Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AL-QUR’AN DAN WAHYU


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Ichwan Arifin,LC.,MA

KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :

Muhammad Roby Hakim (22050100111)


Najwa Aqiylah Putri A. (22050100124)
Nurannisa Rahmadani A. (22050100031)
Ridwan Nur Rahman (22050100046)

KELAS B
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan
makalah Pendidikan Agama Islam dengan judul “AL QUR’AN DAN WAHYU” tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat mempelancar dalam penyusunan. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungukan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa dan aspek lainya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Sampul …………………………………………………………………………… i
Kata pengantar …………………………………………………………………… ii
Daftar ……………………………………………………………………….......... iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………... 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an…………………………………………………….......... 3
B. Nama-Nama, Sifat, dan Fungsi Al-Qur’an……………………………….......... 4
C. Pengertian Wahyu……………………………………………………………… 5
D. Penggunaan Istilah Wahyu dalam Al-Qur’an……………………………….…. 6
E. Cara Turunnya Wahyu kepada Para Nabi……………………………………… 7
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….......... 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 
Latar Belakang Al-Qur'an sebagai kitab suci merupakan wahyu Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia, sebagai pedoman
dan pandangan hidup dalam kebahagiaan dan keridhaan Allah di dunia akhirat. Al-Qur'an
merupakan ajaran dan risalah Ketuhanan yang pertama kali sampai kepada Nabi
MuhammadSAW dan awal turunnya al-Qur'an melalui lisan malaikat Jibril untuk
disampaikanuntukumat manusia secara utuh. Ada juga ayat al-Qur'an yang turun di tempat
atau waktuyang diminta kepastian hukum yang bersinggungan dengan kepentingan
masyarakat.1 Sehinggaal-Qur'an memberikan dimensi baru bagi umat manusia yaitu terhadap
ilmu pengetahuan dalamarti sebelum dan sebelum kehidupan yang mulia. Al-Qur'an adalah
kalam Allah yang tiadatandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup
para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang
disampaikan kepada kitasecaramutawatir serta mempelajarinya adalah suatu ibadah, diawali
surat alfatihah datidak diakhiri dengansurat an-Nas.2 Allah menurunkan al-Qur'an adalah
untuk menjadi Undang-Undang dan petunjuk bagi umat manusia, serta sebagai tanda atas
kebenaran Rasul, serta sebagai hujjah yang kuat dihari kematian. Nyatalah bahwa al-Qur'an
itu mukjizat yang abadi yang menunjukkan keutamaan,kelebihan dan keagungan-Nya,
diantaranya seruan untuk mendengarkan bacaan dengan penuh Perhatian ketika dibacakan
ayat-ayatNya.

B. Rumusan Masalah

Apa Pengertian dari Al-quran?


Sebutkan Sifat-Sifat dari al-quran?
Sebutkan fungsi dari al-quran?
Apa penegertian dari wahyu?
Sebutkan cara bagaimana allah menurankan wahyu kepada rosul?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah kitab suci dan bagian penting dalam hidup umat Islam. Bagi kaum muslimin,
Al-Qur’an ialah aturan dan perintah, panduan untuk berperilaku dan moral, serta berisi
filosofi agama. Ini merupakan kompilasi wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad
yang berasal dari Allah SWT. melalui malaikat Jibril. Pengertian Al-Qur’an ialah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril serta
disampaikan kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman pada kehidupan di dunia ini.

