Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan
dan Supervisi
Disusun oleh
Penyusun,
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................28
3.2 Saran........................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Amanat tersebut disiratkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) : Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Berbagai program perencanaan dan pengorganisasian pendidikan telah
dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Selanjutnya yang menjadi tantangan
adalah bagaimana supaya sekolah dapat melaksanakan seluruh perencanaan
tersebut sesuai dengan petunjuk dan standar batasan yang telah dirujuk oleh
pemerintah. Untuk dapat melaksanakan perencanaan tersebut dan demi
tercapainya tujuan pendidikan, diperlukan suatu upaya berupa program supervisi
yang terencana terhadap penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.
Sergiovanni dan Starrat (1979:5) mengatakan bahwa sekolah yang
melaksanakan program supervisi selalu menunjukan perkembangan dan
peningkatan kualitas. Dengan melaksanakan supervisi, sekolah akan mendapatkan
evaluasi atas kualitas penyelenggaraan pendidikan disekolah tersebut sehingga
sekolah dapat melakukan perbaikan yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan
kualitas pendidikan. Secara umum terdapat dua jenis supervisi yang dilaksanakan
dalam dunia pendidikan, yaitu supervisi manajerial yang berkaitan dengan
administrative pengelolaan sekolah dan supervisi akademik yang berkaitan
dengan penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.
Supervisi akademik dalam dunia pendidikan bertujuan untuk memberikan
pelayanan dan bantuan professional kepada guru dalam menghadapi berbagai
kendala selama guru tersebut menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu
supervisi akademik juga membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum yang
selalu berubah-ubah kedalam suatu proses persiapan perencanaan, pelaksaan dan
evaluasi pembelajaran. Terdapat tiga unsur yang dapat melakukan supervisi
akademik di sekolah, yaitu pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru yang
2
sudah berpengalaman dibidang keahliannya. Strategisnya peran pengawas
sekolah, kepala sekolah, dan guru berpengalaman sebagai seorang supervisor juga
sejalan pendapat Sergiovanni and Starrat (1979:2) yang mengatakan bahwa tugas
supervisi dititik beratkan kepada supervisor yang posisinya paling dekat dengan
guru dan bidang pekerjaan disekolah. Pengawas sekolah berada dalam posisi yang
independent dalam melakukan supervisi terhadap guru. Sebagaimana yang
disebutkan dalam Permendiknas No 12. Tahun 2007 dan Sejalan dengan yang
dikatakan oleh Sagala (2012:138) bahwa pengawas sekolah merupakan tenaga
kependidikan professional yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan dalam bidang akademik maupun manajerial.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya, disebutkan tugas pokok Pengawas Sekolah adalah
melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan 4 professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di
daerah khusus. Sebagai seorang supervisor, pengawas sekolah seharusnya dapat
memberikan perhatian yang secara objektif dan sungguh-sungguh terhadap aspek
yang dapat menjadi hambatan dan tantangan tugas guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
Sehingga supervisor dapat memahami permasalahan guru tersebut dan
mencarikan solusi yang tepat. Selain itu supervisor juga dapat memberikan
kesempatan kepada guru dalam mengembangkan ide dan kreatifitasnya yang pada
akhirnya akan berdampak terhadap pelaksanaan belajar mengajar yang efektif.
Idealnya pengawas sekolah sebagai supervisor akademik harus menjadi idola para
guru, karena keberadaan pengawas sekolah di tengah-tengah mereka menjadi
3
inspirator bagi guru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan
tugas mengajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas penyusun, merumuskkan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Sebagai tenaga pendidik kita harus bisa mengetahui apa itu konsep
supervisi pendidikan
2. Sebagai tenaga pendidik kita harus mengetahui langkah langkah
supervisi pendidikan serta tindak lanjut supervisi pendidikan
Di atas, adalah uraian yang akan dibahas pada saat bab selanjutnya. Karena
tenaga pendidik perlu mengetahui apa saja itu konsep supervisi pendidikan seperti
yang telah ketahui dari judul makalah ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Di dunia pendidikan di Indonesia istilah supervisi baru dikenal pada tahun 60-an.
