DISUSUN OLEH :
Aida Syafitri (202221001)
Dosen Pengampu :
Russy Ranggayoni, S.Psi.,M.Psi
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Layanan Bimbingan Terhadap Rendahnya Semangat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK PGRI 2
Malang” dengan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.
Semoga apa yang ada di dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi teman
sekalian. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak
berkenan. Terima kasih.
Aida Syafitri
202221001
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan tingkatan yang baru dapat membentuk karakter siswa dalam rangka
memahami potensi dan minat bakat siswa, memberikan kesan kepada siswa
tentang kesan positif dan menyenangkan terhadap lingkungan pendidikan barunya
agar siswa merasa nyaman sehingga mempengaruhi rasa ingin belajar yang tinggi,
memotivasi siswa baru agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu,
guru harus menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar dan tidak menimbulkan perasaan jenuh
ketika belajar.
2
siswa. pegawai sekolah, staf, dan lainnya. Setiap sekolah pasti memiliki siswa
yang menghadapi masalah. Ini termasuk masalah penyesuaian diri dengan
lingkungan sekolah, masalah dalam belajar, dan masalah lain. Bahkan lingkungan
keluarga dan masyarakat juga menjadi masalah bagi siswa di sekolah. Kesulitan-
kesulitan ini dapat menjadi penghalang bagi siswa untuk mencapai prestasi terbaik
mereka.
3
d. Menurut Natawidjaja dan Mulyadi (2016:53), bimbingan dapat diartikan
sebagai suatu proses bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya
sendiri, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara
wajar sesuai dengan peraturan dan keadaan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
4
2. Membantu siswa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, seperti
hambatan dan kesulitan dalam studi, serta penyesuaian dengan
lingkungan penidikan maupun masyarakat;
3. Mengembangkan potensi dan kekuatan peserta didik;
4. Mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang
yang mereka senangi.
b. Tujuan Khusus:
1. Membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagai
makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi;
2. Membantu siswa mencapai kebahagiaan individu maupun makhluk
sosial dengan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi;
3. Membantu siswa memahami dirinya sendiri;
4. Membantu siswa meningkatkan nilai;
5. Membantu siswa mengembangkan keterampilan atau teknik belajar
secara efektif;
6. Membantu siswa mengembangkan motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat;
7. Membantu siswa memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan
jasmani dan rohani, serta rasa tanggung jawab ke masyarakat dan
kebangsaan;
5
penguasaan karier yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat Dengan
adanya layanan bimbingan konseling, siswa dapat memperoleh bantuan yang
integral dari pendidikan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Layanan bimbingan ini sangat
penting bagi pihak-pihak antara lain sebagai berikut :
a. Siswa yang bersangkutan
Layanan bimbingan mahasiswa berperan penting sebagai sumber
informasi alternatif untuk membantu Anda mengatasi tantangan. Selain itu,
bimbingan akademik juga berfungsi sebagai pedoman eksplorasi dan
pemahaman diri, termasuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan,
sehingga peserta didik dapat memperoleh nilai yang memuaskan. Adanya
layanan konseling siswa juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengambil keputusan secara mandiri dalam menghadapi berbagai
permasalahan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
b. Wali kelas
Layanan bimbingan siswa dapat berfungsi sebagai sarana untuk
mendapatkan pemahaman tentang perkembangan siswa, sehingga memberikan
arahan kepada mereka yang menghadapi kesulitan dalam proses belajar
c. Guru BK
Bagi guru Bimbingan Konseling (BK), layanan bimbingan siswa
memudahkan pengawasan terhadap siswa dan memungkinkan pemberian
solusi secara cepat. Selain itu, layanan ini dapat dijadikan sebagai sumber
informasi penting mengenai perkembangan siswa, yang dapat digunakan
untuk menindaklanjuti masalah dan memberikan solusi terbaik bagi mereka
d. Kepala Sekolah
Kepala sekolah memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan
kepada siswa. Sebagai pemimpin, kepala sekolah dapat memberikan
dorongan, arahan, dan motivasi kepada para guru, staf, dan siswa untuk
mencapai kemajuan dalam belajar dan mencapai tujuan sekolah. Selain itu,
kepala sekolah juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
6
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling, kepala sekolah
diharapkan memahami dan berperan penuh dalam perencanaan layanan,
mengorganisasi sumber daya manusia, serta memberikan dukungan terhadap
program bimbingan dan konseling di sekolah.
