Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

Administrasi Pendidikan dan Supervisi “Konsep Supervisi


Pendidikan”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan
dan Supervisi

Dosen pengampu : Siti Maulidah, M.Pd

Disusun oleh

Puspita Sari NIM. 2011306053


Putri Niken Ayu Lestari NIM. 2011306088
Syakira Yesenia Irwan NIM. 2011306059
Fadya Puspa Anggraini NIM. 2011306040
Aulia Nanda NIM. 2011306046

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD
IDRIS SAMARINDA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memlimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Supervisi
Pendidikan”. Penyusunan makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Administrasi Pendidikan dan Supervisi. Selain itu, tujuan dalam
penyusunan makalah ini yaitu agar kita sebagai generasi penerus dapat
memahami fungsi dan peran lembaga pendidikan.

Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
membuka selebar lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Samarinda, 07 Maret 2022

Penyusun,

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4

1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAAN..........................................................................................5

2.1 Pengertian Konsep Supervisi Pendidikan................................................................5

2.2 Langkah Langkah Supervisi Pendidikan.................................................................17

2.3 Tindak Lanjut Supervisi Pendidikan.......................................................................20

BAB III. PENUTUP.....................................................................................................28

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................28

3.2 Saran........................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu
organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah
direncanakan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sergiovanni dan
Starrat (1979:2) mengatakan bahwa supervisi perlu dilakukan atas dasar
perbaikan yang harus dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi,
dan sumberdaya keuangan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto (2009:14), bahwa untuk melaksanakan rencana atau program
sehingga tercapai hasil yang baik salah satunya adalah dengan cara melakukan
pengawasan atau supervisi yang kontinyu dan kosekuen. Melalui supervisi
seorang supervisor dapat melakukan prediksi maupun evaluasi sedini mungkin
terhadap hal yang menjadi kendala dalam menjalankan suatu program kerja,
sehingga supervisor tersebut dapat mengambil tindakan strategis yang merupakan
solusi atas kendala tersebut. Selain itu, supervisor juga dapat menganalisa
berbagai kemudahan dan kelebihan din sekolah yang akan menjadi faktor
potensial untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan kejuruanitas sekolah pada
masa itu maupun dimasa yang akan datang.
Sehingga pada akhirnya seluruh unsur dalam sekolah tersebut dapat
melakukan pekerjaannya sesuai prosedur yang ditetapkan dan dapat mencapai
tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan efektif. Sekolah sebagai
salah satu organisasi pendidikan yang secara lansung menyelenggrakan proses
pendidikan, mengemban amanat untuk dapat menyelenggarakan proses
pendidikan dan mencapai Tujuan Pendidikan Nasional secara efektif.

1
Amanat tersebut disiratkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) : Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Berbagai program perencanaan dan pengorganisasian pendidikan telah
dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Selanjutnya yang menjadi tantangan
adalah bagaimana supaya sekolah dapat melaksanakan seluruh perencanaan
tersebut sesuai dengan petunjuk dan standar batasan yang telah dirujuk oleh
pemerintah. Untuk dapat melaksanakan perencanaan tersebut dan demi
tercapainya tujuan pendidikan, diperlukan suatu upaya berupa program supervisi
yang terencana terhadap penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.
Sergiovanni dan Starrat (1979:5) mengatakan bahwa sekolah yang
melaksanakan program supervisi selalu menunjukan perkembangan dan
peningkatan kualitas. Dengan melaksanakan supervisi, sekolah akan mendapatkan
evaluasi atas kualitas penyelenggaraan pendidikan disekolah tersebut sehingga
sekolah dapat melakukan perbaikan yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan
kualitas pendidikan. Secara umum terdapat dua jenis supervisi yang dilaksanakan
dalam dunia pendidikan, yaitu supervisi manajerial yang berkaitan dengan
administrative pengelolaan sekolah dan supervisi akademik yang berkaitan
dengan penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.
Supervisi akademik dalam dunia pendidikan bertujuan untuk memberikan
pelayanan dan bantuan professional kepada guru dalam menghadapi berbagai
kendala selama guru tersebut menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu
supervisi akademik juga membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum yang
selalu berubah-ubah kedalam suatu proses persiapan perencanaan, pelaksaan dan
evaluasi pembelajaran. Terdapat tiga unsur yang dapat melakukan supervisi
akademik di sekolah, yaitu pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru yang