Dimana Supervisi ini secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Selain itu juga ada beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi
berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih dan visi adalah
kemampuan melihat. Dalam dunia pendidikan kepala sekolah digambarkan sebagai
seorang “expert” dan “superior” sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang
memerlukan kepala sekolah. Supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan
yang telah direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai serta staf sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif sehingga memperoleh hasil yang baik.
1
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)
5
mengajar dan lainnya. Pada penerapannya atau pelaksanaannya supervisi tidak hanya
mengawasi guru dan pegawai serta staf lainnya, tetapi juga mengawasi apakah pekerjaan
yang dilakukan telah berjalan baik dan sesuai ketentuan atau belum, serta juga
memberikan solusi dan mencari cara secara bersama dalam memperbaiki pekerjaannya
ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 2 Secara
tradisional konsep supervisi adalah pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam
pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahn dengan tujuan untuk
diperbaiki. Supervisi dengan konsep ini dsebut snooper vision atau tugas memata-
matai untuk menemukan kesalahan. Konsep supervisi ini membuat guru-guru
menjadi takut dan enggan menolak kerja sama karena dianggap dapat
dipersalahkan. Berkembanglah konsep supervisi ilmiah, yaitu :
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari supervisi pendidikan
diantaranya adalah :
2
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)
3
Anggun, “Konsep Supervisi Pendidikan”, https://goenable.wordpress.com/2012/01/05/konsep-
supervisi-pendidikan/ (diakses pada 05 mei 2022, pada 21.18)
6
menstimulasi, menyeleksi jabatan dan perkembangan guru-guru serta
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode dan evaluasi
pengajaran yang demokratis.
c. Menurut Boardman (1953), supervisi adalah usaha menstimulasi,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru
di sekolah secara individual maupun secara kolektif agar dicapai fungsi
pengajaran secara lebih paham dan efektif. Dengan demikian guru-guru
dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan peserta didik secara
kontinu dan lebih kompeten berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi
modern.
d. Mc Nerney (1951) mengatakan, supervisi sebagai suatu prosedur memberi
arah dan mengadakan penilaian kritis terhadap proses pengajaran.
e. Menurut Burton dan Bruckner (1955), supervisi dari segi perubahan sosial
berpengaruh terhadap peserta didik sebagai teknik pelayanan dengan
tujuan utama mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
f. Kimball Wiles mengatakan, bahwa supervisi adalah bantuan untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar yang lebih baik.Supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke
arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu
mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.4
Segala sesuatu yang di buat tentu memiliki tujuan. Begitu juga dengan
supervisi pendidikan yang memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu :
7
bantuan kepada guru agar tidak hanya berfokus pada bidang studynya
tetapi juga harus mengetahui tujuan akhir dari pendidikan.
2. Membantu Guru dalam memahami siswanya serta kebutuhan
siswanya. Sehingga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
belajar.
3. Membantu guru agar nantinya dapat menjadi seorang pemimpin yang
baik yang dapat bekerjasama dan membantu orang lain yang kurang
mampu atau yang memerlukan bantuan tanpa harus memaperkan
kehebatannya.
4. Membantu menemukan kelebihan yang dimiliki oleh guru dan
memberikan tanggung jawab kepada guru tersebut sesuai
kemampuannya tanpa harus mencari kelemahannya.
5. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih baik lagi saat tampil di
hadapan para siswanya. Jika terdapat kekurangan maka akan
diperbaiki secara bersama-sama.
6. Membekali guru-guru baru mengenai tugastugas yang akan
diembannya agar dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Memberikan bantuan kepada guru dalam menemukan kesulitan dan
masalah yang dihadapi siswanya dan mencarikan solusinya (Rifai,
1982).
5
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)
8
mengembangkan kemampuannya dan menerapkan kemampuannya itu dalam
proses mengajarnya serta juga memberikan dukungan kepada guru dalam
mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara sungguh-sungguh.