Dengan demikian, kepala sekolah memiliki peran yang signifikan dalam
memberikan bimbingan kepada siswa melalui pengarahan, motivasi, dan
dukungan terhadap program bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas kepala sekolah dalam program bimbingan dan konseling sebagai
berikut:
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi
kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan;
Menyediakan dana dan melengkapi sarana-prasarana pelaksanaan
bimbingan dan konseling;
Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan
konseling;
Mengadakan kegiatan dan pembinaan pengawasan terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling;
Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab
atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkan
kesepakatan bersama guru pembimbing;
Membuat surat tugas guru dalam proses bimbingan dan konseling
pada setiap awal catur wulan/ semester;
Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing.
Surat pernyataan ini dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas;
Mengadakan kerjasama dengan instansi atau pihak lain di luar
sekolah demi terlaksananya program bimbingan dan konseling;
7
Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 orang siswa
bagi Kepala Sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan
dan konseling (Adeniran et al., 2010)
1. Angket/Kuisioner
Angket Tertulis : Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang
harus dijawab oleh siswa secara tertulis;
Wawancara Informasi : Wawancara digunakan untuk menggali
informasi, pemikiran, gagasan, dan sikap siswa;
Skala Penilaian (Rating Scale) : Skala penilaian merupakan sebuah
daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap yang dijabarkan
dalam bentuk skala. Teknik ini sangat tepat apabila digunakan untuk
mengobservasi situasi tertentu secara kualitatif;
Sosiometri: Sosiometri merupakan alat untuk mengumpulkan data
tentang susunan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah
hubungan sosial.
8
2. Observasi
4. Wawancara
9
Dengan demikian, teknik pengambilan data diatas merupakan metode yang
efektif dalam mengumpulkan data yang relevan untuk bimbingan siswa.
1.7 Konfidesialitas/Kerahasian
Semua informasi yang diperoleh dari layanan bimbingan siswa atau studi
kasus ini bersifat rahasia dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain tanpa izin
dari klien kasus. Prinsip kerahasiaan ini sesuai dengan kode etik konselor. Catatan
mengenai klien, seperti hasil wawancara, tes, surat-menyurat, perekaman, dan
data lainnya, merupakan informasi yang bersifat pribadi dan hanya boleh
digunakan untuk kepentingan klien. Penggunaan data atau informasi untuk
keperluan riset atau pendidikan konselor yang sedang belajar dimungkinkan
asalkan identitas klien tetap dirahasiakan.
Dengan demikian, dalam laporan layanan bimbingan siswa ini, data pribadi
siswa disamarkan atau dibuat fiktif untuk menjaga kerahasiaan. Namun, informasi
terkait masalah yang dihadapi siswa atau data lain yang digunakan dalam studi
kasus tetap dijaga keotentikannya. Penyamaran nama, alamat, dan elemen-elemen
lain dalam laporan ini bersifat fiktif dan tidak mengacu pada individu yang
sebenarnya.
10
BAB II
LAYANAN BIMBINGAN
Pelayanan bimbingan siswa atau studi kasus adalah suatu inisiatif untuk
mengidentifikasi, memahami, dan menilai siswa yang menghadapi tantangan atau
kesulitan dalam proses belajar. Dalam upaya membantu siswa mengatasi
permasalahan mereka, praktisi menggunakan beberapa langkah atau kegiatan
bimbingan untuk memberikan dukungan kepada siswa sehingga masalah yang
dihadapi tidak menghambat proses pembelajaran.
1. Jika siswa secara faktual tidak berhasil mencapai target yang telah
ditetapkan sebelumnya, termasuk tujuan formal seperti tujuan kurikuler,
tujuan pembelajaran umum, dan tujuan pembelajaran khusus, dapat
diidentifikasi bahwa siswa menghadapi kesulitan belajar.
