Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN


“ Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling ”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Pendidikan

Pengampu:
Dr. Muhammad Edi Kurnanto, S.Ag, M.Pd

Abdul Azis, M.A

DISUSUN OLEH:
Titin Suwarni (12001082)
Intan Mufidah (12001088)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas


rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya lah makalah ini dapat
terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Besar MuhammadSAW, dan segenap keluarga dan para
sahabatnya yang telah memperjuangkan agama islam.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penulisan makalah ini. Khususnya Bapak Dr.
Muhammad Edi Kurnanto, S.Ag, M.Pd serta Bapak Abdul Azis, M.A selaku
dosen pengampu mata kuliah ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik yang


berkenaandengan materi pebahasan maupun dengan teknik penulisan. Oleh
karena itu penulisdengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar penulisdapat memperbaiki makalah ini.

Harapannya semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk


penulis dan juga pambaca.

Pontianak, 27 Febuari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ......................................... 3


B. Tujuan Bimbingan dan Konseling .............................................. 6
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling .............................................. 8
D. Prinsip Bimbingan Konseling .................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 12
B. Saran .......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan dan sebagai
salah satu dari lembaga pendidikan dibutuhkannya pelayanan
Bimbingan Konseling dalam penyelenggaraan serta peningkatan kondisi
kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan
sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Pelayanan bimbingan dan
konseling semakin populer dikenal oleh masyarakat,khususnya di
sekolah. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari program
bimbingan dan konseling di sekolah. Para siswa yang berbakat
memerlukan bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan
potensi yang dimilikinya sehingga akan menjadi pribadi yang
unggul, secara akademis dan akhlak. Pelanggaran terhadap peraturan
sekolah juga memerlukan konseling agar sikap pelanggaran terhadap
peraturan dapat dikurangi, sehingga akan terbentuknya kedisiplinan
siswa yang tinggi.Tawuran antar pelajar, pemakaian obat-obatan
terlarang, video porno, seharusnya juga menjadi perhatian yang besar
dari tenaga BK di sekolahan. Dengan melalui proses konseling, siswa
akan dapat menghadapi dan menyelesaikan segala macam masalah yang
dapat menghancurkan masa depan mereka.

Secara Umum kedudukan Bimbingan Konseling dalam


Sistem Pendidikan Indonesia terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta perangkat peraturan
pemerintahannya, sedangkan dalam hal-hal yang berhubungan erat
dengan pendidikan dasar dimana sekolah ada didalam pembicaraan
khusus Tentang Bimbingan konseling di sekolah dasar ini pun di dasari
oleh banyaknya kasus kenakalan serta tindakan kriminal yang
menghambat perkembangan secara akademis maupun pribadi serta
hubungan sosial yang mulai memburuk.1 Oleh karena itu, pentingnya

1
Kaminudin Telaumbanua. Konsep Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
Jurnal Warta Edisi :49

1
Bimbingan konseling di sekolah guna untuk memahami dan membantu
perkembangan sosial serta akademik pribadi anak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan
rumusanmasalah sebagai berikut:
1 Apa yang dimaksud Bimbingan dan Konseling ?
2 Apa tujuan Bimbingan dan konseling ?
3 Apa fungsi bimbingan dan Konseling?
4 Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui apa tujuan bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui apa fungsi bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip bimbingan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Pengertian Bimbingan Secara etimologis kata bimbingan merupakan
terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata “guide” yang
artinya menunjukkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to
manage) dan menyetir (to steer).2 Berdasarkan Pasal 27 Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, “Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.”
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar
peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta
menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan
diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan
dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan,
baik lingkungan social dan lingkungan fisik dan menerima berbagai
kondisi lingkungan itu secara positif dan dianamis pula. Pengenalan
lingkungan itu yang meliputi lingkungan rumah, sekolah, masyarakat
dan alam sekitar serta lingkungan yang lebih luas, diharapkan
menunjang proses penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan
yang dimaksud, serta dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan. Sedangkan
bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar
peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang
pendidikan, bidang karier maupun bidang
budaya/keluarga/kemasyarakatan.
Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya

2
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, cet-1, hal 3.