2
sudah berpengalaman dibidang keahliannya. Strategisnya peran pengawas
sekolah, kepala sekolah, dan guru berpengalaman sebagai seorang supervisor juga
sejalan pendapat Sergiovanni and Starrat (1979:2) yang mengatakan bahwa tugas
supervisi dititik beratkan kepada supervisor yang posisinya paling dekat dengan
guru dan bidang pekerjaan disekolah. Pengawas sekolah berada dalam posisi yang
independent dalam melakukan supervisi terhadap guru. Sebagaimana yang
disebutkan dalam Permendiknas No 12. Tahun 2007 dan Sejalan dengan yang
dikatakan oleh Sagala (2012:138) bahwa pengawas sekolah merupakan tenaga
kependidikan professional yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan dalam bidang akademik maupun manajerial.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya, disebutkan tugas pokok Pengawas Sekolah adalah
melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan 4 professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di
daerah khusus. Sebagai seorang supervisor, pengawas sekolah seharusnya dapat
memberikan perhatian yang secara objektif dan sungguh-sungguh terhadap aspek
yang dapat menjadi hambatan dan tantangan tugas guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
Sehingga supervisor dapat memahami permasalahan guru tersebut dan
mencarikan solusi yang tepat. Selain itu supervisor juga dapat memberikan
kesempatan kepada guru dalam mengembangkan ide dan kreatifitasnya yang pada
akhirnya akan berdampak terhadap pelaksanaan belajar mengajar yang efektif.
Idealnya pengawas sekolah sebagai supervisor akademik harus menjadi idola para
guru, karena keberadaan pengawas sekolah di tengah-tengah mereka menjadi

3
inspirator bagi guru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan
tugas mengajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas penyusun, merumuskkan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Sebagai tenaga pendidik kita harus bisa mengetahui apa itu konsep
supervisi pendidikan
2. Sebagai tenaga pendidik kita harus mengetahui langkah langkah
supervisi pendidikan serta tindak lanjut supervisi pendidikan

Di atas, adalah uraian yang akan dibahas pada saat bab selanjutnya. Karena
tenaga pendidik perlu mengetahui apa saja itu konsep supervisi pendidikan seperti
yang telah ketahui dari judul makalah ini.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan kita membahas tentang tugas administrasi pendidikan, yaitu;
1. Agar siswa mampu menguasai serta mengetahui tentang apa itu konsep
supervisi pendidikan sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Agar siswa mampu menguasi serta mengetahui tentang langkah langkah
dan tindak lanjut supervisi pendidikan sebelum mamasuki dunia kerja
yang sesungguhnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep Supervisi Pendidikan

Di dunia pendidikan di Indonesia istilah supervisi baru dikenal pada tahun 60-an.
Dimana Supervisi ini secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Selain itu juga ada beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi
berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih dan visi adalah
kemampuan melihat. Dalam dunia pendidikan kepala sekolah digambarkan sebagai
seorang “expert” dan “superior” sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang
memerlukan kepala sekolah. Supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan
yang telah direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai serta staf sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif sehingga memperoleh hasil yang baik.

Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang


diterapkan terhadap suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan bahkan menilai dan
mengoreksi pekerjaan tersebut agar sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sejak awal.
Supervisi juga dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan kepada guru agar guru
dapat menjadi seorang yang profesional dan dapat melaksanakan dan mengerjakan
tugasnya dengan baik terhadap peserta didiknya (Thaib, dkk, 2005). Supervisi merupakan
bantuan dari para pemimpin sekolah, yang diberikan dengan maksud untuk
perkembangan kepemimpinan dan keprofesionalan guru-guru dan pegawai serta staf
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. 1

Supervisi merupakan pengawasan Konsep Dasar Supervisi Pendidikan, Padang 2019


terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan
fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan
akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam

1
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)

5
mengajar dan lainnya. Pada penerapannya atau pelaksanaannya supervisi tidak hanya
mengawasi guru dan pegawai serta staf lainnya, tetapi juga mengawasi apakah pekerjaan
yang dilakukan telah berjalan baik dan sesuai ketentuan atau belum, serta juga
memberikan solusi dan mencari cara secara bersama dalam memperbaiki pekerjaannya
ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 2 Secara
tradisional konsep supervisi adalah pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam
pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahn dengan tujuan untuk
diperbaiki. Supervisi dengan konsep ini dsebut snooper vision atau tugas memata-
matai untuk menemukan kesalahan. Konsep supervisi ini membuat guru-guru
menjadi takut dan enggan menolak kerja sama karena dianggap dapat
dipersalahkan. Berkembanglah konsep supervisi ilmiah, yaitu :

1. Sistematis (dilaksanakan secara teratur, berencana, dan terus-menerus).


2. Obyektif (data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan
tafsiran pribadi yang bersifat subyektif).
3. Menggunakan instrumen pencatat yang reliabel untuk memberikan informasi
sebagai umpan balik atas penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari supervisi pendidikan
diantaranya adalah :

a. Menurut Adams dan Dickey (1959) dalam Basic Principle of Supervision,


supervisi adalah program berencana untuk memperbaiki pengajaran yang
pada hakikatnya adalah perbaikan belajar dan mengajar.3
b. Dictionary of Education oleh Good Carter (1959) pengertian supervisi
adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru
maupun petugas-petugas lain untuk memperbaiki pengajaran, termasuk

2
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)
3
Anggun, “Konsep Supervisi Pendidikan”, https://goenable.wordpress.com/2012/01/05/konsep-
supervisi-pendidikan/ (diakses pada 05 mei 2022, pada 21.18)

