
bagian dari tata tertib sekolah. Tata tertib siswa ini memuat mengenai aturan-aturan yang
menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak, untuk ditaati oelh
peserta didik dan mengandung hukuman sebagai konsekuensi bagi siswa yang melanggar
aturan-aturan yang telah ditentukan.
Tujuannya agar terdapat suatu standar tingkah laku, menjunjung tinggi citra peserta
didik, serta dapat mewujudkan suatu kedisplinan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
di sekolah.
Evaluasi hasil belajar peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan
mereka dari waktu ke waktu. Alasan lain perlu dilakukan evaluasi adalah tingkat pemahaman
dan penguasaan peserta didik mengenai pelajaran, letak kesulitan, kemampuan guru dalam
mengajar dapat diketahui setelah adanya evaluasi, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan untuk pengelompokan peserta didik.
Fungsi dari evaluasi peserta didik adalah untuk mendapatkan data, informasi
kemajuan belajar dan kemunduruan, sebagi bahan untuk menentukan sikap terhadap
kelanjutan peserta didik. Teknik-teknik evaluasii dapat dengan menggunakan tes ataupun
nontes, seperti observasi, wawancara, angket, dsb.
Setelah adanya evaluasi dan telah menghasilkan data, maka harus ada tindak lanjut
dari evaluasi tersebut, tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah melakukan pengayaan,
remedial, mengulang pelajaran,mengadakan promosi,.kenaikan, atau penurunan, serta harus
adanya pelaporan. 4
BAB III
KESIMPULAN
4
B Suryosubroto, “Manajemen Pendidikan di Sekolah”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.
17-18.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. “Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan”. Jakarta: Rajawali.
Imron,Ali. 2012. “Managemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa,E.2012. “Manajemen Berbasis Sekolah”. Bandung: Remaja Rosdakarya.
https://www.silabus.web.id/manajemen-kesiswaan/