DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
Indah Octa Wulandari 201200137
Rabbiah al adawiyah 201200116
Rahmat fajri 201200126
KELAS PAI 5D
Jambi, November
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Saran ....................................................................................................... 11
LAMPIRAN DOKUMENTASI............................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang paling agung yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam
memperkenalkan dirinya sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Pernyataan
ini mengandung arti bahwa ayat-ayat yang termuat di dalamnya berisi ajaran dan
tuntunan-tuntunan yang dapat dijadikan petunjuk dalam kehidupan di dunia. Umat
Islam dalam sejarah panjang yang dilaluinya, sepakat bahwa al-Qur’an merupakan
kalam Ilahi yang menjadi nilai dan rujukan utama sumber ajaran Islam. Al-Qur’an
juga merupakan risalah Allah kepada manusia semuanya. Seperti mana firman
Allah SWT dalam surah al-Furqan ayat 1:
1
bagi umat manusia sampai akhir zaman. Inilah tugas pokok al-Qur‘an sebagai
konsekuensi dari statusnya sebagai kitab suci terakhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Al-Qur`an?
2. Apa itu otentisitas Al-Qur`an?
3. Apa saja fungsi dan tujuan Al-Qur`an?
4. Apa saja ungkapan Al-Qur-an dalam menetapkan hukum?
5. Hukum apa yang terkandung di dalam Al-Qur`an?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk mengetahui pengertian, otentisitas, fungsi dan
tujuan, ungkapan Al-Qur`an dalam menetapkan hukum dan apa saja hukum
yang terkadung di dalam Al-Qur’an.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Alquran ialah wahyu berupa kalamullah yang diamanatkan kepada malaikat
Jibril, disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. isinya tak dapat ditandingi oleh
siapapun dan diturunkan secara bertahap, lalu disampaikan kepada umatnya dengan
jalan mutawatir dan dimushafkan serta membacanya dihukumkan sebagai suatu
ibadah.1
Al-Juwayni memandang Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW sebagai dalil
yang mempunyai kedudukan dan martabat yang sama seperti pandangan Imam al-
Syafi’i. Bahkan kalau Imam al-Syafi’I memandangkan Al-Qur’an dan Sunnah dua
dalil yang terpisah namun berad pada kedudukan dan martabat yang sama, maka
Al-Juwayni memandang keduanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, yaitu Al-Qur’an
dan Sunnah sebagai satu kesatuan yang disebutnya sebagai nutq al-syari’
(penuturan Syari’), Dibagian lain didalam Al-Burhan disebutnya sebagai dengan
istilah2
ِ ِ ِ ِ ِ
ُصلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َم ْن َرأَه
َ َما يَتَ لَ َقاهُ م ْن لَ ْفظ َر ُس ْول هللا
Artinya: Yaitu segala yang diterima dari Rasul SAW oleh orang yang bertemu
dengan beliau, yaitu para Sahabat.
Al-Juwayni menegaskan menurut kami Al-Qur’an itu adalah bahagian dari
sesuatu yang diterima dari Rasulullah. Setiap yang disabdakan Rasul SAW adalah
berasal dari Allah SWT, oleh karna itu tidaklah ada artinya menyebutkan secara
terpisah antara al-Kitab (Al-Qur’an) dan Sunnah.3 ditulis dalam mushaf, diawali
surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas, berfungsi sebagai mu‘jizat, dapat
dianggap sebagai penjelasan tambahan yang melengkapi definisi al-Quran.4
1
Moh Baharuddin, ILMU USHUL FIQH. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja. 2019. H.
28
2
Al-Juwayni, Al-Burhan fi ulumil Qur-an. Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1988, Juz 1, h. 165
3
Ibid.
4
Dr. Nawir Yeruslem, Al-Burhan Fi Ushul Fiqh, KITAB INDUK USHUL FIQH Bandung:
Citapustaka Media, 2007. H. 65
3
Definisi yang sederhana namun memuat elemen pokok pengertian al-
Qur‘an adalah: firman Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw,
yang tertulis dalam bahasa Arab, dan membacanya bernilai ibadah. Sedangkan
keterangan bahwa ia diriwayatkan secara mutawatir.5
B. Otentisitas Al-Qur’an
Terkait dengan otentisitas al-Qur’an, Syaikh Nawawi Banten dalam Qathr
al-Ghaits mengungkap bahwa Allah menurunkan sejumlah kitab kepada para nabi
secara berangsur-angsur atau dengan perantaraan malaikat Jibril. Kitab-kitab itu
sendiri bukan makhluk. Alasannya, karena bukan karangan manusia, namun
karangan Allah semata.
