Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUMBER AGAMA DAN AJARAN AGAMA ISLAM


Dosen : Wahyu Febrian M.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 3
- Kayla Nasywa Niktia Wulandari (PO71341230203)
- Septia Nurfadila (PO71341230091)
- Marsa Aprilia Zaneta (PO71341230085)
- Bilqis (PO71341230334)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan  makalah “Sumber Agama dan
Ajaran Agama Islam”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca
umumnya. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan
pada penulisan makalah ini untuk itu kami berterimakasih apabila
pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.

Jambi, 23 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………
1.1. Latar
Belakang……………………………………………………………….

Bab II :Pembahasan………………………………………………………………
2.1.SumberAgama dan Ajaran Agama
Islam…………………………………..
2.2. Al-Qur’an: isi dan sistematiknya……………………………………………
2.3. As-Sunnah (Al-Hadits): fungsi dan
artinya…………………………………
2.4. Ra’yu yang dilaksankan dengan
ijtihad…………………………………….
Bab III : Penutup…………………………………………………………………..
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw
diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera
lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan
manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan
Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang
dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian
sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada
kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif
lainnya.
BAB II
Pembahasan

2.1. Sumber Agama dan Ajaran Agama Islam

Agama Islam bersumber dari Al-Qur’an yang memuat Wahyu Allah


dan al-hadist yang memuat sunnah Rasulullah. Komponen agama Islam
dan unsur utama ajaran Islam ( akidah, syariah , dan akhlak ) di
kembangkan dengan Ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi
syarat untuk mengembangkannya. Yang dikembangkan adalah ajaran
agama dan yang terdapat dalam Al-Qur;an dan Al-hadist. Dengan kata
lain, yang dikembangkan lebih lanjut supaya dapat dipahami manusia
adalah wahyu Allah dan sunnah Rasul yang merupakan agama Islam.
Hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau
meniadakannya. Hukum Islam disebut juga syariat atau hukum Allah
SWT, yaitu hukum atau undang-undang yang ditentukan Allah SWT
sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadis (sunah).
Syariat Islam juga merupakan hukum dan aturan Islam yang mengatur
seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik muslim maupun bukan
muslim.

2.2. Al-Qur’an: isi dan sistematiknya


Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an
adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad
SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan
firmannya sebagai berikut:

َ‫ِإ َّنا َن ْح ُن َن َّز ْل َناال ِّذ ْك َر َوِإ َّنالَ ُهلَ َحافِ ُظون‬

Artinya:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr:9)

ْ ‫َأفَاَل َي َت َد َّب ُرونَ ا ْلقُ ْرآنَ ۚ َولَ ْو َكانَ مِنْ عِ ْن ِد َغ ْي ِر هَّللا ِ لَ َو َجدُوا فِي ِه‬
ً ‫اختِاَل ًفا َكث‬
‫ِيرا‬
Artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan
yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisa:82)
Al-Qur’an merupakan sumber agama juga ajaran Islam pertama dan
utama. Pengertian secara harafiah berarti sesuatu yang harus dibaca atau
dipelajari. Sedangkan secara istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah yang
diturunkan melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan
sebagai salah satu mukzijat Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari, mula-mula di
Mekah kemudian di Madinah. Tujuannya untuk menjadi pedoman atau
petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai
kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Al-Qur’an yang menjadi sumber nilai dan norma umat Islam itu terbagi
kedalam 30 juz, 114 surah, 6666 ayat, 74.499 kata atau 325.345 huruf
(lebih tepat dikatakan 325.345 suku kata jika dilihat dari sudut pandang
bahasa Indonesia). Al-Qur’an tidak disusun secara kronologis. Lima ayat
pertama diturunkan di gua hira’ pada malam 17 Ramadhan tahun pertama
sebelum hijriah atau pada malam Nuzulul Qur’an ketika Nabi Muhammad
berusia 40-41 tahun, sekarang terletak di surat al-Alaq (96) : 1-5. Ayat
terakhir yang diturunkan di padang Arafah, ketika Nabi Muhammad
berusia 63 tahun pada tanggal 9 zulhijah tahun ke-10 Hijrah, kini terletak
di suratAl-Madinah (50) : 3.
Ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di
Mekah disebut ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun
setelah Nabi Muhammad pindah ke Madinah dinamakan ayat-ayat
Madaniyah. Ciri-cirinya adalah :
1.   Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya pendek-pendek. Merupakan  19/30
dari seluruh isi Al-Qur’an, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Ayat-ayat
Madaniyah pada umumnya panjang-panjang merupakan 11/30 dari
seluruh isi Al-Qur’an, terdiri dari 28 surat, 1.456 ayat.
2.   Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata ya ayyuhannas
(haimanusia). Sedangkan ayat-ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata
ya ayyuhallazina amanu (hai orang-orang yang beriman).
3.   Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya mengenai tauhid yakni keyakinan
pada kemahaEsaan Allah, hari kiamat, akhlak, dan kisah-kisah umat
manusia di masa lalu, sedangkan ayat-ayat Madaniyah memuat soal-soal
hukum, keadilan, masyarakat dan sebagainya.
4.   Ayat-ayat Makkiyah diturunkan selama 12 tahun 13 hari, sedangkan
ayat-ayat Madaniyah selama 10 tahun, 2 bulan 9 hari. Allah telah
menjamin kemurnian dan kesucian Al-Qur’an, dalam surat Al-Hijrayat 9 :
Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:

