Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Dalam Perspektif Sosiologis”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam


Dosen Pengampu :

Disusun oleh kelompok 4:

1. Zulfa Rofiatud Darojah (224101010018)


2. Moch Fatoni Al Qodri (224101010019)
3. Hasby Haq Arihakim (224101010020)
4. M. As’adur Rofiq (224101010021)
5. Dia Intan Fitriyani (224101010022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ACHMAD
SIDDIQ JEMBER
2023
PRAKATA

Alhamdullilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW dan seluruh umatnya.
Makalah ini berjudul “Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dalam
Perspektif Sosiologis” Tujuan dari menulis makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah “Sosiologi Pendidikan Islam”. Saya
ucapkan terima kepada Bapak ...... yang telah memberikan arahan dan
petunjuk sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Makalah ini saya buat berdasarkan reverensi yang telah dibaca dan
sudah ditulis dengan sebaik mungkin. Tapi, saya tidak membatasi
pembatasi pembaca jika ingin memberikan kritik dan saran. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jember, 20 Oktober 2023

i
(Penulis)

ii
DAFTAR ISI
PRAKATA...........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II...................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Definisi Bimbingan dan Konseling...........................................................3


2.2 Fungsi Mempelajari Bimbingan dan Konseling........................................7
2.3 Tujuan Mempelajari Bimbingan dan Konseling.......................................9
2.4

BAB II...................................................................................................................12

PENUTUP............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

ii
i
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 Latar
belakang
Bimbingan dan konseling adalah bidang yang krusial dalam
dunia pendidikan dan psikologi yang telah berkembang secara
signifikan sepanjang sejarahnya. Makalah ini akan menguraikan
evolusi dan peran penting bimbingan dan konseling dalam
membantu individu mengatasi masalah pribadi, emosional,
akademik, dan sosial mereka.
Bimbingan dan konseling muncul sebagai tanggapan
terhadap pertumbuhan sistem pendidikan yang semakin kompleks
dan beragam. Fokus utama adalah memberikan panduan dalam
pemilihan mata pelajaran dan karier, yang memberikan manfaat
bagi para siswa dalam mengembangkan pemahaman tentang
potensi mereka.
Seiring dengan perkembangan ilmu psikologi, bimbingan
dan konseling menjadi lebih terstruktur dan teoretis. Teori-teori
psikologi, seperti psikoanalisis, terapi kognitif, dan terapi perilaku,
mulai diterapkan dalam praktik konseling untuk memahami lebih
baik perilaku manusia, perkembangan psikologis, dan cara
mengatasi konflik.
Di samping itu, kode etik dalam bimbingan dan konseling
menjadi penting untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan
dalam hubungan konselor-klien. Kerahasiaan, integritas, dan etika
profesional menjadi landasan dalam praktik bimbingan dan
konseling

1.2 Rumusan masalah

1
1.2.1 Apa Definisi dari Bimbingan dan Konseling?
1.2.2 Apa Saja Fungsi dari Mempelajari Bimbingan dan Konseling?
1.2.3 Apa Saja Tujuan dari Mempelajari Bimbingan dan Konseling?

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Definisi dari Bimbingan dan Konseling.
1.3.2 Mengetahui Fungsi dari Mempelajari Bimbingan dan
Konseling.
1.3.3 Mengetahui Tujuan dari Mempelajari Bimbingan dan
Konseling.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bimbingan dan Konseling


2.1.1 Definisi Bimbingan

Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan


sebutan BK merupakan dua kata yang memiliki arti atau
makna berbeda. Suherman (2009:10) menjelaskan bahwa
bimbingan adalah suatu proses bantuan yang dilakukan oleh
tenaga pendidik kepada individu atau peserta didik agar
dapat memahami serta mengembangkan potensi yang ada
didalam dirinya secara optimal. Selain itu, menurut
Suherman (2009:10) pemberian bimbingan ini juga
merupakan salah satu bagian dari program pendidikan.1
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh
konselor terhadap individu atau sekelompok individu
tertentu yang dilakukan secara berkesinambungan dan
sistematis yang tujuannya agar individu tersebut dapat
tumbuh menjadi pribadi yang baik dan mandri.

