Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan Atas Kehadirat Tuhan yang maha ESA yang telah
memberikan rahmat serta Karunia-NYA sehingga penulis dapat menyusun rancangan
Makalah ini dengan judul “HUBUNGAN HADIS DENGAN AL-QUR’AN“ .

Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya
ilmu pengetahuan kita semua dan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “studi
hadits”. semester I tahun akademik 2016/2017.

Dengan terselesaikanya tugas makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalh ini,
terutama kepada bapak/ibu dosen yang telah membimbing proses pembelajaran.

tiada gading yang tak retak. kami menyadari bahwa dari penyusunan makalah ini
banyak kekurangan . oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 28 september 2016

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN
B. latar belakang
Islam merupakan agama yang dibawa nabi muhammad SAW yang menggunakan al-
qur’an sebagai sumber hukum islam yang pertama dan menjadi tuntunan bagi seluruh umat.
Sedangkan sumber hukum ke dua adalah kalam allah yang di turunkan kepada nabi
muhammad melalui malaikat jibril dan apabila seseorang membacanya maka mendapat
pahala.
Al-qur’an dan hadits merupakan dua pedoman umat muslim yang saling berhubungan
satu sama lain.
Tanpa memahami dan menguasai hadis, seseorang tidak akan dapat memahami al-
qur’an dengan baik. Sebaliknya, seseorang tidak akan dapat memahami hadis tanpa
memahami al-qur’an, karena al-qur’an merupakan dasar hukum pertama yang di dalamnya
berisi syari’at. Sedangkan hadis merupakan dasar hukum kedua, yang di dalamnya berisi
penjelasan dan penjabaran al-qur’an.
Al-qur’an dan hadis merupakan dua sumber hukum islam yang memiliki kaitan yang
sangat erat dan bahkan tidak dapat di pisahkan satu sma lain. Sementara itu kedudukan hadis
dalam islam juga tidak dapat di di ragukan karena terdapat penegasan yang banyak, baik
dalam al-qur’an maupun hadis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA HADITS DAN AL-QUR’AN


A. Pengertian Hadits
Secara bahasa hadis bermakna berita atau kabar. Adapun secara istilah, hadist adalah
segala sesuatu yang di sandarkan kepada nabi Muhammad saw., Baik berupa perkataan,
perbuatan, taqrir ( pernyataan ), sifat, keadaan dan himmah (hasrat).Dari pengertian di atas ,
terdapat empat unsur di dalam hadis nabi, yaitu perkataan, perbuatan, pernyataan dan sifat
nabi. .
Pembagian hadis secara berturut-turut :
1. sunnah qauliyah
2. sunnah fi’liyyah
3.sunnah taqririyyah
4. sunnah hammiyyah1
B. Pengertian dari Al-qur’an
Al-Quran adalah bukti kebenaran nabi muhammad saw sekaligus petunjuk untuk umat
manusia kapan dan di manapun, memiliki berbagai macam keistimewaan.
Keistimewaan tersebut antara lain susunan bahasanya yang unik dan memesonakan,
sifat agung tidak seorang pun mampu mendatangkan hal yang serupa, bentuk undang-undang
yang komprehensif melebihi undang-undang buatan manusia, memuat pengetahuan yang
tidak bertentangan dengan pengetahuan umum yang di pastiakan kebenaranya, memenuhi
segala kebutuhan manusia, mengandung makna-makna yang dapt di pahami oleh siapapun
yang memahami bahasanya walaupun tingkat pemahaman mereka berbeda,sesuai dengan
kecenderungan, interest, dan motivasi mufassir, sesuai dengan missi yang diemban, kedalam
dan ragam ilmu yang dikuasai, serta kemampuan dan kondisi dan sosio kultural yang
membangun karakter dan kondisi sosio kultural masyarakat yang dihadapi.2
C. Kedudukan Hadits dalam islam
Seluruh umat islam telah sepakat bahwa hadits merupakan salah satu sumber ajaran
islam. ia menepati kedudukan setelah al-qur’an. Heharusan mengikuti hadis dalam umat
islam baik berupa perintah maupun larangan sama halnya dengan kuwajiban mengikuti al-

1
Fathur Rahman, Mengenal kitab-kitab Hadis, ( Yogyakarta:Insan Madani, 2008), 1-4
2
Rodiah,dkk, Studi Al-Qur’an Metode dan Konsep, (Yogyakarta:eLSAQ Press,2010),1-2

