Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Al-Qur’an dan Hadis Pedoman Hidupku
A. Al-Qur'an Pedoman Hidup Manusia
Tugas Mandiri
B. Hadis, Pedoman kedua Setelah Al-Qur’an
Tugas Mandiri
Pekerjaan Rumah
Akhlak Mulia
Kosakata
Uji Kompetensi
Tadrib
Perbaikan
Pengayaan
Penilaian Tengah Semester
Bab 3 Sifat Pemuran dan Menjauhi Sifat Kikir
A. Surah al-Lail
Tugas Mandiri
B. Hadis tentang Sifat Pemurah dan Menjauhi Sifat Kikir
Tugas Mandiri
C. Membiasakan Sifat Pemurah ’
Tugas Kelompok
D. Kikir
Tugas Kelompok
Pekerjaan Rumah
Akhlak Mulia
Kosakata
Uji Kompetensi
Tadrib
Perbaikan
Penilaian Akhir Semester
Daftar Pustaka
BAB 1
Al-Quran dan Hadis
Pedoman Hidupku
Kompetensi Dasar
Tadarus
Sebelum memulai materi, bacalah Q.S. al-Ma’idah ayat 48 dibawah ini dengan tartil!
Ringkasan Materi
Al-Quran merupakan sumber hokum pertama dan utama bagi umat Islam. Selain itu, Al-Quran
merupakan pedoman hidup umat Islam. Kewajiban semua umat Islam untuk menmpatkan Al-Quran
sebagai aturan tertinggi dan pedoman dalam kehidupan. Jadi, semua sikap dan tindakan ( amal dan
ibadah ) kita harus merujuk pada aturan yang ditetapkan di dalam Al-Quran. Selain Al-Quran, terdapat
hadis sebagai penjelas dari ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran. Al-Quran dan hadis memiliki fungsi
yang sama, sebagai pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan. Kebahagian
di dunia dan akhirat dapat diraih apabila menerapkan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Al-Quran dan
hadis secara benar.pada materi kali ini, kita akan mengenal lebih jelas mengenai Al-Quran dan hadis.
Perhatikan materi berikut dengan saksama!
A. Al-Quran Pedoman Hidup Manusia
1. Pengertian Al-Quran
tambahan kata dan menunjukkan dengan jelas artinya bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-
ulang. Adapun pengertian secara syariat, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril sebagai pediman kehidupan manusia. Al-
Quran diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri Surah an-Nas. Allah SWT berfirman didalam Al-
Quran Surah asy-Syuara (26) : 192-193 berikut.
Artinya :
“Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa
turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).”
Secara istilah, para ulama berbeda-beda dalam merumuskan definisi Al-Quran/-
a. Dr. Subhi as-Shalih berpendapat bahwa “Al-Quran adalah kalam Allah SWT, dan mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan
mutawatir membacanya termasuk ibadah”.
b. Muhammad Ali Ash-Shabuni mengatakan bahwa “Al-Quran adalah firman Allah yang tiada
tandingnya. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul. Dengan
perantara Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita
secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan
Surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas “.
c. Syekh Muhammad Khudari Beik berpendapat bahwa “Al-Quran adalah firman Allah yang
berbahasa Arab, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan
ke[ada kita secar mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai Surah al-Fatihah diakhiri Surah an-
Nas“.
d. Menurut Manna’ al-Qathan “Al-Quran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan orang yang membacanya bernilai ibadah.
e. Al-Jurjani berpendapat bahwa “ Al-Quran adalah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW
ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan”
f. Menurut kalangan pakal ushul fikih, fikih, dan bahasa Arab, “ Al-Quran adalah kalam Allah yagn
diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad. Lafaz-lafaznya mengandung mukjizat, membacanya
merupakan ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surah
al-Fatihah sampai Surah an-Nas”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diterima
Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat disampaikan dengan perantara Malaikat Jibril, ditulis
dalam Mushaf-mushaf, membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah yang bernilai pahala,
diriwayatkan secara mutawatir,dimulai dengan Surah al-Fatihah dan diakhiri Surah an-Nas, serta
petunjuk bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Al-Quran berisi pokok-pokok perkara bagi kehidupan manusia. Menurut Rasyid Ridha, pokok-
pokok Al-Quran adala aqidah dan tauhid, al-wa’du dan al-wa’id (janji dan ancaman), ibadah, jalan
dan cara menggapai kebenaran, serta tarikh atau kisah-kisah umat terdahulu.
Definisi Al-Quran memuat beberapa hal berikut.
Al-Quran merupakan firman Allah SWT, yang redaksinya langsung dari-Nya tanpa ada
perubahan. Jadi, Al-Quran bukan ucapan Malaikat Jibril atau Nabi Muhammad SAW, atau sekedar
kalimat-kalimat bahasa Arab. Redaksi Al-Quran langsung dari Allah SWT, dalam bahasa Arab,
dengan rangkaian kata yang indah. Tidak ada yang dapat membuat tandingan ayat-ayat Al-Quran
walau hanya satu ayat atau mengubahnya. Allah SWT berfirman,
Artinya:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kedpada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surah (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapt
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang kafir.” (Q.S al-Baqarah [2]:23-24)
Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu diturunkan
kepada para nabi dan rawul pilihan. Namun, semua wahyu tersebut tidak dapat disebut Al-Qura.
Karena, Al-Quran hanya wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Adapun wahyu-wahyu
yang lain yang diterima nabi dan rasul memiliki nama yang berbeda-beda. Taurat adalah ahyu yang
diterima Nabi Musa as. Zabur adalah wahyu yang diterima Nabi Daud as. Dan Injil adalah wahyu
yang diterima Nabi Isa as. Adapun wahyu-wahyu Allah SWT yang diterima nabi dan rasul lain serta
tidak dibukukan disebut suhuf.
Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Al-Quran diterima Nabi Muhammad SAW
dengan perantara Malaikat Jibril. Malaikat Jibril mengajarkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad
SAW secara langsung. Malaikat Jibril mengajarkan sampai beliau hafal dan paham kandungan ini
Al-Quran. Malaikat Jibril memiliki tugas utama menyampaikan wahyu kepada manusia pilihan Allah
SWT.
Al-Quran ditulis dalam lembaran-lembaran yang disusun menjadi satu yang disebut mushaf.
Sedangkan, wahyu-wahyu Allah lainnya yang tidak dibukukan disebut suhuf.
f. Diturunkan secara Mutawatir
Mutawatir adalah tidak terputus penyampaiannya. Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT
kedapa Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril tanpa terputus penyampaiannya.
Malaikat JIbril secara langsung mengajarkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
g. Membaca Al-Quran Dinilai dengan Ibadah
Membaca AL-Quran akan dinilai ibadah dihitung setiap hurufnya. Membaca Al-Quran
bernilai ibadah meski tidka memahami kandungan isinya. Tidak seperti membaca kitab-kitab lain
yang tidak bernilai ibadah.
h. Al-Quran Dibuka dengan Surah al-Fatihah dan Diakhiri Surah an-Nas
Al-Quran yang terdiri atas 30 Juz, 114 Surah, 60 Hizb, 6.323 atau 6.666 ayat. Al-Quran
diawali dengan surah al-Fatihah dan diakhiri Surah an-Nas.
2. Turunnya Al-Quran
Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Mumahammad SAW dengan perantara Malaikat
JIbril. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur atau bertahap, yaitu sebagian demi sebagian. Jadi
ketiak awal diturunkan, Al-Quran belum berupa buku seperti sekarang. Namun, Al-Quran masih
berupafirman-firman Allah SWT. Nabi Muhammad SAW membacakan firman-firman tersebut dan para
sahabat yang menuliskannya dengan beberapa media, missal batu, pelepah kurma, dan kain. Apa saja hal-
hal terkait turunnya Al-Quran ?. Simak penjelasan berikut!
a. Waktu Turunnya Al-Quran
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Surah al-Baqarah [2]: 185 berikut.
Artinya :
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(pemulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dna pembeda (antara yang dan yang batil)…”
Sesuai firman tersebut, AL-Quran diturunkan pada malam Jum’at tanggal 17 bulan
Ramadhan atau 6 AGustus 610 M. Peristiwa turunnya Al-Quran pertama kali disebut Nuzulul Quran.
Ketika pertama kali diturunka, Nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat di gua Hira. Pada saat
itulah beliau didatangi oleh aminul wahyi Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama berupa
Surah al-‘Alaq 1-5.
b. Permulaan Turunnya Al-Quran
Dalam kitab sahih Bukhari, dijelaskan bahwa Aisyah (Ummul Mukminin) berkata : “Permulaan
wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW berawal dari mimpi yang baik menjelang waktu pagi.
Setelah itu, Rasulullah SAW tertarik untuk mengasingkan diri di Gua Hira. Beliau beribadah beberapa
malam dan tidak pulang kerumah istrinya. Untuk itu, beliau membawa perbekalan untuk bertahan
hidup di Gua Hira. Pada suatu hari beliau kembali ke Khadijah dan berangkat lagi membawa
perbekalan sebagaimana biasanya hingga dating kepadanya kebenaran.”