6
menstimulasi, menyeleksi jabatan dan perkembangan guru-guru serta
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode dan evaluasi
pengajaran yang demokratis.
c. Menurut Boardman (1953), supervisi adalah usaha menstimulasi,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru
di sekolah secara individual maupun secara kolektif agar dicapai fungsi
pengajaran secara lebih paham dan efektif. Dengan demikian guru-guru
dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan peserta didik secara
kontinu dan lebih kompeten berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi
modern.
d. Mc Nerney (1951) mengatakan, supervisi sebagai suatu prosedur memberi
arah dan mengadakan penilaian kritis terhadap proses pengajaran.
e. Menurut Burton dan Bruckner (1955), supervisi dari segi perubahan sosial
berpengaruh terhadap peserta didik sebagai teknik pelayanan dengan
tujuan utama mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
f. Kimball Wiles mengatakan, bahwa supervisi adalah bantuan untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar yang lebih baik.Supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke
arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu
mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.4

Tujuan Supervisi Pendidikan

Segala sesuatu yang di buat tentu memiliki tujuan. Begitu juga dengan
supervisi pendidikan yang memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu :

1. Memberikan bantuan kepada guru agar dapat memahami tujuan dari


pendidikan yang diberikan di sekolah, selain itu juga memberikan
4
Anggun, “Konsep Supervisi Pendidikan”, https://goenable.wordpress.com/2012/01/05/konsep-
supervisi-pendidikan/ (diakses pada 05 mei 2022, pada 21.18)

7
bantuan kepada guru agar tidak hanya berfokus pada bidang studynya
tetapi juga harus mengetahui tujuan akhir dari pendidikan.
2. Membantu Guru dalam memahami siswanya serta kebutuhan
siswanya. Sehingga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
belajar.
3. Membantu guru agar nantinya dapat menjadi seorang pemimpin yang
baik yang dapat bekerjasama dan membantu orang lain yang kurang
mampu atau yang memerlukan bantuan tanpa harus memaperkan
kehebatannya.
4. Membantu menemukan kelebihan yang dimiliki oleh guru dan
memberikan tanggung jawab kepada guru tersebut sesuai
kemampuannya tanpa harus mencari kelemahannya.
5. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih baik lagi saat tampil di
hadapan para siswanya. Jika terdapat kekurangan maka akan
diperbaiki secara bersama-sama.
6. Membekali guru-guru baru mengenai tugastugas yang akan
diembannya agar dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Memberikan bantuan kepada guru dalam menemukan kesulitan dan
masalah yang dihadapi siswanya dan mencarikan solusinya (Rifai,
1982).

Selain memberikan peningkatan terhadap keterampilan dan pengetahuan guru,


supervisi juga bertujuan memberikan dan meningkatkan motivasi guru.5 Kepala
sekolah sebagai supervisor bertanggung jawab mengawasi proses belajar
mengajar di sekolah dengan cara berkunjung ke kelas, selain itu kepala sekolah
sebagai supervisor juga memberikan dorongan kepada guru agar selalu

5
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)

8
mengembangkan kemampuannya dan menerapkan kemampuannya itu dalam
proses mengajarnya serta juga memberikan dukungan kepada guru dalam
mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara sungguh-sungguh.

Supervisi ini akan berhasil jika saling memperhatikan satu dengan yang
lainnya tidak hanya memikirkan atau memperhatikan satu hal saja tapi banyak
hal. Oleh sebab itu supervisi pendidikan bertujuan memberikan perbaikan dan
pengembangan terhadap proses belajar mengajar namun juga memberikan
pengembangan terhadap guru dalam banyak hal termasuk disana pengadaan
fasilitas sampai dengan pembinaan hubungan baik dengan sesama (Hariwung,
1989).

Supervisi memiliki tiga kegunaan yaitu, pertama bagi seorang supervisor,


supervisi ini dapat berguna dalam meningkatkan kemampuannya dalam
memberikan arahan terhadap supervisinya. Yang kedua. Dengan adanya supervisi
ini juga memberikan kegunaan bagi guru yaitu dapat meningkatkan
keprofesionalan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dan yang
terakhir supervisi ini berguna dalam memberikan bantuan untuk terciptanya suatu
tujuan yang diharapkan. Terdapat tiga prinsip hubungan kemanusiaan yang
apabila dilakukan maka supervisi akan mencapai tingkat kegunaannya. Dimana
ketiga prinsip itu adalah pengakuan dan penghargaan, objektifitas dan
kesejawatan (Risnawati, 2014)6

Prinsip Prinsip Supervisi Pendidikan

Pengawas Sekolah maupun Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam


melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam
pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan supervisi yaitu

6
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)

9
peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara komprehensif. Secara
garis besar, prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Ilmiah.
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang
diperoleh dalam kenyataan praktek pelaksanaan proses belajar
mengajar;
2) Untuk memperoleh data perlu digunakan alat perekam data seperti
angket, pedoman observasi, percakapan pribadi, dan yang lainnya;
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis terencana.
b. Prinsip Demokratis
Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan
hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan, sehingga guru-guru
merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru sebagai mitra kerja
peningkatan mutu sekolah, bukan berdasarkan hubungan atasan dan bawahan.
c. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama dalam proses supervisi, atau menurut
istilah supervisi “sharing of ideas, sharing of experiences” dalam proses
supervisi untuk memberi support, mendorong, dan menstimulasi guru,
sehingga guru merasa untuk tumbuh bersama.7
d. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau proses supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.

