Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT DAN TUJUAN BIMBINGAN DAN


KONSELING DI SEKOLAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: H. Mohammad Ali Yahya, S.Ag., M.Pd.

Disusun oleh :
1. Fita Ariani (2110610033)
2. Dinda Fanis Norvalisa (2110610035)
3. Eka Maulidatuz Zulfa (2110610048)
Kelas: B4TMR

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2023
Alamat kampus Jl. Conge Ngembalrejo Bae Kudus Jawa Tengah PO BOX 51
Phone: 091-438818. Fax: 091-441613.
Email: infoiain@iainkudus.ac.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...........

Syukur kehadirat Allah SWTYang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat. hidayah dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini

Shalawat serta Salam senantiasa terucap dari lisan kami. Lisan umat Nabi
Muhammad SAW.Karena kehadiran-Nya telah membawa pencerahan pada ahm
semesta. Kehadiran-Nya pula menerangkan mana yang baik dan yang buruk, serta
membawa umat manusia ke jalan yang baik dan terang benderang

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya pengajar
mata kuliah Studi Al-quran atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah
ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak memiliki kekurangan.
Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak, penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kudus, 09 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
A Latar Belakang .............................................................................................1
B Rumusan Masalah ........................................................................................2
C Tujuan ..........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A Hakikat Bimbingan Konseling .....................................................................3
B Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah ....................................................6
C Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah ....................................................9
D Arah dan Pelayanan Bimbingan Konseling ..............................................10
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................12
A Kesimpulan.................................................................................................12
B Saran ...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling adalah dua hal yang tidak asing di telinga anak
sekolah menengah saat ini. Di sekolah menengah, Bimbingan dan Konseling
biasa disingkat BK. Dimana ketika mendengar kata BK, sangat identik
dengan aturan, hukuman, benar dan salah dalam berprilaku di sekolah
menengah. Bimbingan dan Konseling adalah dua hal yang berbeda bila dilihat
dari susunan kata-kata, tetapi dari segi fungsi dan tujuan, Bimbingan dan
Konseling adalah hal yang saling berkaitan satu sama lain.
Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu
sendiri yang tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di
sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di
perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agar Bimbingan dan
Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan
mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan
Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Karena itu, pada kesempatan yang sangat baik ini, penulis dan kawan-
kawan ingin memaparkan kembali pemahaman mengenai hakekat adanya
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Apa pengertian bimbingan dan
konseling, tujuan bimbingan dan konseling yang perlu di jelaskan pada
hakekatnya. Apabila pembaca berniat untuk memahami hakekat dari BK di
sekolah, baca lah makalah ini hingga tuntas dan masuk ke dalam pikiran
bawah sadar anda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Bimbingan konseling?
2. Bagaimana Hakikat Bimbingan Konseling?
3. Bagaimana Tujuan Bimbingan Konseling Di Sekolah?
4. Bagaimana Fungsi Bimbingan Konseling Di Sekolah?

1
5. Bagaimana Arah dan Pelayanan Bimbingan Konseling?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbingan Konseling
2. Untuk Mengetahui Hakikat Bimbingan Konseling
3. Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan Konseling.
4. Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan Konseling.
5. Untuk Mengetahui Arah dan Pelayanan Bimbingan Konseling.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Hakikat Bimbingan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
guidance yang berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
membimbing ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara
umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Adapun bimbingan menurut Widjaja mengatakan bahwa: Bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga ia mampu mengarahkan dirinya, dan dapat bertindak secara wajar,
sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat, serta kehidupan pada umumnya. Sehingga dengan demikian
individu dapat memperoleh kebahagiaan hidup dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dari kehidupan masyarakat pada umumnya.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial. 1
Dalam pengertian itu, pemikiran yang dapat diambil adalah, bahwa
pembimbingan dalam konteks pendidikan adalah upaya memberikan bantuan
atau pelayanan khusus kepada siswa terhadap permasalahan pendidikan yang
dihadapinya. Proses ini dilakukan secara sistematis dan mengarahkan kepada
siswa untuk secara mandiri mencoba menyelesaikan masalah yang dihadapinya
serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Bimbingan pada
umumnya beorientasi pada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau
masalah-masalah dalam pendidikannya.
Namun demikian tidak semua bantuan atau tuntunan dapat dikatakan
bimbingan. “Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui

1
Rachman Widjaja, Konsep Bimbingan dan Konseling, 2001, h. 23

3
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”2
Dalam pengertian di atas, bimbingan berwujud bantuan kepada
seseorang secara pribadi dan memberikan dampak terhadap kehidupan sosial
atau perubahan dalam masyarakat. Suatu proses pembimbingan dalam konteks
ini tidak identik dengan pemberian sumbangan dalam bentuk material, tetapi
lebih berorientasi pada pelayanan psikologi seseorang.
Sebagaimana Winkel menyatakan bahwa bimbingan merupakan
“pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada kelompok orang untuk
membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian
hidup dan tuntunan-tuntunan hidup.” 3
Dalam konteks ini bimbingan diarahkan pada upaya memediasi
seseorang untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan hidup yang
dihadapinya. Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1990 tentang pendidikan menengah, “Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan.4 Bimbingan merupakan upaya
yang dilakukan untuk menemukan pribadi maksudnya adalah agar siswa
mengenal kelebihan, kekurangan, dan kelemahan yang ada pada diri siswa.
Agar mempermudah siswa dalam mengembangkan diri lebih lanjut
Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan maksudnya adalah agar
siswa mengenal lingkungan secara obyektif, baik lingkungan sosial, dan
menerima lingkungan itu secara positif. Sedangkan bimbingan dalam rangka
merencanakan masa depan maksudnya adalah agar siswa tersebut mampu
mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya,
baik yang menyangkut tentang bimbingan dibidang pendidikan maupun yang
menyangkut tentang bidang karier

2
Prayitno Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Depdikbud, 1997), h. 7
3
Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), h.17
4
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah,
Pasal 27

4
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
pemberian bantuan dari pembimbing kepada yang dibimbing secara terus-
menerus dan sistematis agar individu tersebut menjadi individu yang mandiri,
dapat menyesuaikan dirinya dan lingkungan tempat tinggalnya.
Selanjutnya istilah konseling juga berasal dari terjemahan bahasa Inggris
“counseling,” merupakan bagian dari bimbingan ataupun layanan. Konseling
adalah “bantuan yang diberikan kepada individu dalam menyelesaikan masalah
kehidupannya melalui konselor dengan cara wawancara atau cara-cara yang
sesuai dengan keadaan individu untuk mencapai kesejahteraan hidup.”5
Konseling dalam hal ini merupakan suatu upaya memberikan dorongan,
jalan keluar secara khusus (disengaja) kepada seseorang yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi pikiran dan perilakunya menuju ke arah
yang positif. Bimbingan dan konseling termasuk apa yang disebut personel
work, yakni pelayanan khusus terhadap pribadi. Personel work ini meliputi
penyediaan kebutuhan termasuk tawaran bantuan oleh tenaga ahli dalam
menghadapi masalah pribadi serta penyesuaian dengan lingkungan.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah
suatu hubungan timbal balik antara dua orang individu, yakni seorang konselor
berusaha membantu kliennya untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh kliennya dengan cara wawancara dan cara yang sesuai dengan
keadaan yang dihadapi individu agar menjadi individu yang mandiri dan
mencapai kesejahteraan hidupnya.6
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya terintegral dan tak
terpisahkan dalam memberikan bantuan bimbingan kepada seseorang untuk
keluar dari permasalahan yang dihadapinya sekaligus dapat diterapkan oleh
orang tersebut dalam berfikir maupun bertindak.

5
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzal, 2010), h. 13
6
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo),
2007, h. 26

5
B. Tujuan Bimbingan Konseling Di Sekolah
Tujuan bimbingan dan konseling ditujukan terutama untuk siswa-siswa
yang sedang dalam proses pendidikan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sukardi bahwa: Tujuan Bimbingan secara umum adalah membantu siswa-
siswa agar dapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap
siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
dan mencapai perkembangan yang optimal.7
Senada dengan hal tersebut Winkel juga menegaskan tujuan konseling
sebagai berikut: Tujuan pembimbingan adalah “membantu siswa antara lain
meningkatkan motivasi belajarnya, mengenai diri dan potensinya, menentukan
cita-cita dan tujuan hidupnya,dan mengatasi problem pribadi.”8
Selanjutnya tujuan bimbingan konseling di sekolah menurut Tohirin
adalah sebagai berikut: Agar individu dapat merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, menyelesaikan permasalahan siswa, serta kehidupannya
pada masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya dan mengatasi
hambatan serta kesulitan yang dihadapi di sekolah, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja.9
Dengan kata lain tujuan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu “agar
individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
potensi atau kapasitasnya agar individu dapat berkembang sesuai dengan
lingkungannya.”
Sehingga dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan bimbingan
konseling di sekolah adalah membantu siswa untuk mengenal dan memahami
dirinya sendiri dan mencapai perkembangan yang optimal.