Malaikat Jibri as dating kepada Nabi Muhammad SAW sambil berkata: “Bacalah!” beliau
menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Beliau ditarik dan dipeluk. Kemudian, beliau dilepas lagi dan
berkata, “Bacalah!” Beliau menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Beliau ditarik dan dipeluk ketiga
kalinya, lalu dilepaskan dan berkata:
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah,dan Tuahnmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusai) dengan
perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-‘Alaq [96]: (1-
5).
c. Prosen dan cara Diturunkannya Al-Quran
Al-Quran diturunkan secara berangsur selama kurang lebih 22 tahun, 2 bula, dan 22 hari. Al-Quran
sudah ada dan lengkap sejak Rasulullah SAW belum diankat menjadi Rasul, namun masi tersimpan di
Biatul Izzah. Al-Quran kepada Rasulullah SAW secara bertahap. Proses turunnya AL-Quran sebagai
berikut:
1) Pertama, Al-Quran diturunkan ke Lauhil Mahfuz yang beradadi dalam alam Malaikat, sebagaimana
firman Allah SWT berikut:
Artinya:
“bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yagn mulia, yang (tersimpan) dalam LAuh
Mahfuz.” (Q.S. al-Buruj [85]; 21-22)
2) Kedua, Al-Quran diturunkan be Baitul Izza di langit dunia. Hal ini sebagaimana sabda Rasululla
SAW berikut :
Artinya :
“Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam al-qadr, kemudian setelah itu di turunkan ke
bumi) dalam waktu dua puluh tahun.” (H.R. al-Hakim).
3)Ketiga, Al-Quran diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW di bumi secara berangsur-angsur, yang
dibawa oleh Malaikat Jibril. Selanjutnya, Rasulullah SAW memerintahkan kepada para sahabat untuk
menulis wahyu tersebut untuk mudah di ingat. Sahabat yang paling menulis wahyu adalah Zaid bin
Tsabit sehingga dikenal sebagai sekretaris wahyu.
Cara pwnurunan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW bermacam-macam. Berikut cara-cara AL-
Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW :
1. Berupa hasil mimpi yang benar sebagaiman wahyu yang diterima Nabi Ibrahim as ketika menerima
perintah untuk menyembelih putranya.
2. malaikat Jibril menampakkan diri kepada Nab Muhammad SAW dalam wujud serang laki-laki
tampan. Lalu ia mengucapkan kata-kata kepada beliau sehingga benar-benar mengetauhi dan hafal kata-
kata itu.
3. Wahuyu dihujamkan langsung ke hati Rasulullah SAW denga cara sangat mudah, tidak dapat
dihindari dan tidak ada keraguan di dalamnya.
4. Malaikat melebur dengan wahyu dan masuk ke dalam hati Rasulullah SAW. Penurunan wahyu
dengan cara ini kehadiran Malaikat Jibril tidak dirasakan. Namun, beliau merasakan menerima Wahyu
dari Allah SWT.
5. malaikat menampakkan wujud aslinya yang mempunya 600 sayap kepada Nabi Mumhammad SAW,
tidak menyeruoai laki-laki yang disebutkan diatas. Pernyataan tersebut sesuai Firman Allah SWT dalam
Al-Quran Surah an-Najm [53];13-14 berikut
Artinya :
“Dan sesungguhnya Muhammas telah melihat Jibril itu (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain,
(yaitu) di Sidratul Muntaha.”
6. Wahyu dating kepadanya dengan diiringi bunyi gemerincing seperti bunyi lonceng. Turunnya wahyu
dengan cara ini merupakan yang paling berat dirasakan Nabi Muhammad SAW. Tidak jarang sampai
beliau berkewringat meski turun dimusim hujan.
7. Israfi turun membawa beberapa kalimat dan wahyu sebelum Jibril dating membawa wahyu Al-Quran.
d. Tujuan Diturunkannya Al-Quran
Al-Quran diturunkan sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat manusai. Al-Quran membimbing
manusia menuju jalan kebenaran. Al-quran memberikan kabar kegembiraan bagi orang-orang Islam
tentang adanya balasan surga bagi orang-orang yang beriman. Selain itu Al-Quran diturunkan sebagai
pembena dan ujian bagi kitab-kitab sebelumnya. Hal tersebut sebagaimna dijelaskan di dal;am Surah
Yunus ayat 37 berikut.
Artinya :
“Tidaklah mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al-Quran itu) membenarkan
kitab-kitab yang sebelumnya dan mejelaskan hokum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada
keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (Q.S. Yunus[10];37)
e. Ayat Pertama dan Terakhit yang Diterima Rasulullah SAW
para Ulama sepakat bahwa ayat pertama yang diterma Nabi Muhammad SAW adalah Surah al-‘Alaq
1-5 . adapun ayat yang terakhir yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surah al-Ma’idah [5];3
berikut.
Artinya :
“… Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telas KU-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu….” (Q.S. al-Ma’idah [5];3)
artinya:
“ Alif, lam, ra. (surah) ini adalah (sebagian dari) ayat- ayat al- kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-
ayat) Al-Quran memberi penjelasan.” (Q.S al-Hijr [15]:1)
d. Al-Quran sebagai bagi kehidupan manusia agar sesuai jalan yang disyariatkan oleh Allah SWT.
e. Al-Quran sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia
dalam Al-Quran terdapat kabar gembira bagi orang-orang beriman yang akan mendapatkan surga
(tabsyir) dan kabar buruk/ancaman bagi orang-orang kafir yang akan dimasukan neraka (tanzir).
Selain itu, dalam Al-Quran banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik
umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang menentang dan mengingkari ajaran-Nya.
Di dalamnya terdapat pelajaran dan hikmah untuk dijadikan pilihan dalam menjalani kehidupan.
f. Al-Quran sebagai mukjizat nabi Muhammad SAW
Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang akan terus berlaku hingga akhir
zaman. Mukjizat adalah kelebihan yang di berikan Allah kepada para nabi nabi nabi untuk
menghadapi para musuh Allah dan mereka tidak dapat melakukan hal yang sama seperti para nabi
tersebut. Mukjizat dapat juga berarti suatu yang melemahkan orang lain hingga tidak dapat membuat
yang dengannya. Prof.DR.M Quraisy Syihab mengatakan bahwa pada garis besarnya mukjizat Al-
Quran tampak pada tiga hal pokok berikut:
1) Susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa Arab.
2) Kandungan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang disyariatkannya.
4. Keistimewaan Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab sempurna dibandingkan dengan bacaan-bacaan lainnya. Tata cara
membaca Al-Quran tidak sembarangan, melainkan diatur panjang pendeknya, tebal tipisnya bacaan,
serta etika membacanya. Al-Quran sebagai firman firman Allah SWT yang agung memiliki
keistimewaan dibandingkan dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya. Keistimewaan Al-Quran
sebagai berikut:
a. Kalam Allah yang berlaku sepanjang masa dan digunakan sebagai pedoman kehidupan manusia.
tugas adalah menjaga kemurnian Al-Quran dari pihak-pihak yang menginginkan kemusnahannya.
b. Al-Quran memuat ringkasan ajaran ajaran ketuhanan kitab suci sebelumnya. Al-Quran juga
mengukuhkan kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab terdahulu tentang peribadatan,
keimanan, balasan pada hari akhir, perintah menegakkan kebenaran dan keadilan, serta akhlak yang
mulia.
c. Al-Quran di turunkan dengan gaya bahasa yang indah sehingga tidak ada yang mampu menandingi
keindahan bahasa alquran.
d. Al-Quran merupakan sumber ilmu pengetahuan dan telah dari terbukti kebenarannya oleh pak
ilmuwan melalui riset. Ilmu pengetahuan di dalam Al-Quran tidak akan pernah kontradiktif dengan
keadaan makhluk yang diciptakan Allah SWT .
e. Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk ke kesejahteraan manusia segala zaman,
tempat, dan bangsa.
f. Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengaruhi jiwa pendengarnya.
g. Dapat digunakan sebagai pedoman kehidupan manusia.
h. Menghilangkan ketidak bebasan berpikir yang melemahkan daya, upaya, dan kreatifitas manusia.
i. Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya.
j. Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi alas dan fisik serta membedakan manusia hanya
dari takwanya kepada Allah SWT.
5. Nama-Nama Lain Al-Quran
Al-qur'an memiliki nama-nama lain terkait dengan fungsinya bagi manusia. berikut beberapa nama
nama Al Quran
a. Al Furqan (Pembeda)
b. Al Huda (Petunjuk
c. Asy-Sifa (Penyembuh)
d. Al-Kitab
e. Az-Zikr ( Pemberi Peringatan)
f. Al-Hikmah (Kebjaksanaan)
g. Al-Bayyan (Penerangan)
h. Al-Kalam (Firman)
i. An-Nur (Penerang)
TUGAS MANDIRI
Kerjakan perintah berikut
1. Bukalah Al-Quran, kemudian cari dan catatlah ayat-ayat yang membahas tentang turunnya Al-
Quran.