1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada


malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qado-qodar, dan
sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup
agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar
bagaimana menjalin hubungan kepada Allah (hablum minallah,
ibadah) dan hubungan kepada manusia (hablum minannas,
mu’amalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan
ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum
masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang
durhaka kepada Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi,
fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian,
kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan
sebagainya.

Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:

1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari


Al-Qur’an dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an
(HR. Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta
malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca
Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit
membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka
pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR.
Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-
Qur’an sebagai penolong bagi pembacanya (HR. Turmuzi).

Keutamaan membaca Al-Qur’an, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi


orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala yang telah
dijanjikan Allah SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Qur’an
adalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu
melaksanakan sholat, 25 kebajikan apabila di luar sholat (dalam keadaan
berwudhu), dan 10 kebajikan apabila tidak berwudhu. Bukan hanya
membaca, mendengarkan orang yang membaca Al-Qur’an pun akan
mendapatkan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar dan
mengajarkan membaca Al-Qur’an pun adalah suatu kebaikan.

2.3. As-Sunnah (Al-Hadits): fungsi dan artinya

Al-Hadits menurut pengertian bahasa ialah berita atau sesuatu yang baru.
Dalam ilmu hadist istilah tersebut berarti segala perkataan, perbuatan dan
sikap diam Nabi tanda setuju (taqrir). Para ahli hadits, umumnya
menyamakan istilah hadits dengan istilah sunnah. Namun, ada sementara
ahli hadits mengatakan bahwa istilah dipergunakan khusus untuk sunnah
qauliyah (perkataanNabi), sedangkan sunnahfi’liyah (perbuatanNabi) dan
sunnahtaqririyah tidak disebutkan dalam hadits. Al-Hadist adalah sumber
kedua agama dan ajaran Islam setelah Al-Qur’an.

Peranan Al-Hadits
Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, Al-Hadits mempunyai peranan
yang penting setelah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab suci dan
pedoman hidup umat Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata
yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan
diamalkan. Sebagai utusan Allah Nabi Muhammad SAW mempunyai
wewenang menjelaskan dan merinci wahyu Allah yang bersifat
umum.Sesuai firman Allah dalam surat An-Nahl (16) ayat 44:
Artinya:
“keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”

Ada tiga peranan al-Hadits disamping al-Qur’an sebagai sumber agama


dan ajaran Islam. Adapun peranan al-Hadits adalah :
1.      Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.
2.     Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang
mutlak dan mentakhsiskan yang umum (‘am), Tafsil, Takyid, danTakhsis
berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasulullah
mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah SWT
dalam QS. An-Nahl ayat 44:
Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44)
3.      Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-
Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah
yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan
memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan
burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra
bagi laki-laki.
Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Hadist memiliki
fungsi yang pada intinya sejalan dengan Al-Quran. Keberadaan Al-
Sunnah tidak dapat dilepaskan dari adanya sebagian ayat Al-Quran :

a. Yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian;


b. Yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki
pengecualian;
c. Yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki
pembatasan; dan ada pula Isyarat Alquran yang mengandung
makna lebih dari satu (musytarak) yang menghendaki penetapan
makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut; bahkan
terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya
di dalam Alquran yang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi.

2.4.  Ra’yu yang dilaksankan dengan ijtihad

Sumber ajaran Islam yang ketiga adalah ar-ra’yu atau sering disebut
dengan kata ijtihad. Ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan dan pengalaman tertentu yang memenuhi syarat untuk
mencari, menemukan, dan menetapkan nilai dan norma yang tidak jelas
atau tidak terdapat patokannya di dalam al-Quran dan al-Hadits. Orang
yang menetapkan hukum dengan jalan ini disebut mujtahid