Di samping itu, kitab-kitab itu qadim (terdahulu). Dari sisi argumen yang
dibangun menunjukkan bahwa firman Allah itu qadim (terdahulu). Apalagi terbukti
kitab-kitab itu tidak saling bertentangan satu sama lain dalam hal makna. Misalnya,
firman Allah pada satu tempat tidak membatalkan firman-Nya pada tempat lain
Untuk itu Allah SWT tegaskan didalam QS al-Nisa’/4: 82
اختِ ََلفًا َكثِ ْ ًْيا ِِ ِٰ اَفَ ََل ي تَ َدبَّرو َن الْ ُقراٰ َن ۗ ولَو َكا َن ِمن عِْن ِد َغ ِْي
ْ اّلل لََو َج ُد ْوا فْيه
ٰ ْ ْ ْ َ ْ ُْ َ
“Maka tidakkah mereka menghayati (memahami) al-Qur’an? Sekiranya (al-
Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang
bertentangan di dalamnya”
Maksudnya tidakkah mereka berpikir mengenai al-Qur’an? Sekiranya al-
Qur’an itu perkataan manusia, pastilah mereka mendapatkan makna yang
bertentangan dan susunan yang terbalik-balik.
Misalnya, sebagian informasi al-Qur’an tidak sesuai dengan kondisi kekinian.
Begitu juga sebagian susunannya bisa dipahami dengan jelas sedangkan yang
lainnya membuat bingung.
Jadi, kalau al-Qur’an itu bukan bersumber dari Allah, maka setidaknya
sedikit atau banyak dapat ditemukan sejumlah perbedaan dan pertentangan (baik
makna, susunan dan lainnya). Namun kenyataannya tidak demikian, hingga saat ini
5
Dr. H. Sahid HM, M.Ag, Ulumul Quran (Surabaya: Pustaka Idea, 2016), hal. 36.
4
tidak ada yang mampu menemukan suatu perbedaan dan pertentangan dalam al-
Qur’an, sedikit apalagi banyak.6
6
Samsyul Yakin, Otentisitas Al-Qur`an. 10 Oktober 2020. https://www.uinjkt.ac.id/otentisitas-al-
quran/
5
Muhammad Saw yang diutus untuk semua manusia. Hal ini ditegaskan Allah Swt
dalam beberapa firman-Nya yang di antaranya adalah:
ۤ
َّاس ََل يَ ْعلَ ُم ْو َن ِ ٰك اََِّل َكافَّةً لِٰلن
ِ َّاس بَ ِش ْ ًْيا َّونَ ِذيْ ًرا َّوٰلكِ َّن اَ ْكثَ َر الن َ َوَمآ اَْر َسلْن
Artinya: Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Q.S. Saba: 28).
Kedua, Memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan
Al Quran mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat
yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan
kebajikan. Hal ini diajarkan dalam surat At Tin ayat 6,
اختَ لَ ُفوا فِ ِيه ۙ َوُه ًدى َوَر ْْحَةً لَِق ْوم يُ ْؤِمنُو َن ِ ِ
َ َِٰاب إََِّل لتُب
ْ ْي ََلُُم الَّذي
ِ َ وما أَنْزلْنَا علَي
َ َك الْكت ْ َ َ ََ
Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu
(Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang
6
mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman."7
7
Agus Salim Syukran, FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA, Vol 1, No 1, Studi Al-Qur'an
Falsafah dan Keislaman, 2020 h.102
8
Wahbah al-Zuhaili, Usuhul Fiqh. (Dar al Fiqr , 2006) h. 420
7
hukum ini diciptakan dengan tujuan untuk mengatur hubungan hamba dengan
Tuhan.
2) Hukum-hukum muamalat; seperti segala macam hokum perikatan,
transaksi-transaksi kebendaan, jinayat dan ‘uqubat (hukum pidana dan sanksi-
sanksinya). Hukum-hukum muamalah ini diciptakan dengan tujuan untuk mengatur
hubungan antar sesame manusia, baik sebagai perseorangan maupun sebagai
anggota masyarakat. Hukum-hukum selain ibadat menurut syarak disebut dengan
hukum mu’amalat.
Hasil kajian para ulama tentang ayat-ayat Alquran yang berhubungan dengan
hukum-hukum menunjukkan bahwa hukum-hukum Alquran yang berkaitan dengan
ibadat dan ahwal al-syakhshiyah sudah terperinci. Kebanyakan dari hukum-hukum
ini bersifat ta’abudi (ibadat) sehingga tidak banyak memberikan kesempatan fukaha
untuk menginterpretasikannya dan hukum ini bersifat permanen, tetap, tidak dapat
berubah-ubah lantaran perubahan suasana dan lingkungan.
Adapun selain hukum-hukum ibadat dan ahwal al-syakhshiyah, seperti
hukum perdata, pidana, perundang-undangan internasional, ekonomi dan keuangan
(iqtishadiyah wa al-maliyah), maka dalil-dalil hukumnya merupakan ketentuan
yang umum atau masih merupakan dasar-dasar yang asasi. Sedikit sekali yang
sudah terperinci. Hal itu disebabkan karena hukum-hukum tersebut berkembang
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kemaslahatan yang sangat
dihajatkan.9
Dalam hal ini Alquran hanya memberi ketentuan-ketentuan umum dan dasar-
dasar yang bersifat pokok saja agar penguasa setiap saat mempunyai kebebasan
dalam menciptakan perundang-undangan dan melaksanakannya sesuai dengan
kemaslahatan yang secara riil memang dibutuhkan, asal tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dan ruh syari’at Islam.