2. Tulislah lafaz dan artinya di buku tugas.
3. Kumpulkan kepada guru untuk mendapatkan penilaian.
Artinya :
“Segala ucapan Nabi SAW, segala perbuatan beliau, dan segala keadaan beliau.”
b. Hadist adalah segala yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik berupa ucapan perbuatan
taqrir maupun deskripsi sifat-sifat beliau.
Artinya:
“sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan perbuatan dan taqrir maupun
sifat beliau.”
c. Hadist adalah segala ucapan perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan
dengan hukum.
Artinya:
“Segala perkataan nabi SAW, perbuatan, dan taqrir yang berkaitan dengan hukum syarai dan
ketetapannya.”
Dapat disimpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa hadis adalah Segala ucapan perbuatan dan
taqrir yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW. Hadis merupakan sumber hukum kedua
setelah Al-Quran. Maksud dari ucapan dalam definisi Hadits adalah semua perkataan yang datang
dari Nabi Muhammad SAW ketika masih hidup. dengan demikian, bukan hanya ucapan langsung
dari Rasulullah SAW. melainkan ucapan sahabat atau istri beliau yang menceritakan keadaan,
perbuatan atau sikap, dan sifat beliau. Perbuatan adalah segala hal yang terkai dengan perilaku Nabi
Muhammad SAW, baik berkaitan dengan ibadah maupun bukan. Adapun taqrir adalah ketetapan
atau diamnya Nabi Muhammad SAW terhadap perilaku para sahabat yang menandakan persetujuan
atau pembolehannya.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr [59]:7 berikut
Artinya :
“... Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
Tinggalkanlah ….” (Q.S al-Hasyr [59]: 7)
2. Macam-Macam Hadits
Ada beberapa jenis ada hadist yang perlu diketahui. Hadits dapat dibagi menjadi beberapa macam
menurut klasifikasinya. Pembagian hadits-hadist sebagai berikut.
a. Hadits Qudsi
Hadits Qudsi disebut hadis Ilahi atau hadis Rabbani. kata qudsi berasal dari bahasa Arab, quds
yang artinya Suci atau bersih. adapun secara istilah, Hadits adalah hadis yang Firma Allah SWT
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kemudian hadis ini disampaikan kepada sahabat
dengan susunan bahasa beliau dan disandarkan kedapa Allah SWT. Redaksi hadis Qudsi sering
memakai kata ……. (Allah SWT berfirman).
Contoh hadis Qudsi.
Artinya :
Dari Abu Hurairah Ra, Dia berkata, “ Rasulullah SAW telah bersabda, Allah SWT berfirman ‘ aku
bergantung pada sangkaan hamba-Ku. apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di tengah orang banyak, Aku juga akan
mengingatnya di tengah orang banyak yang lebih baik daripada mereka. Apabila ia mendekat
kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku
sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedapa. Apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku
akan datang kepadanya dengan berlari.” (H.R. Muslim)
1) Lafaz dan makna Al-Quran berasal dari Allah Swt., sedangkan, lafaz hadis Qudsi berasal dari Nabi
Muhammad saw. Namun, maknanya yang berasal dari Allah Swt.
2) Isi Al-Quran mengandung mukjizat, sedangkan isi hadis Qudsi tidak mengandung mukjizat.
3) Membaca Al-Quran merupakan bentuk ibadah kepada Allah Swt., sedangkan membaca dan
mempelajari hadis Qudsi tidak termasuk ibadah.
4) Al-Quran hanya boleh dibaca dan dipegang oleh orang-orang yang telah bersuci, sedangkan hadis
Qudsi boleh dibaca oleh siapa saja.
5) Ayat-ayat Al-Quran diturunkan secara mutawatir, sedangkan hadis Qudsi tidak semuanya
mutawatir.
6) Hadis Qudsi memakai kalimat langsung (orang pertama/aku), sedangkan Al-Quran memakai
kalimat orang ketiga.
7) Hadis Qudsi diturunkan secara khusus (privat) kepada Muhammad sebagai nabi, sehingga tidak
disebarluaskan untuk umum. Hanya beberapa sahabat tepercaya yang menerima.
Artinya:
“Dari Aisyah ra., dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw. Menyukai ketika bersuci,
menyisir, atau memakai sandal untuk mendahulukan anggota tubuh yang kanan'.” (H.R.
Muslim)
3) Hadis Taqriri
Hadis Taqriri adalah hadis yang berisi ketetapan Nabi Muhammad saw terhadap sesuatu
dengan cara tidak memberi tanggapan (diam). Hadis Taqriri berarti sikap diam beliau dalam
menghadapi masalah. Beliau tidak melarang atau menyuruh melakukan sesuatu. Contohnya
ketika dalam sebuah perjamuan makan disuguhkan daging biawak. Beliau tidak memakannya,
namun tidak melarang para sahabat untuk memakannya. Lalu Khalid bin Walid bertanya, "Ya,
Rasulullah, apakah daging biawak itu haram?” Lalu Rasulullah saw menjawab
Artinya:
“Tidak. Daging binatang itu tidak haram, tetapi binatang tersebut memang tidak ada di
kampung halamanku. Oleh karena itu, aku tidak mau memakannya karena merasa jijik.” Khalid
berkata, “Lalu saya pun mengambil daging itu dan langsung memakannya, sedangkan
Rasulullah hanya melihat dan tidak melarang saya .” (H.R. Muslim)
Artinya:
“Barang siapa berdusta kepadaku dengan sengaja, hendaklah ia bersiapsiap menempati
tempat duduknya di neraka.” (H.R. Muslim)
b) Hadis Mutawatir Ma'nawi
Hadis mutawatir ma'nawi adalah hadis yang maknanya mutawatir. Contoh sebagai berikut.
Artinya:
“Sesungguhnya (sahnya) semua amal itu dengan niat.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)
2) Hadis Masyhur
Hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh beberapa orang, namun pada tahap
berikutnya diriwayatkan oleh banyak orang sehingga kecil kemungkinan untuk bersepakat
dusta.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap orang yang mempunyai hak, maka
tidak boleh ada wasiat bagi ahli waris.” (H.R. Abu Dawud)
3) Hadis Ahad
Hadis ahad ialah setiap kabar (berita) yang diriwayatkan oleh seseorang, dua orang atau lebih,
tetapi tidak mencapai derajat masyhur. Hadis ahad tidak diyakini dari Rasulullah saw namun
hanya diduga dari Rasulullah saw. Hadis ahad oleh banyak ulama hanya digunakan sebagai
dalil dalam keutamaan amal, bukan dalil dalam soal keyakinan.
d. Berdasarkan Keutuhan Sanad
Berdasarkan keutuhan sanad, hadis dibagi menjadi enam macam berikut.
1) Hadis mursal, yaitu hadis yang salah satu perawinya tidak dijumpai secara langsung.
2) Hadis munqathi', yaitu hadis yang terputus pada salah satu atau dua perawinya
3) Hadis Mu'dhal, yaitu hadis yang terputus pada dua generasi perawinya secara secara berturut-
turut.
4) Hadis Mu'allag, yaitu hadis yang terputus sebanyak lima generasi perawinya dimulai dari yang
pertama secara berturut-turut.
5) Hadis Mudallas, yaitu hadis yang tidak jelas disampaikan secara langsung kepada perawi.
6) Hadis Musnad, yaitu hadis yang perawinya paling jelas dan tidak terpotong sama sekali.
3. Fungsi Hadis
Hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran. Hadis berfungsi menguraikan
segala sesuatu yang disampaikan dalam Al-Quran secara global, samar dan singkat. Al-Quran dan hadis
tidak dapat dipisahkan dalam pengambilan keputusan suatu hukum permasalahan. Hal itu karena
keduanya saling melengkapi dan memberikan penjelasan yang lebih lengkap apabila disatukan. Dengan
demikian, Al-Quran dan hadis menjadi satu kesatuan pedoman bagi umat Islam. Ditegaskan dalam
sebuah hadis Rasulullah saw. yang artinya “Aku (Muhammad saw.) telah meninggalkan kepadamu “dua
perkara agar kamu tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya yakni Al-Quran dan
hadis.” (H.R. Muslim)
Bukti bahwa hadis sebagai pengurai atau penjelas segala sesuatu yang disampaikan oleh Al-Quran
secara global, samar, dan singkat, contohnya tentang hukum shalat. Allah Swt. berfirman yang artinya,
“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar.” (Q.S. al-
Ankabut [29]: 45). Ayat tersebut tidak menjelaskan tentang jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan
macam gerakan salat. Rasulullah saw memberikan penjelasan dengan perkataan dan perbuatan.
