Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM DAN METODA BERIJTIHAD

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :
1. Samidi
2. Jasri
3. Ari astuti
4. Elfi afriani
5. Sudarmi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT.karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami Alhamdulillah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dosen selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam karena telah membimbing kami hingga
selesainya makalah ini.
Dalam makalah ini, kamiakan menjelaskan tentang Sumber ajaran agama
islam, Al-quran isi dan sistematiknya, As-sunnah dan Ra‟yu yang dilaksanakan
dengan ihjtihad.Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca agar dapat menjadi bahan referensi, memperluas
pengetahuan, dan menambah informasi serta bagi kami agar dapat
mengembangkan kemampuan menulis dengan baik dan menjawab rasa ingin tahu
penulis atas topik.Demi terwujudnya makalah yang lebih baik di masa mendatang,
Amin.

Pasir Pengaraian, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................ ..................................... i


Daftar Isi............................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan.................................................. ............................................. 1
A. .Latar Belakang............................................ ...................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................... ............................... 1
C. Maksud dan Tujuan........................................................... ................. 1
D. Metode pengumpulan Data.......................................... ...................... 2

Bab II pembahasan……………………... ....................... .................................... 3


A. Sumber agama dan ajaran agama Islam........................ ...................... 3
B. Metoda Berijtihad ............................................................................... 11

Bab III Penutup................................................................. .................................. 17


A. Kesimpulan......................................................................................... 17
B. Saran...................................................................................... ............. 17

Daftar Pustaka .................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini
dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,
sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak
amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap
positif lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa saja sumber ajaran agama Islam?
2. Bagaimana penjelasan isi dan sistematika Al-Qur‟an?
3. Bagaimana penjelasan fungsi hadits?
4. Bagaimana fungsi Ra‟yu?

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan Agama Islam
2. Menjelaskan secara jelas agama dan ajaran Agama Islam
3. Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui secara mendalam tentang
Al-Qur‟an dan As-Sunnah (Al-Hadist)
4. Mahasiswa/i dapat memahami tentang Ra‟yu yang dilaksanakan dengan
Ijtihad

1
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Makalah ini dibuat dengan metode pengumpulan data dari referensi studi
kepustakaan yang bersumber dari web, blog dan media massa yang lain yang ada
pada internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUMBER AGAMA DAN AJARAN AGAMA ISLAM


Agama Islam bersumber dari Al-Qur‟an yang memuat Wahyu Allah dan
al-hadist yang memuat sunnahRasulullah. komponen agama Islam dan unsur
utama ajaran Islam ( akidah, syariah , dan akhlak ) di kembangkan dengan Ra‟yu
atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
Yang dikembangkan adalah ajaran agama dan yang terdapat dalam Al-Qur;an dan
Al-hadist. Dengan kata lain,yang dikembangkan lebih lanjut supaya dapat
dipahami manusia adalah wahyu Allah dan sunnah Rasul yang merupakan agama
Islam.
Hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya.
Hukum Islam disebut juga syariat atau hukum Allah SWT, yaitu hukum atau
undang-undang yang ditentukan Allah SWT sebagaimana terkandung dalam kitab
suci Al-Qur‟an dan Hadis (sunah). Syariat Islam juga merupakan hukum dan
aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik muslim
maupun bukan muslim.

1. Al-Qur’an: isi dan sistematiknya

PENGERTIAN AL-QUR’AN

Etimologi = Al-Qur‟an –> Qara‟a – Yaqra‟u – Qur‟anan yang berarti


bacaan.

Terminologi = Al-Qur‟an adalah Kalam Allah swt. yang merupakan


mu‟jizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw., ditulis dalam Mushaf,
diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah.

Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman

3
serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran
adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang
diturunkan melalui para rasul.

Al-Qur‟an diwahyukan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun, 13


tahun sebelum hijrah hingga 10 tahun setelah hijrah.

FUNGSI AL-QUR’AN

1. Sebagai pedoman hidup.

2. Sebagai korektor dan penyempurna kitab-kitab Allah. yang terdahulu.

3. Sebagai sarana peribadatan.

KANDUNGAN AL-QUR’AN

1. Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah SWT., malaikat, rasul, hari akhir,


qadha dan qadar, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari‟ah baik mengenai ibadah khusus maupun ibadah
umum sepertiperekonomian, pemerintahan, pernikahan, kemasyarakatan
dan sebagainya.
3. Janji dan ancaman.
4. Kisah para nabi dan Rasul Allah SWT. serta umat-umat terdahulu (
sebagai i‟tibar / pelajaran ).
5. Konsep ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang masalah ketuhanan (
agama ), manusia, masyarakat maupun tentang alam semesta.