B. Nama-Nama, Sifat, dan Fungsi Al-Qur’an


- Nama-Nama Al-Qur’an
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara-a – yaqra’u – qur’anan yang mempunyai arti
sesuatu yang dibaca. Pengertian Al-Qur’an ini memiliki makna berupa anjuran kepada umat
Islam untuk selalu membaca Al-Qur’an. Allah menamakan Qur’an dengan beberapa nama,
antara lain:
1. Qur`an
‫ِإ َّن هَ َذا ْالقُرْ َآنَ يَ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي َأ ْق َو ُم‬
`Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada yang lebih lurus`.(Al-Israa : 9)
2. Kitab
‫لَقَ ْد َأ ْنزَ ْلنَا ِإلَ ْي ُك ْم ِكتَابًا فِي ِه ِذ ْك ُر ُك ْم‬
`Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat
sebab-sebab kemuliaan bagimu`.(Al-Anbiyaa : 10)
3. Furqan
‫ك الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه ِليَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬
َ ‫تَبَا َر‬
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam`, (Al-Furqan : 1)
4. Zikr
َ‫ِإنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوِإنَّا لَهُ لَ َحافِظُون‬
`Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya`.(Al-Hijr : 9)
5. Tanzil
َ‫وَِإنَّهُ لَتَ ْن ِزي ُل َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
Dan sesungguhnya Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam`,(As-
Syuaraa : 192).

Penyebutan Al-Qur’an dan Al-Kitab lebih terkenal dari nama-nama yang lain. Pada hal ini
Dr. Muhammada Daraz berkata: ` ia dinamakan Qur’an karena ia `dibaca` dengan lisan, dan
dinamakan Al-Kitab karena ia `ditulis` dengan pena. Kedua kata ini menunjukkan makna
yang sesuai dengan kenyataannya`. Penamaan Qur’an menggunakan kedua nama ini
memberikan isyarat bahwa selayaknyalah ia dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan.

- Sifat-Sifat Al-Qur’an
Allah telah melukiskan Qur’an dengan beberapa sifat, antara lain:
1. Nur (cahaya) :
‫َوَأ ْن َز ْلنَا ِإلَ ْي ُك ْم نُورًا ُمبِينًا‬
`Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. Dan
telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang`.(An-Nisaa : 174)
2. Huda (petunjuk), Syifa’ (obat), Rahmah (rahmat), dan Mauizah (nasehat) :
َ‫ُور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمنِين‬
ِ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء ِل َما فِي الصُّ د‬
`Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman`.(Yunus : 57).
3. Mubin (yang menerangkan) :
ٌ ِ‫قَ ْد َجا َء ُك ْم ِمنَ هَّللا ِ نُو ٌر َو ِكتَابٌ ُمب‬
‫ين‬
`Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan`.(Al-
Maidah : 15).

Sifat-sifat lainnya yang sebagaimana disebutkan dalam banyak ayatnya, seperti : Mubarak
(yang diberkati), Busyra (kabar gembira), `Aziz (yang mulia), Majid (yang dihormati), Basyr
(pembawa kabar gembira).

- Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an berisi petunjuk lengkap bagi umat manusia. Sebagian besar Al-Qur’an ialah
tentang Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan hubungan manusia dengan-Nya. Selain itu, Al-Qur’an
juga berisi petunjuk bagi pengikutnya, catatan sejarah yang berasal dari Nabi dan orang
terdahulu, serta pembawa kabar baik bagi orang-orang beriman dan peringatan bagi orang-
orang kafir. Berikut ini adalah fungsi-fungsi Al-Qur’an, antara lain:
1. Al-Huda (Petunjuk)
Dalam Al-Qur’an ada tiga posisi Al-Qur’an yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-Qur’an
menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dan
petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
2. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-Qur’an menjadi pemisah artinya dapat memisahkan antara yang hak dan yang
batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan beberapa hal
tentang yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh dilakukan
atau yang buruk.
3. Al-Asyifa (Obat)
Al-Qur’an bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-Qur’an serta
mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-Qur’an hanya
sebatas tulisan saja, tetapi jika membacanya bisa memberikan pencerahan bagi setiap
orang yang beriman.
4. Al-mau'izah (Nasihat)
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang
kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang ada di
dalam Al-Qur’an umumnya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang dapat
dijadikan pelajaran bagi orang-orang pada masa kini atau masa setelahnya.

C. Pengertian Wahyu
- Pengertian Wahyu Secara Bahasa
Secara bahasa wahyu berasal dari bahasa Arab (‫ )ال َوحْ ُي‬yang mempunyai arti memberikan
isyarat atau pemberitahuan dengan cepat dan tersembunyi.

