Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOEDUKASI

“Bimbingan Konseling di Sekoloah”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikoedukasi

Dosen Pengampu :
Asina C. Rosito S.Psi, MSc

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Gisella Butarbutar (19900029)

Muhammad Riandy Siahaan (19900035)

Rachel Barus (19900084)

Grace Aqueena (19900116)

Fakultas Psikologi

Universitas HKBP Nommensen Medan

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “ Bimbingan Konseling di Sekolah ”
Demikian juga kami mengucapakan Terima kasih kepada ibu Asina C. Rosito
S.Psi, MSc selaku Dosen Mata kuliah kelas & kelompok kami yang telah
menginstruksikan kami untuk mengerjakan tugas kelompok Makalah ini.
Kelompok kami menyadari tugas kelompok kami ini belum sepenuhnya
sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak manapun untuk
penyempurnaan tugas kelompok persentasi dalam makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih dan semoga tugas makalah ini bermanfaaat bagi pihak
manapun yang memerlukan.

Medan, 6 Oktober 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1. Pengertian Bimbingan Konseling ................................................. 3
2.2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ................................................ 4
2.3. Sasaran Bimbingan Konseling ...................................................... 5
2.4. Bentuk Bentuk Layanan ................................................................ 7
2.5. Fungsi Bimbingan dan Konseling ................................................. 8
2.6. Langkah-langkah Program Bimbingan dan Konseling............ 10
2.7. Aspek-aspek Program Bimbingan dan Konseling .................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14
3.1. KESIMPULAN ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen yang penting
dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Sebagai sebuah sistem,
kehadirannya diperlukan dalam upaya pembimbingan sikap perilaku siswa
terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan dirinya menuju jenjang
usia yang lebih lanjut. Permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah
sering kali tidak dapat dihindari meski dengan proses belajar dan
pembelajaran yang sangat baik. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh
dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur
waktu untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran sesuai apa yang
dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling
sendiri harus terkonsep secara baik sebagaimana halnya layanan tersebut
dapat membantu meningkatkan perkembangan siswa dan membantu
membuat pilihan yang berarti bagi setiap fase pendidikan yang dialami siswa.
Potensi peserta didik yang harus dikembangkan bukan hanya
menyangkut masalah kecerdasan dan keterampilan, melainkan menyangkut
seluruh aspek kepribadian. Sehubungan dengan hal tersebut, guru tidak hanya
dituntut untuk memiliki pemahaman atau kemampuan dalam bidang belajar
dan pembelajaran tetapi juga dalam bidang bimbingan dan konseling. Dalam
UU No. 14 tahun 2015 pasal 1 yang menyatakan bahwa “guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”. Dengan memahami konsep-konsep bimbingan dan konseling,
guru diharapkan mampu berfungsi sebagai fasilitator perkembangan peserta
didik, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, maupun
mental spiritual. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa
layanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung
jawab guru bimbingan dan konseling.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling?
1.2.2. Apa tujuan dari adanya Bimbingan Konseling di sekolah?
1.2.3. Apa Sasaran dari Bimbingan Konseling di sekolah?
1.2.4. Bagaimana bentuk-bentuk layanan Bimbingan Konseling di sekolah?
1.2.5. Apa fungsi Bimbingan Konseling di sekolah
1.2.6. Siapa pihak yang terlibat dalam Bimbingan Konseling di sekolah?
1.3. Tujuan
1.3.1. Memahami Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling
1.3.2. Mengetahui Apa tujuan dari adanya Bimbingan Konseling di sekolah
1.3.3. Mengetahui Apa Sasaran dari Bimbingan Konseling di sekolah
1.3.4. Memahami Bagaimana bentuk-bentuk layanan Bimbingan Konseling
di sekolah
1.3.5. Memahami Apa fungsi Bimbingan Konseling di sekolah
1.3.6. Mengetahui Siapa pihak yang terlibat dalam Bimbingan Konseling di
sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bimbingan Konseling.


Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling
merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu
mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang
efektif, pengem- bangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat
individu dalam lingkungannya.
Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan
individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui
interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang
tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan,
membangun interaksi dinamis antara individudengan lingkungan,
membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaik
perilaku. Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam
konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembe-
lajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan
peserta didik. (ABKIN, 2007). Oleh karena itu, bimbingan dan konseling
merupakan layanan ahli oleh konselor (guru bimbingan dan konseling).
Konselor adalah salah satu kuali fikasi pendidikan, yaitu tenaga
kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kekhususan pada
bidang bimbingan dan konseling, yang berpartisipasi dalam menyeleng-
garakan pendidikan. Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling
adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.

3
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan
peningkatan fungsi ataumanfaat individu dalam lingkungannya. Semua
perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni
proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang
sehat dan produktif.
Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang
penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis
antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk
mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku. Bimbingan dan
konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar
yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan
layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN, 2007).
Oleh karena itu, bimbingan dan konselingmerupakan layanan ahli oleh
konselor (guru bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah sa tu kuali
fikasi pendidikan, yaitu tenaga kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang
memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dan konseling, yang
berpartisipasi dalam menyeleng- garakan pendidikan.
2.2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari :
Tujuan umum, dan Tujuan Khusus. Tujuan dimaksud adalah sebagai berikut:
2.2.1. Tujuan Umum Program Bimbingan
2.2.1.1. agar siswa dapar memperkembangkan pengertian dan
pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah.
2.2.1.2. agar siswa dapat memperkembangkan pengatahuan tetang
dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam
memilih suatu kesempatan kerja tertentu.
2.2.1.3. agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan untuk
memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya
dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan
bertanggung jawab.

4
2.2.1.4. agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap
kepentingan dan harga diri orang lain.
2.2.2. Tujuan Khusus Program Bimbingan
2.2.2.1. agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan
dalam memahami dirinya sendiri.
2.2.2.2. agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan
dalam memahami lingkungannya.
2.2.2.3. agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan
dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
2.2.2.4. agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan
menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam
pendidikan dan lapangan kerja secara tepat.
2.3. Sasaran Bimbingan Konseling
Siapa yang harus dilayani oleh BK ?
 Siapa yang telah mampu mendefinisikan dirinya, sadar dengan konsep
dirinya.
 Seorang yang dapat mengontrol dan menggunakan aspek kognitif dan
sosioemosionalnya dengan baik.
 Memiliki keinginan untuk memanfaatkan layanan BK.
 Memiliki "masalah" atau berkebutuhan untuk menemukan dan
meningkatkan potensinya.
Sasaran bimbingan dan konseling pendidikan terdiri dari dua hal, yakni
sasaran secara umum dan sasaran secara khusus. Sasaran umum bimbingan
dan konseling dilingkungan pendidikan adalah konseli (peserta didik) atau
individu yang terdaftar menjadi anak didik di lembaga pendidikan yang
bersangkutan, sedangkan sasaran secarakhusus bimbingan dan konseling
pendidikan adalah tumbuh kembangnya seluruh potensi anak didik secara
optimal.
Sasaran utama bimbingan dan konseling di atas dapat dicapai melalui
beberapa tahap.yaitu
2.3.1. Pengungkapan