Al-Qur‟an adalah sumber ajaran Islam yang utama.Al-Qur‟an adalah


wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-
Qur‟an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai
berikut:

4
Artinya:

”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an dan sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya.” (QS.Al-Hijr:9)

Artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran?Kalau kiranya Al
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisaa‟:82)
Al-Qur‟an merupakan sumber agama juga ajaran Islam pertama dan
utama.Pengertian secara harafiah berarti sesuatu yang harus dibaca atau dipelajari.
Sedangkan secara istilah, Al-Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan melalui
malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan sebagai salah satu mukzijat
Nabi Muhammad SAW. Al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22
tahun, 2 bulan, 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah. Tujuannya
untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan
kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat
kelak.
Al-Qur‟an yang menjadi sumber nilai dan norma umat Islam itu terbagi ke
dalam 30 juz, 114 surah, 6666 ayat, 74.499 kata atau 325.345 huruf (lebih tepat
dikatakan 325.345 suku kata jika dilihat dari sudut pandang bahasa Indonesia).
Al-Qur‟an tidak disusun secara kronologis. Lima ayat pertama diturunkan di gua
hira‟ pada malam 17 Ramadhan tahun pertama sebelum hijriah atau pada malam
Nuzulul Qur‟an ketika Nabi Muhammad berusia 40-41 tahun, terletak di surat al-
Alaq (96) : 1-5. Ayat terakhir yang diturunkan di padang Arafah, ketika Nabi

5
Muhammad berusia 63 tahun pada tanggal 9 zulhijah tahun ke-10 Hijrah, terletak
di surat Al-Madinah (50) : 3.
Ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah
disebut ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun setelah Nabi
Muhammad pindah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah. Ciri-cirinya
adalah :
1. Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya pendek-pendek.
Merupakan 19/30 dari seluruh isi Al-Qur‟an, terdiri dari 86 surat,
4.780 ayat. Ayat-ayat Madaniyah pada umumnya panjang-panjang
merupakan 11/30 dari seluruh isi Al-Qur‟an, terdiri dari 28 surat, 1.456
ayat.
2. Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata ya ayyuhannas (hai
manusia). Sedangkan ayat-ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata
ya ayyuhallazina amanu (hai orang-orang yang beriman).
3. Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya mengenai tauhid yakni keyakinan
pada kemaha Esaan Allah, hari kiamat, akhlak, dan kisah-kisah umat
manusia di masa lalu, sedangkan ayat-ayat Madaniyah memuat soal-
soal hukum, keadilan, masyarakat dan sebagainya.
4. Ayat-ayat Makkiyah diturunkan selama 12 tahun 13 hari, sedangkan
ayat-ayat Madaniyah selama 10 tahun, 2 bulan 9 hari. Allah telah
menjamin kemurnian dan kesucian Al-Qur‟an, dalam surat Al-Hijr
ayat 9 :
Kandungan Al-Qur‟an, antara lain adalah:

A.Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada


malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qado-qodar, dan sebagainya.

1. Prinsip-prinsip syari‟ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar


tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaimanamenjalin
hubungan kepada Allah (hablum minallah, ibadah) dan (hablum minannas,
mu’amalah).

6
2. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman
siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
3. Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat
terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
4. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia,
ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra,
budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.

Keutamaan Al-Qur‟an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:

1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-


Qur‟an dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur‟an (HR.
Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur‟an adalah beserta malaikat-
malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur‟an dan
kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat
dua pahala (HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Al-Qur‟an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al-Qur‟an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur‟an
sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).

Keutamaan membaca Al-Qur‟an, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi orang


yang membaca Al-Qur‟an akan mendapat pahala yang telah dijanjikan Allah
SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Qur‟an adalah 50 kebajikan
untuk tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu melaksanakan sholat, 25 kebajikan
apabila di luar sholat (dalam keadaan berwudhu), dan 10 kebajikan apabila tidak
berwudhu. Bukan hanya membaca, mendengarkan orang yang membaca Al-
Qur‟an pun akan mendapat kan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar
dan mengajarkan membaca Al-Qur‟an pun adalah suatu kebaikan.