Sementara menurut Nurihsan (2006:8) bimbingan


dilingkungan pendidikan dilakukan sebagai bentuk upaya
atau pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang
dilakukan secara berkesinambungan agar peserta didik
tersebut dapat memahami dirinya, lingkungan, dan tugas-

4
tugasnya sehingga

1
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori dan Aplikasinya
(Jakarta: Prenamedia Group: 2018), hal 2.

5
peserta didik dapat mengarahkan diri, menyesuaikan diri
serta bertindak secara wajar sesuai dengan keadaan dan
tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat
dan lingkungannya. Lebih lengkap WS. Winkel (1985:65)
mendefinisikan bimbingan sebagai; (1) Suatu usaha untuk
melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan
informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu carapemberian
pertolongan atau bantuan kepada individu untuk
memahanami dan menggunakan kesempatan yang ada untuk
perkembangan pribadinya, (3) pelayanan kepada individu
agar individu tersebut dapat memilih atau menetukan pilihan
dan menetapkan tujuannya dengan tepat serta menyuun
rencana yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya, (4) suati proses pemberian
bantuan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri,
menghubungkan pemahaman dirinya dengan lingkungan,
memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan
konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.

Berdasarkan definisi yang di kemukakan oleh


beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang dilakukan oleh seorang yang
profesional atau konselor kepada individu (konseling) secara
kontinu dan sistematis. Hal itu dilakukan dengan tujuan
membantu proses pengembangan potensi diri, memahami
diri sendiri, pengarahan diri, serta penyesuaian diri agar

6
mencapai perkembangan secara optimal melalui berbagai
pola yang dilakukan di berbagai lingkungan. Baik di
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

7
Dari definisi diatas juga dapat diambil kesimpulan
bahwa pada dasarnya bimbingan merupakan suatu usaha
berupa bantuan yang diberikan oleh seorang ahli kepada
individu agar dapat mencapai perkembangan diri secara
optimal. Sehingga, pada bimbingan terdapat beberapa aspek
penting.

a. Bimbingan merupakan suatu proses yang


berkesinambungan. Maksud dari berkesinambungan
disini bahwa bimbingan dilakukan secara terus-menerus
dan sistematis dari seorang pembimbing kepada yang
dibimbing untuk mencapai perkembangan yang optimal.
b. Bimbingan merupakan bantuan bagi individu.
Bimbingan tidak hanya diberikan untuk menghindari
masalah yang ada dalam hidupnya, akan tetapi bimbingan
juga diberikan untuk mengatasi berbagai persoalan atau
masalah yang terjadi diberbagai lingkungan.
c. Bimbingan bertujuan untuk mengembangkan potensi
secara optimal. Dalam hal ini bimbingan tidak hanya
diberikan untuk menghindari masalah ataupun mengatasi
suatu masalah, akan tetapi bimbingan juga diberikan
kepada individu agar dapat mengembangkan potensi yang
ada didalam dirinya, mampu memanfaatkan potensinya
untuk meraih keberhasilan.
d. Bimbingan dilakukan oleh tenaga ahli.2

8
2
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori dan Aplikasinya
(Jakarta: Prenamedia Group: 2018), hal 5.

9
2.1.2 Definisi Konseling

secara etimologis istilah konseling berasal dari


bahasa latin yaitu consillium yang memiliki makna
‘dengan’ atau ‘bersama’, sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut dengan counseling, yang awal katanya counsel
yang bermakna nasihat, anjuran, dan pembicaraan. Jadi,
konseling dapat diartikan dengan upaya pemberian
nasihat maupun anjiran dengan cara bertukar pikiran.

Robinson M. Surya dan Rochman Natawijaya


(1986) mendefinisikan konseling sebagai setiap hubungan
antara dua orang di mana satu orang, khususnya klien,
dibantu agar dapat lebih menyesuaikan diri dan
lingkungannya. Menurut Suherman (2009: 15), konseling
merupakan hubungan yang bersifat membantu agar
konseli dapat tumbuh ke arah yang dipilihnya juga agar
dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Selanjutnya menurut Willis (2004: 18) konseling adalah
suatu upaya bantuan terhadap individu agar berkembang
potensinya secara optimal, mampu mengatasi
masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang senantiasa berubah.3

Dari beberapa definisi konseling yang


dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa konseling

1
0
3
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori dan Aplikasinya
(Jakarta: Prenamedia Group: 2018), hal 6.