2. Tujuan pembelajaran khusus mencakup pencapaian yang diharapkan pada
akhir setiap pelajaran, yang dinilai melalui post test yang dilakukan oleh
siswa, baik secara lisan maupun tertulis. Ini memungkinkan untuk
menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya jika skor
atau nilai mereka berada di bawah rata-rata, baik pada tes formatif maupun
tes sumatif.
11
3. Selain itu, ketidakmampuan siswa untuk memenuhi harapan-harapan
tertentu, terutama yang terkait dengan sikap dan perilaku, seperti
integritas, kedisiplinan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap orang
lain, juga merupakan indikator kesulitan belajar.
Berikut ini adalah rincian data tentang diri siswa yang mengalami kesulitan
belajar dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan:
1) Observasi
Observasi ini dilaksanakan dengan maksud untuk memahami kegiatan
siswa dan dilakukan tanpa pengetahuan mereka. Tingkah laku siswa yang
menjadi objek observasi adalah tingkah laku asli dan bukan hasil
penciptaan buatan. Data yang diperoleh dari observasi tersebut mencakup
informasi sebagai berikut:
a. Konseli termasuk siswa yang cenderung pendiam dan sering terlihat
memasuki dunia lamunannya selama proses belajar mengajar;
b. Konseli melakukan pekerjaan tugas sendirian tanpa berdiskusi dengan
teman-teman dekatnya di sekitarnya;
c. Kondisi ini juga terlihat ketika konseli ditempatkan di bagian
belakang kelas, khususnya di sudut ruangan;
d. Konseli menunjukkan kurangnya semangat dan cenderung merasa
ngantuk serta lelah ketika mendengarkan penjelasan guru di depan
kelas;
e. Kesulitan fokus atau berkonsentrasi tampak sering terjadi selama
kegiatan pembelajaran;
f. Nilai konseli berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM);
12
g. mereka menunjukkan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran
yang diajarkan oleh guru, tanpa menunjukkan inisiatif untuk bertanya
atau mencari bantuan.
2) Hasil Angket
a. Identitas Klien
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak Ke : 5/Lima
Berat badan : 70
Agama : Islam
b. Identitas Wali
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
13
Pekerjaan : Swasta
5. Keadaan kehidupan/ekonomi
14
Perlu belajar menabung uang
Saya sering terlambat membayar uang SPP
6. Kebiasaan belajar
Saya belajar jika ada ulangan saja
Tidak dapat menerapkan cara belajar dengan baik
Sering malas belajar
Khawatir mempunyai nilai jelek
Cemas menghadapi ujian
Saya sering mengerjakan PR disekolah
7. Penggunaan waktu luang
Waktu luang saya, saya gunakan untuk
mengembangkan hobi
Saya sering nonton film
Saya sering mempergunakan waktu saya untuk
bermain bersama teman/rekreasi
Waktu saya habiskan untuk nonton TV
Kesenangan membaca majalah/komik sering
menghabiskan waktu belajar
Saya tidak dapat mempergunakan waktu luang saya
dengan baik
8. Penyesuaian terhadap sekolah
Sewaktu ulangan sering mencontek
Sering melamun dikelas
Saya sering membolos
Saya sering meninggalkan kelas saat pelajaran yang
tidak saya senangi
Sering tidak dapat memusatkan perhatian
9. Masalah pribadi
Sering merasa malu dengan lawan jenis
Mudah iba terhadap orang lain
10. Muda mudi dan asrama
15
Punya keiginan untuk pacara tetapi tidak berani
untuk mengungkapkan
Saya pernah patah
11. Masalah kurikulum
Saya takut terhadap ulangan
Saya sering mendapat angka terendah
Saya selalu khawatir kalua mendapat giliran ke
depan
Sekolah sangat berarti bagi saya
12. Masa depan yang berhubungan dengan jabatan
Khawatir nantinya tidak dapat berdiri sendiri
Saya sangat optimis terhadap masa depan
d. Wawancara
16
Sejak bersekolah di SMK PGRI 2, klien merasa nyaman
dengan lingkungan teman sekelas dan sekolah saat ini. Klien
juga merasa sesuai dengan jurusan yang sekarang akan dia
pelajari. Namun, klien memiliki kebiasaan buruk, seperti sering
berisik dan berbicara sendiri di kelas, juga kecenderungan
untuk bolos dan kehilangan semangat, yang pada akhirnya
mempengaruhi konsentrasi klien dalam proses belajar
mengajar.
