Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SUMBER- SUMBER HUKUM ISLAM


Dosen pengampu : H. Makmun S.Ag., Ph.D

Disusun Oleh:

 Nur Hafizah 2205136007


 Hanny febrianti 2205136024

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah “Sumber-
sumber Hukum Islam” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan dan membahas
sumber-sumber hukum yang dijadikan pedoman dan landasan oleh umat Islam. Dengan
makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki pengetahuan
yang lebih luas mengenai sumber hukum Islam.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
kami sendiri khususnya.

Samarinda, 27 Oktober 2022

Penyusun

2
Daftar isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Al-Qur’an....................................................................................................................2
1. Pengertian Al-Qur'an..............................................................................................2
2. Sejarah turunnya Al-Quran.....................................................................................3
3. Fungsi dan tujuan Al-Qur’an...................................................................................4
B. Al-Hadist.....................................................................................................................5
1. Pengertian Hadist...................................................................................................5
2. Macam-macam Al-Hadits.......................................................................................5
3. Kedudukan Hadist terhadap Al-Quran....................................................................5
A. Dalil Al-Qur’an........................................................................................................5
B. Dalil al-hadits.........................................................................................................6
C. Ijtihad.........................................................................................................................6
1. Pengertian Ijtihad...................................................................................................6
2.    Lapangan/Ruang Lingkup Ijtihad..........................................................................7
BAB III.................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan
agung.

Sumber ajaran islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar
akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata (Sudarsono, 1992:1). Dengan
demikian sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan,
atau pedoman syariat islam.

Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari
Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah
Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam
(akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat runtuk mengembangkannya.

Mempelajari agama Islam merupakan fardhu’ain , yakni kewajiban pribadi setiap


muslim dan muslim,sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan
oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1.   Apa Pengertian Ijtihad  ?


2.   Ada berapa macam Hadist ?
3.   Apa Fungsi Al-Quran?
4.    Jelaskan Sumber-sumber Hukum Islam !
5.    Bagaimana Kedudukan Hukum Islam di Indonesia ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an

1. Pengertian Al-Qur'an
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a, yaqra’u, qira’atan,
qur’anan” yang berarti mengumpulkan dan menghimpun huruf-huruf serta kata-
kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Ada juga sumber lain
mengatakan bahwa Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan sempurna”
merupakan suatu nama pilihan Allah yng sungguh tepat, karena tiada satu
bacaanpun sejak anusia mengenl baca tulis yang dapat menandingi Al-Qur’an al-
Karim, secara terminologi Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan Tuhan
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang diampaikan lewat malaikat jibril, yang
dikomunikasikan dengn bahasa arab, harus dipercayai tanpa syarat dan menjadi
pedoman bagi para pengikutnya yaitu umat Islam diseluruh dunia.

Pengertian Al-Qur’an dari segi terminologinya dapat dipahami dari pandangan


beberapa ulama, bahwa:

1. Muhammad Salim Muhsin dalam bukunya “Tarikh Al-Qur’an al-Karim”


menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW. Yang ditulis dalam mushaf-mushf dan dinukilkan/
diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya dipandang
ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya) ataupun surat terpendek.

2. Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT


yang diturunkan melalui Roh al-Amin (Jibril) kepada nabi Muhammad SAW.
Dengan bahasa arab, isinya dijamin kebenarannya, dan sebagai hujah
kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk dalam
beribadah serta dipandang ibadah dalam membacanya, yang terhimpun dalam
mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas, yang
diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir.

3. Muhammad abduh mendefinisikan Al-Qur’an sbagai kalam mulia yang


diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi yang paling smpurna (Muhammad SAW)
ajarannya mencakup keseluruhan ilmu  pengetahuan, ia merupakan sumber yang
mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci daan
berakal cerdas.

2
2. Sejarah turunnya Al-Quran

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah adalah
surat Al-Alaq ayat 1-5 saat berada di Gua Hira pada tahun 610 M. Turunnya Surat
Al Alaq ayat 1-5 menjadikan awal kenabian Muhammad SAW.