Rasulullah bersabda, “Shalatlah kamu sebagaimana kalian melihat aku salat.” (H.R. Bukhari)
a. Bayan at-Taqrir (memperjelas isi Al-Quran)
Fungsi hadis sebagai bayan at-taqrir, yaitu memperkuat isi dari Al-Quran Contoh hadis yang
diriwayatkan oleh H.R. Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudu, “Rasulullah saw. bersabda,
tidak diterima salat seseorang yang berhad sampai ia berwudu." (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah)
Hadis di atas mentagrir dari Surah al-Ma'idah ayat 6 berikut.
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, basuhlah muka dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki ....” (Q.S. al-Ma'idah [5]:6)
b. Bayan at-Tafsir (menafsirkan isi Al-Quran)
Fungsi hadis sebagai bayan at-tafsir, yaitu memberikan tafsiran (perincian) terhadap isi Al-Aur'an yang
masih bersifat umum (mujmal) serta memberikan batasan-batasan (persyaratan) pada ayat-ayat yang
bersifat mutlak (tagyid). Contoh hadis sebagai bayan at-tafsir adalah penjelasan Nabi Muhammad saw
mengenai hukum pencurian.
Artinya:
“Rasulullah saw. didatangi seseorang yang membawa pencuri, maka beliau memotong tangan pencuri
tersebut dari pergelangan tangan.”
Hadis di atas menafsirkan Surah al-Ma'idah ayat 38:
Artinya:
“laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah ....” (Q.S. al-Ma'idah [5]:
38)
Allah Swt. memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri dengan memotong “tangannya pada ayat
tersebut. Ayat Ini masih bersifat umum, kemudian Nabi Muhammad saw memberikan batasan bahwa
yang dipotong dari pergelangan tangan.
c. Bayan at-Tasyri' (memberi kepastian hukum)
Hadis sebagai bayan at-tasyri' ialah sebagai pemberi kepastian hukum atau ajaran-ajaran Islam yang
tidak dijelaskan dalam Al-Quran. Al-Quran hanya menerangkan pokok-pokoknya. Sebagaimana
contoh hadis mengenai zakat fitrah di bawah ini.
Artinya :
Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan . satu sha kurma
atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka maupun hamba, laki-laki maupun perempuan.” (H.R.
Muslim)
d. Bayan Nasakh (mengganti ketentuan terdahulu)
Secara etimologi, an-nasakh memiliki banyak arti, antara lain at-taqyir (mengubah), al-itbal
(membatalkan). at-tahwil (memindahkan), atau ijalah (menghilangkan). Para ulama mendefinisikan
bayan an-nasakh sebagai ketentuan yang datang kemudian dapat menghapuskan ketentuan yang
terdahulu. Sebab, ketentuan yang baru dianggap lebih cocok dengan lingkungan dan lebih luas.
Contohnya sebagai berikut.
Artinya:
“Tidak ada wasiat bagi ahli waris.”
Artinya: “Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut,
jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk.ibu bapak dan karib kerabat secara makruf.
(ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al-Bagarah [2]: 180)
Tugas Mandiri
Kerjakan perintah berikut !
1. Carilah materi tentang pembagian hadis sahih, hasan, daif, dan garib.
2. Buatlah ringkasan dari materi yang telah dibaca. Cantumkan sumber yang digunakan.
3. Kerjakan di buku tugas dan kumpulkan kepada guru.
Artinya:
“Aku tinggalkan bagimu dua hal, yang jika kamu berpegang teguh pada keduanya, kamu tidak akan
tersesat untuk selamanya, yaitu Al-Gur'an dan al-Hadis.” (H.R. Malik).
Berikut beberapa cara menjadikan Al-Our'an dan hadis sebagai pedoman kehidupan.
1. Menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai pedoman kehidupan sehari-hari. Al-Quran diturunkan
oleh Allah Swt. agar dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia sehari-hari. Orang yang
berpedoman kepada Al-Quran adalah orang yang beruntung.
Allah Swt. berfirman,
Artinya:
“Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”
(Q.S. al-Jasiyah [45]: 20)
2. Menjadikan Al-Our'an dan hadis sebagai pedoman kehidupan berkeluarga. Rumah tangga muslim
adalah rumah tangga yang dibangun atas petunjuk Allah Swt. dan RasulNya. Dalam kehidupan
rumah tangga, Allah Swt. dan RasukNya banyak memberikan bimbingan. Nabi Muhammad saw
bersabda sebagai berikut:
Artinya:
Dari Abdullah bin Umar ra. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda," Kamu
semua adalah pemimpin dan harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami
adalah pemimpin bagi keluarganya dan harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang
istri adalah pemimpin di lingkungan rumah tangga suaminya dan harus bertanggung jawab atas
kepemimpinannya.” (H.R. Bukhari)
3. Senantiasa menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai pedoman dalam pergaulan dengan sesama
manusia. Al-Quran tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Allah Swt.. Al-Quran
juga mengatur hubungan antarsesama manusia. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang hal
tersebut adalah Surah an-Nisa' ayat 36.
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.” (Q.S. an-Nisa' [41]: 36)
4. Al-Quran sebagai hakim dalam menyelesaikan suatu masalah. Untuk menyelesaikan pertikaian
terkait dengan hokum-hukum Islam, umat Islam harus menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai
rujukan.
Allah Swt. berfirman,
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa' [4]:
59)
Al-Quran dan hadis harus menjadi pedoman kehidupan sebari-hari agar selamat di dunia dan
akhirat. Allah Swt berfirman dalam Al-Quran Surah al-Ma'idah [5]1: 16 sebagai berikut
Artinya:
“Dengan kitab kulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan
keselamatan. dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus." (Q.S. al-Ma'idah [5]: 16)
Orang yang berpedoman kepada pokok-pokok ajaran Al-Our'an akan berperilaku sebagai
berikut.
1. Meyakini pokok-pokok keimanan/akidah dalam Isiam, yaitu ketetapan yang berkaitan dengan
iman kepada Allah Swt, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari Akhir, serta gada dan
gadar. Selanjutnya melaksanakan dengan tidak berbuat kesyirikan atau mengingkari pokok-
pokok keyakinan tersebut.
2. Berbudi pekerti yang luhur karena Al-Quran berisikan tuntunan yang berkaitan dengan : akhlak,
yaitu ajaran agar seorang muslim memiliki budi pekerti yang baik serta beretika dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. karena Al-Quran berisikan tuntunan yang . berkaitan
dengan ibadah, yakni salat, puasa, zakat, dan haji.
4. Bergaul dengan baik di dalam masyarakat karena Al-Quran berisi tuntunan yang berkaitan
dengan amai perbuatan manusia dalam masyarakat
5. Membaca dan mempelajari ajaran Al-Quran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
6. Menghafalkan ayat-ayat Al-Quran supaya mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat. .
Menyampaikan ayat-ayat Al-Quran kepada orang lain walau hanya satu ayat agar bermanfaat
dan menjadi petunjuk bagi umat manusia.
Tugas Mandiri
Keejakan perintah berikut!
1. Buktikan keistimewaan Al-Quran dibandingkan dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya dan
kitab-kitab karangan manusia.
2. Catat di buku tugas beserta dalil-dalil yang dapat dyadikan huijah mengenai hal tersebut.
3. Kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai.
Tugas Kelompok
Kerjakan perintah berikut!
Bentuklah sebuah kelompok. Diskusikan bersama anggota kelompokmu mengenai bukti-bukti
bahwa Al-Our'an adalah petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Sertakan dalil agli maupun dalil nagli terkait tema tersebut. Presentasikan hasil diskusimu di
hadapan kelompok lain secara bergantian.
Pekerjaan Rumah
Kerjakan perintah berikut!
1. Buatlah kesimpulan tentang kedudukan dan fungsi Al-Quran dan hadis datam Islam.
2. Catat hasil pekerjaanmu di buku tugas.
3. Kumpulkan kepada guru pada pertemuan berikutnya.
Akhlak Mulia
Setelah mengetahui pentingnya Al-Quran dalam hidup, sudah Sepah maca dan mengambil Al-
Quran sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu, kita harus giat membaca dan mempelajari ayat-ayat
suci Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW agar mampu menjadikan keduanya sebagai
pedoman dan petunjuk dalam kehidupan. Terapkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Quran dan
hadis agar hidup akan menjadi lebih baik dan penuh berkah.
Kosakata
Mushaf : bagian naskah Al-Quran yang bertulis tangan
Sahih : benar, sempurna, tidak ada cela
Suhuf : lembaran-lembaran berisi wahyu Allah Swt. yang tidak dibukukan
Tabsyir : kabar gembira bagi orang yang beriman
Tanzir : ancaman bagi orang yang kafir
Uji kompetensi
A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
4. Dalam Al-Qur’an disebutkan perkara-perkara yang bersifat global (umum) dan hadis
menjelaskannya secara khusus. Contohnya adalah ....
