Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Al-qur'an dan Hadis Sebagai Pedoman Hidup

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama Islam

Dosen Pengampu : Ilham syukur, S. SY. M.H

Disusun oleh :

Melda Rahayu (21020197)

Komputerisasi Akuntansi

Fakultas Akuntansi

STMIK DHARMAPALA RIAU

2021
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Al-Qur’an
dan Hadis Sebagai Pedoman Hidup” ini tepat pada waktunya dan dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun Pedoman bagi penulis dan pembaca.

Dalam penuliaan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

...,... September 2021

Melda Rahayu
i
DAFTAR ISI

Halaman judul......................................................................................................................

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

1. Definisi Al-Qur’an dan Hadis………………………………………………...1

2. Fungsi Al-Qur’an dan Hadis………………………………………………….2

3. Sejarah Turunnya Al-Qur’an………………………………………………….2

4. Macam-Macam Hadis………………………………………………………...4

5. Struktur Komponen Hadis……………………………………………………6

DaftarPustaka……………………………………………………………………………..8

ii
1. Definisi Al-qur'an dan Hadis
Al-qur'an dan Hadis merupakan Pedoman kehidupan bagi setiap umat islam.
Apabila manusia tidak mempunyai Pedoman dalam hidupnya, dia tidak akan pernah tau
arah yang dituju. Dengan berpedoman pada keduanya makan kehidupan manusia akan
selalu lurus dalam bimbingan Allah SWT. Karena sebagaimana kita ketahui bahwasanya
Al-qur'an merupakan kalam Allah SWT. Yang diwahyukan kepada nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril dan Hadis merupakan segala ucapan, perbuatan dan takdir
nabi Muhammad SAW.
Sebagai umat islam kita harus mencintai Al-qur'an oleh karena itu kita harus rajin
belajar Al-qur'an baik disekolah maupun dirumah. Mencintai berarti merasa senang yang
dicintai. Rasa cinta itu tentunya akan terwujud dalam perbuatan yang nyata. Al-qur'an
dan Hadis merupakan wasiat yang di tinggalkan Rasulullah SAW. Kepada umat islam
yang paling berharga. Dengan keduanya umat islam dapat berbahagia di dunia maupun di
akhirat.
a. Pengertian Al- Qur'an
Kata Al-Qur'an berasal dari bahasa Arab yang berarti bacaan. Habis ash-
shiddieqy menyatakan bahwa Al-Qur'an menurut bahasa adalah bacaan atau
yang di baca. Menurut istilah Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang di wahyu
kan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril. Dan ada juga yang
menyatakan Al-Qur'an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad dengan bahasa arab, yang sampai kepada kita secara mutawatir
yang ditulis dalam mushaf, dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan
Surah An-Nas, membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat bagi
Nabi Muhammad dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia.
b. Pengertian Hadis
Kata Hadis berasal dari bahasa Arab yakni Al-hadis, jamaknya al-ahaadits,
al-hidsan, dan al-hudsan. Dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti,
diantaranya al-jadid ( yang baru), lawan dari al-qadim ( yang lama ), al- khabar (
kabar atau berita).

1
Adapun menurut T. Ibrahim dan Darsono kata Hadis berasal dari bahasa
Arab yang berarti baru, muda, cerita, dan riwayat dari Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan menurut istilah Hadis yang didefinisikan sebagai berikut :
1) Segala ucapan, perbuatan, dan keadaan Nabi Muhammad SAW.
2) Segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa
ucapan, perbuatan, takdir ( ketetapan), maupun deskripsi sifat- sifat
beliau.
3) Segala perkataan, perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad SAW.
berkaitan dengan hukum.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hadis adalah segala
ucapan, perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad SAW.
2. Fungsi Al-Qur'an dan Hadis
a. Fungsi Al-Qur'an
1) Sebagai petunjuk bagi manusia agar hidupnya berada dijalan Allah SWT.
2) Merupakan nikmat bagi orang-orang yang beriman.
3) Sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman karena Allah SWT
menjanjikan balasan keimanan dengan nikmat di surga.
4) Sebagai pendidikan moral yang sempurna karena didalamnya terdapat kisah-kisah
umat terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran dalam memilih jalan kehidupan.
b. Fungsi Hadis
1) Mengukuhkan hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an.
2) Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat mujmal(global).
3) Membatasi keumuman Al-Qur'an.
4) Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur'an
3. Sejarah Turunnya Al-Qur'an
Al-Qur'an mulai diturunkan kepada nabi ketika sedang berkholwat di gua hira pada
malam isnen bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi
Muhammad SAW yaitu, 6 Agustus 610 M. Sesuai dengan kemuliaan dan kebesaran Al-
Qur'an, Allah jadikan malam permulaan turun Al-Qur'an itu malam "Al-Qadar", yaitu
malam yang penuh dengan kemuliaan.