Supervisi ini akan berhasil jika saling memperhatikan satu dengan yang
lainnya tidak hanya memikirkan atau memperhatikan satu hal saja tapi banyak
hal. Oleh sebab itu supervisi pendidikan bertujuan memberikan perbaikan dan
pengembangan terhadap proses belajar mengajar namun juga memberikan
pengembangan terhadap guru dalam banyak hal termasuk disana pengadaan
fasilitas sampai dengan pembinaan hubungan baik dengan sesama (Hariwung,
1989).
6
Vika Yunalia Rahmi, Hade Afriansyah, “Konsep Dasar Supervisi Pendidikan”,
https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut
%20%3A-,1.,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya. (diakses 05 Mei 2022, pada 21.52)
9
peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara komprehensif. Secara
garis besar, prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Ilmiah.
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang
diperoleh dalam kenyataan praktek pelaksanaan proses belajar
mengajar;
2) Untuk memperoleh data perlu digunakan alat perekam data seperti
angket, pedoman observasi, percakapan pribadi, dan yang lainnya;
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis terencana.
b. Prinsip Demokratis
Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan
hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan, sehingga guru-guru
merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru sebagai mitra kerja
peningkatan mutu sekolah, bukan berdasarkan hubungan atasan dan bawahan.
c. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama dalam proses supervisi, atau menurut
istilah supervisi “sharing of ideas, sharing of experiences” dalam proses
supervisi untuk memberi support, mendorong, dan menstimulasi guru,
sehingga guru merasa untuk tumbuh bersama.7
d. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau proses supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
7
Noeroel, “Pengertian, Prinsip Prinsip, Tujuan, dan Fungsi Supervisi Pendidikan”,
https://www.ainamulyana.id/2020/09/pengertian-prinsip-prinsip-tujuan-dan.html, (diakses 05
Mei 2022, pada 22.29)
10
Fungsi Supervisi Pendidikan
8
Jasmani Asf, Syaiful Mustofa. “Supervisi P endidikan Terobosa n Ba ru P eningka tan Kinerja P
engawas Sekolah dan Guru”.(jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) Hal.. 41-44
11
b. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya mempercayai antar
sesama anggota dan pimpinan.
c. Memupuk sikap dan kesedian tolong menolong
d. Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
4. Dalam bidang administrasi personal
a. Memilih personel yang memiliki syarat-syarat kecakapan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan.
b. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan
meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5. Dalam bidang evaluasi
a. Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara
khusus dan terperinci.
b. Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang
akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk
mengadakan perbaikan.9
Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Berbagai macam teknik dapat
digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara
9
Jasmani Asf, Syaiful Mustofa. “Supervisi P endidikan Terobosa n Ba ru P eningka tan Kinerja P
engawas Sekolah dan Guru”.(jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) Hal.. 41-44
12
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai
berikut :
10
Prof. Dr. Maridi, M.Pd Alanindra Saputra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/1/7.%20SUPERVISI
%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)
13
berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar
pikiran antara satu dengan yang lain.
e. Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi
dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui
percakapan dan bekerja secara kelompo
f. Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” Suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman
masingmasing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah
diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling
belajar satu dengan yang lain
2. Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 :
216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor
kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran
disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara
lain:
a. Teknik kunjungan kelas Teknik kunjungan kelas adalah suatu
teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas
pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu
guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran11
b. Teknik Observasi Kelas Teknik observasi kelas dilakukan pada
saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan
untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses
belajar mengajar.
11
Prof. Dr. Maridi, M.Pd Alanindra Saputra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/1/7.%20SUPERVISI
%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)
14
c. Percakapan Pribadi Percakapan pribadi merupakan Dialog yang
dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru
dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat
memberikan jalan keluarnya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain) Teknik ini dilakukan oleh
sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh
beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang
ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat –
kiat yang telah diambil sampai sekolah tersebut maju.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar Teknik
pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar
mengajar.
