Disusun oleh
kelompok 1 :
1. Nia Dwi Kusuma
Nim : 2110610026
2. Ella Banafsa Syafa
Nim : 2110610027
Kudus, 13
Maret 2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................5
A. Macam-macam Sumber Hukum Islam.........................................................................................5
B. Tujuan Hukum Islam.....................................................................................................................8
C. Al-Qur'an dan Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam.................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................11
B. SARAN........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................12
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam sebagai agama samawi yang terjaga kemurnian
dan kesucian kitab sucinya, jauh dari kerusakan perubahan oleh
tangan jahil manusia. Sebagai sumber hukum patutlah dipahami dan
dikaji secara mendalam oleh manusia yang beriman agar mampu
menjalankan tugas sebagai khalifah Allah di bumi.
Al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai bukti kerasulan, dan keutamaan beliau
adalah memberikan penjelasan berupa hadis-hadis yang
menjalaskan ayat. Jadilah al-Qur’an dan hadis dua pegangan utama
umat islam menjalani hidup, agar medapatkan berkah dan
kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Hadis merupakan sumber ajaran islam yang kedua telah
dibubukan pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, khalifah
kelima Bani Umayyah. Sedangkan sebelumnya hadis-hadis Nabi
SAW masih terdengar dalam kngatan para sahabat untuk
kepentingan dan pegangan mereka sendiri.
Ijma’ adalah salah satu dalik syara' yang memiliki tingkat
kekuatan argumentatif setingkat di bawah dalil-dalil nash (al-Qur’an
dan hadis). Ijma' ditinjau dari segi bahasa bearti sepakat, setuhu,
sependapat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Sumber-sumber Hukum Islam?
2. Apa Tujuan Hukum Islam?
3. Bagaimana Implementasi Hukum Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sumber-sumber Hukum Islam.
2. Mengetahui Tujuan Hukum Islam.
3. Mengetahui Implementasi Hukum Islam .
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
diturunkan kepada nabi selain Nabi Muhammad diantaranya ada kitab
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as.
2. Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam
Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang
ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. tidak diturunkan untuk
satu umat dalam suatu abad saja, tetapi untuk seluruh umat islam dan
untuk sepanjang masa. Karena itu ajaran-ajaran dalam al-Qur’an
melingkupi seluruh umat manusia. Al-Qur’an dijadikan sumber hukum
islam untuk mengatur perilaku manusia dalam waktu dan kondisi yang
tepat. Misalnya untuk selalu mempunyai sifat pemaaf, tetapi diwaktu
tertentu dikehendaki pula ketentuan hukum dilaksanakan dengan tegas.
Memberi maaf bermaksud bukan untuk menggampangkan tindak
kejahatan mudah dilakukan, tetapi menghendaki manusia agar bersifat
jujur dan berani menerangkan yang benar. Al-Qur’an mengajarkan
manusia agar selalu berbuat baik, sekalipun terhadap orang yang pernah
berbuat jahat padanya. Al-Qur'an mengajarkan manusia untuk tetap
suci, tetapi tidak di kebiri. Manusia dapat menggunakan hak-haknya
tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Uraian tersebut sekedar
beberapa contoh ajaran islam yang termuat di dalam al-Qur’an.
b. Hadis
1. Pengertian Hadis
Hadis adalah suatu perkataan atau berita, dapat juga dikatakan
bahwa hadis ialah suatu perkataan atau informasi dari Rasulullah saw.
Sedangkan sunnah merupakan jalan hidup yang dijalani atau suatu yang
telah dibiasakan.
Selain pengertian tersebut, kata hadis juga mempunyai beberapa arti,
yaitu:
a. “Jadid” (baru), sebagai lawan dari kata ”qadim” (terdahulu). Dalam
hal ini yang dimaksud qadim adalah kitab Allah, sedangkan yang
dimaksud dengan jadid adalah hadis Rasulullah Saw.
b. Qarib, yang berarti dekat atau dalam waktu dekat belum lama.
c. Khabar, yang artinya sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan
dari seseorang kepada seseorang.