7
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
h.79
8
Ibid, h. 28
9
Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Dalam Bebagai Latar Belakang
Kehidupan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 8

6
Dari pengertian bimbingan dan konseling, Shetzer menyimpulkan bahwa
yang menjadi tujuan konseling pada umumnya dan di sekolah khususnya
adalah:
1. Mengadakan perubahan perilaku terhadap siswa sehingga memungkinkan
hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Selain itu, tujuan konseling di
sekolah lebih ditekankan pada membantu siswa menjadi lebih matang dan
lebih mengembangkan dirinya, membantu siswa maju dengan cara positif,
membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber
dan potensinya sendiri, persepsi dan wawasan siswa berubah dan akibat
wawasan baru yang diperoleh maka timbullah pada diri siswa terhadap
kepribadian dan kehidupannya.
2. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif jika hal ini
tercapai, maka individu mencapai pengembangan dan penyesuaian. Ia
belajar menerima tanggung jawab, berdiri sendiri, dan memperoleh
pengembangan perilaku.
3. Penyelesaian masalah. Berdasarkan kenyataan bahwa individu-individu
yang mempunyai masalah dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri.
4. Mencapai keefektifan pribadi. Maksudnya adalah pribadi yang sanggup
memperhitungkan diri, waktu, dan tenaganya.
5. Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi
dirinya. Sudah jelas kita ketahui bahwa pekerjaan konselor bukan
menentukan keputusan yang harus diambil oleh diri klien sendiri. Ia harus
tahu mengapa dan bagaimana ia melakukanya. Oleh sebab itu, klien harus
belajar mengantisipasi yang terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu,
tenaga, uang dan resiko. Individu belajar memperhatikan nilai-nilai dan
ikut mempertimbangkan setiap tindakan yang dilakukan, dalam mengambil
keputusan.10

Adapun dalam Islam tujuan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut:

10
Ibid, h. 12-13

7
1. Menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa
dan mental. Jiwa menjadi tenang dan damai (muthmainnah), dapat bersikap
lapang dada (radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufik dan
hidayahnya (mardhiyah).
2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah
laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan
keluaraga, lingkungan sekolah atau madrsah, lingkungan kerja maupun
lingkungan sosial dan alam sekitarnya
3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleran (tasammukh), kesetiakawanan, tolong
menolong dan rasa kasih sayang.
4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang keinginan untuk taat kepada-Nya, ketulusan
memenuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.
5. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu
dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar,
dapat dengan baik menanggulangi berbagai persolan hidup, dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
berbagai aspek kehidupannya.

Dengan demikian tujuan dan bimbingan konseling dalam Islam merupakan


“tujuan yang ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna atau optimal (khaffah dan insan kamil).”11

Dasar dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat


terlepas dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada
khususnya. Dasar pendidikan juga tidak terlepas dari dasar negara dimana
pendidikan itu berada. Dasar dari pendidikan dan pengajaran di Indonesia dapat
di lihat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1954 Bab
III Pasal 4 yang berbunyi ”Pendidikan dan pengajaran berdasarkan asas-asas

11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, , h.37-38

8
yang termaksud dalam Pasal UUD Negara Republik Indonesia dan atas
kebudayaan Kebangsaan Indonesia.”12

C. Fungsi Bimbingan Konseling


Asumsi atau pandangan seorang peserta didik kepad profesi seorang guru
bimbingan dan konseling (BK) terkadang negatif, atau bahkan tidak
mendapatkan perhatian yang seharusnya dari peserta didik. Kenyataannya
fungsi bimbingan konseling sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi
perkembangan peserta didik saat di sekolah ataupun diluar sekolah. Beberapa
fungsi bimbingan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Untuk ikut berperan dalam membantu peserta didik memahami dan


mengerti akan dirinya sendiri serta lingkungannya. Hal ini bertujuan agar
individu yang bersangkutan dapat mengembangkan potensi pribadinya
dengan optimal dan dapat menyesuaikan dirinya sendiri dengan lingkungan
dengan baik dan sehat.
2. Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh
perkembangan yang optimal dan seimbang dalam kepribadian diri seorang
peserta didik.
3. Membantu peserta didik untuk menentukan minat, bakat dan potensi,
termasuk dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat
akan kuliah atau lebih jauh untuk lebih mengembangkan kemampuan untuk
karir dimasa depan.
4. Membantu dalam mengantisipasi atau pencegahan masalah yang dapat
terjadi pada peserta didik dan membantu mereka dalam mengatasinya.
Membantu untuk turut meluruskan pemikiran, tindakan dan dalam
meluapkan perassan peserta didik yang menyimpang/kurang baik
(intervensi) dan memberikan bimbingan dalam berpola pikir yang sehat,
logis dan berperasaan yang tepat dan baik.