f. Menilai diri sendiri Guru dan supervisor melihat kekurangan
masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah
pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang akhirnya akan
memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang
baik.12
Sasaran atau ruang lingkup yang dimaksud disini adalah wilayah, daerah atau
tepatnya sasaran yang menjadi objek untuk dilakukan supervisi. Perlu diingat
kembali bahwa kegiatan pokok supervisi bertujuan untuk melakukan pembinaan
dan pengembangan kepada seluruh staf sekolah khususnya guru.Menurut Olive
dalam Sahertian (2000:19), sasaran dari pelaksanaan supervisi adalah;
12
Prof. Dr. Maridi, M.Pd Alanindra Saputra, M.Sc. “Supervisi Pendidikan”,
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/251592/mod_resource/content/1/7.%20SUPERVISI
%20PENDIDIKAN.pdf. (diakses 05 Mei 2022, 23.09)
15
2. Meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.
3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah.
13
Ageng Triyono, “Supervisi Pendidikan; Pengertian, Sasaran, Tujuan, Prinsip, Teknik”,
https://www.haidunia.com/supervisi-pendidikan/ (diakses 05 mei 2022, pada 22.18)
16
prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang
berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu;
14
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)
17
telah dibuat dan disepakati dengan guru. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan
pada tahap ini adalah:
a. Supervisor bersama guru memasuki ruang kelas tempat proses pembelajaran
akan berlangsung.
b. Guru menjelaskan kepada siswa tentang maksud kedatangan supervisor dan
ruang kelas.
c. Guru mempersilahkan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah
disediakan.
d. Guru mulai melaksanakan kegiatan mengacu pada pedoman dan prosedur
yang telah disepakati pada saat pertemuan awal dengan supervisor.
e. Supervisor mengobservasi penampilan guru berdasarkan format observasi
yang telah disepakati.
f. Setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran,
bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke
ruang atau rang pembinaan.
Pertemuan setelah observasi berlangsung, supervisor menggunakan
informasi yang dikumpulkan untuk membantu guru dalam menganalisis
pelajaran.15 Pertemuan setelah observasi lebih memfokuskan permasalahan
yang sebelumnya sudah disetujui bersama dan tidak menyimpang dari
kesepakatan pertemuan awal. Dengan kata lain, pembahasan ataupun diskusi
berlangsung dengan suasana keterbukaan dan saling menghargai.
3. Tahap pertemuan akhir/balikan
Tahap akhir dari siklus supervisi klinis adalah analisis pasca
pertemuan (post observation). Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah
terjadi selama observasi dan seluruh siklus proses supervisi dengan tujuan
untuk meningkatkan performansi guru. Pertemuan akhir merupakan diskusi
15
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)
18
umpan balik antara supervisor dan guru. Suasana pertemuan sama dengan
suasana pertemuan awal yaitu suasana akrab penuh persahabatan, bebas dari
prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor memaparkan data secara
objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama
proses pembelajaran berlangsung. Yang menjadi dasar dari balikan terhadap
guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang telah dibuat,
sehingga guru menyadari tingkat prestasi yang dicapai. Secara lebih konkrit
langkah-langkah pertemuan akhir sebagai berikut:
a. Supervisor menanyakan perasaan guru selama proses observasi berlangsung
untuk menciptakan suasana santai agar guru tidak merasa diadili.
b. Supervisor memberikan penguatan kepada guru yang telah melaksanakan
pembelajaran dalam suasana penuh persahabatan sebagaimana pertemuan
awal.
c. Supervisor bersama-sama guru membicarakan kembali kontrak yang pernah
dilakukan mulai dari tujuan pengajaran sampai evaluasi pengajaran.
d. Supervisor menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan
diinterpretasikan, kemudian memberikan waktu pada guru untuk menganalisis
data dan menginterpretasikan, selanjutnya didiskusikan bersama.16
e. Menanyakan kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil analisis dan
interpretasi data hasil observasi, dan meminta guru menganalisis proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.
f. Bersama-sama guru, supervisor membuat kesimpulan tentang hasil
pencapaian latihan pembelajaran yang telah dilakukan dan pada akhir
pertemuan sudah direncanakan pembuatan tahapan kegiatan supervisi klinis
selanjutnya.