Selain itu, waktu turunnya Al Qur’an juga menjadi awal penyebaran agama Islam.
Saat itu, Nabi Muhammad sedang menyepi untuk menenangkan hati. Pada saat
wahyu pertama ini turun, Rasulullah SAW tidak bisa membaca. Oleh karena itu,
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca melalui surat
Al-Alaq.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Firman Allah SWT dalam surat Al Alaq ayat 1-5, ayat Al Qur’an yang pertama
kali diturunkan. Surat Al Alaq ayat 1-5 juga menjadi penanda diangkatnya
Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul.

Setelah ayat ini, Al-Qur’an turun secara bertahap. Total, Al Qur’an turun secara
bertahap. Total Al Qur’an turun selama kurang lebih 23 tahun. Setiap ayat
diturunkan menyesuaikan dengan problematika sosial, krisis moral, keagamaan,
kisah-kisah para Nabi terdahulu hingga hikmah yang terjadi di masa nabi.

Peristiwa Nuzulul Qur’an adalah peristiwa bersejarah dalam agama Islam. Pada
tahun 1442 Hijriah, Nuzulul Qur’an diperingati setiap hari Kamis, 29 April 2021.
Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya ayat Al Qur’an dalam menyempurnakan
ajaran Islam sebagai petunjuk umat manusia.

Selain itu, sejarah turunnya Al Qur’an dibagi menjadi dua periode yaitu periode
Mekkah (sebelum hijrahnya Nabi) dan Madinah (setelah hijrah). Al Qur’an
pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah Utara Mekkah pada 17 Ramadhan
610 M. Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi
tentang akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam).
Pada periode ini terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan.

Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalah


(hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupan
Islam) dan hukum Islam. Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW
ini, terdapat 28 surat yang diturunkan dalam kurun waktu 9 tahun 9 bulan.

Ayat Al Qur’an yang terakhir yang diturunkan adalah surat Al Maidah ayat 5.
Ayat terakhir yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah adalah

3
surat Al-Maidah ayat 5. Ayat ini turun sesudah waktu Ashar pada hari Jumat di
Padang Arafah saat musim haji terakhir.

3. Fungsi dan tujuan Al-Qur’an


Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam merupakan kumpulan firman Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk
bagi umat manusia. Menurut Dr. M. Quraish Shihab dalam “wawasan Al-Qur’an
menyebutkan delapan tujuan diturunkannya Al-Qur’an:
1. Untuk menbersihkan dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta
mementapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi tuhan semesta
alam.
2. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa umat
manusia merupakan umat yang seharusnya dapat bekerja sama dalam pengapdian
kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
3. Untuk menciptakan perstuan dan kesatuan.
4. Untuk mengajak manusia berfikir dan bekerja sama dalam bidang kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit dan
penderitaan hidup,serta pemerasan manusia atas manusia dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, dan juga agama.
6. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang.
7. Untuk memberikan jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan
falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatan wasathan yang menyeru
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
8. Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan suatu
peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia dengan panduan dan panduan
Nur Ilahi.

Berikut adalah fungsi al-quran menurut nama-namanya:

1. Al-huda (petunjuk). Dalam al-quran terdapat 3 kategori tentang posisi al-quran


sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum. Kedua, al-quran
adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Ketiga, petunjuk bagi orang-
orang beriman.

2. Al-furqan (pemisah). Dalam al-quran dikatakan bahwa ia adalah ugeran untuk


membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan batil.

3. Asy-syifa (obat). Al-quran dikatakan berfungsi sebagai obat bagi penyakit-


penyakit dalam dada. Yang dimaksud penyakit dalam dada adalah penyakit-
penyakit psikologis.

4. Al-mauizhah (nasihat). Al-quran berfungsi sebagai nasihat orang-orang yang


bertakwa.

4
B. Al-Hadist

1. Pengertian Hadist
Menurut bahasa (etimologi) Al-Hadits berarti ”yang baru”, ”yang dekat”, atau
”warta” yaitu sesuatu yang dibicarakan. Sedangkan menurut istilah
(terminologi) Al-Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir (persetujuan) beliau.
Umat Islam telah sepakat bahwa hadits merupakan sumber hukum kedua setelah
Al-Qur’an. Dan  tidak boleh seorang muslim hanya mencukupkan diri dengan
salah satu dari kedua sumber Islam tersebut. Al-Qur’an dan hadits merupakan dua
sumber hukum Islam yang tetap. Umat Islam tidak mungkin dapat memahami
tentang syari’at Islam dengan benar sesuai  dengan tanpa Al-Qur’an dan Hadits.
Banyak dari ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa hadits merupakan sumber
hukum Islam selain Al-Qur’an yang wajib diikuti. Baik itu dalam hal perintah
ataupun larangan.