- Pengertian Wahyu Secara Istilah Syar’i


Sementara pengertian wahyu secara istilah syar’i menurut Az-Zuhri yaitu:
‫ فِي قَ ْلبِ ِه‬Žُ‫ُوحي هَّللا ُ ِإلَى نَبِ ٍّي ِمنَ اَأْل ْنبِيَا ِء فَي ُْثبِتُه‬
ِ ‫ْال َوحْ ُي َما ي‬
Wahyu adalah apa yang diwahyukan kepada para Nabi, kemudian Allah teguhkan wahyu itu
di dalam hatinya.

D. Penggunaan Istilah Wahyu dalam Al-Qur’an


Istilah wahyu di dalam Al-Qur’an tidak hanya digunakan dalam pengertian firman Allah
SWT. yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya, namun juga digunakan dalam pengertian lain
yang beragam. Berikut ini merupakan beberapa ayat Al-Qur’an yang menggunakan istilah
wahyu dalam pengertian lain tersebut:
1. Al-Ilham al-fithri li al-insan
ٓ
ِ ‫ت َعلَ ْي ِه فَا َ ْلقِ ْي ِه فِى ْاليَ ِّم َواَل تَخَافِ ْي َواَل تَحْ زَ نِ ْي ۚاِنَّا َر ۤا ُّدوْ هُ اِلَي‬
َ‫ْك َو َجا ِعلُوْ هُ ِمن‬ ِ ْ‫َواَوْ َح ْينَٓا اِ ٰلى اُ ِّم ُموْ ٰ ٓسى اَ ْن اَر‬
ِ ‫ض ِع ْي ۚ ِه فَا ِ َذا ِخ ْف‬
َ‫ْال ُمرْ َسلِ ْين‬
Artinya : “Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila
engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau
takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya
kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” (Q.S. Al-Qashash : 7)
Wahyu pada ayat di atas berarti ilham yang diberikan Allah SWT. kepada ibu Musa untuk
menyusukan bayinya yang dihanyutkan ke sungai Nil dalam rangka menyelamatkannya dari
pembunuhan seluruh bayi Bani Israil sebagaimana yang diperintahkan Fir’aun.
2. Al-Ilham al-gharizi li al-hayawan
َ‫ْر ُشوْ ۙن‬
ِ ‫ك اِلَى النَّحْ ِل اَ ِن اتَّ ِخ ِذيْ ِمنَ ْال ِجبَا ِل بُيُوْ تًا َّو ِمنَ ال َّش َج ِر َو ِم َّما يَع‬
َ ُّ‫َواَوْ ٰحى َرب‬
Artinya : “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (Q.S. An-Nahl : 68)
Wahyu pada ayat di atas berarti instink yang diberikan oleh Allah SWT. kepada lebah untuk
membuat sarang di bukit, pohon-pohon kayu dan tempat-tempat yang dibikin manusia.
3. Al-Isyarah as- sari’ah

ِ ‫فَ َخ َر َج ع َٰلى قَوْ ِم ٖه ِمنَ ْال ِمحْ َرا‬


‫ب فَاَوْ ٰ ٓحى اِلَ ْي ِه ْم اَ ْن َسبِّحُوْ ا بُ ْك َرةً َّو َع ِشيًّا‬
Artinya : “Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada
mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.” (Q.S. Maryam : 11)
Wahyu pada ayat di atas berarti isyarat fisik yang diberikan oleh Zakariya kepada umatnya
untuk bertasbih di waktu pagi dan petang. Ayat ini menceritakan tentang Nabi Zakariya yang
berpuasa bicara tiga hari tiga malam sebagai tanda istrinya akan hamil dan kemudian
melahirkan Yahya.
4. Waswasatu asy-Syaithan
َ‫ق َواِ َّن ال َّش ٰي ِط ْينَ لَيُوْ حُوْ نَ اِ ٰلٓى اَوْ لِيَ ۤا ِٕى ِه ْم لِيُ َجا ِدلُوْ ُك ْم ۚ َواِ ْن اَطَ ْعتُ ُموْ هُ ْم ِانَّ ُك ْم لَ ُم ْش ِر ُكوْ ن‬
ٌ ۗ ‫َواَل تَْأ ُكلُوْ ا ِم َّما لَ ْم ي ُْذ َك ِر ا ْس ُم هّٰللا ِ َعلَ ْي ِه َواِنَّهٗ لَفِ ْس‬