16
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)
19
Tahap pertemuan akhir/balikan bukan akhir dari kegiatan supervisi klinis
untuk selamanya, supervisor mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada kesempatan berikutnya.pada prinsipnya setiap guru harus
disupervisi secara periodik dalam melaksanakan pembelajaran. Jika jumlah guru
cukup banyak, kepala sekolah dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau
guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika
bidang studi guru terlalu jauh, dan kepala sekolah merasa sulit memahami, kepala
sekolah dapat meminta bantuan kepada guru senior yang memiliki latar belakang
bidang studi yang sama dengan guru yang ingin disupervisi.17
17
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Langkah Langkah Supervisi”
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-supervisi-klinis/ (diakses 05 mei 2022,
pada 23.42)
20
ditetapkan , dan mencegah berulangnya ketidaksesuaian tersebut . Tindak lanjut yang
dilakukan oleh pengawas berdasarkan hasil pelaksanaan supervisi manajerial
maupun supervisi akademik, di dasarkan pada :
21
Cause and effect matrix merupakan matrik sebab akibat
yang dituliskan dalam bentuk tabel dan memberikan bobot pada
setiap faktor penyebab masalah.
Root Cause Tree merupakan alat analisis sebab – akib at yang
paling sesuai untuk permasalahan yang kompleks. Manfaat utama
dari alat analisis tersebut yaitu memungkinkan untuk
mengidentifikasi hubungan diantara penyebab masalah.
22
Mengumpulkan tim untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki
berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang
berbeda terhadap masalah
Melakukan gembala (turun ke lapangan) untuk melihat tempat, objek
dan data aktual
Mulai bertanya menggunakan mengapa (why) Sebagai contoh
masalah : Guru Tidak membuat RPP dengan lengkah dan baik,
sehingga adminsitrasi guru tidak lengkah.
Mengapa tidak membuat RPP? – Sudah membuat, tetapi belum
lengkap.
Mengapa RPP tidak lengkap? Tidak ada waktu untuk membuat dan
menyusahkan
Mengapa menyusahkan? Tidak ada petunjuk baku tentang RPP dan
informasinya tidak jelas
Temuan yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi, berdampak luas dan
sering terjadi berulang kali memerlukan tindak lanjut sesegera mungkin.20 Efektivitas
tindak lanjut supervisi manajerial dalam mengatasi ketidaksesuaian atau temuan
bergantung dari ketepatan dalam melakukan analisis akar penyebab masalah dan
pemilihan alternatif solusi yang dipilih untuk mengatasi permasalahan.
Bentuk tindak lanjut supervisi manajerial harus tidak menimbulkan masalah-
masalah baru. Pengawas sekolah dalam memberikan saran tindak lanjut harus
memperhatikan ketentuan, standar , rencana, atau norma yang telah ditetapkan,
solusi terpilih tidak menimbulkan permasalahan yang baru. Beberapa dokumen
resmi yang dapat dijadikan referensi dan standar dalam kegiatan
supervisi akademik antara lain. Permendikbud no 54 tahun 2013 , Permendibud No
57, 58, 59, 60 Tahun 2014, Permendikbud No.103 Thn 2014, Permendibud nomor 53
Tahun 2014, dsb.
20
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)
23
Agar guru dapat meningkatkan kinerjanya, maka dalam supervisi pengawas
harus selalu memotivasi, membina dan membimbing guru untuk memahami dan
melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas guru dalam melaksanakan tugas
profesinya.Oleh karena itu setiap pelaksanaan supervisi harus ditindak lanjuti.
Menurut Nana Sudjana dkk. (2011: 21), (dalam Barnawi dan Muhammad
Arifin, untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya,
ditindak lanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan guru dengan tahapan antara
lain:
a) menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional guru;
b) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru;
c) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan professional guru;
d) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru
dalam pelaksanaan tindakan kelas.21
Dari pendapat tersebut kami simpulkan bahwa program pembimbingan dan
pelatihan guru professional harus dilaksanakan terus menerus atau berkelanjutan yang
meliputi rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik dan melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok guru sesuai dengan beban
kerja guru.