7
Noeroel, “Pengertian, Prinsip Prinsip, Tujuan, dan Fungsi Supervisi Pendidikan”,
https://www.ainamulyana.id/2020/09/pengertian-prinsip-prinsip-tujuan-dan.html, (diakses 05
Mei 2022, pada 22.29)

10
Fungsi Supervisi Pendidikan

Dalam pelaksanaannya, supervisi secara umum memiliki manfaat dalam


segala aspek pendidikan. Karena memang supervisi secara umum
diterapkan pada setiap aspek yang terlibat dalam proses pendidikan,
diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam bidang kepemimpinan


a. Menyusun rencana dan policy bersama.
b. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi
dan memecahkan berbagai macam persolan.
c. Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau memupuk
moral yang tinggi kepada anggota kelompok.
d. Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok
2. Dalam hubungan kemanusiaan
a. Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang
dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya,
bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya.
b. Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi
anggota kelompok seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah
diri, acuh tak acuh, pesimistis dan sebagainya.
c. Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang
demokratis.8
d. Memupuk rasa saling menghormati diantara sesama anggota
kelompok dan sesama manusia.
3. Dalam pembinaan proses
a. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan
maupun kemampuan masing-masing.

8
Jasmani Asf, Syaiful Mustofa. “Supervisi P endidikan Terobosa n Ba ru P eningka tan Kinerja P
engawas Sekolah dan Guru”.(jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) Hal.. 41-44

11
b. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya mempercayai antar
sesama anggota dan pimpinan.
c. Memupuk sikap dan kesedian tolong menolong
d. Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
4. Dalam bidang administrasi personal
a. Memilih personel yang memiliki syarat-syarat kecakapan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan.
b. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan
meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5. Dalam bidang evaluasi
a. Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara
khusus dan terperinci.
b. Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang
akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk
mengadakan perbaikan.9

Teknik Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Berbagai macam teknik dapat
digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara

9
Jasmani Asf, Syaiful Mustofa. “Supervisi P endidikan Terobosa n Ba ru P eningka tan Kinerja P
engawas Sekolah dan Guru”.(jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) Hal.. 41-44

12
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai
berikut :

1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok


Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 :
86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain :
a. Pertemuan orientasi adalah pertemuan antar supervisor dengan
supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar
supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut
pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86)
b. Rapat guru Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui
rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses
pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru.
c. Studi kelompok antar guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu,
seperti MIPA, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor
agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal
yang tidak ada kaitannya dengan materi10
d. Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu
percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif
pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi
kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan
berbagai keterampilan pada diri para guru dalam mengatasi

10
Prof. Dr. Maridi, M.Pd Alanindra Saputra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/1/7.%20SUPERVISI
%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)

13
berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar
pikiran antara satu dengan yang lain.
e. Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi
dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui
percakapan dan bekerja secara kelompo
f. Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” Suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman
masingmasing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah
diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling
belajar satu dengan yang lain
2. Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 :
216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor
kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran
disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara
lain:
a. Teknik kunjungan kelas Teknik kunjungan kelas adalah suatu
teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas
pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu
guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran11
b. Teknik Observasi Kelas Teknik observasi kelas dilakukan pada
saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan
untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses
belajar mengajar.

11
Prof. Dr. Maridi, M.Pd Alanindra Saputra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/1/7.%20SUPERVISI
%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)

14
c. Percakapan Pribadi Percakapan pribadi merupakan Dialog yang
dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru
dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat
memberikan jalan keluarnya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain) Teknik ini dilakukan oleh
sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh
beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang
ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat –
kiat yang telah diambil sampai sekolah tersebut maju.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar Teknik
pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar
mengajar.
f. Menilai diri sendiri Guru dan supervisor melihat kekurangan
masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah
pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang akhirnya akan
memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang
baik.12

Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

Sasaran atau ruang lingkup yang dimaksud disini adalah wilayah, daerah atau
tepatnya sasaran yang menjadi objek untuk dilakukan supervisi. Perlu diingat
kembali bahwa kegiatan pokok supervisi bertujuan untuk melakukan pembinaan
dan pengembangan kepada seluruh staf sekolah khususnya guru.Menurut Olive
dalam Sahertian (2000:19), sasaran dari pelaksanaan supervisi adalah;

1. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan sekolah.

12
Prof. Dr. Maridi, M.Pd Alanindra Saputra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/1/7.%20SUPERVISI
%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)

15
2. Meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.
3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah.

Lebih rinci lagi, Arikunto (2004:33) mengidentifikasi sasaran supervisi


ditinjau dari objek yang akan disupervisi, menjadi tiga kategori:

1. Supervisi akademik, Supervisi akademik menitik beratkan pada


pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal
yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada
waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
2. Supervisi administrasi, Supervisi administrasi yang menitik beratkan
pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi
sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran
3. Supervisi lembaga, Supervisi lembaga yang menebarkan atau
menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada
di lingkungan sekolah.

Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas


pembelajaran maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama
baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Pada prinsipnya supervisi
dengan segala usahanya diarahkan pada pembinaan dan pengembangan aspek-
aspek yang terdapat dalam situasi pembelajaran, sehingga akan tercipta suatu
situasi yang dapat menunjang tujuan pembelajaran di sekolah.13

2.2 Langkah Langkah Supervisi Pendidikan

Sebagaimana lazimnya pelaksanaan supervisi  pengajaran tidak terlepas dari


prosedur dan tahapan dalam pelaksanaannya. Demikian pula kegiatan supervisi klinis,
dilaksanakan dengan tahapan yang sistematis. Pada dasarnya para ahli mempunyai

13
Ageng Triyono, “Supervisi Pendidikan; Pengertian, Sasaran, Tujuan, Prinsip, Teknik”,
https://www.haidunia.com/supervisi-pendidikan/ (diakses 05 mei 2022, pada 22.18)

16
prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang
berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu;

1. Tahap pertemuan awal


Pada tahap pertemuan awal merupakan pembuatan kerangka kerja,
karena itu perlu diciptakan suasana akrab dan terbuka antara supervisor
dengan guru, sehingga guru merasa percaya diri dan memahami tujuan
diadakan pendekatan klinis. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini
antara lain:
a. Menciptakan suasana persahabatan dan keterbukaan antara supervisi dan guru.
b. Membicarakan rancangan yang telah dibuat oleh guru yang meliputi
penentuan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok,
metode pembelajaran, media/alat, dan evaluasi.
c. Mengidentifikasi jenis-jenis kompetensi dasar beserta indikator-indikator
yang akan dicapai oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
d. Mengembangkan instrumen observasi yang akan digunakan untuk merekam
data kinerja guru.
e. Mendiskusikan instrument observasi, selanjutnya supervisor dan guru
membuat kesepakatan tentang data yang akan dikumpulkan dan sekaligus
akan menjadi catatan penting pada tahap-tahap selanjutnya.14
Pertemuan awal menjadi penentu tahap berikutnya, karena tahap pra
observasi menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pelaksanaan
observasi di kelas yang melibatkan supervisor sebagai observer.
2. Tahap observasi kelas
Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
pedoman dan prosedur yang telah disepakati pada saat pertemuan awal.
Selanjutnya supervisor melakukan observasi berdasarkan instrument yang

14
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)

17
telah dibuat dan disepakati dengan guru. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan
pada tahap ini adalah:
a. Supervisor bersama guru memasuki ruang kelas tempat proses pembelajaran
akan berlangsung.
b. Guru menjelaskan kepada siswa tentang maksud kedatangan supervisor dan
ruang kelas.
c. Guru mempersilahkan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah
disediakan.
d. Guru mulai melaksanakan kegiatan mengacu pada pedoman dan prosedur
yang telah disepakati pada saat pertemuan awal dengan supervisor.
e. Supervisor mengobservasi penampilan guru berdasarkan format observasi
yang telah disepakati.
f. Setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran,
bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke
ruang atau rang pembinaan.
Pertemuan setelah observasi berlangsung, supervisor menggunakan
informasi yang dikumpulkan untuk membantu guru dalam menganalisis
pelajaran.15 Pertemuan setelah observasi lebih memfokuskan permasalahan
yang sebelumnya sudah disetujui bersama dan tidak menyimpang dari
kesepakatan pertemuan awal. Dengan kata lain, pembahasan ataupun diskusi
berlangsung dengan suasana keterbukaan dan saling menghargai.
3. Tahap pertemuan akhir/balikan
Tahap akhir dari siklus supervisi klinis adalah analisis pasca
pertemuan (post observation). Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah
terjadi selama observasi dan seluruh siklus proses supervisi dengan tujuan
untuk meningkatkan performansi guru. Pertemuan akhir merupakan diskusi

15
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)

18
umpan balik antara supervisor dan guru. Suasana pertemuan sama dengan
suasana pertemuan awal yaitu suasana akrab penuh persahabatan, bebas dari
prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor memaparkan data secara
objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama
proses pembelajaran berlangsung. Yang menjadi dasar dari balikan terhadap
guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang telah dibuat,
sehingga guru menyadari tingkat prestasi yang dicapai. Secara lebih konkrit
langkah-langkah pertemuan akhir sebagai berikut:
a. Supervisor menanyakan perasaan guru selama proses observasi berlangsung
untuk menciptakan suasana santai agar guru tidak merasa diadili.
b. Supervisor memberikan penguatan kepada guru yang telah melaksanakan
pembelajaran dalam suasana penuh persahabatan sebagaimana pertemuan
awal.
c. Supervisor bersama-sama guru membicarakan kembali kontrak yang pernah
dilakukan mulai dari tujuan pengajaran sampai evaluasi pengajaran.
d. Supervisor menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan
diinterpretasikan, kemudian memberikan waktu pada guru untuk menganalisis
data dan menginterpretasikan, selanjutnya didiskusikan bersama.16
e. Menanyakan kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil analisis dan
interpretasi data hasil observasi, dan meminta guru menganalisis proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.
f. Bersama-sama guru, supervisor membuat kesimpulan tentang hasil
pencapaian latihan pembelajaran yang telah dilakukan dan pada akhir
pertemuan sudah direncanakan pembuatan tahapan kegiatan supervisi klinis
selanjutnya.