9
Ibid, h.421
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umat Islam dalam sejarah panjang yang dilaluinya, sepakat bahwa al-Qur'an
merupakan kalam Ilahi yang menjadi nilai dan rujukan utama sumber ajaran Islam
Al-Qur'an juga merupakan risalah Allah kepada manusia semuanya
Sebelumnya, Allah Swt telah mewahyukan kitab suci-Nya kepada beberapa nabi
atau rasul, seperti Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil
kepada Nabi Isa
Selain berbentuk kitab, Allah Swt juga menurunkan wahyu-Nya dalam
bentuk lembaran-lembaran (suhuf) seperti yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan
juga Nabi Musa Inilah tugas pokok al-Qur'an sebagai konsekuensi dari statusnya
sebagai kitab suci terakhir.
Pengertian Al-Qur'an ialah wahyu berupa kalamullah yang diamanatkan
kepada malaikat Jibril, disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. isinya tak dapat
ditandingi oleh siapapun dan diturunkan secara bertahap, lalu disampaikan kepada
umatnya dengan jalan mutawatir dan dimushafkan serta membacanya dihukumkan
sebagai suatu ibadah.Al- Juwayni memandang Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW
sebagai dalil yang mempunyai kedudukan dan martabat yang sama seperti
pandangan Imam al-Syafi'I Dibagian lain didalam Al-Burhan disebutnya sebagai
dengan istilah:
ُس َّل َم َم ْن َرأَه َ ُص َّلى هللا
َ ع َل ْي ِه َو ُ َما يَتَ َلقَاهُ ِم ْن َل ْف ِظ َر
َ ِس ْو ِل هللا
Artinya : Yaitu segala yang diterima dari Rasul SAW oleh orang yang bertemu
dengan beliau, yaitu para Sahabat.Al- Juwayni menegaskan menurut kami Al-
Qur'an itu adalah bahagian dari sesuatu yang diterima dari Rasulullah
Setiap yang disabdakan Rasul SAW adalah berasal dari Allah SWT, oleh
karna itu tidaklah ada artinya menyebutkan secara terpisah antara al-Kitab (Al-
Qur'an) dan Sunnah. ditulis dalam mushaf, diawali surat al-Fatihah dan diakhiri
surat an-Nas, berfungsi sebagai mu'jizat, dapat dianggap sebagai penjelasan
tambahan yang melengkapi definisi al-Quran. Definisi yang sederhana namun
9
memuat elemen pokok pengertian al-Qur'an adalah: firman Allah Swt yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, yang tertulis dalam bahasa Arab, dan
membacanya bernilai ibadah
Sekiranya (al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan
banyak hal yang bertentangan di dalamnya"Maksudnya tidakkah mereka berpikir
mengenai al-Qur'an? Sekiranya al-Qur'an itu perkataan manusia, pastilah mereka
mendapatkan makna yang bertentangan dan susunan yang terbalik-balik. Begitu
juga sebagian susunannya bisa dipahami dengan jelas sedangkan yang lainnya
membuat bingung.Jadi, kalau al-Qur'an itu bukan bersumber dari Allah, maka
setidaknya sedikit atau banyak dapat ditemukan sejumlah perbedaan dan
pertentangan (baik makna, susunan dan lainnya). Namun kenyataannya tidak
demikian, hingga saat ini tidak ada yang mampu menemukan suatu perbedaan dan
pertentangan dalam al-Qur'an, sedikit apalagi banyak.
Fungsi dan Tujuan di Turunkannya Al-Qur'an Nama- nama yang
menunjukkan fungsi atau peran Al-Qur'an yang melekat pada Al-Qur'an.Disebut
demikian karena ia merupakan petunjuk bagi manusia untuk bisa meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat.Al-Nur( cahaya).Disebut demikian karena ia ibarat
cahaya yang menerangi kehidupan manusia, menjelaskan perkara-perkara yang
samar baik terkait hukum, aqidah, akhlak, dan sebagainya.
Al-Bayan (keterangan) Disebut demikian karena iamembedakan antara yang
benar dan yang batil, yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram
Al-Dzikr (peringatan) Hal ini ditegaskan Allah Swt dalam beberapa firman-
Nya yang di antaranya adalah:
ِ َّاس بَ ِشي ًْرا َّونَ ِذي ًْرا َّو ٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن
َاس ََّل يَ ْعلَ ُم ْون ِ َّس ْل ٰنكَ ا ََِّّل َك ۤافَّةً ِلِّلن
َ َو َما ٓ اَ ْر
Artinya Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
10
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah sedikit ilmu kita tentang “Al-Qur`an
Sebagai Dalil dan Sumber Hukum” baik mulai dari pengertian sampai kepada
hukum apa saja yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Dan semoga kita dapat
mengambil manfaatnya dalam proses pembelajaran. Demikianlah makalah yang
kami buat semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Mohon maaf
apabila ada kesalahan informasi, ejaan, dan penulisan kata. Kami mengharapkan
saran dan kritik untuk dapat lebih baik lagi dalam penulisan makalah.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN DOKUMENTASI
13
14