i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan
inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan
syafa’at kelak di hari kiamat. Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Romdloni M.Pd.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Agama yang telah
membimbing kami.
Kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan didalamnya. Saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis umumnya dan khususnya bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an mengandung
berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga hukum-
hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi.
Al Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunya Al
Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia
sebagian besar dapat ditemukan jawabanya pada Al-Qur’an. Oleh karnanya kemudian Al-
Qur’an diyakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum
hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Al-Qur’an secara keseluruhan, serta mendakwahkanya (Q.S, Al-Ashr:1-
3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim.
Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala,
apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama adalah Al-
Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami
Al-Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan Agama Islam itu sendiri sebagai
Wahyu dari Allah SWT yang penjabaranya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalam
Al-Qur’an (Q.S.an nisa : 156) kita dianjurkan untuk menaati Allah dan Rosulnya, serta Ulil
Amri (pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan Rosulnya ini mengandung konsekuensi ketaatan
kepada ketentuanya yang terdapat pada Al-Qur’an, dan ketentuan Nabi Muhammad SAW yang
terdapat pada Hadistnya.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat di buat rumusan masalah antara lain :
1. Apa pengertian Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam
2. Apa makna sejarah dan isi kandumgan Al-Qur’an
3. Bagaimana Kemukjizatan Al-Qur’an dari berbagai aspek
4. Bagaimana Fungsi dan peranan Al-Qur’an dalam kehidupan
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas dapat di buat tujuan antara lain :
1. Mengetahui pengertian Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam
2. Mengetahui makna sejarah dan isi kandungan Al-Qur’an
3. Mengetahui Kemukjizatan Al-Qur’an dari berbagai aspek
4. Mengetahui Fungsi dan peranan Al-Qur’an dalam kehidupan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Al Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar petunjuk
kehidupan umat Muslim. Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril yang
menyampaikan langsung kepada Rosulullah SAW. Proses turunya Al-Qur’an terjadi terjadi
secara bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Adapun ayat pertama yang diturunkan adalah
Surat Al-Alaq ayat 1-5. Turunya Al-Alaq ayat 1-5 menjadikan awal dari kenabian Muhammad.
Selain itu, waktu turunya Al-Qur’an juga menjadi awal penyebaran agama Islam.
Al Qur’an diturunkan dalam dua cara, yaitu :
1. Al-Qur’an diturunkan secara lengkap di malam Lailatul Qadar dari Lauh Mahfudz ke
langit dunia.
2. Usai diturunkan ke langit dunia, Al-Qur’an diturunkan ke Nabi Muhammad secara
bertahap
Selaim itu, sejarah turunya Al-Qur’an dibagi menjadi dua priode, yaitu priode Mekkah
(sebelum hijrahnya Nabi) dan Madinah (setelah hijrah). Al-Qur’an pertama kali diturunkan di
Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada 17 Ramadan 610 M. Selama priode Mekkah, pada
umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang Akidah (paham terkait keimanan) dan Tauhid
(dasar ajaran agama islam). Pada priode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selam 12 tahun
lima bulan. Sedangkan ayat yang diturunkan di Madinah umumnya berkaitan dengan
Muamalat (hubungan manusia sebagai makhluk sosial), Syariat (aturan dalam kehidupan
Islam), dan hukum islam. Pada periode setelah hijriahnya Nabi Muhammad ini, terdapat 28
surat yang diturunkan selama 9 bulan.
Saat itu Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rosul, hanya berperan sebagai
nabi biasa yang belum ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya. Sampai pada
turunya wahyu yang kedua barulah Nabi Muhammad diperitahkan untuk menyampaikan
wahyu yang ditrimanya, dengan adanya firman Allah yang artinya; “Wahai yang berkemul
(berselimut) bangunlah, lalu berilah peringatan.” (Q.S. Al-Muddasir 74 :1-2). Adapum wahyu
terakhir yaitu surat Al-Maidah ayat 3 yang diturunkan di Jabal Rahmah pada saat Haji Wada’
bertepatan pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun10 H atau 27 Otober 632 M.
Sejarah pembukuan Al-Qur’an dibagi ke dalam tiga fase, yaitu dimasa Rosulullah, masa
Khalifah Abu Bakar, dan masa Usman bin Affan. Ketiga masa memiliki perkembangan
masing-masing agar Al-Qur’an semakin mudah dibaca dan didapatkan oleh umat Islam.
1. Akidah
Akidah Islam adalah keyakinan yang berdasarkan ajaran Islam dari Al-Qur’an dan Hadits.
Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya itu berakidah, tidak cukup dengan hanya
mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya.
Tetapi harus menyatakannya dalam lisan, serta harus mewujudkannya dalam bentuk amal
perbuatan (amal saleh) dalam kehidupan sehari-hari. Isi pokok dari ajaran akidah adalah
menyangkut hal ketauhidan, yakni keyakinan
2. Ibadah
Ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan taat dan
patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin
terhadap kebesaran Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak untuk disembah.
3. Muamalah
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia juga memerlukan interaksi dengan manusia
lainnya untuk bisa memenuhi kehidupannya. Maka di dalam Al-Qur’an pun terdapat cara
bagaimana mengatur untuk memenuhi kebutuhan lain manusia dengan hubungannya dalam
kehidupan.
4. Akhlak
Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi umat Islam dalam bertingkah laku. Al-Qur’an
merupakan sumber ajaran tentang akhlak.
5. Hukum
Al-Qur’an juga berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar yang menyeluruh bagi
manusia. Agar memberikan pedoman kepada manusia supaya kehidupannya menjadi adil,
aman, teratur.
6. Sejarah
Kitab suci Al-Qur’an berisi mengenai kisah-kisah yang terjadi di masa lalu. Kisah-kisah yang
terdapat di dalam Al-Qur’an itu dimaksudkan untuk diambil hikmah atau pelajarannya dari
kisah-kisah tersebut.
C. Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Berbagai Aspek
Nabi Muhammad Saw adalah Nabi yang mempunyai mukjizat terbesar berupa Al-Qur’an.
Imam Jalaluddin as-Suyuti berpandangan bahwa mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar
biasa yang disertai tantangan dan selamat (tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan
tersebut. Sedangkan Al-Qur’an dalam pandangan Muhammad Subhi Shalih adalah kalam
mu’jiz (dapat melemahkan) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, ditulis dalam
mushaf, dan disampaikan secara mutawatir serta membacanya dianggap ibadah. Kemudian
muncullah pertanyaan, bagaimana aspek-aspek kemukjizatan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Para ulama berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an.
Akan tetapi, secara umum setidaknya terdapat empat aspek kemukjizatan Al-Qur’an:
Abu Ishak Ibrahim An-Nazzam, ulama ahli kalam berpendapat bahwa kemukjizatan Al-Qur’an
terjadi dengan cara ash-Sharfah (pemalingan). Menurut An-Nazzam maksud dari ash-Sharfah
adalah Allah memalingkan perhatian orang-orang Arab dari menandingi Al-Qur’an. Padahal,
sebenarnya mereka mampu untuk menandinginya. Di sinilah letak kemukjizatan Al-Qur’an
menurut an-Nazzam. Senada dengan hal itu, Al-Murtadha (dari aliran Syi’ah) berpendapat
bahwa Allah telah mencabut dari mereka ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menghadapi Al-
Qur’an agar mereka tidak mampu membuat yang seperti Al-Qur’an.
Qadi Abu Bakar Muhammad Ibnu Tayyib Al-Baqalani, dalam kitabnya Ijazul Qur’an dan at-
Taqrib wal Irsyad, berpandangan bahwa bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Qur’an
dipandang sebagai bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya bahasanya, susunan kata-katanya,
maupun ketelitian redaksi yang digunakannya. Keindahan bahasa Al-Qur’an jauh melebihi
keindahan bahasa yang disusun oleh para sastrawan Arab.
Perihal aspek kandungan isi Al-Qur’an secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu berita tentang hal-hal yang ghaib dan isyarat-isyarat ilmiah.
Perihal berita ghaib, isi kandungan Al-Qur’an banyak mnginformasikan tentang berita ghaib
yang terjadi sebelumnya, yaitu berita tentang orang-orang terdahulu. Juga berita ghaib yang
akan terjadi (sesudah turunnya wahyu), seperti kemenangan yang akan diperoleh tentara
Romawi dalam menghadapi bangsa Persia dalam QS. Ar-Rum : 1-6, kemurnian Al-Qur’an
yang akan tetap terpelihara, serta berbagai masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Al-
Quran, baik secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, berita ghaib yang sedang terjadi di
tempat lain, seperti maksud jahat orang-orang munafik dengan membangun masjid Dhirar
Alquran tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhannya, namun juga mengatur
hubungan antar manusia juga manusia dengan alam. Dalam ajaran Islam, Al-Quran memiliki
beberapa fungsi, seperti yang berikut ini :
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://zoetrianiphysics.blogspot.co.id/2015/06/makalah-model-pembelajaran-pendekatan.html