Untuk kendala klien dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar didalam kelas adalah sebagai berikut :
Gaya mengajar guru yang membosankan
Ada beberapa mata pelajaran yang tidak disukai oleh
klien sehingga klien sering bolos
Klien tidak bias focus pada setiap pelajaran karena
sering tidak merasa bersemangat
Klien sering mengerjakan pekerjaan rumah yang
diberikan oleh guru disekolah dan menyontek ke teman-
teman klien
Klien sering merasa ragu ragu dan takut apabila di
panggil oleh guru untuk mengerjakan tugas
e. Dokumentasi
Terdapat beberapa dokumentasi hasil pengambilan data yang
relevan
2.2 Diagnosa
Diagnosa adalah usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab atau
pemicu masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam konteks pembelajaran,
faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan peserta didik untuk belajar dapat
dianalisis dari perspektif input, proses, atau output pembelajaran. Dua factor yang
menyebabkan kesulitan belajar kegagalan siswa yaitu :
17
Factor internal, factor yang bersumber peserta didik dalam dirinya sendiri
seperti kondisi fisik dan kesehatan, kecerdasan, bakat, emosi, sikap dan
lainnya psikologis kondisi.
Factor eksternal, seperti lingkungan rumah, lingkungan sosial dan
jenisnya.
1) Letak masalah
Letak permasalahan klien terletak pada ketidakharmonisan
hubungan antara klien dan orang tua. Sepanjang masa sekolah, klien
mendapatkan dukungan finansial dari kakek dan juga tinggal di rumah
kakek. Orang tua klien sering kali memilih kasih terhadap saudara-saudara
klien, yang menyebabkan klien merasa tertekan. Hal ini tercermin dari
aktivitas harian klien yang sering menonton televisi dan menghabiskan
waktu di rumah teman-temannya. Klien tidak merasa nyaman ketika
berada di rumah bersama orang tua dan lebih memilih untuk berada di
rumah kakek karena merasa suasana lebih menyenangkan dan nyaman.
2) Jenis masalah
Dari berbagai metode pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa klien
memiliki beberapa jenis masalah yang paling dominan yaitu :
Adanya masalah dalam keluarga
Adanya masalah dalam belajar
3) Latar belakang masalah
a. Masalah keluarga
Permasalahan sentral dalam keluarga klien terjadi karena
klien merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Dua kakak
klien sudah menikah, dan keduanya sedang mengejar studi di
perguruan tinggi. Sayangnya, perhatian orang tua klien lebih
terfokus pada keempat saudara lainnya, sehingga klien jarang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari mereka. Situasi ini
18
membuat klien lebih memilih untuk sering berada di rumah kakek
daripada tinggal di rumah orang tua.
b. Masalah belajar
2.3 Prognosa
Langkah ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah masalah yang dihadapi
peserta didik masih memiliki peluang untuk diselesaikan dan untuk menemukan
berbagai opsi solusi. Langkah ini melibatkan integrasi dan interpretasi hasil dari
langkah-langkah sebelumnya. Proses pengambilan keputusan pada tahap ini
memerlukan konferensi kasus pertama, di mana pihak-pihak yang terlibat dalam
masalah yang dihadapi siswa diajak untuk bekerja sama dalam menemukan solusi
yang dapat membantu menangani kasus-kasus tersebut.
19
Klien merasa bingung dalam menentukan masa depannya,
sehingga mulai berkurang minatnya dalam belajar.