16
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)

19
Tahap pertemuan akhir/balikan bukan akhir dari kegiatan supervisi klinis
untuk selamanya, supervisor mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada kesempatan berikutnya.pada prinsipnya setiap guru harus
disupervisi secara periodik dalam melaksanakan pembelajaran. Jika jumlah guru
cukup banyak, kepala sekolah dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau
guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika
bidang studi guru terlalu jauh, dan kepala sekolah merasa sulit memahami, kepala
sekolah dapat meminta bantuan kepada guru senior yang memiliki latar belakang
bidang studi yang sama dengan guru yang ingin disupervisi.17

2.3 Tindak Lanjut Supervisi Pendidikan

Salah satu  tindakan yang dilakukan dalam  supervisi   akademis adalah


membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan
standar yang telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil
supervisi   ditindak lanjuti dengan pemberian  feed back    yang berfungsi untuk
memperbaiki kinerja guru agar dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi
objektif dengan tuntutan satndar (regulasi). Tujuan pemberian  feed back    dalam
pelaksanaan supervisi   akademik antara lain ;

1. peningkatan kualitas  proses pembelajaran,


2. mendukung peran pengawas sekolah sebagai inovator, fasilitator,
motivator, inisiator, dan inspiratory.. 

Setelah pengawas sekolah melakukan supervisi terhadap kepala sekolah dalam


pengelolaan sekolah dan terhadap guru dalam pembelajaran, langkah berikutnya
adalah melakukan tindak lanjut.  Tindak lanjut dalam kegiatan supervisi manajerial
maupun akademik dapat  berupa tindak lanjut korektif  dan tindakan preventif  yang
memperbaiki ketidaksesuai antara kondisi objektif dengan standar yang telah

17
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)

20
ditetapkan , dan mencegah berulangnya ketidaksesuaian tersebut . Tindak lanjut yang
dilakukan oleh pengawas berdasarkan hasil pelaksanaan supervisi manajerial
maupun  supervisi   akademik, di dasarkan pada :

a) Analisis Penyebab Masalah. Secara konseptual analisis penyebab masalah


merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor -faktor
berpengaruh pada satu atau lebih   kejadian -kejadian yang lalu agar dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja  dan  dapat memudahkan
pelacakan terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja.  Penyebab
masalah  adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor
organisasional) yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan
kemungkinan penyebab dan diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan.
b) Metode yang populer untuk mengidentifikasi akar penyebab (root cause )
suatu kejadiaan yang tidak diharapkan (undesired outcome ) dari yang
sederhana sampai dengan komplek yaitu : 
 Is/Is not comparative analysis   merupakan metoda komparatif
yang digunakan untuk permasalahan sederhana, dapat memberikan
gambaran detil apa yang terjadi dan telah sering digunakan untuk
menginvestigasi akar masalah. 18
 Lima Why methods  merupakan   alat analisis sederhana  yang
memungkinkan untuk menginvestigasi suatu masalah secara
mendalam.   
 Fishbone   diagram   merupakan alat analisis yang populer, yag
sangat baik untuk menginvestigasi penyebab dalam jumlah besar.
Kelemahan utamanya adalah hubungan antar penyebab tidak
langsung terlihat, dan  interaksi antar komponen tidak dapat
teridentifikasi.
18
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

21
 Cause and effect matrix  merupakan   matrik sebab akibat
yang  dituliskan dalam bentuk tabel dan memberikan bobot pada
setiap faktor penyebab masalah.    
 Root Cause Tree   merupakan alat analisis sebab –   akib at yang
paling sesuai untuk permasalahan yang kompleks. Manfaat utama
dari alat analisis  tersebut yaitu memungkinkan untuk
mengidentifikasi hubungan diantara penyebab masalah.

Chandler 2004(dalam   Ramadhani   et. al  2007) menyebutkan bahwa


dalammemanfaatkan analsisi penyebab masalah terdapat empat langkah yang harus
dilakukan pertama mengidentifikasi dan memperjelas definisi  undesired outcome
(suatu kejadiaan yang tidak diharapkan), kedua mengumpulkan data, ketiga
menempatkan kejadian-kejadian dan   kondisi- kondisi pada   event and causal factor
table , dan keempat lanjutkan pertanyaan “mengapa” untuk mengidentifikasi
penyebab masalah yang paling kritis. 
Metode yang mudah untuk dilaksanakan dalam melakukan analisis penyebab
masalah adalah metode Why Ana lysis (analisa kenapa) adalah suatu metode yang
digunakan dalam rangka problem solving yaitu mencari akar suatu masalah atau
penyebab dari defect  supaya sampai ke akar penyebab masalah.19
Istilah lain dari why analysis adalah 5 why’s analysis. Metoda ini
dikembangkan oleh pendiri  Toyota Motor    Corporation yaitu Sakichi Toyoda yang
menginginkan setiap individu dalam organisasi memiliki skill problem solving dan
mampu menjadi problem solver di area masing-masing.
Metode yang digunakan oleh why analysis adalah dengan menggunakan
literasi yaitu pertanyaan “MENGAPA” yang diulang beberapa kali sampai
menemukan akar masalahnya.   Tahapan umum saat melakukan root cause analysis
dengan why analysis: 
 Menentukan masalahnya dan area masalahnya
19
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