2. Sinonim Hadis
Ada beberapa istilah lain yang merupakan sinonim dari kata hadis
yaitu sunnah, khabar, dan atsar.
a. Sunnah
Secara etimologis, sunnah bearti perjalanan yang pernah
ditempuh. Dalam istilah arab sunnah bearti “preseden” yang
kemudian ditiru orang lain, apakah sezaman atau sesudahnya; tidak
dipersoalkan apakah sunnah itu baik atau buruk. Dalam bahasa
Eropa sunnah diartikan dengan “tradition” atau “adat istiadat” dalam
bahasa Indonesia.
b. Khabar
Khabar menurut bahasa adalah warta berita yang disampaikan
dari seseorang, sedangkan jamak dadi khabar adalah akhbar.
Sebagian ulama mangatakan hadis adalah apa yang datang dari Nabi
SAW. Oleh karena itu orang yang sibuk dengan sunnah disebut
“muhaddis”, sedangkan yang sibuk dengan sejarah dan sejenisnya
disebut “akhbariy”.
c. Atsar
Atsar menurut bahasa adalah bekas sesuatu atau sisa sesuatu.
7
Sedangkan menurut istilah jumhur ulama artinya sama dengan
khabar dan hadis. Para fuquha memakai perkataan atsar untuk
perkataan ualama salaf, sahabat, tabi'in dan lain-lain. Imam Nawawi
merangkan bahwa fuquha khurasan menamai perkataan sahabat
(mauquf) dengan atsar dan menamai hadis Nabi (marfu') dengan
khabar.
3. Perbedaan Hadis dengan Sunnah, Khabar, dan Atsar.
Dari keempat istilah tersebut menurut jumhur hadis dapat
dipergunakan untuk maksud yang sama, yaitu bahwa hadis disebut juga
dengan sunnah, khabar atau atsar. Begitupula dengan sunnah dapat
diartikan sengan hadis, khabar, dan atsar. Maka hadis mutawatir dapat
juga disebut dengan sunnah mutawatir dan khabar mutawatir. Begitu
juga hadis shahih dapat disebut dengan sunnah shahih, khabar shahih,
dan atsar shahih.
Tetapi berdasarkan penjelasan mengenai hadis, sunnah, khabar, dan
atsar ada sedikit perbedaan yang perlu diperhatikan antara hadis dan
sunnah menurut pendapar dan pandangan ulama, baik ulama hadis
maupun ulama ushul dan juga pernedaan antara hadis dengan khabar
dan atsar dari penjelasan ulama yang telah dibahas. Perbedaan-
perbedaan pendapat ulama tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Hadis dan sunnah : hadis tersebut pada perkataan, perbuatan, taqrir
yang bersumber dari Nabi SAW, sedangkan sunnah segala yang
bersumber dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
tabiat, budi pekerti, atay perjalanan hidupnya, baik sebelum
diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya.
b. Hadis dan khabar : Sebagian ulama hadis berpendapat bahwa khabar
sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada selain Nabi
SAW. Hadis sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada
Nabi SAW. Tetapi ada ulama yang mengatakan khabar lebih umum
daripada hadis, karena perkataan khabar merupakan segala yang
diriwayatkan, baik dari Nabi SAW maupun dari yang selainnya.
Sedagkan hadis khusus bagi yang diriwayatkan dari Nabi SAW.
c. Hadis dan atsar : Jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama
artinya dengan khabar dan hadis. Ada juga ulama yang berpendapat
bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi SAW, sahabat dan tabi'in. Az-Zarkasyi memakai kata
atsar untuk hadis mauquf, namun memperbolehkan memakainya
untuk perkataan Rasul SAW.
1
Muannif Ridwan, M. Hasbi Umar, Abdul Ghafar. "Sumber-sumber Hukum Islam dan Implementasinya". Vol. 1 No. 2
(Januari-Juni 2021). Sumatera Barat.
9
tangan bagi pelakunya. Hal ini merupakan sanksi yang sangat keras untuk
mencegah segala godaan untuk melakukan pelanggaran terhadap harta orang
lain.
6. Pemeliharaan atas agama
Hukum Islam memberikan kebebasan bagi setiap manusia untuk2.