5. Al-Quran tidak ada keraguan di dalamnya karena Al-Quran adalah firman-firman Allah sendiri. Hal
tersebut sesuai dengan Al-Quran Surah....
a. al-Baqarah ayat 2
b. al-Baqarah ayat 3
c. al-Baqarah ayat 4
d. al-Baqarah ayat 5
a. Allah Swt. telah meridai Nabi Muhammad saw. sebagai penyempurna akhlak yang mulia
b. Allah Swt. telah menyempurnakan akhlak yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.
d. Allah Swt. meridai dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
7. Tata cara pelaksanaan salat dapat ditemukan dalam hadis, namun tidak ditemukan dalam Al-
Quran. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi hadis adalah ....
8. Taat kepada Nabi Muhammad saw. adalah kewajiban. Ayat yang menjelaskan bahwa taat kepada
Nabi Muhammad saw merupakan kewajiban adalah ....
10. Orang yang senantiasa membaca dan mempelajari Al-Quran dan,hadis diibaratkan keluar
dari ....
Jawab: ...........................................................................................................
Jawab:…………………………………………………………………………..
5. Mengapa kita harus lebih meyakini hadis mutawatir daripada hadis masyhur dan hadis ahad?
Jawab:…………………………………………………………………………….
Tadrib
Tes Tertulis
A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Al-Quran pertama kali dibuat mushaf pada masa pemerintahan khalifah .,..
a. Abu Bakar
b. Utsman bin Affan
2. Namalain dari Al-Quran adalah pembeda karena Al-Quran membedakan antara yang hak dan
batil. Istilah pembeda dalam bahasa Arab adalah ....
a.. al-Huda
b. an-Nur
c. al-Kitab
d. al-Furqan
a. dekat
b. berita
c. kata
d. baru
4. Salah satu jenis hadis adalah hadis qudsi. Pengertian hadis qudsi adalah
c. hadis yang disampaikan Nabi Muhammad saw namun redaksinya dari Allah Swt.
5. Al-Quran memuat tentang kabar gembira yang ditujukan kepada orangorang yang beriman, yaitu
adanya surga. Kabar gembira dalam Al-Quran sebut ....
a. tabzir
b. tanzir
c. tabsyir
d. takdir
6. Hadis qauli adalah hadis yang disandarkan pada ... Nabi Muhammad Saw.
a. tindakan
b. perbuatan
c. ucapan
d. diam
7. Jika terdapat perbedaan pendapat dalam membahas suatu masalah hendaknya ....
8. Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang dapat dipercaya dan mustahil memiliki
kesepakatan untuk berdusta disebut dengan hadis ....
a. mutawatir
b. mankul
c. Mmasyhur
d. ahad
9. Sebagai seorang mukmin, dalam menerima keputusan hukum dari Allah Swt. dan Rasulullah
saw. adalah ….
10. Sikap Rasulullah saw dalam menentukan hukum atas sikap yang dilakukan sahabat dengan tidak
melarang atau menyuruh melakukan sesuatu merupakan ciri dari hadis ....
a. qauli
b. taqriri
c. fi’li
d. ahad.
b. sanad
c. rawi
d. rijal al hadis
12. Di bawah ini bukan keistimewaan kitab Al-Quran dibanding kitab-kitab yang lain adalah ....
13.
Nabi Muhammad meninggalkan dua perkara kepada umat Islam, yaitu ....
d. Al-Quran
a, fungsi Al-Quran
b. fungsi hadis
15. Menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari merupakan ....
c. fungsi hadis
d. fungsi Al-Quran
16. Al-Quran merupakan sumber hukum yang pertama karena…
17. Al-Quran dan hadis merupakan landasan pokok bagi kaum muslimin dalam menjalani
kehidupan di dunia karena di dalamnya terdapat ....
18. Rasulullah mewasiatkan kepada umat nya agar selalu berpedoman pada …
a. hukumAllah
b. perintah Allah
c. kitab-kitab Allah
19. Al-Quran tidak membicarakan tentang hukum memakan daging binatang buas yang bertaring.
Dalam hal ini hadis berfungsi sebagai…
b, penetapan hukum
c. penguat hukum
d. penjelas hukum
20. Orang yang selalu mengamalkan ajaran Al-Aur'an dan hadis dalam kehidupannya sehari-hari
akan dikaruniai Allah Swt berupa ....
1. Sebagai pembenar dan batu ujian bagi kitab-kitab sebelumnya merupakan salah satu tujuan dan
fungsi diturunkannya .............
2. Dalam memutuskan suatu hukum, Al-Quran dan hadis dapat dijadikan sebagai.......... untuk
menentukan suatu hukum
3. Hukum mencintai Al-Quran dan hadis bagi setiap muslim adalah .............................
4. Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang membaca dan mempelajarinya. Nama lain Al-
Quran sesuai dengan pernyataan tersebut adalah...........................
5. Menurut Ibnu Khaldun sangat penting menanamkan pendidikan Al-Quran kepada anak-anak
sejak …..
8. Tujuan Allah menurunkan kitab kepada para nabi dan rasul adalah agar menjadi
9. Hadis Nabi Muhammad saw tentang niat merupakan salah satu contoh hadis…..
10. Membaca Al-Quran termasuk bentuk ibadah, sedangkan membaca hadis qudsi.....
Jawab: …………….
Jawab: ……………………
Jawab : …………………………………….
Jawab: …………………..
5. Sebutkan kiat-kiat penerapan Al-Quran dan hadis pada diri seorang pelajar!
Jawab: ………………………………..
Tes Praktik
2. Carilah minimal tiga hadis yang berfungsi sebagai penguat ayat-ayat Al-Qur’an dan pembatas keumuman
ayat-ayat Al-Qur’an. Tulislah pada tabel seperti berikut.
Perbaikan
Jawab………………….
2. Mengapa harus menggunakan Al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan?
Jawab: …………………….
Jawab. ……………………….
Jawab: …………………….
5. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan kecintaan seorang anak kepada Al-Qur’an dan
hadis!
Jawab:…………………………………………….
Pengayaan
Bagaimana perilakumu terhadap Al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan sehari-hari? Apakah kamu
menjadikan keduanya pedoman dalam kehidupan sehari-hari? Tunjukkan sikapmu kepada Al-Qur’an dan
hadis dengan menuliskannya di buku tugas dengan peta konsep yang jelas. Kumpulkan hasil pekerjaanmu
kepada guru pengampu untuk mendapatkan penilaian.
BAB 2
Kekuasaan dan Rahmat Allah Swt
Kompetensi Dasar
1.2 Menerima kekuasaan dan rahmat Allah Swt. sesuai Q.S. asy-Syams (91): 1-10 dan Q.S. Ali ‘Imran
(3): 190 dan hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah
2.2 Menghayati sikap disiplin dalam menjalankan kewajiban.
3.2 Menganalisis isi kandungan Q.S. asy-Syams (91): 1-10, Q.S. Ali ‘Imran (3): 190 dan hadis riwayat
Bukhari dari Abu Hurairah
Tadarus
Sebelum memulai materi, bacalah Q.S. Ali ‘Imran ayat 7 di bawah ini dengan tartil !
Ringkasa Materi
Allah Swt. adalah pencipta seluruh alam semesta dan seluruh makhluk yang ada di bumi maupun langit.
Allah Swt. adalah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Allah Swt. Dapat menciptakan dan melakukan
segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Allah Swt. juga menetapkan hukum-hukum yang berlaku
terhadap alam semesta yang disebut sunnatullah. Pada bab ini, kita akan mempelajari contoh dari
fenomena alam sebagai tanda kekuasaan Allah Swt. Yang ertulis di dalam Al-Qur’an. Simak materi
berikut!
Artinya:
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Ali ‘Imran
[3]: 26).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kekuasaan adalah hak prerogatif Allah Swt. Sehingga
siapa pun yang dikehendaki pastilah akan mendapatkannya. Begitu juga sebaliknya. Meskipun orang
tersebut sudah berusaha maksimal dengan berbagai daya dan upaya jika Allah tidak menghendaki,
tidak akan mendapatkan. Hal yang pasti bahwa Allah Swt. Akan memberikan kemenangan kepada
orang-orang yang beriman dan beramal saleh dalam bentuk kekuasaan.
Allah Swt. memberikan kekuasaan kepada seseorang tidak serta merta diiringi kemuliaan-
kemuliaan. Artinya, orang yang diberikan kekuasaan tertentu oleh Allah bukanlah orang yang pasti
bernilai tinggi di mata Allah, sehingga ia akan memperoleh berbagai kemuliaan dari kekuasaannya.
Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang mendapatkan kekuasaan dan berkuasa dalam waktu yang
cukup lama. Bahkan memperoleh dukungan rakyat secara mayoritas, berujung pada kenistaan dan
pen-deritaan. Kekuasan Allah Swt. dan makhluk-Nya sangat berbeda. Kekuasaan Allah bersifat
mutlak, sedangkan kekuasaan makhluk tidak mutlak karena semua tergantung pada kehendak Allah.