2
Al-Qur'an al-karim terdiri dari 30 juz, 114 surah dan susunannya ditentukan oleh
Allah SWT. Dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-
metode penyusunan buku ilmiah, buku ilmiah yang membahas suatu masalah selalu
menggunakan metode tertentu, metode ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an al-karim, yang
didalamnya banyak persoalan induk silih berganti diterangkan.
Pada ulama ulumul Qur'an membagi sejarah turunnya Al-Qur'an dalam dua periode,
yaitu periode sebelum hijrah dan periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada
periode pertama dinanai ayat-ayat makkiyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode
kedua dinamai ayat-ayat madaniyah. Tetapi disini akan di bagi sejarah turunnya Al-
Qur'an dalam tiga periode, meskipun pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam
pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat makkiyah dan periode ketiga adalah
ayat-ayat madaniyah.
1. Periode pertama
Diketahui bahwa Muhammad SAW pada awal turunnya wahyu pertama itu
belum dilantik menjadi rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan
seorang Nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang
diterimanya. Pada periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan
bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi
tersebut nyata dalam tiga hal yaitu :
a. Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-
Qur'an.
b. Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur'an karena
kebodohan mereka, keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan
tradisi nenek moyang.
c. Dakwah Al-Qur'an mulai melebar melampaui perbatasan mekkah menuju
daerah-daerah sekitarnya.
2. Periode kedua
Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Qur’an berlangsung selama 8-9 tahun
dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan ilam dan jahiliah. Gerakan opsisi
terhadap islam menggunakan segala cara dan sistem ntuk menghalangi kemajuan

3
dakwah islamiah dimulai dari fitnah, intimidasi, dan penganiayaan, yang
mengakibatkan para penganut ajaran Al-Qur’an ketika itu terpaksa berhijrah ke
habsyah dan pada akhirnya mereka semua termasuk Rasulullah SAW berhijrah ke
maddinah. Pada masa tersebut , ayat-ayat Al-Qur’an disuatu pihak silih bergati turun
menerangkan kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika
itu.
3. Periode ketiga
Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Qur’an telah dapat mewujudkan suatu
prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan
ajaran-ajaran agama diyasrib ( yang kemudian di berinama Al- madinah al-
munawaroh ). Periode ini berlangsung selama 10 tahun, dan timbul bermacam-macam
peristiwa, problem, dan persoalan.
4. Macam-Macam Hadis
a.Berdasarkan Tingkat Keaslian Hadis
1) Hadis Shahih
Kata shahih dalam bahasa diartikan “ orang sehat “, jadi yang dimaksud
hadis shahih adalah hadis yang sehat dan benar tidak terdapat penyakit dan
cacat. Syarat-syarat hadis shahih sebagai berikut :
a) Sanadnya bersambung, sanad ialah rantai periwayat hadis.
b) Diriwayatkan oleh para penutur atau rawi yang adil, memiliki sifat
istiqomah,berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah ( kehormatan)-
nya, dan kuat ingatannya. Rawih adalah masing-masing orang yang
menyampaikan hadis tersebut ( contohnya : Bukhari, musaddad, yahya,
syu’bah, Qatadah dan anas).
c) Pada saat menerima hadis, masing- masing rawih telah cukup umur
( baligh) dan beragama islam.
d) Matanya tidak bertentangan serta tidak ada sebab tersembunyi atau
tidak nyata yang mencacatkan hadis.
2) Hadis Hasan

4
Secara bahasa, hasan berarti al-jamal, yaitu indah. Para ulama berpendapat
dalam mendefinisikan hadis hasan karena melihat bahwa ia merupakan
pertengahan antara hadis shahih dan hadis dha’if. Macam-macam hadis hasan
sebagai berikut :
 Hasan Li- dzatih adalah hadis yang telah memenuhi persyaratan hadis
hasan yang lebih ditentukan.
 Hasan Li-Ghairih adalah hadis hasan yang tidak memenuhi persyaratan
secara sempurna. Dengan kata lain, hadis tersebut pada dasarnya adalah
hadis dha’if, akan tetapi karena adanya sanad atau matan lain yang
menguatkannya ( syahid atau muttabi ), maka kedudukan hadis dha’if
tersebut naik derajatnya menjadi hadis hasan li-ghairih.
3) Hadis Dhaif
Hadis dhaif adalah hadis yang sanadnya tidak bersambung atau
diriwayatkan oleh orang yang tidak adil,atau tidak kuat ingatannya atau cacat.
4) Hadis Maudlu
Bila hadis dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya di
jumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta.
b. Berdasarkan Ujung sanad
1. Hadis Marfu adalah hadis yang sanadnya berujung langsung pada Nabi
Muhammad SAW.
2. Hadis Mauquf adalah hadis yang sanadnya terhenti pada para sahabat Nabi
tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang
3. menunjukan derajat marfu.
4. Hadis Maqthu di artikan sebagai hadis yang sanadnya berujung pada para
tabi’in ( penerus) atau sebaliknya.
c.Berdasarkan keutuhan Rantai sanad
1. Hadis Musnad yang tergolong musnad jika urutan sanad yang dimiliki tidak
terpotong pada bagian tertentu. Urutan penutur memungkinkan terjadinya
penyampaian hadis berdasarkan waktu dan kondisi, yakni rawi-rawi itu
memang diyakini telah saling bertemu dan menyampaikan hadis.