2. Macam-macam Al-Hadits
Berdasarkan definisi istilah diatas,maka ada beberapa macam hadist, yaitu :
1. Hadits Sahih
Hadits sahih adalah tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits.

2. Hadits Hasan

Jika hadits yang tersebut sanadnya bersambung, tetapi ada sedikit kelemahan pada
rawi(-rawi)nya. Misalnya diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tidak sempurna
ingatannya. Namun matannya tidak syadz atau cacat.

3. Hadits Dhaif

Hadits dhaif adalah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa hadits
mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas, munqathi’ atau mu’dlal), atau
diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, atau
mengandung kejanggalan atau cacat.

3. Kedudukan Hadist terhadap Al-Quran

Berikut uraian sedikit tentang kedudukan hadits sebagai sumber hukum Islam:
A. Dalil Al-Qur’an
Banyak dari ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang  kewajiban untuk dapat
mempercayai dan menerima apa saja yang telah disampaikan oleh Rasul kepada
umat beliau untuk dijadikan sebuah pedoman hidup.

5
Selain Allah SWT memerintahkan agar umatnya percaya kepada Rasul juga dapat
menaati semua perintah atau peraturan yang telah ditetapkan atau dibawa oleh
beliau. Taat kepada Rasul sama denga taat kepada Allah. Sebagaimana firman
Allah QS. Al- ‘Imran:32 yang berbunyi:

َ‫قُلْ َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوال َّرسُو َل فَِإ ْن ت ََولَّوْ ا فَِإ َّن هَّللا َ ال يُ ِحبُّ ْال َكافِ ِرين‬

Artinya: “"Katakanlah: 'Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu


berpaling, maka sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang
kafir'." – (QS. Al- ‘Imran 3:32)

Dari banyaknya ayat Al-Qur’an ini membuktikan bahwa dimana setiap ada
perintah taat kepada Allah, pasti ada perintah taat kepada Rasul. Demikian pula
mengenai ancaman. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan dalam
penetapan untuk taat kepada semua yang diperintah Rasulullah SAW.

B. Dalil al-hadits
Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW. Berkenaan dengan keharusan
menjadikan hadits sebagai pedoman hidup, disamping Al-Qur;an sebagai
pedoman utamanya, beliau bersabda:

‫ وقال صلى هللا عليه وسلم‬:

‫تركت فيكم امرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب هللا وسنة النبيه صلى هللا عليه وسلم‬
)‫(روه مالك في موطأ‬
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda: “Telah ku tinggalkan kepada kalian dua perkara,
kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh denga dua perkara ini, yaitu
Kitab Allah (Alqur’an) dan Sunnah Nabi SAW (Al-Hadist)

Masih banyak lagi hadits-hadits yang menerangkan tentang pedoman hidup


maupun penetapan hukum. Hadits-hadits tersebut menunjukkan terhadap kita
bahwa berpegang teguh kepada hadits sebagai pedoman hidup iitu wajib,
sebagaimana wajib pada Al-Qur’an.

C. Ijtihad

1. Pengertian Ijtihad

Ijtihad secara etimologi berasal dari kata kerja “Ijtihadah” yang berarti
mencurahkan tenaga dan pikiran, berusaha dengan sungguh-sungguh, bekerja
semaksimal mungkin.
Secara terminologi Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat
menentukan suatu hukum dari sebuah dalil agama. Ijtihad hanya dapat dilakukan
oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam keahlian yang mendalam
disamping memiliki syarat-syarat yang tertentu baik dilakukan secara individual

6
maupun dilakukan secara bersama-sama sehingga mencapai kesepakatan dalam
suatu masalah tertentu pada masa tertentu pula (ijma consensus) berkenan dengan
penilaian sesuatu yang belum ada kepastiannya secara tegas dalam Al-Qur’an dan
Hadits. Ijtihad sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad saw.,sebab ketika
Nabi berdialog dengan Muaz bin Jabal yang diangkat sebagai gubernur Yaman
tentang cara menghadapi suatu masalah/kenyataan, dan Muaz bin Jabal akan
melakukannya dengan ijtihad yakni apabila masalah tersebut tidak tercantum
dalam Al-Quran dan Hadits dan Nabi pun menyetujuinya.