“Rasulullah SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal: Bagaimana kamu akan
memutuskan perkara jika dihadapkan pada suatu persoalan hukum? Mu’adz
menjawab: saya akan memutuskannya berdasarkan kitab Allah (al-Qur’an).
Rasulullah bersabda: jika kamu tidak menjumpainya dalam al-Qur’an?. Mu’adz
menjawab: maka berdasarkan pada sunnah Rasul. Rasulullah bersabda: jika tidak
menjumpainya juga dalam sunnah Rasul? Muadz menjawab: saya akan berijtihad
berdasarkan akal pikiran saya.” (HR Imam Abu Dawud)
Melihat percakapan di atas antara Nabi kepada Muadz, maka dapat dipahami bahwa
utamanya adalah al-Qur’an baru kemudian hadis atau sunnah. Percakapan tersebut juga
diperlukan bagi mujtahid apabila merujuk sebuah hukum haruslah berpedoman pada
al-Qur’an sebelum mengambil pedoman dan sunnah nabi.
1. Al-Qur’an
Sebagai sumber hukum utama, al-Qur’an tentunya mengandung ayat-ayat
yang berkaitan dengan hukum, ayat-ayat tersebut mayoritas diturunkan di kota
Madinah. Abdul Wahab Khlalaf berpendapat bahwa, ayat-ayat hukum yang
terkandung dalam al-Qur’an hanya 5,8 persen dari 6360 ayat al-Qur’an,
sebagaimana berikut ini;
1) Ibadah (shalat, puasa, haji, dll) sebanyak 140 ayat
2) Hidup Kekeluargaan (perkawinan, perceraian, hak waris, dsb) sebanyak 70
ayat
3) Perdagangan atau Perekonomian (jual beli, sewa menyewa, pinjam
meminjam,
gadai, perseroan, kontrak, dsb) sebanyak 70 ayat
4) Kriminal sebanyak 30 ayat
5) Hubungan Islam dengan selain Islam sebanyak 25 ayat
6) Pengadilan sebanyak 13 ayat
7) Hubungan kaya dan miskin sebanyak 10 ayat
8) Kenegaraan sebanyak 10 ayat.
Dari rincian di atas dapat kita pahami, bahwa al-Qur’an lebih banyak
mengatur tentang kekeluargaan dan perekonomian. Alasannya, karena dari
keluarga akan tercipta masyarakat dan keluarga merupakan unit terkecil dari
tatanan kehidupan bermasyarakat. Jika suatu keluarga dapat hidup sesuai ajaran
2
Eva Iryani. "Hukum Islam, Demokrasi, Dan Hak Asasi Manusia". Vol. 17, No. 2 (2017). Jambi. Universitas Batanghari
Jambi.
10
yang ditentukan oleh al-Qur’an maka akan menciptakan masyarakat yang agamis
dan berakhlaq. Selanjutnya, ekonomi merupakan hal penting dalam mewujudkan
masyarakat yang sejahtera. Hal penting lainnya yang perlu diketahui, bahwa
terbatasnya pembahasan al-Qur’an mengenai hukum dikarenakan permasalahan
yang terjadi di masyarakat yang sekaligus menjadi subjek dan objek dari hukum
sifatnya dinamis, sedangkan sumber hukumnya statis. Permasalahan yang
sifatnya dinamis dan sumber hukum yang bersifat statis, maka diperlukan jma’
dan qiyas. Adapun macam-macam dari hukum yang terkandung dalam al-
Qur’an yang sekaligus dilengkapi pejelasannya dalam hadis ada lima;
1) Wajib, perbuatan jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan berdosa.
Contohnya, shalat, puasa, haji bagi yang mampu, dll.
2) Sunnah, perbuatan jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan tidak
berdosa. Contoh, membaca shalawat, sedekah, dll.
3) Haram, perbuatan jika dikerjakan berdosa dan jika ditinggalkan berpahala,
atau kebalikan dari wajib. Contohnya, zina, mabuk, mencuri, dll.
4) Makruh, perbuatan jika ditinggalkan lebih utama dari pada dikerjakan.
Contoh, merokok, berkumur disiang hari saat puasa.