2. Kemungkinan yang terjadi jika klien segera mendapatkan bantun
a. Masalah keluarga
Klien bisa merasa nyaman tinggal dengan orang tua, sehingga
hubungan antara orang tua dan anak menjadi lebih akrab dan tidak
merasa tertekan untuk tinggal.
ketika berada di rumah, klien lebih memiliki waktu luang untuk
belajar dan meningkatkan potensi diri klien.
b. Masalah belajar
Klien bisa menentukan arah masa depan yang diinginkan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga klien memiliki minat
belajar kembali.
Klien mulai belajar dengan sungguh-sungguh tanpa merasa menjadi
beban.
Klien mampu mencapai nilai yang telah ditetapkan.
20
Ada beberapa saran untuk memecahkan masalah sebagai bantuan kepada
klien adalah antara lain :
21
Mengimbau klien agar selalu berbagi mengenai masalah
yang dihadapi kepada kedua orang tua, sehingga masalah
tersebut tidak tertahan dalam diri klien.
Fokus pada tindakan konselor dan memberikan arahan
kepada mereka untuk mengevaluasi apakah perilaku
mereka menunjukkan tanggung jawab dan dapat menjadi
indikator keberhasilan. Klien diajak untuk merenung
mengapa ia selalu merasa tidak diperhatikan oleh orang
tuanya, terutama ayahnya. Setelah itu, memberikan
wawasan dan contoh konkret mengenai dampak negatif
yang dapat timbul dari sikap tersebut.
Meyakinkan klien bahwa dia memiliki kemampuan untuk
mengubah pemikirannya, belajar memahami orang
tuanya, dan bersedia memaafkan serta mematuhi
keinginan orang tua.
b. Masalah belajar
Memberikan petunjuk mengenai cara efektif mengelola
waktu belajar.
Menekankan pentingnya melakukan latihan soal yang
bersifat teoritis dan merumuskan kesimpulan setelah
setiap sesi pembelajaran.
Merancang jadwal belajar yang dapat diimplementasikan
di rumah.
Menyarankan untuk menjalani sesi belajar teratur
setidaknya selama 1 jam setiap harinya, dengan fokus
mengulang pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.
Mengajarkan cara mempersiapkan pelajaran untuk
keesokan harinya.
Memberikan panduan untuk mengatasi rasa lelah dan
kurang semangat saat belajar.
22
Menyediakan informasi tentang cara mengatasi kesulitan
belajar.
Dari hasil tindak lanjut yang telah saya lakukan, dapat diperhatikan bahwa
perubahan yang terjadi pada klien tidak begitu signifikan. Oleh karena itu, saya
tidak dapat secara efektif memantau perkembangan masalah yang dihadapi oleh
klien. Sebagai solusi, rencana tindak lanjut yang telah disusun, namun belum
dilaksanakan, akan dialihkan kepada guru BK, wali kelas, atau guru bidang studi
prakarya dan kewirausahaan. Hal ini bertujuan agar siswa tetap dapat dimonitor
dan menerima layanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan menjadi tanggung jawab utama seorang guru ketika mengajar
di kelas, namun disamping itu, guru juga diharapkan untuk berkontribusi dalam
mengembangkan pribadi siswa menuju perbaikan sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing siswa.
Dari layanan bimbingan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa:
3.2 Saran
Dari hasil layanan bimbingan siswa yang telah dilakukan, disarankan agar
klien dapat mengubah cara berinteraksi dengan teman dan keluarga, selalu terbuka
dan berkomunikasi dengan teman dan guru. Klien juga diharapkan dapat
mengembangkan motivasi diri untuk meningkatkan kualitas, interaksi sosial, dan
24
tindakan positif. Para guru diharapkan memberikan perhatian yang merata kepada
seluruh siswa di kelas, terutama kepada siswa yang menghadapi masalah.
25
DAFTAR PUSTAKA
Maros, H., & Juniar, S. (2016). Hakikat Program Bimbingan dan Konseling. 1–23.
Syarqawi, A. (2018). Bimbingan Konseling sebagai Upaya dan Bagian Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Dan Keislaman, 1(1), 169–181.
Wadong, H. (2016). LAYANAN BIMBINGAN TERHADAP RENDAHNYA SEMANGAT
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
DI SMK PGRI 2 MALANG Oleh. 1–23.