1
1
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh konselor dan
konseling dalam rangka pemberian bantuan untuk
memahami dirinya dan permasalahan yang sedang
dihadapi. Jadi, bimbingan dan konseling adalah usaha
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli atau
konselor kepada konseling atau individu agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal serta mamou
memecahkan berbagai masalah yang sedang dihadapinya.

2.2 Fungsi Mempelajari Bimbingan dan


Konseling
1. Fungsi Pemahaman (Understanding Functions)
yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (konseli sendiri) dan
lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara
optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara
dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Fasilitasi (Facilitating Function).
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras,
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3. Fungsi Penyesuaian (Adjustment Function)
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungannya secara dinamis
dan konstruktif.
4. Fungsi Penyaluran (Distribution function)
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli

1
2
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.

1
3
5. Fungsi Adaptasi (Adaptation Function)
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
sekolah/kepala penyelenggara Paket B dan staf, konselor, dan
tutor untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor
dapat membantu para tutor dalam memperlakukan konseli secara
tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah pasal 2
menyebutkan bahwa layanan bimbingan dan konseling bagi
konseling pada satuan pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Pemahaman diri dan lingkungan.


2. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan.
3. Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan.
4. Penyaluran pilihan pendidikan pekerjaan dan karir.
5. Pencegahan timbulnya masalah.
6. Membangun adaptasi penyidik dan tenaga kependidikan terhadap
program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang
pendidikan bakat minat kemampuan kecepatan belajar dan
kebutuhan.4

Selain itu menurut Prayitno dan anti dalam Yuliana


menyatakan fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan
atau manfaat ataupun

1
4
4
Yuliana D Lestari, “Analisis Perwujudan Fungsi Bimbingan Konseling Pada Peserta
Didik Kelas X SMA Negeri Pontianak”, Journal Analisa, vol. 1 No. 2 (2017), hal.2,

1
5
keuntungan apa yang diperoleh melalui layanan tersebut fungsi-
fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi 4 fungsi pokok
yaitu :

1. Fungsi pemahaman yaitu pemahaman tentang kelainan pemahaman


tentang masalah klien dan pemahaman tentang lingkungan yang
lebih luas.
2. Fungsi pencegahan yaitu mendorong perbaikan lingkungan yang
kalau dibiarkan akan berdampak negatif terhadap individu yang
bersangkutan mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien
meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan
yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya mendorong
individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan
Resiko yang besar dan melakukan sesuatu yang akan memberikan
manfaat menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang
bersangkutan.
3. Fungsi pengentasan yaitu melalui yang bimbingan dan konseling
dilaksanakan melalui layanan konseling perorangan konseling
kelompok program orientasi dan informasi yang disusun secara
khusus bagi klien.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu pemeliharaan dan
pengembangan melaksanakan melalui berbagai pengaturan
kegiatan dalam program.5

2.3 Tujuan Mempelajari Bimbingan dan Konseling


Dalam rangka menemukan pribadi, peserta didik diharapkan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan
menerimanya secara positif dan dinamis sebagai sarana untuk
mengembangkan diri mereka sendiri. Setiap manusia normal memiliki
hal-hal positif dan negatif. Pribadi yang sehat ialah orang yang

1
6
mampu menerima dirinya seperti apa adanya dan mampu mengambil
manfaat dari keadaan itu.

5
Sigit Hariyadi, DYP sugiharto , Anwar Sutoyo. “Bimbingan Kelompok Teknik Biblio-
Counseling Berbasis Cerita Rakyat Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal
Siswa SMP”. Jurnal Bimbingan Konseling. Vol. 3 No. 2 (2014), hal.98 .
https://doi,org/10.15294/jubk.v3i2,4613.

1
7
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu
dalam rangka menemukan pribadinya sehingga mampu memahami
kelebihan dan kekurangan dirinya, dapat menerima dan menyikapi
secara positif, dan akhirnya dapat mengembangkan dan
mengaktualisasikan dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya.
Menemukan pribadi bermakna juga individu tersebut disamping dapat
mewujudkan hal-hal positif dalam dirinya juga dapat menerima apa
adanya hal-hal negatif yang mungkin terdapat pada pribadinya.
Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan secara menyeluruh ialah
agar individu dapat:
a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi
b) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin
c) Menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, pendidikan,
dan masyarakat
d) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan keluarga, pendidikan serta
lingkungan masyarakatnya
Dengan demikian, melalui program bimbingan dapat
dikembangkan dalam layanan bimbingan dan konseling adalah
bimbingan untuk memfasilitasi siswa dalam mengarahkan pemantapan
kepribadian serta mengembangkan kemampuan dalam mengatasi
masalah-masalah yang terjadi pada siswa.