5) Mubah, perbuatan yang diperbolehkan oleh agama anata mengerjakan atau
meninggalkannya. Contoh, olahraga, berdagang, dll3.
2. Sunnah
Kata sunnah memiliki arti jalan yang terpuji. Sunnah ialah segala sesuatu
yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW beripa perkataam, perbuatan, taqrir,
sifat fisik, atau akhlaq, serta perilaku kehidupan baik sebelum diangkat menjadi
rasuk (seperti mengasingkan diri yang beliau lakukan di Gua Hira') atau setelah
kerasulan beliau. Adapun menurut “Ulama Fiqh” sunnah merupakan segala
sesuatu yang datang dari Nabi yang bukan fardlu dan tidak wajib.
Adapun sunnah dibagi dalam empat macam, yakni :
a. Sunnah Qauliyah ialah segala perkataan Rasulullah
b. Sunnah Fi'liyah ialah semua perkataan Rasulullah
c. Sunnah Taqririyah ialah penetapan dan pengakuan dari Nabi terhadap
pernyataan maupun perbuatan orang lain.
d. Sunnah Hammiyah ialah sesuatu yang sudah direncanakan untuk dikerjakan
tetapi tidak sampai dikerjakan.
Fungsi Sunnah sebagai sumber hukum islam :
a. Menegaskan atau menjelaskan lebih lanjut ketentuan yang dijelaskan dalam
al-Qur’an.
b. Sebagai penjelas dari isi al-Qur’an.
c. Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tak ada atau masih samar-
samar mengenai ketentuannya dalam al-Qur’an4.
3
Septi Aji Fitra Jaya. “Al-Qur’an dan Hadis sebagai Sumber Hukum Islam”. Vol. 9, No. 2 (Juli-Desember 2019).
Jakarta. Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an.
4
Muannif Ridwan, M. Hasbi Umar, Abdul Ghafar. “Sumber-sumber Hukum Islam dan Implementasinya”. Vol. 1 No. 2
(Januari-Juni 2021). Sumatera Barat.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumber hukum adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali
hukumnya.Pada dasarnya hukum islam itu bersumber dari al-Qur'an, selanjutnya
diperjelas secara detail melalui sunnah atau hadis Nabi Muhammad. Pada
kenyataannya, dalam islam yang menjadi sumber hukum selain al-Qur'an adalah hadis
dan ijma'. Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan sunnah merupakan jalan hidup
yang dijalani atau suatu yang telah dibiasakan. Ada beberapa istilah lain yang
merupakan sinonim dari kata hadis yaitu sunnah, khabar, dan atsar. Tetapi berdasarkan
penjelasan mengenai hadis, sunnah, khabar, dan atsar ada sedikit perbedaan yang perlu
diperhatikan antara hadis dan sunnah menurut pendapar dan pandangan ulama, baik
ulama hadis maupun ulama ushul dan juga pernedaan antara hadis dengan khabar dan
atsar dari penjelasan ulama yang telah dibahas. Ijma' merupakan kesepakatan dari
seluruh ulama mujtahid tentang suatu hukum syara' mengenai satu kasus setelah
Rasulullah wafat.
Sebagai hukum dan ketentuan yang diturunkan Allah swt, syariat Islam telah
menetapkan tujuan-tujuan luhur yang akan menjaga kehormatan manusia, yaitu
pemeliharaan atas keturunan, pemeliharaan atas akal, pemeliharaan atas kemuliaan,
pemeliharaan atas jiwa, pemeliharaan atas harta, dan pemeliharaan atas agama.
Penerapan sumber hukum islam para ulama sepakat bahwa al-Qur’an yang utama, dan
hadis yang kedua. Kesepakatan ini berdasarkan al-Qur’an sebagai firman Allah,
sedengkan hadis bersumber dari nabi yang merupakan makhluk atau hamba Allah
meskipun dikarunia beberapa kelebihan istimewa lain.
B. SARAN
Kami sebagai penyusun menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penyusun akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggung jawabkan. Oleh
sebab itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun
mengenai pembahasan di atas.
12
DAFTAR PUSTAKA
13