5
Pengungkapan berarti klien (anak didik) harus mampu
mengungkapkan berbagai problem belajarnya, baik disekolah maupun
dirumah.
2.3.2. Pengenalan
Pengenalan bertujuan agar anak didik dapat mengenali dirinya
sendiri secara keseluruhan.
2.3.3. Penerimaan diri
Penerimaan diri yaitu kerelaan anak didik terhadap keadaan
dirinya tanpa syarat.
Sasaran ke dua bimbingan dan konseling pendidikan adalah pengenalan
lingkungan. Setiap klien adalah makluk sosial. Disamping klien (anak didik)
mengenali dirinya mereka juga harus mengenali lingkungannya.
Sasaran ketiga bimbingan dan konseling dalam ranah pendidikan yaitu
kemampuan mengambil keputusan. Setelah anak didik mampu
mengungkapkan semua problem belajarnya kepada guru BK, dia juga
mengenal dirinya, menerima lingkungannya dengan sikap positif, maka anak
didik juga harus mampu mengambil keputusan. Zaman sekarang yang akrab
kita sebut sebagai Zaman Now, rata-rata anak didik enggan mengambil
keputusan yang beresiko. Disini tugas guru BK harus membantu
menumbuhkan sikap tanggung jawab dari keputusan yang diambil setiap anak
didiknya.
Sasaran ke empat bimbingan dan konseling yaitu membangun
pengalaman. Ketika anak didik telah mampu mengambil keputusan,
hendaknya mereka juga mengemplementasikan secara nyata artinya
keputusan yang diambil dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
ia dapat memperoleh pengalaman.
Sasaran bimbingan konseling yang terakhir yaitu aktualisasi diri. Tugas
utama konselor atau guru BK membimbing dan membantu anak didik agar
mampu mengaktualisasikan diri sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang
dimilikinya.

6
Maka dari itu, fungsi BK di ranah pendidikan akan berjalan dengan
lancar jika konselor menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait
dengan anak, seperti guru, administrasi sekolah, orang tua dll.
2.4. Bentuk Bentuk Layanan
Sejauh yang kita tahu saat ini, selain guru BK adalah guru yang killer
(bagi sebagian orang yang masih salah pemikirannya tentang tugas guru bk),
guru bk adalah sebagai informator, dan tentunya juga sebagai guru
pembimbing minat dan bakat kita dalam sebuah bidang tertentu.
Padahal, fungsi bimbingan dan konseling yang ada di sekolah kita
terbagi menjadi beberapa bentuk layanan. Salah satunya adalah bentuk
layanan bk dalam layanan bimbingan dan konseling.
Lebih tepatnya, bentuk bimbingan belajar kepada para siswa adalah
menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi oleh siswa.
Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa, guru
pembimbing dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada
para siswa.
Nah, beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa dierikan
kepada para siswa di sekolah adalah:
 Orientasi kepada para siswa, khususnya untu siswa baru.
Orientasi isi tersebut bisa berisi tentang tujuan institusional
(tujuan sekolah dan madrasah), isi kurikulum pembelajaran,
struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat,
penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah atau
madrasah.
 Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang
tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah
baik secara individual maupun kelompok.
 Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai.
Saya kira perasaan bingung dalam memilih jurusan untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas baru dirasakan
oleh teman-teman.

7
Dan adanya bentuk layanan bimbingan belajar ini juga membantu kita
untuk memilih kegiatan-kegiatan nonakademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi tentang program
studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
 Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang
berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah
minat, cita-cita hidup, pada program-program studi atau jurusan
tertentu, dan lain sebagainya.
 Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti
kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal di rumah, kurang
siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat
berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di
berbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang
mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.
 Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan
secara efeltif dan efisien.
Itulah beberapa bentuk layanan bimbingan dan konseling dalam
layanan bimbingan belajar.
2.5. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada
peserta didik berdasarkan fungsinya masing-masing. Sejalan dengan itu,
Uman Suherman (dalam Achmad Juntika Nurihsan 2008) menyatakan bahwa
secara umum, fungsi bimbingan dan konseling dapat diu raikan sebagai
berikut :
2.5.1. Fungsi pemahaman
yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli (klien)
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya ( pendidikan, pekerjaan, dan norma-norma).