3
qur’an. Al-qur’an dan al-hadis merupakan sumber syari’at yang saling terkait seorang
muslim tidak mungkin dapat memahami syari’at kecuali dengan merujuk kepada keduanya
sekaligus dan seorang mujtahid tidak mungkin mengabaikan salah satunya.
Jadi al-hadits di pandang dari segi keberadaanya wajib di amalkan dan sumbernya
dari wahyu sederat dengan al-qur’an. ia berada pada setelah al-qur’an di lihat dari
kekuatanya.
Kedudukan hadith sebagai sumber ajaran al-qur’an :
a. Al-Qur’an
banyak ayat yang menerangkan tentang kewajiban untuk beriman kepada allah dan
rasul-Nya.
Sebagaimana di jelaskan dalam surat Ali Imran 17 dan Surat An Nisa’ 36
Selain allah memerintahkan umat islam agar percaya kepada rosulullah SAW, juga
menyerukan agar menaati segala bentuk perundang-undangan dan peraturan yang
dibawahnya
Firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 32, surat An-Nisa’ ayat 59
Pada dasarnya ketaatan kepada rasul berarti ketaan kepada allah. Sebagaimana firman
allah An Nisa :80, Al-Hasyr:7)
Berdasarkan kenyataan ini , maka allah SWT juga menyebutkan secara eksplisit di
dalam al-qur’an kewajiban mengamalkan sunnah sebagaimana di dalam ayat-ayat yang
menerangkan tentang kewajiban taat terhadap Rasul.semua itu merupakan dalil bahwa al-
hadis di jadikan salah satu sumber pembentukan syari’at dalam al-qur’an.
b. Hadits Nabi SAW
Banyak hadis yang yang menunjukkan perlunya ketaatan kepada perintah rasul.
Dalam satu pesannya berkenan dengan keharusan bahwa hadis sebagai pedoman hidup di
samping Al-Qur’an.
C. Ijma’
Umat islam telah mengambil kesepakatan bersama untuk mengamalkan sunnah.3
Kaum muslim menerima hadis seperti mereka menerima al Qur’an, karena keduanya sama-
sama dijadikan sebagai sumber hukum islam.
Kesepakatan umat islam dalam mempercai, menerima dan mengamalkan segala yang
terkandung didalam hadis berlaku sepanjang zaman, sejak rasulullah masih hidup dan

3
Khusniati Rofiah, Studi Ilmu Hadits, ( Ponorogo: STAIN PO press,2010), 20-22

4
sepeninggalanya, maka khulafa’ al-arsyidin, tabi’in, tabi’at tabi’in, atba’u tabi’in serta, masa-
masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya,sampai sekarang.
D.Sesuai dengan petunjuk akal.
Kerasulan nabi muhammad SAW telah diakui dan di benarkan oleh umat islam. Dari
aspek akidah, Allah SWT bahkan menjadikan kerasulan itu sebagai salah satu dari prinsip
keimanan. Manifestasi dari, pengakuan dan keimanan itu mengharuskan semua umatnya
mentaati dan mengamalkan segala peraturan atau perundang-undangan serta inisiatif beliau,
baik yang beliau ceritakan atas bimbingan wahyu maupun hasil ijtihadnya sendiri.
Sebagaimana sering di sebutkan bahwa hadist merupakan catatan kehidupan
rosulullah, maka teori besarnya, hadist berfungsi melaksanakan atau menjadi contoh
bagaimana melaksanakan ajaran al-Qur’an. Kalau al-qur’an itu bersifat konsep, maka hadist
lebih bersifat operasional dan praktis.
B.Fungsi Hadis terhadap al-Qur’an
Al-qur’an dan al-hadis sebagai sumber ajaran agama islam, satu sama lain tidak bisa
di pisakan.al-Qur’an memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global.
Dalam hal ini hadis-lah yang berfungsi sebagai penjelas al-Qur’an. Firman Allah dalam surat
An-Nahl 44.
Fungsi hadis sebagai penjelas terhadap al-Qur’an, dapat diperinci sebagai berikut:
1. Bayan al-Taqrir
Bayan al-Taqrir disebut juga bayan at Ta’kid dan bayan al-Isbat. Yang dimaksud
dengan bayan ini adalah menetapkan dan memperkuat apa yang telah di terangkan dalam Al-
Qur’an.
Fungsi hadis dalam hal ini hanya, memperkokoh isi Al-Qur’an. Seperti contoh ayat Al-
Qur’an surat Al-Maidah ayat 6.
Contoh berikutnya ialah dalam banyak ayat dijelaskan tentang syahadah (Al-Hujurat:182 dan
185) dan tentang haji ( Ali Imran 97) ayat-ayat di atas di takrir oleh Hadis riwayat al-Bukhari
dan Ibn umar.
Menurut sebagian ulama bahwa bayan At takrir atau bayan at ta’kid ini juga di sebut juga
dengan bayan Al muwafiq li Nash al kitab al karim.
2. Bayan at-Tafsir
Bayan at-Tafsir adalah penjelasan hadis terhadap ayat-ayat yang memerlukan
perincian atau penjelasan lebih lanjut,seperti pada ayat-ayat yang mujmal,mutlak,dan ‘aam. 4