Sesuai dengan uraian sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling


bertujuan agar peserta didik dapat menetukan dirinya, mengenal dirinya dan
mampu merencanakan masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan
konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar
masing-masing peserta didik dapat berkembang secara

optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh


karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah
fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan

10
konseling. Penyuluh atau konselor bimbingan dan konseling haruslah
memahami fungsi, prinsip, dan asas bimbingan dan konseling, serta
ruang lingkup atau layanan apa saja yang harus diberikan oleh
seorang konselor terhadap anak didiknya. Jika seorang

10
konselor sudah memahami yang tersebut di atas, mereka juga harus
memahami setting di mana layanan dan bimbingan itu diberikan.

Dalam pendidikan islami bimbingan koseling bertujuan memberikan


panduan penting terhadap harapan yang ingin di capai dan di hasilkan.
Melalui tujuan pula, dapat di ukur sejauh mana keberhasilan sebuah program
yang telah di laksanakan, apakah telah sesuai dengan kaedah yang berlaku
atau masih belum seutuhnya dapat tercapai. Oleh karena itu, bimbingan
koseling islami harus memiliki tujuan yang terukur sebagai dasar
pelaksanaan layanan bimbingan koseling islami.

Secara global tujuan konseling islami dalam mendididikanak adalah


bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang utuh sebagai hamba allah
yang memiliki tugas menjadi khalifah di bumi, baik dalam bidang akidah,
ibadah dan akhlak maupun dalam bidang pendidikan.agar tercapai
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Selain itu bimbingan konseling
juga bertujuan untuk mengusahakan suasana belajar mengajar yangsehat dan
sejahtera, ini semua tertuju pada peserta didik.

11
BAB
III
PEN
UTU
P

3.1 Kesimpulan
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor
terhadap individu atau sekelompok individu tertentu yang dilakukan
secara berkesinambungan dan sistematis yang tujuannya agar individu
tersebut dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan mandr, sementara
konseling adalah kegiatan yang dilakukan oleh konselor kepada
konseling dalam rangka pemberian bantuan untuk memahami dirinya
dan permasalahan yang sedang dihadapi. Jadi, bimbingan dan konseling
adalah usaha pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli atau
konselor kepada konseling atau individu yang bertujuan agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal serta mamou memecahkan
berbagai masalah yang sedang dihadapinya.

3.2 Saran
Dengan mempelajari materi tentang ‘Fungsi dan Tujuan
Mempelajari
Bimbingan dan Konseling’ yang didalamnya terdapat beberapa penjelasan
tentang definisi bimbingan dan konseling, fungsi serta tujuan adanya
bimbingan dan konseling diharapkan kepada pembaca lebih memahami
tentang hal tersebut. Karena tidak sedikit orang menganggap bahwa
bimbingan dan konseling hanya diperuntukkan bagi seseorang yang
memiliki masalah, akan tetapi pada dasarnya bimbingan dan konseling
tidak hanya berfungsi untuk hal tersebut. Melainkan juga dapat

12
berfungsi untuk mengembangkan potensi yang ada didalam diri
seseorang.
Selain itu, kami menyarankan kepada pembaca makalah ini
untuk mencari referensi lainnya. Hal itu digunakan untuk menambah
pengetahuan sekaligus bisa dijadikan sebagai pedoman dalam dalam
menjalankan profesinya sebagai seorang konselor dan konseling.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, Sigit (dkk). 2014. “Bimbingan Kelompok Teknik Biblio-


Counseling Berbasis Cerita Rakyat Untuk Mengembangkan
Kecerdasan Intrapersonal Siswa SMP”. Jurnal Bimbingan
Konseling. Vol. 3 No. 2 (hlm.98)

Lestari , Yuliana D. 2017. “Analisis Perwujudan Fungsi Bimbingan


Konseling Pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Pontianak”,
Journal Analisa, vol. 1 No. 2 (hlm.2).

Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep,


Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Prenamedia Group.

Sukatin. 2022. Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan. Institut


Agama Islam Nusantara Batanghari, Jambi.

14

Anda mungkin juga menyukai