22
 Mengumpulkan tim untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki
berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang
berbeda terhadap masalah
 Melakukan gembala   (turun ke lapangan) untuk melihat tempat, objek
dan data aktual 
 Mulai bertanya menggunakan mengapa (why) Sebagai  contoh
masalah :  Guru Tidak membuat RPP dengan lengkah dan baik,
sehingga adminsitrasi guru tidak lengkah. 
 Mengapa tidak  membuat RPP?  –    Sudah membuat, tetapi belum
lengkap.
 Mengapa RPP tidak lengkap?   Tidak ada waktu untuk membuat dan
menyusahkan   
 Mengapa menyusahkan?  Tidak ada petunjuk baku tentang RPP dan
informasinya tidak jelas
Temuan yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi, berdampak luas dan
sering terjadi berulang kali memerlukan tindak lanjut sesegera mungkin.20 Efektivitas
tindak lanjut supervisi manajerial dalam mengatasi ketidaksesuaian atau temuan
bergantung dari ketepatan dalam melakukan analisis akar penyebab masalah dan
pemilihan alternatif solusi yang dipilih untuk mengatasi permasalahan.
Bentuk tindak lanjut supervisi manajerial harus tidak menimbulkan masalah-
masalah baru. Pengawas sekolah dalam memberikan saran tindak lanjut harus
memperhatikan  ketentuan,  standar ,  rencana, atau norma  yang telah ditetapkan,
solusi terpilih tidak menimbulkan permasalahan yang  baru.  Beberapa dokumen
resmi yang dapat dijadikan referensi dan standar dalam kegiatan
supervisi  akademik  antara lain. Permendikbud no 54 tahun 2013 ,  Permendibud No
57, 58, 59, 60 Tahun 2014, Permendikbud No.103 Thn 2014, Permendibud nomor 53
Tahun 2014,  dsb.

20
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

23
Agar guru dapat meningkatkan kinerjanya, maka dalam supervisi pengawas
harus selalu memotivasi, membina dan membimbing guru untuk memahami dan
melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas guru dalam melaksanakan tugas
profesinya.Oleh karena itu setiap pelaksanaan supervisi harus ditindak lanjuti.
Menurut Nana Sudjana dkk. (2011: 21), (dalam Barnawi dan Muhammad
Arifin, untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya,
ditindak lanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan guru dengan tahapan antara
lain:
a) menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional guru;
b)  melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru;
c) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan professional guru;
d) melaksanakan  pembimbingan  dan  pelatihan  professional  guru
dalam pelaksanaan tindakan kelas.21
            Dari pendapat tersebut kami simpulkan bahwa program pembimbingan dan
pelatihan guru professional harus dilaksanakan terus menerus atau berkelanjutan yang
meliputi rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik dan melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok guru sesuai dengan beban
kerja guru.
Jika hal tersebut terlaksana dengan baik, maka seorang guru akan menjadi
guru yang professional sehingga dengan sendirinya akan menepis atau menggugurkan
pendangan negative terhadap guru selama ini.
Pelaporan Supervisi Akademik dan Manajerial 
Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal
melaporkan. Laporan hasil  supervisi   merupakan media yang digunakan oleh
pengawas untuk mengkomunikasikan hasil supervisi manajerial maupun

21
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

24
supervisi   akademik kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain
yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Pelaporan hasil supervisi manajerial dan  supervisi   akademik kepada pihak-
pihak yang berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaan
pengawas terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Penerimaan dan
perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil supervisi,
serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran
kesuksesan supervisi manajerial dan supervisi  akademik.
Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran,
kecermatan, kredibilitas ,  efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan
tugas dan fungsi sekolah. Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan  ketentuan,  standar ,  rencana,
atau  norma  yang telah ditetapkan. Laporan  juga menginformasikan hasil penilaian
kemajuan suatu program/kegiatan22
Dari berbagai pendapt yang telah dikemukakan di atas, kami menyimpulkan
bahwa laporan supervisi itu perlu dilaksanakan dengan baik, karena tujuan
dilakukannya supervisi adalah untuk membantu guru meningkatkan kompetensi
pedagogic dan kemampuan profesionalnya untuk tercapainya kegiatan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
Menurut Ametembun, (dalam Mulyasa) mengupas tujuan supervisi
pendidikan sebagai berikut:
a) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk memahami tujuan
pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam
merealisasikan tujuan tersebut;
b) memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
lebih efektif;