Kekuasaan Allah mencakup segala hal di alam semesta. Allah berkuasa atas segala yang ada di alam
semesta. Kekuasaan Allah yang paling jelas dan mudah dilihat adalah penciptaan alam dan mengatur
sesuai kehendak-Nya serta berjalan teratur atas perintah-Nya.
Seorang hamba yang meneladani nama al-Qadir, akan selalu melihat dan menghadirkan
kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu. Dia meyakini ketentuan Allah yang terjadi pada
setiap makhluk-Nya, sehingga imannya menjadi kuat dan tidak mencari pertolongan dan bantuan
kecuali kepada Allah Swt.. Karena selain Allah adalah lemah, terbatas, dan tidak mampu secara
mutlak. Hamba juga akan menyadari keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya, sehingga tidak
sombong atau berbuat zalim dalam kebijakan yang diambil dengan kekuasaan yang diberikan Allah
kepadanya.
B. Surah asy-Syams Ayat 1-10
1. Lafaz dan Terjemahan
Artinya:
1. Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2. dan bulan apabila mengiringinya,
3. dan siang apabila menampakkannya,
4. dan malam apabila menutupinya,
5. dan langit serta pembinaannya,
6. dan bumi serta penghamparannya,
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ‘ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, l
10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. asy-Syams [91]:1-10)
2. Kandungan Surah asy-Syams Ayat 1-10
Dalam surah ini, Allah Swt. menghadirkan tiga pasang ciptaan-Nya sekaligus yang
digunakan untuk bersumpah. Tiga pasang makhluk tersebut, yaitu matahari dan bulan, siang dan
malam, serta langit dan bumi. Hal tersebut tertera dalam Surah asy-Syams [91]: 1-6. Sumpah yang
biasanya mendahului hal besar yang akan disampaikan Allah, hadir dalam gaya bahasa yang luar
biasa indahnya.
Pertama, pasangan matahari dan bulan. Matahari yang sinarnya baru saja meninggi saat kita
disunahkan untuk melaksanakan salat Dhuha dijadikan sumpah oleh Allah Swt. Demikian juga
bulan yang mengiringi matahari, cahayanya merupakan pantulan matahari. Bulan mengelilingi
matahari bersama planet-planet yang diatur Allah mengorbit pada matahari.
Kata mengiringi “talaha” menurut al-Farra’ mengindikasikan bahwa bulan menyerap cahaya
matahari kemudian memantulkannya ke bumi. Pantulan itu terus berputar hingga bertemu pada
titik sama saat matahari dan bulan berhadapan sehingga menjadi bulatan penuh yang dikenal
dengan bulan purnama.
Kedua, pasangan siang dan malam. Siang yang tampak terang benderang sepadan dengan
permulaan sumpah ini, yaitu matahari yang mulai meninggi dan mengusir kabut pagi dan
kegelapan malam.
Ketika malam datang kembali, keadaan yang terang tersebut sirna tertutup oleh kegelapan
malam. Ketiga, pasangan langit dan bumi. Keluasan langit yang demikian seolah tidak ada
batasnya tak ada yang tahu bagaimana Allah membuat dan menjadikannya demikian kukuh tanpa
tiang penyangga. Oleh karena itu, kata “banaha" sangat tepat mewakili ungkapan penciptaan
tersebut. Dengan kata tersebut mewakili penciptaan, pembangunan dan kemegahan secara otomatis
akal yang sehat akan menanyakan, “siapakah yang sanggup membuatnya demikian?" Jawabannya
adalah Allah Swt.
Demikian juga rahasia pemilihan bumi sebagai tempat tinggal manusia di antara jutaan
bahkan miliaran planet di alam semesta. Mengapa Allah memilih bumi bukan yang lain? Gunakan
akal sehat untuk mencerna dan mentadaburi semesta yang sangat luas.
Tiga pasang makhluk Allah di atas seharusnya membuat manusia berpikir sejenak. Mengapa
keenam hal tersebut diadakan Allah? Bahkan dalam surah ini untuk mengiringi sumpah yang
ketujuh, “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)”.
Keagungan dan kemegahan ciptaan-Nya tersebut seharusnya mampu membuat manusia sadar
akan kebesaran Allah Swt. dan menjadikan manusia semakin taat kepada-Nya. Tidak ada seorang
pun yang mengetahui tentang penciptaan jiwa manusia oleh Allah Swt.. Jika penciptaan manusia
secara biologis telah terungkap prosesnya, tetapi tidak ada seorang pun yang mampu
mengungkapkan rahasia jiwa/ruh manusia.
Pada ayat selanjutnya, yaitu ayat kedelapan Surah asy-Syams, Allah Swt. melengkapi nikmat
yang diberikan kepada manusia berupa ilham atau petunjuk ke jalan kefasikan dan ketakwaan.
Kemudian pada ayat kesembilan, dikatakan bahwa jiwa yang beruntung dan bahagia adalah jiwa
yang mau berusaha terus menyucikan diri. Kesucian jiwa ini harus terus dirawat dan dijaga,
tentunya dengan ketakwaan yang kualitasnya terus ditingkatkan.
Sebaliknya, orang-orang yang membiarkan dirinya berbuat zalim dengan mengotori
kejernihan jiwa, kelak akan benar-benar merugi dan menyesali kerugiannya itu. Hal tersebut sesuai
dengan Surah asy-Syam ayat 10. Dalam ayat ini Allah Swt. Memberikan contoh riil dan konkret
tentang orang-orang yang merugi dan mengotori jiwanya yaitu kisah kaum Tsamud, kaum Nabi
Shalih as..
Berikut tafsir dari Surah asy-Syams secara terperinci.
Qatadah mengatakan bahwa makna firman,
Para ulama mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt. pada ayat 4, yaitu
apabila malam menutupi matahari saat tenggelam, seluruh cakrawala menjadi gelap. Baqiyyah
ibnul Walid telah meriwayatkan dari Safwan, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Zi
Hamamah yang mengatakan bahwa apabila malam hari tiba, Allah Swt. berfirman, “Hamba-
hamba-Ku telah ditutup oleh makhluk-KU yang besar,” malam hari takut kepada Allah, dan Allah
yang telah menciptakan lebih berhak untuk ditakuti. Demikianlah menurut yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abu Hatim.
Menurut Qatadah, kata ma pada ayat kelima dapat diartikan sebagai ma masdariyah sehingga
artinya menjadi ‘dan langit serta bangunannya’. Adapun Mujahid berpendapat bahwa kata ma
dapat pula dianggap sebagai huruf yang bermakna man, sehingga artinya menjadi “Dan langit serta
Tuhan yang membangunnya”. Kedua pendapat tersebut saling berkaitan. Maksud kata banaha ialah
bangunannya yang tinggi sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain.
Pada ayat keenam, Mujahid mengatakan bahwa tahaha artinya penghamparannya. Al-Aufi
telah meriwayatkan dari ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:, dan penghamparannya,
yakni segala makhluk yang terdapat di dalamnya. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari
Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah bagian-bagiannya. Mujahid, Qatadah, Ad-Dahhak,
As-Saddi, As-Sauri, Abu Saleh, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa tahaha artinya
penghamparannya. Pendapat ini yang terkenal dan dianut oleh kebanyakan ulama tafsir, juga
terkenal di kalangan ahli bahasa.
Firman Allah Swt. pada ayat ketujuh, yaitu penciptaannya yang sempurna dengan dibekali
fitrah yang lurus lagi tegak, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya berikut.
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);, (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah ...” (Q.S. ar-Rum [30]: 30)
Rasulullah saw. bersabda, “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani, atau seorang Majusi.
Sebagaimana hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam keadaan utuh, maka apakah kamu
pernah melihatnya ada yang cacat?” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Artinya:"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. ”
Firman Allah Swt. pada Surah asy-Syams ayat 8 menerangkan bahwa kepada hamba tersebut
jalan kefasikan dan ketakwaan, kemudian Allah memberinya petunjuk sesuai dengan yang telah
ditetapkan-Nya.
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Allah telah menjelaskan
kepadanya kebaikan dan keburukan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, Ad-
Dahhak, dan As-Sauri. Sa’d ibnu Jubair mengatakan bahwa Allah mengilhamkan
(menginspirasikan) kepadanya jalan kebaikan dan keburukan. Ibnu Zaid mengatakan bahwa Allah
Swt. menjadikan dalam jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya.
Pernah ada seorang lelaki dari Bani Muzayyanah atau Bani Juhainah datang kepada
Rasulullah Saw., lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurutmu tentang apa yang
dikerjakan oleh manusia yang telah bersusah payah menanggulanginya? Apakah hal itu merupakan
sesuatu yang telah ditetapkan atas mereka dalam takdir yang terdahulu, ataukah hal itu merupakan
sesuatu yang mereka terima dari apa yang mdisampaikan oleh Nabi mereka kepada mereka, lalu
diperkuat dengan hujah atas diri mereka?”
Maka Rasulullah Saw. menjawab, “Tidak demikian, sebenarnya hal itu adalah sesuatu yang
telah ditetapkan atas diri mereka.”