Artinya : “Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih)
tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-
setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika
kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik.” (Q.S. Al-An’am : 121)
Wahyu pada ayat di atas berarti bisikan sesama syaitan untuk membantah orang-orang yang
beriman.
5. Ma yulqihillahu ila malaikatihi min amrin liyaf’aluhu
ۤ
‫َاق َواضْ ِربُوْ ا‬ ِ ‫ق ااْل َ ْعن‬
َ ْ‫ب فَاضْ ِربُوْ ا فَو‬ ِ ْ‫ك اِلَى ْال َم ٰل ِٕى َك ِة اَنِّ ْي َم َع ُك ْم فَثَبِّتُوا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ۗا َسا ُ ْلقِ ْي فِ ْي قُلُو‬
َ ‫ب الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوا الرُّ ْع‬ َ ُّ‫اِ ْذ يُوْ ِح ْي َرب‬
ٍ ۗ ‫ِم ْنهُ ْم ُك َّل بَن‬
‫َان‬
Artinya : “(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya
Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.” Kelak
akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher
mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.” (Q.S. Al-Anfal : 12)
Wahyu pada ayat di atas berarti perintah Allah SWT kepada para malaikat untuk
meneguhkan hati orang-orang yang beriman dalam Perang Badar dan memasukkan rasa takut
ke dalam hati musuh-musuh mereka kaum musyrikin Mekkah.

E. Cara Wahyu Allah Turun Kepada Para Rasul


Allah memberikan wahyu kepada para rasul-Nya dengan 2 cara, yaitu melalui perantara dan
tidak melalui perantara.
- Tanpa Melalui Perantara. Diantaranya ialah dengan :
1) Mimpi yang benar didalam tidur.
`Dari Aisyah r.a dia berkata : sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah
SAW. adalah mimpi yang benar diwaktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi
itu datang bagaikan terangnya di waktu pagi hari.`

Di antara alasan yang menunjukkan bahwa mimpi yang benar bagi para Nabi adalah wahyu
yang wajib diikuti, ialah mimpi Nabi Ibrahim agar menyembelih anaknya, Ismail. `(As-
Saffat : 101-112).

Mimpi yang benar itu tidaklah khusus bagi para rasul saja, mimpi yang demikian itu tetap
terdapat pada kaum mukminin, sekalipun mimpi itu bukan wahyu. Hal tersebut seperti
dikatakan oleh Rasulullah SAW. : `Wahyu telah terputus, tetapi berita-berita gembira tetap
ada, yaitu mimpi orang mukmin.`

Mimpi yang benar bagi para nabi diwaktu tidur itu merupakan bagian pertama dari sekian
macam cara Allah berbicara seperti yang disebutkan didalam firman-Nya:
‫ُوح َي بِِإ ْذنِ ِه َما يَ َشا ُء ِإنَّهُ َعلِ ٌّي َح ِكي ٌم‬
ِ ‫ب َأوْ يُرْ ِس َل َر ُسواًل فَي‬
ٍ ‫َو َما َكانَ لِبَ َش ٍر َأ ْن يُ َكلِّ َمهُ هَّللا ُ ِإاَّل َوحْ يًا َأوْ ِم ْن َو َرا ِء ِح َجا‬
`Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali
dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Tinggi lagi Maha Bijaksana.`(As-Syuraa : 51)
2) Kalam ilahi dari balik tabir tanpa melalui perantara.
Yang demikian itu terjadi pada Nabi Musa a.s. Sebagaimana firman Allah SWT :
َ‫لَ َّما َجا َء ُمو َسى لِ ِميقَاتِنَا َو َكلَّ َمهُ َربُّهُ قَا َل َربِّ َأ ِرنِي َأ ْنظُرْ ِإلَ ْيك‬
Artinya :Dan tatkala Musa datang untuk pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan
telah berfirman kepadanya, berkatalah Musa: `Ya Tuhanku, nampakkanlah kepadaku agar
aku dapat melihat kepada Engkau`.(Al-Araaf : 143).