5
2. Hadis munqatahi, hadis ini berarti jika sanad putus pada salah satu penutur,
atau pada dua penutur yang tidak berturutan, selain shahabi.
3. Hadis Mu’dlal, berarti jika sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-
turut. Dan hadis Mu’allaq, jika sanad terputus pada penutur 5 hingga penutur1.
Alias tidak ada sanadnya.
4. Berdasarkan Jumlah Penutur
1. Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari
beberapa sanad. Dan juga tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua
sepakat untuk berdusta mengenai hal tersebut. Jadi hadis mutawatir memiliki
beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan generasi ( thaqabah)
berimbang. Hadis mutawatir dapat di bedakan menjadi dua macam hadis
yaitu :
a. Mutawatir lafzhy,yang merupakan lafaz redaksional sama pada tiap
riwayat.
b. Mutawatir ma’naway, yang dimana pda redaksional terhadap perbedaan
namun makna sama pada tiap riwayat.
2. Hadis Ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun
tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadis Ahad di bedakan menjadi tiga
macam hadis yaitu ;
a. Gharib ; bila hanya terdapat satu jalur sanad. Pada salah satu lapisan
terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain mungkin lain lebih
banyak.
b. Aziz ;bila terdapat dua jalur sanad. Dua penutur pada salah satu
lapisan,pada lapisan lain lebih banyak.
c. Masyur ; bila terdapat lebih dari dua jalur sanad. Tiga atau lebih penutur
pada salah satu lapisan, dan pada lapisan lain lebih banyak. Namun, tidak
mencapai derajat mutawatir, dinamai juga hadis mustafidl.
5. Struktur Komponen Hadis
1. Sanad

6
Kata sanad atau as-sabad menurut bahasa, dari sanada, yasnudu yang berarti
mutanad ( sandaran/tempat bersandar, tempat berpegang, yang dipercaya atau
sah). Dikatakan demikian karena, hadis itu bersandar padanya dan dipegangi atas
kebenarannya.
Secara teminologis, definisi sanad ialah ;” silsilah orang-orang yang
menghubungkan ke matan hadis”. Silsilah oaring maksudnya yaitu, susunan atau
rangkaian orang-orang yang menyampaikan materi hadis tersebut, sejak yang
pertama sampai kepada rasullulah SAW, yaitu: kutipan, taqrir, dan lainnya
merupakan materi atau matan hadis. Dengan pengertian diatas maka sebutan
sanad hanya berlaku pada orang-orang bukan dilihat dari sudut pribadi secara
perorangan.
2. Matan
Kata matan atau al-matan menurut bahasa berarti ma shaluba wa irtafa’amin
al-aradhi (tanah yang meninggi). Secara temonologis, istilah matan memiliki
beberapa definisi, yang mana maknanya sama yaitu materi atau lafazh hadis itu
sendiri. Pada salah satu definisi yang sangat sederhana misalnya, tujuan
disebutkan bahwa matan adalah ujung atau sanad. Dari definisi diatas memberi
pengertian bahwa apa yang tertulis setelah (penulisan) silsilah sanad adalah
matan hadis. Pada definisi lain seperti yang dikatakan ath-thibi mendefinisikan
dengan “lafazh-lafazh hadis yang didalamnya mengandung makna tertentu”.
Jadi dari pengertian diatas semua, dapat kita simpulkan bahwa yang isebut
matan adalah materi atau lafazh hadis itu sendiri, yang penulisannya
ditempatkan setelah sanad dan sebelum rawi.
3. Rawi
Kata rawi atau arawi, berarti orang yang meriwayakan atau yang
mengungkapkan hadis. Yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang
merawikan atau meriwayatkan, dan memindahkan hadis.
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang hampir
sama, sanad-sanad hadis pada tiap-tiap thabaqah atau tingkatannya juga disebut
para rawi dan begitu juga sebaliknya.

7
Daftar Pustaka
Hasbi ash-shiddieqy, T.M. Sejarah dan Pengantar Ilmu tafsir, Jakarta : Bulan Bintang, 1972.
T. Ibrahim , Darsoso, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas Vll Madrasah Tsanawiyah,
Solo: PT Tiga serangkai pustaka Mandiri, 20014.

Anda mungkin juga menyukai