Rasulullah Saw. menjawab, “Bahwa barang siapa yang diciptakan oleh Allah untuk
mengerjakan salah satu di antara keduanya, maka Allah menyiapkannya untuk itu. Hal yang
membenarkan ini dalam Kitabullah adalah firman-Nya yang mengatakan: dan jiwa serta
penyempurnaan (ciptaan)-Nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu."
Firman Allah Swt. pada Surah asy-Syams ayat 9 sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu. Takwil makna ayat dapat dikatakan bahwa sesungguhnya beruntunglah orang
yang menyucikan diri dengan taat kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah, dan
membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina. Hal yang semisal telah diriwayatkan pula dari
Mujahid, Ikrimah, dan Sa'id ibnu Jubair. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat." (Q.S. al-A’la [87]: 14-15)
Tugas Mandiri
Lakukan sesuai perintah!
1. Bacalah dan pamahilah Surah asy-Syams ayat 1-10 beserta artinya.
2. Hafalkan ayat-ayat tersebut lengkap dengan artinya.
3. Majulah ke hadapan guru pengampu untuk menguji hafalanmu.
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. ’’ (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 190)
Tugas Mandiri
Kerjakan perintah berikut!
1. Carilah asbabun nuzul Surah Ali ‘Imran ayat 190.
2. Catatlah hasilnya di buku tugas dan cantumkan sumber informasi tersebut.
3. Kumpulkan kepada guru untuk menambah nilai tugas.
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya tatkala Allah mene-
tapkan penciptaan, Dia menulis di sisi-Nya di atas arsy-Nya Sesungguhnya rahmat-Ku
mendahului daripada murka-Ku’." (H.R. Bukhari)
2. Kandungan Hadis
Hadis di atas menjelaskan bahwa Allah Mahamulia. Rahmat dan nikmat yang Allah Swt.
berikan kepada seluruh makhluk begitu melimpah. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah
Swt. akan mengutamakan pemberian rahmat-Nya dan menunda murka-Nya. Allah Swt. Maha
Pengampun kepada hamba-Nya yang mau bertobat. Hal tersebut merupakan salah satu bukti kuasa
Allah Swt. dalam memberikan rahmat-Nya dan memberikan ampunan kepada hamba atas
kehendak-Nya.
Rahmat artinya kasih sayang, yaitu sifat yang berkonsekuensi adanya kehendak atau
keinginan untuk berbuat baik kepada yang dikasihi. Cakupan rahmat Allah amatlah luas karena
Allah Swt. memiliki nama ar-Rahman dan ar-Rahim. Rahmat-Nya luas, meliputi segenap makhluk.
Tanpa rahmat, manusia akan binasa dan rugi. Oleh karena itu, kita dilarang untuk berputus asa dari
rahmat-Nya. Rahmat Allah Swt. dapat berupa ampunan bagi orang-orang yang mau bertobat.
Rahmat Allah Swt. dapat diraih dengan kiat-kiat sebagai berikut.
a. Taat kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya
Amal-amal kebajikan dan ketaatan akan mendatangkan rida Allah Swt., masuk ke surga-Nya,
dan meraih rahmat. Oleh sebab itu, Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya: Dan taatilah
Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat. (Q.S. Ali‘Imran [3]: 132)
Jadi, taat kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan faktor meraih rahmat. Syaikh al-Utsaimin
rahimahullah mengatakan, “Bila kalian taat kepada Allah Swt. dan Rasul, niscaya kalian akan
mendapatkan rahmat. Dan rahmat itu terwujud dalam teraihnya hal-hal yang diinginkan dan
hilangnya hal-hal yang dikhawatirkan.”.
Syaikh al-Utsaimin melanjutkan bahwa rahmat yang dimaksud dalam ayat adalah rahmat
khusus yang berhubungan dengan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena, rahmat umum
sudah didapatkan setiap saat, bahkan orang kafir pun merasakannya.
b. Mengikuti Kandungan Al-Qur’an
Allah Swt. berfirman yang artinya: Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang
diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Q.S. al-An’am [6]: 155]
Al-Qur’an memuat kebaikan yang melimpah dan ilmu yang banyak, la menjadi sumber
pengetahuan bagi seluruh disiplin ilmu dan mencari keberkahan.Tidak ada kebaikan kecuali
diserukan dan didorong oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an memuat berbagai macam hikmah dan
kemaslahatan. Tidak ada keburukan kecuali Al-Qur’an melarangnya dan memperingatkan
darinya, serta menjelaskan berbagai faktor agar orang menjauhinya dan selamat dari dampak
buruknya. Maka patutlah Al-Qur’an diikuti dalam perintah dan larangannya. Bangunlah asas-
asas agama dan cabang-cabangnya melalui Al-Qur’an. Faktor penting untuk menggapai rahmat
adalah mengikuti kitab suci Al-Qur’an dengan memahami dan mengamalkan kandungannya.
c. Menyimak Bacaan al-Qur’an
Allah Swt. berfirman yang artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah
baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."(Al-A’raf [7]: 204).
Ini adalah perintah umum terhadap setiap orang yang mendengarkan Al-Qur’an agar
melakukan istima’ (menyimak) dan inshat (memperhatikan). Istima’ ialah menyimak dengan
telinga, fokus dengan hati, dan men-tadabburi yang didengar. Sementara, inshat adalah
meninggalkan pembicaraan atau apa saja yang menyibukkannya dari menyimak bacaan Al-
Qur’an.
Orang yang bersikap demikian tatkala Al-Qur’an dibaca maka akan memperoleh kebaikan
yang banyak, ilmu yang melimpah, keimanan yang kontinu dan selalu diperbarui, serta hidayah
dan pemahamannya terhadap agama yang kian bertambah. Oleh sebab itu, Allah Swt.
memberikan rahmat bagi orang melalui dua sikap tersebut. Perintah ini lebih kuat bila
seseorang mendengarkan bacaan Al-Qur’an di dalam salat-salat jahriyyah.
d. Menegakkan Salat dan Menunaikan Zakat
Allah Swt. berfirman yang artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taat/ah
kepada rasul supaya kamu diberi rahmat." (Q.S. an-Nur [24]: 56)
Barang siapa mengharapkan rahmat, inilah jalannya. Barang siapa mengharapkannya tanpa
menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Rasul, orang itu hanyalah pemimpi dan
pendusta. Harapan-harapan dusta telah melalaikan hatinya.
e. Beristighfar
Allah berfirman yang artinya: Dia berkata, “Hai kaumku, mengapa kamu minta diseger&kan
keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah
agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. an-Naml [27]: 46)
Sesungguhnya rahmat Allah Swt dekat kepada orang-orang yang muhsinin. Adapun orang
yang bertobat termasuk orang-orang muhsinin.
f. Mendamaikan yang Sedang Bertikai
Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” (Q.S. al-Hujurat [49]: 19)
Allah Swt memerintahkan Rasuf-Nya untuk memenuhi hak-hak kaum mukminin dan segala
sesuatu yang menyebabkan mereka saling akrab dan menyayangi serta terjalinnya hubungan
antara mereka. Semua ini ditujukan untuk menguatkan hak sebagian orang yang menjadi
kewajiban sebagian yang lain, antara lain bila terjadi pertikaian antara mereka yang
mengakibatkan hati bercerai-berai, saling membenci, dan saling menjauh hendaknya kaum
mukminin melakukan ishtah (perbaikan) antara saudara-saudara mereka (seiman) dan berusaha
keras menempuh cara untuk melenyapkan rasa benci mereka.
Kemudian Allah Swt memerintahkan untuk bertakwa dan memberikan balasan rahmat atas
ketakwaan dan memperhatikan hak kaum mukminin. Allah Swt. berfirman: “supaya kamu
mendapat rahmat”. Apabila rahmat telah teraih, kebaikan dunia dan akhirat pun akan tergapai.
Tugas Mandiri
Kerjakan perintah berikut!
Bentuklah sebuah kelompok yang beranggotakan empat siswa. Carilah contoh-contoh fenomena sosial
dan alam sebagai bukti kekuasaan Allah Swt sebagaimana dalam Surah asy-Syams ayat 1—10, Surah
Ali ‘Imran ayat 190, dan hadis Bukhari pada materi di atas. Tulislah hikmah-hikmah yang dapat diambil
dari fenomena-fenomena tersebut. Catat hasilnya di selembar kertas sebagai laporan. Kumpulkan kepada
guru untuk mendapatkan nilai.
Pekerjaan Rumah
Kerjakan perintah berikut!
1. Mengapa kita harus tetap bekerja meskipun rezeki telah ditentukan sebelum lahir ke dunia?
2. Jelaskan hubungan antara kekuasaaan dan rahmat Allah Swt dengan sikap disiplin dalam
menjalankan kewajiban beribadah kepada-Nya.