Demikian juga menurut pendapat yang paling sah, Allah pun telah berbicara secara langsung
kepada Rasul kita Muhammad SAW. di malam isra’ dan mi’raj. Yang demikian ini yang
termasuk bagian kedua dari apa yang disebutkan oleh ayat di atas.

- Melalui Perantara. Ada dua cara penyampaian wahyu oleh malaikat kepada Rasul :
1) Cara pertama : Datang kepadanya suara seperti dencingan lonceng dan suara yang amat
kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya
siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling berat untuk Rasul.

Jika wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW. menggunakan cara ini maka ia
mengumpulkan seluruh kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal serta
memahaminya. Dan mungkin suara itu sekali suara kepakan sayap-sayap malaikat, seperti
diisyaratkan didalam hadis.

2) Cara kedua : Malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk
manusia. Cara ini lebih ringan dari pada yang sebelumnya, dikarenakan adanya kesesuaian
antara pembicara dan pendengar. Rasul merasa sangat senang mendengar dari utusan
pembawa wahyu itu. Karena merasa seperti manusia yang berhadapan dengan saudaranya
sendiri.

Keduanya cara di atas disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah Ummul
Mu`minin r.a. bahwa Haris bin Hisyam r.a. bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai hal
itu dan Nabi menjawab : ` Kadang-kadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng,
dan itulah yang paling berat bagiku, lalu ia pergi, dan aku telah menyadari apa yang
dikatakannya. Dan terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia
berbicara kepadaku, dan akupun memahami apa yang ia katakan`.

Aisyah juga meriwayatkan apa yang dialami Rasulullah SAW. berupa kepayahan, dia berkata
: `Aku pernah melihatnya tatkala wahyu sedang turun kepadanya pada suatu hari yang amat
dingin, lalu malaikat itu pergi. Sedang keringatpun mengucur dari dahi Rasulullah`.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Al-Qur’an ialah kitab suci dan bagian penting dalam hidup umat Islam. Bagi kaum
muslimin, Al-Qur’an ialah aturan dan perintah, panduan untuk berperilaku dan moral, serta
berisi filosofi agama. Al-Qur’an memiliki banyak nama, sifat, dan juga fungsi nya.
Wahyu ialah isyarat atau pemberitahuan dengan cepat dan tersembunyi. Secara langsung,
fungsi wahyu menyampaikan informasi kepada manusia. Dalam arti wahyu memberi tahukan
manusia tentang cara berterima kasih kepada Sang Pencipta, menyempurnakan akal sehingga
dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk. Wahyu diberikan kepada para Rasul
melalui perantara dan tidak melalui perantara.
DAFTAR PUSTAKA

“Pengertian Alquran dan Fungsinya bagi Umat Islam, Bukan Sekadar Bacaan”
( https://m.merdeka.com/jabar/pengertian-alquran-dan-fungsinya-bagi-umat-islam-bukan-
sekadar-bacaan-kln.html )
“Nama dan Sifat Al-Qur’an”
( https://alhikmah.ac.id/nama-dan-sifat-al-quran/ )
“7 Fungsi Al Quran bagi Umat Manusia, Beri Petunjuk Kehidupan”
( https://m.merdeka.com/sumut/7-fungsi-al-quran-bagi-umat-manusia-beri-petunjuk-
kehidupan-kln.html?page=3 )
“Pengertian Wahyu Secara Bahasa dan Istilah Menurut Para Ahli”
( https://www.nasehatquran.com/2020/10/pengertian-wahyu.html?m=1 )
“PENGGUNAAN ISTILAH WAHYU DALAM AL- QUR’AN”
( https://text-id.123dok.com/document/oz1gkmgvz-penggunaan-istilah-wahyu-dalam-al-qur-
an.html )
“Wahyu”
( https://alhikmah.ac.id/wahyu/ )

Anda mungkin juga menyukai