7
2. As-Sunnah (Al-Hadits): fungsi dan artinya

PENGERTIAN AS-SUNNAH / HADITS

Etimologi = jalan / tradisi, kebiasaan, adat istiadat, dapat juga berarti


undang-undang yang berlaku.

Terminologi = berita / kabar, segala perbuatan, perkataan dan takrir (


keizinan / pernyataan ) Nabi Muhammad SAW.

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan


persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum dalam agama Islam.

Al-Hadits menurut pengertian bahasa ialah berita atau sesuatu yang


baru.Dalam ilmu hadis istilah tersebut berarti segala perkataan, perbuatan dan
sikap diam Nabi tanda setuju (taqrir). Para ahli hadis, umumnya menyamakan
istilah hadis dengan istilah sunnah. Namun, ada sementara ahli hadits mengatakan
bahwa istilah dipergunakan khusus untuk sunnah qauliyah (perkataan Nabi),
sedangkan sunnah fi’liyah (perbuatan Nabi) dan sunnah taqririyah tidak
disebutkan dalam hadits. Al-Hadist adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam
setelah Al-Qur‟an.

KEDUDUKAN AS-SUNNAH / HADITS

As-Sunnah adalah sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al-


Qur‟an.apabila as-Sunnah / Hadits tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka
kaum muslimin akan mengalami kesulitan-kesulitan seperti :

1. Melaksanakan Shalat, Ibadah Haji, mengeluarkan Zakat dan lain sebagainya,


karena ayat al-Qur‟an dalam hal tersebut hanya berbicara secara global dan
umum, sedangkan yang menjelaskan secara rinci adalah as-Sunnah / Hadits.

8
2. Menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an, untuk menghindari penafsiran yang subyektif
dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

3. Mengikuti pola hidup Nabi, karena dijelaskan secara rinci dalam Sunnahnya,
sedangkan mengikuti pola hidup Nabi adalah perintah al-Qur‟an.

4. Menghadapi masalah kehidupan yang bersifat teknis, karena adanya peraturan-


peraturan yang diterangkan oleh as-Sunnah / Hadits yang tidak ada dalam al-
Qur‟an seperti kebolehan memakan bangkai ikan dan belalang, sedangkan dalam
al-Qur‟an menyatakan bahwa bangkai itu haram.

Peranan Al-Hadits
Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, Al-Hadits mempunyai
peranan yang penting setelah Al-Qur‟an.Al-Qur‟an sebagai kitab suci dan
pedoman hidup umat Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata
yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan
diamalkan. Rasulullah mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur‟an
sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44:

Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu


menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44)

Ada tiga peranan al-Hadits disamping al-Qur‟an sebagai sumber agama


dan ajaran Islam. Adapun peranan al-Hadits adalah :
1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur‟an.

9
2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak
dan mentakhsiskan yang umum(„am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi
menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur‟an.

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur‟an.


Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak
ditunjukan oleh Al-Qur‟an.Contohnya seperti larangan memadu perempuan
dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam,
haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

PERBEDAAN AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH / HADITS SEBAGAI


SUMBER HUKUM

Sekalipun al-Qur‟an dan as-Sunnah sama-sama sebagai sumber hukum


Islam, namun diantara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup
prinsipil, antara lain sebagai berikut :

1. Al-Qur‟an bersifat Qath‟i ( mutlak ) kebenarannya.As-Sunnah bersifat


Dzhanni ( relatif ), kecuali Hadits Mutawatir.
2. Seluruh ayat al-Qur‟an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup.Tidak
seluruh Hadits dapat dijadikan pedoman hidup karena disamping ada
Hadits Shahih, ada pula Hadits yang Dhaif .
3. Al-Qur‟an sudah pasti autentik lafadz dan maknanya.
4. As-Sunnah belum tentu autentik lafadz dan maknanya.
5. Apabila al-Qur‟an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal
yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya.

Apabila as-Sunnah berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang


ghaib, maka setiap muslim tidak diharuskan mengimaninya seperti halnya
mengimani al-Qur‟an.

Berdasarkan perbedaan tersebut, maka :

10
– Penerimaan seorang muslim terhadap al-Qur‟an hendaknya didasarkan pada
keyakinan yang kuat, sedangkan;

– Penerimaan seorang muslim terhadap as-Sunnah harus didasarkan atas keragu-


raguan ( dugaan-dugaan ) yang kuat. Hal ini bukan berarti ragu kepada Nabi,
tetapi ragu apakah Hadits itu benar-benar berasal dari Nabi atau tidak karena
adanya proses sejarah kodifikasi hadits yang tidak cukup memberikan jaminan
keyakinan sebagaimana jaminan keyakinan terhadap al-Qur‟an.

Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Hadist memiliki fungsi
yang pada intinya sejalan dengan alquran. Keberadaan Al-Sunnah tidak dapat
dilepaskan dari adanya sebagian ayat Alquran :

a. Yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian;


b. Yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian;
c. Yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan; dan
ada pula
d. Isyarat Alquran yang mengandung makna lebih dari satu (musytarak) yang
e. menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna
tersebut; bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai
keterangannya di dalam Alquran yang selanjutnya diserahkan kepada
hadis nabi.

B. METODA BERIJTIHAD

Sumber ajaran Islam yang ketiga adalah ar-ra’yu atau sering disebut
dengan kata ijtihad. Ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh yang dilakukan
oleh seseorang atau beberapa orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan
pengalaman tertentu yang memenuhi syarat untuk mencari, menemukan, dan
menetapkan nilai dan norma yang tidak jelas atau tidak terdapat patokannya di

11
dalam al-Quran dan al-Hadits. Orang yang menetapkan hukum dengan jalan ini
disebut mujtahid.

PENGERTIAN IJTIHAD

Etimologi = mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha bersungguh-


sungguh, bekerja semaksimal munggkin.

Terminologi = usaha yang sungguh-sungguh oleh seseorang ulama yang


memiliki syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum tentang
sesuatu ( beberapa ) perkara tertentu yang belum ditetapkan hukumnya secara
explisit di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah.

Menurut Mahmud Syaltut, Ijtihad atau al-Ra‟yu mencakup 2 pengertian, yaitu :

1. Penggunaan pikiran untuk menentukan suatu hukum yang tidak ditentukan


secara eksplisit oleh al-Qur‟an dan as-Sunnah.
2. Penggunaan pikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil
kesimpulan dari suatu ayat atau Hadits.

Dasar melaksanakan Ijtihad adalah al-Qur‟an Surat al-Maidah ayat 48!

48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan
dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-
Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu,

12
[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya
ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.

[422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang


sebelumnya.

Walaupun Islam adalah agama yang berdasarkan wahyu dari Allah SWT, Islam
sangat menghargai akal. Hal ini terbukti dengan banyaknya ayat Al Quran yang
memerintahkan manusia untuk menggunakan akal pikirannya, seperti pada surat
An Nahl ayat 67 “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkannya”. Oleh karena itu,
apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di Al Quran maupun
Hadist, maka diperintahkan untuk berijtihad dengan menggunakan akal pikiran
dengan tetap mengacu kepada Al Quran dan Hadist
Ijtihad hanya diperbolehkan bagi orang-orang yang memenuhi syarat sebagai
mujtahid. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menguasai bahasa Arab untuk dapat memahami al-Qur‟an dan kitab-kitab hadits
yang tertulis dalam bahasa Arab.
2. Mengetahui isi dan sistem hokum al-Qur‟an serta ilmu-ilmu untuk memahami al-
Qur‟an.
3. Mengetahui hadits-hadits hokum dan ilmu-ilmu hadits yang berkenaan dengan
pembentukan hokum.
4. Menguasai sumber-sumber hokum islam dan cara-cara (metode) menarik garis-
garis hokum dari sumber-sumber hokum islam.
5. Menguasai dan mengetahui kaidah-kaidah fiqih.
6. Mengetahui rahasia dan tujuan-tujuan hokum islam.
7. Jujur dan iklas.
8. Menguasai ilmu-ilmu sosial (Antropologi, Sosiologi).
9. Dilakukan secara kolektif (jama‟i) bersama para ahli disiplin ilmu lain.
Adapun macam-macam bentuk ijtihad yang dikenal dalam syariat Islam, yaitu:
1. Ijma’, menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan
menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad

13
SAW sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara
dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma‟ adalah fatwa, yaitu keputusan
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
2. Qiyas yang berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya.
Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk
membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok
masalah atau sebab akibat yang sama. Contohnya adalah pada surat Al isra ayat
23 dikatakan bahwa perkataan „ah‟, „cis‟, atau „hus‟ kepada orang tua tidak
diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai
memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
3. Istihsan yang berarti suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas
lainnya yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat
diterima untuk mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan
hukum suatu perkara yang menurut logika dapat dibenarkan. Contohnya,
menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual beli yang barangnya
belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak memberikan
rukhsah (kemudahan atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan
system pembayaran di awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.
4. Mushalat Murshalah, menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapum
menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan
manusia. Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat dalil yang
memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal ini
dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan umat.
5. Sududz Dzariah, menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut
istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau
haram demi kepentingan umat. Contohnya adalah adanya larangan meminum
minuman keras walaupun hanya seteguk, padahal minum seteguk tidak
memabukan. Larangan seperti ini untuk menjaga agar jangan sampai orang
tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan menjadi kebiasaan.
6. Istishab yang berarti melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum

14
tersebut. Contohnya, seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau
belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada
keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali karena shalat
tidak sah bila tidak berwudhu.
7. Urf. berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa
perkataan maupun perbuatan. Contohnya dalah dalam hal jual beli. Si pembeli
menyerahkan uang sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa
mengadakan ijab kabul karena harga telah dimaklumi bersama antara penjual
dan pembeli.
Ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam dan
merupakan sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al Quran dan Hadist.
Dengan ijtihad itu umat Islam menyelesaikan persoalan-persoalan yang hukumnya
tidak ada dalam Al Quran maupun Hadist. Setelah Rasulullah wafat, tidak ada lagi
sosok yang dapat ditanya secara langsung tentang masalah-masalah Islam. Oleh
karena itu, ijtihad dijadikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan tetap mengacu pada Al Quran dan Hadist.

LAPANGAN IJTIHAD

Secara ringkas, lapangan Ijtihad dapat dibagi menjadi 3 perkara, yaitu :

a. Perkara yang sama sekali tidak ada nashnya di dalam al-Qur‟an dan as-
Sunnah.
b. Perkara yang ada nashnya, tetapi tidak Qath‟i ( mutlak ) wurud ( sampai /
muncul ) dan dhalala ( kesesatan ) nya.
c. Perkara hukum yang baru tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

KEDUDUKANIJTIHAD

Berbeda dengan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
yang ketiga terikat dengan ketentuan sebagai berikut:

15
1. Yang ditetapkan oleh Ijtihad tidak melahirkan keputusan yang absolut,
sebab Ijtihad merupakan aktivitas akal pikiran manusia yang relatif.
Sebagai produk pikiran manusia yang relatif, maka keputusan Ijtihad pun
relatif.
2. Keputusan yang diterapkan oleh Ijtihad mungkin berlaku bagi seseorang,
tetapi tidak berlaku bagi orang lain. Berlaku untuk satu masa / tempat,
tetapi tidak berlaku pada masa / tempat yang lain.
3. Keputusan Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur‟an dan as-
Sunnah.
4. Berijtihad mempertimbangkan faktor motivasi, kemaslahatan umum,
kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa ajaran
Islam.
5. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan Ibadah Makhdah.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah Al-Qur‟an sebagai sumber ajaran
Islam yang utama. Al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-
Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur‟an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT,
disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah
kemudian di Madinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi
umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan didunia ini
dan kebahagiaan diakhirat kelak. Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah
Alquran.
Al-Hadist mempunyai fungsi menegaskan lebih lanjut ketentuan yang
terdapat dalam Al-Qur‟an, menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang
tidak ada atau samar-samar ketentuannya di dalam al-Qur‟an, sebagai Musyar’I
(pembuat syariat).Dan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam yang ketiga yang
memuat tambahan atau sumber pengembangan.

B. SARAN
Penyusun mengharapkan setelah para pembaca selesai membaca makalah
ini, Penyusun sangat mengharapkan sebuah saran yang mendukung dan
membangun agar makalah ini bisa lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://fialuddin.blogspot.com/2010/11/makalahsumber-agama-dan-ajaran-
agama.html

http://manshurzikri.wordpress.com/2010/03/22/sumber-ajaran-agama-islam-al-
qur%E2%80%99an-dan-sunnah/
http://kumpulancontohmakalah.blogspot.com/2009/10/makalah-tentang-
pengetahuan-dan-sumber.html

http://pendidikan-agama-islam-buku-teks-mata-kuliah-pendidikan-agama-islam-
pada-universitas-gunadarma.html

http://bacindul.blogspot.com/2011/10/makalah-sumber-sumber-ajaran-islam.html

18

Anda mungkin juga menyukai