22
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

25
c) membantu kepala sekolah dan guru-guru mengadakan diagnosis
secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan
belajar-mengajar serta menolong mereka merencanakan perbaikan-
perbaikan;
d) meningkatkan kesadarankepala sekolah dan guru-guru serta warga
sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif,
serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong;
e) memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi
berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam
profesinya;
f) membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan
program pendidikan di sekolah kepada masyarakat
g) melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan
yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat;
h) membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi
aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta
didik;23
i) mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan (kolegialitas) di antara
guru.
Laporan hasil supervisi berfungsi sebagai   dokumen pertanggung -jawaban
kegiatan pengawas.Pelaksanaan kegiatan supervisi manajerial menyerap sumber daya
dan harus dipertanggungjawabkan penggunaannya dalam bentuk kinerja. Laporan
hasil supervisi dapat dijadikan sebagai indikator output kegiatan supervisi.
Untuk dapat memberikan fungsinya secara optimal maka laporan supervisi
harus memenuhi kriteria empat tepat yaitu:

23
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

26
1. Tepat Isi, Laporan harus didasarkan pada hasil pelaksanaan supervisi
yang didokumentasikan secara baik.Isi laporan harus sesuai dengan
pedoman pelaporan yang berlaku.
2. Tepat Waktu, Laporan hasil supervisi harus disampaikan tepat
waktu.Keterlambatan pelaporan dapat membuat manf aat laporan
berkurang bahkan tidak bermanfaat.
3. Tepat Saji, Laporan hasil supervisi disajikan secara menarik sehingga
mengundang minat manajemen untuk membacanya.Laporan ditulis
menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana serta materi laporan
mudah dipahami pembaca.
4. Tepat  Alamat, Laporan hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak
yang berwenang membaca.Laporan yang salah alamat tidak berguna,
bahkan dapat disalahgunakan pihak yang tidak berwenang.Laporan
hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak yang berwenang
membaca.Laporan yang salah alamat tidak berguna, bahkan dapat
disalahgunakan pihak yang tidak berwenang.24

24
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang telah


direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai serta staf sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan secara efektif sehingga memperoleh hasil yang baik.

Langkah langkah supervisi pendidikan ada tiga, yaitu;

a. Tahap pertemuan awal. Pada tahap pertemuan awal merupakan


pembuatan kerangka kerja, karena itu perlu diciptakan suasana
akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru, sehingga
guru merasa percaya diri dan memahami tujuan diadakan
pendekatan klinis.
b. Tahap observasi kelas. Pada tahap ini, guru melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai pedoman dan prosedur yang telah
disepakati pada saat pertemuan awal. Selanjutnya supervisor
melakukan observasi berdasarkan instrument yang telah dibuat
dan disepakati dengan guru
c. Tahap pertemuan akhir/balikanTahap akhir dari siklus
supervisi klinis adalah analisis pasca pertemuan (post
observation). Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah
terjadi selama observasi dan seluruh siklus proses supervisi
dengan tujuan untuk meningkatkan performansi guru.
Pertemuan akhir merupakan diskusi umpan balik antara
supervisor dan guru.

28
Salah satu  tindakan yang dilakukan dalam  supervisi   akademis adalah
membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan
standar yang telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil
supervisi   ditindak lanjuti dengan pemberian  feed back    yang berfungsi untuk
memperbaiki kinerja guru agar dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi
objektif dengan tuntutan satndar (regulasi)

3.2 Saran

Berdasarkan hasil pemaparan mengenai konsep supervisi pendidikan, maka


saran yang dapat diberikan adalah:

a. Pelaksanaan setiap program pendidikan harus direncanakan


sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan secara
tepat.
b. Setiap penyelenggara pendidikan harus memiliki sistem tata kelola
agar dapat merencanakan, melaksanakan dan mencapai hasil proses
pendidikan yang maksimal.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anggun, “Konsep Supervisi Pendidikan”,


https://goenable.wordpress.com/2012/01/05/konsep-supervisi-pendidikan/
(diakses pada 05 mei 2022, pada 21.18)
Asf Jasmani, Mustofa Syaiful. “Supervisi P endidikan Terobosa n Ba ru P
eningka tan Kinerja P engawas Sekolah dan Guru”.(jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2013) Hal.. 41-44
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses
05 mei 2022, pada 23.42)
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut
Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial”,
http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-lanjut.html ,
(diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)
Noeroel, “Pengertian, Prinsip Prinsip, Tujuan, dan Fungsi Supervisi
Pendidikan”, https://www.ainamulyana.id/2020/09/pengertian-prinsip-prinsip-
tujuan-dan.html, (diakses 05 Mei 2022, pada 22.29)
Rahmi Yunalia Vika, Afriansyah Hade, “Konsep Dasar Supervisi
Pendidikan”,https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan
%20sebagai%20berikut%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah
%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)
Prof. Dr. Maridi, M.Pd, Saputra Alanindra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/
1/7.%20SUPERVISI%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)
Triyono, Ageng “Supervisi Pendidikan; Pengertian, Sasaran, Tujuan,
Prinsip, Teknik”, https://www.haidunia.com/supervisi-pendidikan/ (diakses 05
mei 2022, pada 22.18)

30

Anda mungkin juga menyukai