8
2.5.2. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh
konseli (klien)
2.5.3. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang lebih proaktif dari
pada fungsi-fungsi lainnya.
2.5.4. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya kuratif, membantu konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
2.5.5. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atyau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan cirri kepribadiaan lainnya.
2.5.6. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah, staf, konselor, dan menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan
konseli.
2.5.7. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli untuk menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya yang dinamis dan konstruktif.
2.5.8. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berpikir, berperasaan dan bertindak(berkehendak).
2.5.9. Fungsi fasilatasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang dalam seluruh aspek dalam diri konseli.
2.5.10. Fungsi pemiliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Fungsi-fungsi diatas diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai
jenis layanan dan kegiatan untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung
didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan

9
dan konseling yang dilaksanakan harus secara lansung kepada satu atau lebih
tugastugas tesebut agar hasil-hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat
diidentifikasi.
2.6. Langkah-langkah Program Bimbingan dan Konseling
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan program
bimbingan dan konseling antara lain :
a. Menginventarisasikan masalah dan kebutuhan yang ada. Seharusnya
yang diperhatikan adalah masalah yang rill dihadapi siswa atau
kebutuhan siswa sehubungan dengan masa perkembangannya.
Inventarisasi hendaknya didasarkan pada pengamatan yang diteliti
atau menggunakan metode kuesioner, wawancara, checklist, dan
sebagainya.
b. Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang akan ditangani
lewat program bimbingan dan konseling. Proiritas ini perlu
ditentukan mengingat kemampuan tenaga yang ada.
c. Menentukan teknik atau kegiatan dan pendekatan menolong yang
tepat dengan permasalahan atau kebutuhan yang hendak ditangani
tadi.
d. Menentukan pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan yang
hendak dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan
dan konseling.
e. Evasluasi kerja dilakukan setelah kurun waktu kerja yang telah
ditentukan, apakah untuk jangka waktu satu semester ataukah satu
tahun. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah perlu
mengikuti pola kerja yang sistematis, sehingga program bimbingan
dan konseling dapat terlaksana dengan baik. Tanpa sistem kerja
yang baik, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah akan
kurang efektif.
2.7. Aspek-aspek Program Bimbingan dan Konseling
Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dikerjakan oleh
tenaga ahli bimbingan atau guru bimbingan dan konseling atau konselor
sekolah dengan coordinator bimbingan dan konseling yang melibatkan tenaga

10
bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan dan konseling harus
merujuk pada kebutuhan sekolah secara dan lingkup bimbingan dan
konseling di sekolah. Aspek-aspek dalam pengelolaan layanan bimbingan
dan konseling disekolah yaitu:
a. Perencanaan program dan pengaturan pelaksanaan bimbingan dan
konseling
b. Pengorganisasian bimbingan dan konseling.
c. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
d. Mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan bimbingan kegiatan
bimbingan dan konseling
e. Pola penanganan peserta didik
f. Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan bimbingan dan konseling
g. Pengarahan supervise dan penilaian kegiatan bimbingan dan
konseling.
Untuk lebih jelasnya masing-masing aspek akan diuraikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan Program dan Pengaturan Waktu Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Jika melakukan sebuah kegiatan tentunya
harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar sesuai dengan
program atau tujuan kegiatan tersebut. Perencanaan adalah suatu
proses, ini merupakan sebuah kegiatan yang teratur rapi dalam
menyiapkan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan
terjadi. Berkaitan dengan perencanaan program layanan bimbingan
dan konseling Beberapa aspek kegiatan penting yang perlu
dilakukan yaitu:
1. analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
2. penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling
yang hendak dicapai
3. analisis situasi dan kondisi disekolah
4. penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
5. penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam
kegiatan