Walaupun Islam adalah agama yang berdasarkan wahyu dari Allah SWT,
Islam sangat menghargai akal. Hal ini terbukti dengan banyaknya ayat Al
Quran yang memerintahkan manusia untuk menggunakan akal pikirannya,
seperti pada surat An Nahl ayat 67 “Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkannya”. Oleh karena itu, apabila ada suatu masalah yang
hukumnya tidak terdapat di Al Quran maupun Hadist, maka diperintahkan
untuk berijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu
kepada Al Quran dan Hadist.
Ijtihad hanya diperbolehkan bagi orang-orang yang memenuhi syarat
sebagai mujtahid. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menguasai bahasa Arab untuk dapat memahami Al-Qur’an dan kitab-
kitab hadits yang tertulis dalam bahasa Arab.
2.  Mengetahui isi dan sistem hukum al-Qur’an serta ilmu-ilmu untuk
memahami al-Qur’an.
3. Mengetahui hadits-hadits hukum dan ilmu-ilmu hadits yang berkenaan
dengan pembentukan hukum.
4. Menguasai sumber-sumber hukum islam dan cara-cara (metode)
menarik garis-garis hukum dari sumber-sumber hukum islam.
5. Menguasai dan mengetahui kaidah-kaidah fiqih.
6. Mengetahui rahasia dan tujuan-tujuan hukum islam.
7. Jujur dan ikhlas.
8. Menguasai ilmu-ilmu sosial (Antropologi, Sosiologi).
9. Dilakukan secara kolektif (jama’i) bersama para ahli disiplin ilmu lain.

Adapun macam-macam bentuk ijtihad yang dikenal dalam syariat Islam,


yaitu:
1.            Ijma’, menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat.
Sedangkan menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat
Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang
hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah
fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang
berwenang untuk diikuti seluruh umat.
2.            Qiyas yang berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan
menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai
suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain
yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.
Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan
‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’ kepada orang tua tidak diperbolehkan karena
dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai memukul karena
sama-sama menyakiti hati orang tua.
3.            Istihsan yang berarti suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas
kepada Qiyas lainnya yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan
fakta yang dapat diterima untuk mencegah kemudharatan atau dapat
diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut logika
dapat dibenarkan. Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang
mengadakan jual beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan
tetapi menurut Istihsan, syarak memberikan rukhsah (kemudahan atau
keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan system pembayaran di
awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian. 
4.            Mushalat Murshalah, menurut bahasa berarti kesejahteraan umum.
Adapun menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi
kemaslahatan manusia. Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak
terdapat dalil yang memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al
Quran. Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan
umat.
5.            Sududz Dzariah, menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan
menurut istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi
makruh atau haram demi kepentingan umat. Contohnya adalah adanya
larangan meminum minuman keras walaupun hanya seteguk, padahal
minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti ini untuk menjaga
agar jangan sampai orang tersebut minum banyak  hingga mabuk bahkan
menjadi kebiasaan.
6.            Istishab yang berarti melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada
dan telah ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah
kedudukan hukum tersebut. Contohnya, seseorang yang ragu-ragu
apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat seperti ini, ia harus
berpegang atau yakin kepada keadaan  sebelum berwudhu sehingga ia
harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.
7.            Urf. berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik
berupa perkataan maupun perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual
beli. Si pembeli menyerahkan uang sebagai pembayaran atas barang
yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul karena harga telah
dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.
           Ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ajaran
Islam dan merupakan sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al Quran
dan Hadist. Dengan ijtihad itu umat Islam menyelesaikan persoalan-
persoalan yang hukumnya tidak ada dalam Al Quran maupun Hadist.
Setelah Rasulullah wafat, tidak ada lagi sosok yang dapat ditanya secara
langsung tentang masalah-masalah Islam. Oleh karena itu, ijtihad
dijadikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
tetap mengacu pada Al Quran dan Hadist.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah Al-Qur’an sebagai sumber ajaran
Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan
kepadaRasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara
oleh Allah SWT, disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22
hari, mula-mula di Mekkah kemudian di Madinah. Tujuannya, untuk
menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan
kehidupannya mencapai kesejahteraan didunia ini dan kebahagiaan
diakhirat kelak. Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Al-
Hadist mempunyai fungsi menegaskan lebih lanjut ketentuan yang
terdapat dalam Al-Qur’an, menambahkan atau mengembangkan sesuatu
yang tidak ada atau samar-samar ketentuannya di dalam al-Qur’an,
sebagai Musyar’I (pembuat syariat). Dan Ijtihad sebagai sumber ajaran
Islam yang ketiga yang memuat tambahan atau sumber pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA
http://fialuddin.blogspot.com/2010/11/makalah-sumber-agama-dan-ajaran-
agama.html
http://manshurzikri.wordpress.com/2010/03/22/sumber-ajaran-agama-
islam-al-qur%E2%80%99an-dan-sunnah/
http://kumpulancontohmakalah.blogspot.com/2009/10/makalah-tentang-
pengetahuan-dan-sumber.html
http://pendidikan-agama-islam-buku-teks-mata-kuliah-pendidikan-agama-
islam-pada-universitas-gunadarma.html
http://bacindul.blogspot.com/2011/10/makalah-sumber-sumber-ajaran-
islam.html

Anda mungkin juga menyukai