4
Ibid, 23-26

5
3. Bayan at Tashri
bayan at-tahsri disini ialah penjelasan hadis yang berupa mewujudkan, mengadakan
atau menetapkan suatu hukum atau aturan-aturan syara’ yang tidak di dapati Nashnya dalam
Al-Qur’an.
banyak hadis rasul SAW yang termasuk dalam kelompok ini. Dalam Al-Qur’an.
Ketiga bayan yang telah di uraikan di atas, kelihatanya di sepakati oleh para ulama’ meskipun
untuk bayan yang ke tiga sedikit di persoalkan.
4. bayan al-Naskh
Kata al-naskh secara bahasa ada bermacam-macam arti bisa berarti al-ibtal
(membatalkan). al-izalah (menghilangkan), at tahwil (memindahkan), at- taghyir
(mengubah).
Di antara para ulama’ yang membolehkan adanya nasakh hadis terhadap Al-Qur’an
juga berbeda pendapat dalam macam hadis yang dapat di pakai untuk me-naskh-nya. Dalam
hal ini mereka terbagi kepada tiga kelompok.
Pertama, yang membolehkan me-naskh al-Qur’an dengan segala hadis meskipun
dengan hadis ahad.
Kedua, yang membolehkan me-naskh dengan syarat bahwa hadis tersebut harus
mutawatir.
Ketiga, ulama yang membolehkan me-naskh dengan hadis masyhur, tanpa harus
dengan hadis mutawatir.
C. Perbedaan Antara Hadis Nabawi, Hadis Qudsi, dan Al-Qur’an
Baik Hadis Nabawi, Hadis Qudsi maupun Al-Qur’an, ketiganya di terima oleh
sahabat dari Nabi SAW. Rasul SAW dengan sumber-sumber tersebut membina umatnya,
Yang berlatar belakang suku, adat,dan kemampuan yang berbeda-beda menjadi satu umat
yang kokoh yang saling menunjang untuk kepentingan membina umat dan meneraokan serta
menjelaskan syari’at islam.
Ketiga sumber ajaran di atas merupakan sumber naqli syari’at islam, yang memiliki
persamaan dan perbedaanya sebagaimana terlihat di bawah ini :
1. Hadis Qudsi
2. perbandingan antara Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi.
3. Perbandingan antara Hadis Qudsi dengan Al-Qur’an.5

5
Ibid, 29-38

6
BAB III
KESIMPULAN
Hadits diyakini oleh masyarakat muslim sebagai sumber syari’at kedua kedudukanya
dibawah al-qur’an. Dia adalah sebuah narasi, biasanya sangat singkat, dan bertujuan
memberikan informasi tentang apa yang di katakan nabi, di lakukan, di setujui atau tidak
disetujui oleh beliau,
Berbeda dengan al-quran yang di yakini, tanpa kecuali, sebagai wahyu allah, yang telah
tertulis sejak rosulullah SAW masih hidup dan sampai kepada kita dengan proses
periwayatan yang berlangsung secara mutawatir, dan dalallah yang di kandungnya, ada yang
qat’i ad-dalalah dan zhanni ad-dalalah

7
DAFTAR PUSTAKA

Rofiah, Khusniati. Studi Ilmu Hadits. Ponorogo: STAIN Press Ponorogo. 2010.
Dr.phil.sahiron syamsudin,MA,STUDI AL-QUR’AN Metode dan Konsep.
Yogyakarta:Elsaq Press.2010

Dzulmani,Mengenal kitab-kitab hadits. Yogyakarta:Insan Madani.2008

Anda mungkin juga menyukai