2.    Lapangan/Ruang Lingkup Ijtihad

Masalah yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia dan hubungannya


dengan alam, senantiasa berkembang dan berubah-ubah, sehingga karenanya
senantiasa membutuhkan adanya penyelesaian dalam ketentuannya. Semua
penyelesaian hubungan tersebut diperlukan penggunaan ijtihad guna menentukan
pedoman hukumnya, agar tidak salah dalam penetapannya akibat adanya
perubahan siatuasi dan kondisi tersebut. Disinilah pangkal perlunya ijtihad,
sehingga ijtihad tersebut menjangkau lapangan yang luas yang meliputi :

a. Hubungan individu/masyarakat dengan invidu/masyarakat yang termasuk


hubungansosial       
      kemasyarakatan
b.   Hubungan manusia dengan benda dalam rangka mencapai kemakmuran yang
termasuk hubungan 
      sosial ekonomi 
c.   Hubungan manusia dengan penguasa, antara penguasa dengan penguasa yang
lain, dalam rangka  
      mengatur msyarakat yang termasuk hubungan politik
d.   Hubungan maanusia dalam bentuk ciptaan, kesenangan dan keindahan, yang
termasuk hubungan
      estetika ekonomi
e.   Hubungan manusia dengan kebenaran alam dan karya yang termasuk
hubungan ilmu dan 
       tekhnologi
f.    Hubungan manusia dengan hakikat kebenaran dan nilai-nilai yang temasuk
hubungan filsafat.
g.   Hubungan manusia dengan alam flora dan fauna bahkan dengan alam semesta.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber ajaran
islam ada tiga macam, yaitu Al-qur’an, hadits dan ijtihad.  Al-qur’an sebagai
sumber hukum Islam yang pertama yaitu Al-qu’an berisi tentang semua
kehidupan yang ada di alam, perintah, akidah dan kepercayaan, akhlak yang
murni, mengenai syari’at dan hukum dan sebagai petunjuk umat Islam. Sedangkan
Hadits itu sebagai sumber ajaran islam karena dalam Dalil al-qur’an mengajarkan
kita untuk mempercayai dan menerima apa yang telah disampaikan oleh Rasul
untu dijadikan sebagai pedoman hidup. Selain itu dalam hadits juga terdapat
pertnyataan bahwa berpedoman pada hadits itu wajib, bahkan juga terdapat dalam
salah satu pesan Rasulullah berkenaan menjadikan hadist sebagai pedoman hidup
setelah Al-qur’an sebagai sumber yang pertama. Ijtihad sebagai sumber ajaran
karena melalui konsep ijtihad, setiap peristiwa baru akan didapatkan ketentuan
hukumnya Dari pemaparan makalah kami tersebut kita tahu bahwa sumber ajaran
islam sangat penting sebagai pedoman hidup, untuk itu hendaknya apabila kita
melenceng dari salah satu sumber ajaran tersebut, maka akan menjadikan hal yang
fatal.

B. Saran
Alqur’an, Alhadits adalah sumber hukum Islam begitu juga dengan ijtihad, Oleh
karenanya diharapkan dan diharuskan agar semua umat Islam menjadikan
ketiganya sebagai pedoman hidup dan dasar hukum dalam Islam.

8
DAFTAR PUSTAKA

Afrozi,Agus Salim.2015. Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam. Tangerang: Prodi


Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Pamulang

Ahmad Maulidin dkk.2013. Makalah Sumber-sumber Ajaran Islam. Semarang:


Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Wali Songo

docs.google.com/document/d/15g-
FHTwQi9AVl13Inmn04z12vZYSyoruskn8mxrbh2o/preview?pli=1 [14 Desember
2015]

Anda mungkin juga menyukai