3
sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat
pada umumnya.3
Sementara itu, Syamsu Yusuf mengatakan bahwa bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan (process of helping) konselor
kepada individu (konseli) secara berkesinambungan agar mampu
memahami potensi diri dan lingkungannya, menerima diri,
mengembangkan dirinya secara optimal, dan menyesuaikan diri secara
positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan
budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia),
baik secara personal maupun sosial”.4
Dan menurut Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah
suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungannya.5
Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh
seseorang yang memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli
memiliki suatu pemahaman diri, dapat mengarahkan diri, memiliki
kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga
memiliki kemampuan dlm mengambil keputusan dalam membuat suatu
pilihan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Pengertian Konseling Menurut bahasa konseling adalah terjemahan
dari “counseling” yang berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata
lain berarti “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat atau

3
Yusuf, S dan Nurihsan, J. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
4
Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi Press
5
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Tabanan, Rinera Cipta, 2000, hal 20..

4
memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face).
Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga dikenal dengan
istilah penyuluhan6
Selain itu counseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses
interaksi. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai
layanan maupun sebagai teknik. Dewa Ketut Sukardi mengatakan
“(counseling is the heart of guidance) layanan konseling adalah jantung
hati layanan bimbingan”. Dan ruth strang mengatakan bahwa :
“counseling is a most important tool of guidance”, jadi konseling
merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal ini
disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan
yang integral.
Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa: koseling adalah
pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang
laras, unik dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana
keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. 7 Jadi ,
Konseling diberikan kepada seseorang yang sedang mengalami
masalah. Untuk mendapatkan solusi dari masalah tersebut, maka
konseling dianggap merupakan layanan yang paling penting dari pada
layanan –layanan lainnya. Oleh karena itu, konseling merupakan hal
yang sangat penting dalam bimbingan. dan dapat dikatakan sebagai
jantung dari bimbingan. Konseling diartikan sebagai suatu usaha
bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalahnya
dengan usaha yang mandiri oleh individu itu sendiri dengan
dilaksanakan secara face to face antara konselor dengan konseli. Disini
konselor memberi bantuan klien dengan membantu klien untuk
mengenali dan memahami potensi yang dimiliki sehingga ia bisa
menyelesaikan masalahnya dengan mandiri dan dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki secara optimal.

6
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta, Amzah. 2010. hal 10-11
7
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 21

5
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu


tujuan umum dam tujuan khusus, antara lain:
1. Tujuan Umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah
membantu individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik.
Seperti halnya tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah
sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No. 2
tahun 1989), yaitu terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas, yang
beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.8

Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa: Tujuan


umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti: latar belakang
keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan
positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling
membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang
memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan
keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan demikian, siswa diharapkan akan menjadi individu yang mandiri
dengan ciri-ciri:9
a. Mengenal diri dan lingkungan secara tepat dan objektif,
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan

8
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 28
9
Prayitno dan Erman Amfi. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta, Reneka Cipta, 1995, hal
20

6
dinamis,
c. Mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana,
d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan
e. Mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk
membantu siswa agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek-aspek antara lain: pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan
pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa,
mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.10
a. Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan Bimbingan
dan Konseling membantu siswa agar :
1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan
orang-orang yang mereka senangi.
3) Membuat pilihan secara sehat
4) Mampu menghargai orang lain
5) Memiliki rasa tanggung jawab
6) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi
7) Dapat menyelesaikan konflik
8) Dapat membuat keputusan secara efektif
b. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan Bimbingan dan
Konseling membantu siswa agar :
1) Dapat melaksanakan ketrampilan atau belajar secara efektif
2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
3) Mampu belajar secara efektif
4) Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi

10
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 29

7
evaluasi/ujian
c. Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan Bimbingan dan
Konseling membantu siswa agar :
1) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan di dalam lingkungan kerja
2) Mampu merencanakan masa depan
3) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
4) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat
5) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi pencegahan/Preventif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik
dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat
mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Kegiatan dalam
fungsi pencegahan dapat berupa orientasi, program bimbingan
karier, inventarisasi data dll.
2. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik
pemahaman, meliputi :
a. Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh
peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk
didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah ) terutama oleh

8
peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing.
c. Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya
informasi jabatan/pekerjaan, informasi sosial dan
budaya/nilainilai) terutama oleh peserta didik.
3. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor
melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli
supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki
perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan
dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik
dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui
diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di
dalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-
hasil yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan
dievaluasi. 11
5. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik
yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
6. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau

11
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 27

9
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan
yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja
sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseling
D. Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip bimbingan konseling merupakan sebuah landasan atau
aturan main yang dilakukan dalam mengambil peran untuk melakukan
pelayanan bimbingan konseling. Prinsip ini akan menjadikan landasan
dalam program pelaksanaan bimbingan agar lebih terarah dan juga
teratur. Landasan dalam langkah awal akan memberikan program yang
sesuai terhadap kemampuan pola pikir dan juga kemampuan psikologis
dalam individu. Berikut ini merupakan beberapa jenis prinsip sesuai
dengan kebutuhannya.12
1. Prinsip berkaitan dengan sasaran layanan
a. melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin,
status sosial ekonomi, dan lain sebagainya,
b. berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis,
c. memperhatikan perkembangan individu,
d. memperhatikan perbedaan individual yang menjadi pedoman
dalam pelayanan.
2. Prinsip berkaitan dengan masalah individu
a. berhubungan dengan pengaruh mental dan fisik individu dalam
lingkungan,

12
Permendikbud no.111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.

10
b. perhatian utamanya mengarah pada kesenjangan sosial ekonomi
dan kebudayaan.
3. Prinsip berkaitan dengan program layanan
a. fleksibel sesuai kebutuhan individu,
b. sebagai bagian dari proses pendidikan dan perkembangan,
c. program akan disusun sesuai jenjang pendidikan, mulai dari
terendah sampai tertinggi.
4. Prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan
a. mengarah ke perkembangan individu sehingga dapat
mengambil keputusan dalam permasalahan,
b. permasalahan yang dihadapi harus sesuai dengan bidang yang
relevan,
c. keputusan yang diambil harus dari diri sendiri,
d. pengembangan program bimbingan konseling melalui
pemanfaatan dari pengukuran nilai terhadap individu dalam
proses pelayanan dan program bimbingan konseling
Dari prinsip yang sudah dijelaskan di atas, sudah jelas bahwa dalam melakukan
layanan, konseling tidak diskriminatif dan adil terhadap semua individu. Konseling
juga akan membantu menemukan solusi yang tepat, tetapi bukan berarti konseling
yang akan mengambil keputusan, melainkan individu itu sendiri.
Konseling hanya akan menuntun untuk mencapai pemikiran dalam mencari solusi
permasalahan. Sehingga dalam pelaksanaannya, bimbingan konseling ini juga
membutuhkan peran dari semua kalangan agar proses program yang diberikan dapat
terjamin dengan baik dan juga berkelanjutan. Berbagai program yang diberikan
juga harus disesuaikan dengan permasalahan individu dan individu itu sendiri
prinsipnya adalah sangat unik dan dinamis, sehingga harus dibimbing untuk
memahami diri sendiri agar mengetahui keinginan diri untuk masa depan. Dan
kemudian, prinsip bimbingan konseling akan dijadikan pedoman dalam melakukan
layanan program kepada individu sebagai sumber dari terjalinnya proses layanan.
Akhirnya, akan memberikan dampak positif dalam pemikiran yang matang baik
dalam menggunakan perasaan atau mengambil keputusan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpuan
Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dlm
keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sbg salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab
sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah,
dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar
bimbingan dan konseling di sekolah. bimbingan dan konseling ditujukan untuk
membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk
menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kegahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu dapat mengembangkan
dirinya secara optimal/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar menambah wawasan
tentang materi Sertifikasi Guru dari referensi lain untuk melengkapi kekurangan
yang ada pada makalah ini. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini dan berharap kritik yang membangun agar bisa
menyempurnaakan penulisan makalah kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling


Islam. Jakarta: Amzah. 2010.
Hallen A. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. cet-1.
2002.
Permendikbud no.111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Prayitno dan Erman Amfi. Dasar-dasar Bimbingan Konseling.
Jakarta: Reneka Cipta. 1995.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah. Tabanan: Rinera Cipta. 2000.
Telaumbanua, Kaminudin. Konsep Dasar Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Warta Edisi:49. Juli-2016
Yusuf, S dan Nurihsan, J. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008.
Yusuf, S. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung:
Rizqi Press. 2009
https://tyasmaniez.wordpress.com/2008/05/26/konseling-jantung-
bimbingan/

Anda mungkin juga menyukai