12
Sring Marsudi, Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, h. 28

9
5. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang tengah menghadapi
permasalahan yang bersifat pribadi ataupun secara sosial.
6. Berperan penting dalam pengembangan pribadi peserta didik agar mereka
bisa selalu membentengi diri mereka kepada hal-hal yang kurang baik yang
bisa menurunkan performa diri mereka sendiri.
7. Membantu memfasilitasi dalam mengembangkan peserta didik untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan mereka.

D. Arah Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Di sebuah sekolah, BK bukanlah menjadi pendidikan yang terlalu formal
sebab BK selalu terkait dengan pendidikan pada psikis siswa. Di sekolah
terdapat beberapa pelayanan yang menargetkan beberapa hal di setiap
pelayanannya. Berikut ini arah pelayanan dari bimbingan dan konseling di
sekolah.
a. Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar merupakan pelayanan yang mengarah pada
kebutuhan elementer siswa. Oleh karena itu, arah dari pelayanan dasar
ialah terpenuhinya kebutuhan siswa seperti kebutuhan makan, minum,
udara segar, dan kesehatan serta kebutuhan hubungan sosial dan
emosional. Pihak yang paling berperan dominan dalam kebutuhan dasar
antara lain dari orang tua, guru, teman, serta orang-orang terdekat. Proses
pelayanan BK akan terjadi secara tidak langsung dan mendorong berbagai
pihak agar dapat berperan secara optimal.
b. Pelayanan Pengembangan
Pelayana pengembangan merupakan pelayanan yang membantu
dalam mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap
dan tugas-tugas perkembangannya. Apabila siswa menjalani pelayanan
pengembangan dengan baik maka siswa akan dapat memperoleh
penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta
menatap masa depan yang cerah.
c. Pelayanan Terapeutik

10
Pelayanan terapeutik merupakan pelayanan yang menangani
permasalahan yang disebabkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar
dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan peminatan. Permasalahan
yang dihadapi oleh siswa biasanya berkaita dengan kehidupan pribadi,
sosial, keluarga, kegiatan belajar, dan karir. Dalam penanganannya, siswa
akan mendapat konsultasi yang berkaitan dengan pelayanan yang
dipermasalahkan.
d. Pelayanan Arah Peminatan (Lintas Minat)
Pelayanan yang secara khusus tertuju pada minat peseta didik yang
sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan ini
terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan
menggunakan segenap perangkat yang ada untuk mendukung pelayanan
BK.
e. Pelayanan Diperluas
Pelayanan diperluas merupakan pelayanan yang menjadikan sisi
luar siswa sebagai target dalam pelaksanaannya. Pelayanan ini pada
umumnya akan diterapkan pada satuan pendidikan, seperti orang tua,
personil sekolah, dan masyarakat.

11
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan adalah pemberian bantuan dari pembimbing kepada yang
dibimbing secara terus-menerus dan sistematis agar individu tersebut menjadi
individu yang mandiri, dapat menyesuaikan dirinya dan lingkungan tempat
tinggalnya.
Konseling adalah suatu hubungan timbal balik antara dua orang individu,
yakni seorang konselor berusaha membantu kliennya untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh kliennya dengan cara wawancara dan cara
yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu agar menjadi individu
yang mandiri dan mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu
upaya terintegral dan tak terpisahkan dalam memberikan bantuan bimbingan
kepada seseorang untuk keluar dari permasalahan yang dihadapinya sekaligus
dapat diterapkan oleh orang tersebut dalam berfikir maupun bertindak.
Tujuan bimbingan konseling di sekolah adalah membantu siswa untuk
mengenal dan memahami dirinya sendiri dan mencapai perkembangan yang
optimal.
Dasar dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat
terlepas dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada
khususnya. Dasar pendidikan juga tidak terlepas dari dasar negara dimana
pendidikan itu berada. Dasar dari pendidikan dan pengajaran di Indonesia dapat
di lihat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1954 Bab
III Pasal 4 yang berbunyi ”Pendidikan dan pengajaran berdasarkan asas-asas
yang termaksud dalam Pasal UUD Negara Republik Indonesia dan atas
kebudayaan Kebangsaan Indonesia.”

12
B. Saran
Berdasarkan pembahasan makalah tentang “Hakikat dan Tujuan Bimbingan
Konseling ” yang telah kami buat, terdapat hal penting yang perlu diketahui
dalam bimbingan dan konseling (BK), dan diharapkan guru BK serta guru
pada umumnya dapat melaksanakan setiap pelayanan dengan baik. Dengan
pembekalan yang baik pula agar pelayanan terhadap siswa dapat terasa lebih
optimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amti, Prayitno Erman. (1997). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:


Depdikbud
Amin, Samsul Munir. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzal
Nurihsan, Achmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling Dalam Bebagai
Latar Belakang Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama
Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.
Raja Grafindo
Winkel. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT
Grasindo

14

Anda mungkin juga menyukai