11
6. penetapan personel-personelyang akan melaksanakan kegiatan
yang akan ditetapkan
7. persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan
bimbingan yang direncanakan
8. perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan
usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi
hambatan-hambatan. Dalam merencanakan program
bimbingan dan konseling, faktor waktu perlu mendapat
perhatian. Guru bimbingan harus dapat mengatur waktu untuk
menyusun, melaksanakan, menilai, mengalisis dan menindak
lanjuti program kegiatan bimbingan dan konseling.
b. Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling Pengorganisasian
dalam layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan
bagaimana pelayanan dikelola dan organisasi. Pengelolaan dan
pengroganisasian pelayanan bimbingan dan konseling berkaiatan
dengan model dan pola yang dianut oleh suatu sekolah. sistem
pengorganisasian pelayanan bimbingan dan konseling disekolah
tertentu bisa diketahui dari struktur organisasi sekolah bersangkutan.
Dari struktur organisasi tersebut juga bisa diketahui pola dan model
apa yang digunakan oleh sekolah bersangkutan
c. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Unsur-unsur utama
yang tedapat didalam tugas pokok guru pembimbing meliputi:
1. bidang-bidang bimbingan,
2. jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling,
3. jenis-jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling,
4. tahapan pelaksanaan program bimbingan dan konseling,
5. Jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing
untuk memperoleh layanan (minimal 150 siswa). Tugas pokok
guru pembimbing perlu dijabarkan dalan program-program
kegiatan. Program-program kegiatan itu perlu terlebih dahulu
disusun dalam bentuk satuan-satuan kegiatan nantinya akan

12
merupakan wujud nyata pelayanan langsung bimbingan dan
konseling terhadap siswa asuh.
Program yang telah direncanakan/disusun dilaksanakan melalui :
2.7.1. Persiapan pelaksanaan
a. persiapan fisik
b. persiapan personel
c. persiapan keterampilan menggunakan motode, teknik khusus.
d. persiapan keterampilan menggunakan metode, teknik khusus,
media dan alat
e. persiapan administrasi
2.7.2. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana :
a. penerapan metode, teknik khusus, media dan alat
b. penyimpanan bahan
c. pengaktifan nara sumber
d. efisiensi waktu
e. administrasi pelaksanaan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling
merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu
mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang
efektif, pengem- bangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat
individu dalam lingkungannya.
Tujuan dari adanya program Bimbingan ialah agar siswa dapar
memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya
disekolah; agar siswa dapat memperkembangkan pengatahuan tetang dunia
kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu
kesempatan kerja tertentu; agar siswa dapat memperkembangkan
kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang
dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan
bertanggung jawab; agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap
kepentingan dan harga diri orang lain; agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.; agar siswa memiliki
kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya.
Sasaran umum bimbingan dan konseling dilingkungan pendidikan
adalah konselig (peserta didik) atau individu yang terdaftar menjadi anak
didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan, sedangkan sasaran
secarakhusus bimbingan dan konseling pendidikan adalah tumbuh
kembangnya seluruh potensi anak didik secara optimal. Sasaran ke dua
bimbingan dan konseling pendidikan adalah pengenalan lingkungan. Sasaran
ketiga bimbingan dan konseling dalam ranah pendidikan yaitu kemampuan
mengambil keputusan. Sasaran ke empat bimbingan dan konseling yaitu

14
membangun pengalaman. Sasaran bimbingan konseling yang terakhir yaitu
aktualisasi diri.
Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa dierikan kepada
para siswa di sekolah adalah: Orientasi kepada para siswa, khususnya untu
siswa baru; Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara
individual maupun kelompok; Bantuan dalam memilih jurusan atau program
studi yang sesuai; Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang
berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita
hidup, pada program-program studi atau jurusan tertentu, dan lain
sebagainya; Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar; Bantuan
dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-
kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efeltif dan efisien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Febrini, M.Pd, D., Dra. Nurniswah, M.Pd., & Dra. Amaliah, A. (2017).
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH (Praktik di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu). Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru
(Anggota IKAPI).
Kamaluddin, H. (2011). Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4.
Ramlah. (SEPTEMBER 2018). PENTINGNYA LAYANAN BIMBINGAN
KONSELING BAGI PESERTA DIDIK. JURNAL AL-MAU’IZHAH,
VOLUME 1 NOMOR 1.

16

Anda mungkin juga menyukai