Jika hal tersebut terlaksana dengan baik, maka seorang guru akan menjadi
guru yang professional sehingga dengan sendirinya akan menepis atau menggugurkan
pendangan negative terhadap guru selama ini.
Pelaporan Supervisi Akademik dan Manajerial
Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal
melaporkan. Laporan hasil supervisi merupakan media yang digunakan oleh
pengawas untuk mengkomunikasikan hasil supervisi manajerial maupun
21
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)
24
supervisi akademik kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain
yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Pelaporan hasil supervisi manajerial dan supervisi akademik kepada pihak-
pihak yang berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaan
pengawas terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Penerimaan dan
perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil supervisi,
serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran
kesuksesan supervisi manajerial dan supervisi akademik.
Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran,
kecermatan, kredibilitas , efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan
tugas dan fungsi sekolah. Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar , rencana,
atau norma yang telah ditetapkan. Laporan juga menginformasikan hasil penilaian
kemajuan suatu program/kegiatan22
Dari berbagai pendapt yang telah dikemukakan di atas, kami menyimpulkan
bahwa laporan supervisi itu perlu dilaksanakan dengan baik, karena tujuan
dilakukannya supervisi adalah untuk membantu guru meningkatkan kompetensi
pedagogic dan kemampuan profesionalnya untuk tercapainya kegiatan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
Menurut Ametembun, (dalam Mulyasa) mengupas tujuan supervisi
pendidikan sebagai berikut:
a) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk memahami tujuan
pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam
merealisasikan tujuan tersebut;
b) memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
lebih efektif;
22
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)
25
c) membantu kepala sekolah dan guru-guru mengadakan diagnosis
secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan
belajar-mengajar serta menolong mereka merencanakan perbaikan-
perbaikan;
d) meningkatkan kesadarankepala sekolah dan guru-guru serta warga
sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif,
serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong;
e) memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi
berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam
profesinya;
f) membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan
program pendidikan di sekolah kepada masyarakat
g) melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan
yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat;
h) membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi
aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta
didik;23
i) mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan (kolegialitas) di antara
guru.
Laporan hasil supervisi berfungsi sebagai dokumen pertanggung -jawaban
kegiatan pengawas.Pelaksanaan kegiatan supervisi manajerial menyerap sumber daya
dan harus dipertanggungjawabkan penggunaannya dalam bentuk kinerja. Laporan
hasil supervisi dapat dijadikan sebagai indikator output kegiatan supervisi.
Untuk dapat memberikan fungsinya secara optimal maka laporan supervisi
harus memenuhi kriteria empat tepat yaitu:
23
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)
26
1. Tepat Isi, Laporan harus didasarkan pada hasil pelaksanaan supervisi
yang didokumentasikan secara baik.Isi laporan harus sesuai dengan
pedoman pelaporan yang berlaku.
2. Tepat Waktu, Laporan hasil supervisi harus disampaikan tepat
waktu.Keterlambatan pelaporan dapat membuat manf aat laporan
berkurang bahkan tidak bermanfaat.
3. Tepat Saji, Laporan hasil supervisi disajikan secara menarik sehingga
mengundang minat manajemen untuk membacanya.Laporan ditulis
menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana serta materi laporan
mudah dipahami pembaca.
4. Tepat Alamat, Laporan hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak
yang berwenang membaca.Laporan yang salah alamat tidak berguna,
bahkan dapat disalahgunakan pihak yang tidak berwenang.Laporan
hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak yang berwenang
membaca.Laporan yang salah alamat tidak berguna, bahkan dapat
disalahgunakan pihak yang tidak berwenang.24
24
Mansur A.Ma, S.Pd.I, M.Pd, Gr. “Makalah Evaluasi Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial”, http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-evaluasi-dan-tindak-
lanjut.html , (diakses pada 06 mei 2022, pada 00.31)
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
28
Salah satu tindakan yang dilakukan dalam supervisi akademis adalah
membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan
standar yang telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil
supervisi ditindak lanjuti dengan pemberian feed back yang berfungsi untuk
memperbaiki kinerja guru agar dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi
objektif dengan tuntutan satndar (regulasi)
3.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
30