Makalah
Disusun oleh:
1. Arsyeda Rosyada (1120067)
2. M. Wajihan Alhukma Shobiya (1120068)
3. Aditya Eka Kurniawan (1120070)
4. M. Hafidhur Rahman (1120071)
Kelas B
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SW, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Hubungan Hadist dan Al-
quran”
Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan Masalah.................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Pengertian Al-Qur’an dan Hadist............................................................................5
a. Al- qur’an................................................................................................................5
b. Hadist.....................................................................................................................7
B. Fungsi & kedudukan al-qur’an dan hadist..............................................................9
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
Kesimpulan......................................................................................................................11
Daftar Pustaka..................................................................................................................12
Dokumentasi....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang dibawa
Nabi Muhammad SAW yang menggunakan Al-Qur an sebagai sumber
hukum Islam yang pertama dan menjadi tuntunan bagi seluruh umat.
Sedangkan sumber hukum Islam yang kedua adalah Hadis. Al-Qur an
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril dan apabila seseorang membacanya maka mendapat pahala.
Sedangkan Hadis adalah perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad
SAW. Al-Qur an dan Hadis merupakan dua pedoman umat muslim yang
saling berhubungan satu sama lain. Al-Qur an tidak bisa berdiri sendiri
tanpa adanya Hadis sebagai penjelas Al-Qur an yang masih bersifat global.
Sedangkan hadits sebagai sumber hukum Islam kedua memiliki
kedudukan satu tingkat di bawah Al-Qur an. Hubungan antara Hadis dan
Al-Qur an merupakan bahasan dari Ulumul Hadis yang sangat penting,
untuk itu di bawah ini akan dipaparkan penjelasan mengenai hubungan
Hadis dengan Al-Qur an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian al-qur’an dan hadist?
2. Apa fungsi & kedudukan al-qur’an dan hadist?
PEMBAHASAN
Setelah memperhatikan uraian Atas jelaslah bahwa unsur kedua itu amat penting
dalam definisi itu.
b. Hadist
Secara etimologi, hadist adalah kata benda (isim) dari kata al-
tahdis yang berarti pembicaraan. Kata hadist mempunyai beberapa arti,
yaitu :
1. “Jadid” (Baru), sebagai lawan dari kata”qadim” (terdahulu). Dalam hal ini
yang dimaksud qadim adalah kitab Allah, sedangkan yang dimaksud jadid
adalah hadis Nabi saw. Namun dalam rumusan lain mengatakan bahwa al-
qur’an disebut wahyu yang matluw karena dibacakan oleh malailkat Jibril,
sedangkan hadist adalah wahyu yang ghair matluw sebab tidak dibacakan
oleh malaikat Jibril. Nah, kalua keduanya sama-sama wahyu, maka
dikotomi, yang satu Qadim dan lainya jaded tidak perlu ada.
2. “Qarib”, yang berarti dekat atau dalam waktu dekat belum lama.
3. “Khabar”, yang berarti warta berita yaitu sesuatu yang dipercakapkan
dandipindahkan dari seseorang kepada seseorang. Hadist slalu
menggunakan ucapan و أنبأنا,دثناMMM ح,اMMM( أخبرنmengabarkan kepada kami,
memberitahu kepada kami dan dan menceritakan kepada kami. Dari makna
terakhir inilah diambil perkataan “hadist rasulullah” yang jamaknya
ahadits.)
1
Prof.Dr.Nashruddin Baidan,Wawasan Baru Ilmu Tafsir ,( Yogyakarta : Pustaka
pelajar,2005)hlm:15-20.
Sedangkan pengertian hadits secara terminologi, maka terjadi
perbedaan antara pendapat antara ahli hadits dengan ahli ushul. Ulama
ahli hadits ada yang memberikan pengertian hadis secara terbatas
(sempit) dan ada yang memberikan pengertian secara luas. Pengertian
hadis secara terbatas diantaranya sebagaimana yang diberikan oleh
Mahmud Tahhan adalah:
ما أضيف إلى النبي صلى هللا عليه وسلم من قول أو فعل أو تقرير أو صفة
اقواله صلى هللا عليه وسلم وافعاله وتقاريره مما يتعلق به حكم بنا
2
Khusniati Rofiah, M.Si,Studi Ilmu Hadist, ( Yogyakarta : IAIN PO Press,2018)hal:1-4.
“ keterangan-keterangan (mu`jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami
turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan,. (Qs.16:44)”.Ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasul SAW
bertugas memberikan penjelasan tentang kitab Allah. Penjelasan Rasul
itulah yang dikategorikan kepada al-hadîts. Umat manusia tidak akan bisa
memahami al-Qur`ân tanpa melalui al-hadîts tersebut.
Al-Qur`ân bersifat kully dan‘am, maka yang juz’iy dan rinci adalah
al-hadîts.Imam Ahmad menandaskan bahwa seseorang tidak mungkin bisa
memahami al-Qur`ân secara keseluruhan tanpa melalui al-hadîts. Imam Al-
Syatibi jugaberpendapat bahwa kita tidak akan bisa mengistinbath atau
mengambil ke-sim pulan dari hukum al-Qur`ân tanpa melalui al-hadîts.
Dengan demikian jelaslah fungsi al-hadîts terhadap al-Qur`ân itu cukup
penting, yaitu sebagai bayân atau penjelas.Dalam konteks ini penulis akan
memberikan contoh serta gambaran tentang bagaimana al-hadîts men-jelaskan
isi al-Qur`ân:
3
Fikri, H. K. (2015). Fungsi Hadits terhadap Al-Quran. TASÂMUH, 12(2), 178-188.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-qur’an ialah friman Allah yang dibawa turun oleh al-Ruh al-Amin
(jibril) ke dalam hati sanubari Rasul Allah Muhammad bin ‘Abd Allah sekaligus
bersama lafal arab dan maknanya, benar-benar sebagai bukti bagi Rasul bahwa ia
adalah utusan Allah dan menjadi peganggan bagi manusia agar mereka terbimbing
dengan petunjuknya ke jalan yang benar serta membacanya bernilai ibadah.
Semua firman itu terhimpun di dalam mushaf yang diawali dengan surat
al-fatihah dan ditutup dengan surat al-Nas. Hadist ialah sesuatu yang berasal dari
Rasululloh SAW, baik berupa perkataan,perbuatan, maupun penetapan
pengakuan. Sedangkan Al-Qur’an adalah firman Allah yangditurunkan kepada
nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab yang diriwayatkan secaramutawatir dan
membacanya adalah ibadahmaka terjadi perbedaan antara pendapat antara ahli
hadits dengan ahli ushul. Ulama ahli hadits ada yang memberikan pengertian
hadis secara terbatas (sempit) dan ada yang memberikan pengertian secara luas.
Daftar Pustaka