3. Kerjakan di buku tugas dan kumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Akhlak Mulia
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt yang paling sempurna, hendaknya dapat senantiasa
bersyukur dan tetap beriman kepada Allah Swt Sang Pencipta alam semesta dan isinya. Berbagai
peristiwa alam yang terjadi di bumi merupakan bukti atas kekuasaan dan kebesaran Alah Swt. Sebagai
hamba Alah, kita harus meyakini adanya kekuasaan dan kebesaran Alah tersebut Selain itu, kita juga
hendaknya dapat lebih rajin dan disiplin dalam menjalankan perintah Alah Swt.
Kosakata
Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
8.
Pada ayat di atas, lafaz yang digaris bawah memiliki arti ....
a. bulan
b. matahari
c. siang
d. malam
9. Dalam Surah asy-Syams ayat 10 disebutkan mengenai orang-orang yang merugi dan mengotori
jiwanya yaitu kaum Nabi Shaleh as yang bernama ....
a. Tsamud
b. Quraisy
c. Kana’an
d. Bani Israil
10. Arti lafaz …….. pada hadis riwayat Bukhari adalah ....
a. ciptaan-Ku
b. kemurkaan-Ku
c. sisi-Ku
d. azab-Ku
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan maksud merenungi ayat-ayat Allah dalam kaitannya dengan Surah Ali Imran ayat 190!
Jawab: ………………………………………………………………………………………
2. Tuliskan Surah asy-Syams ayat 3!
Jawab: ……………………………………………………………………………………….
3. Jelaskan maksud dari kata mengiringi “talaha" dalam Surah asy-Syams ayat 2 menurutal-Farra’!
Jawab: ……………………………………………………………..........................................
4. Sebutkan tiga pasang ciptaan Allah Swt. yang disebutkan sebagai sumpah dalam Surah asy-Syams
[91]: 1-6!
Jawab: …………………………………………………………………………………………
5. Tuliskan hadis riwayat Bukhari tentang kekuasaan dan rahmat Allah Swt.!
Jawab: ………………………………………………………………………………………….
Taadrib
Tes Tertulis
A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepati
1. Allah adalah al-Qadir artinya ....
a. Maha Pemurah
b. Mahakuasa
c. Maha Melihat
d. Maha Mendengar
2. Salah satu fenomena'alam dan merupakan bukti kekuasaan Allah dalam Q.S. asy-Syams adalah ....
a. terjadinya hujan
b. terjadinya bencana alam
c. terjadinya siang dan malam
d. terjadinya gerhana bulan
3. Tidak ada yang bisa membatasi kekuasaan Allah karena kekuasaan Allah bersifat....
a. sementara
b. terbatas
c. mutlak
d. temporer
4. Penguasa yang beriman tidak akan sombong karena yakin bahwa kekuasaan manusia ....
a. mutlak
b. abadi
c. absolut
d. sementara
5.
Fenomena alam yang terkandung dalam ayat di atas adalah ....
a. terjadinya pagi
b. terjadinya gerhana bulan
c. terjadinya malam
d. terjadinya gerhana
6. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Q.S. asy-Syams
[91]:8). Jika manusia memilih kefasikan berarti itu ....
a. ketentuan dari Allah
b. pilihan manusia sendiri
c. takdir Allah
d. petunjuk dari Allah
7. Bumi berputar pada porosnya hingga terjadi siang dan malam. Fenomena alam ini sesuai kandungan
Q.S.asy-Syams ayat....
a. 3-4
b. 7-8
c. 5-6
d. 9-10
8. "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (Q.S. asy-Syams [91]: 9). Maksud
menyucikan jiwa pada ayat tersebut adalah . ...
a. orang yang taat pada perintah Allah
b. orang yang memilih jalan kefasikan
c. orang yang memilih jalan kemaksiatan
d. orang yang dipercaya
9. Langit dan bumi dengan segala macam atributnya berupa planet-planet dan galaksi merupakan
fenomena alam yang terkandung dalam Surah ....
a. Ali ‘Imran 109
b. asy-Syams ayat 8
c. asy-Syams ayat 5
d. al-Lail ayat 3
10. “Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. ”(Q.S. asy-Syams[91]: 10). Maksud orang
yang merugi dalam ayat tersebut adalah ....
a. orang yang menempuh jalan ketakwaan
b. orang yang menempuh jalan kefasikan
c. orang yang berbuat zalim
d. orang yang menyekutukan Allah
11. Allah Swt. mengaruniakan rahmat kepada hamba-Nya yang dikehendaki. Rahmat artinya ....
a. kasih sayang
b. perlindungan
c. ampunan
d. sandaran
19. Orang-orang yang membuka akal dan pikirannya untuk melihat, menyimpulkan, dan mengambil ibrah
dalam setiap keajaiban ciptaan-ciptaan Allah disebut....
a. ulilabshar
b. ulin nuha
c. ulul albab
d. ‘ilmul yaqin
20. Cukupan rahmat Allah SWT amatlah luas karena Allah SWT memiliki nama …..
a. al-Kaliq
b. al-Malik
c. ar-Rahman dan ar-Rahin
d. al-Quds
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kehidupan setelah alam dunia adalah kehidupan yang harus diprioritaskan karena kehidupan setelah
mati merupakan kehidupan yang …………..
2. Arti dari lafaz ……… adalah
3. Dengan terjadinya pergantian siang dan malam, manusia dapat mengetahui perhitungan………..
4. Surah asy-Syams di dalam Al-Qur’an terletak setelah Surah ………………..
5. Surah asy-Syams terdiri atas ……………………………. ayat.
6. Kekuasaan Allah yang diberikan kepada manusia bersifat……………
7. Dan janganlah berputus asa. Kalimat di samping di dalam Al-Qur’an disebutkan dengan………….
8. Hadis tentang kekuasaan dan rahmat Allah diriwayatkan oleh………………..
9. Beristigfar merupakan salah satu cara untuk menggapai…………….
10. Tanda-tanda kekuasaan Allah dalam Surah Ali 'Imran ayat 190 adalah………….
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah Ini dengan benar!
1. Sebutkan salah satu bentuk luasnya rahmat dari Allah!
Jawab: ……………………………………………………………………………
2. Jelaskan kandungan Surah asy-Syams ayat 8!
Jawab: …………………………………………………….
3. Terjemahkan potongan hadis berikut!
Jawab: ………………………………………………..
4. Apa makna silih bergantinya malam dan siang menurut Ibnu Katsir?
Jawab: …………………………………………….........
5. Jelaskan yang dimaksud rahmat Allah Swt.!
Jawab: ………………………………………………….
Tes Praktik
Lakukan sesuai perintah!
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat siswa.
2. Carilah dua ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
3. Sebutkan hikmah yang dapat diambil dari tanda-tanda kebesaran Allah tersebut
4. Catat hasilnya sebagai laporan atas diskusi yang telah dilakukan.
5. Presentasikan di depan kelas untuk diberikan penilaian oleh guru.
Perbaikan
Jawab: ……………………………………..
5. Terjemahkan ayat berikut!
Jawab: ………………………………………………………..
Pengayaan
Kerjakan perintah berikut!
Di dunia ini banyak terdapat berbagai jenis buah, misalnya jeruk Jeruk pun masih terbagi lagi menjadi
berbagai jenis. Pertanyaannya, mengapa ada buah jeruk yang dapat tumbuh di Indonesia, namun juga ada
yang tidak dapat tumbuh di Indonesia padahal sama-sama buah jeruk? Apa hikmah di balik hal tersebut?
Tulis jawaban di buku tugas, lalu kumpulkan kepada guru.
25. Orang yang hanya menafsirkan Al-Qur'an berdasarkan terjemahan tanpa bekal ilmu-ilmu Al-
Qur'an yang cukup, pada hakikatnya termasuk orang yang
a. mengembangkan Al-Qur'an
b. membenci Al-Qur'an
c. merusak Al-Qur’an
d. mencintai Al-Qur'an
26. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Membantu tetangga dekat yang sudah tua dan sebatang kara.
2) Melaksanakan kewajibannya kepada Allah dengan ikhlas.
3) Beramal kepada orang yang tidak mampu dengan ikhlas.
4) Aktif dalam kegiatan-kegiatan di kampung.
5) Mengatur waktu sebaik-baiknya untuk masalah dunia dan akhirat.
Dari beberapa pernyataan di atas, yang termasuk pengamalan Al-Quran dalam kehidupan pribadi
ditunjukkan pada nomor....
a. 1 dan 3
b. 2 dan 5
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
27. Pernyataan di bawah ini yang termasuk kiat untuk meraih rahmat Allah Swt. adalah ....
a. menaati perintah pemimpin dalam segala hal
b. menjaga hubungan baik dengan sesama manusia
c. mendamaikan saudara yang sedang bertikai
d. membawa Al-Qur’an ke mana saja pergi
28. Makna kata dalam hadis tentang kekuasaan dan rahmat Allah Swt. adalah ....
a. mendahului
b. menjaga
c. melindungi
d. mengharapkan
29. Surah Ali 'Imran ayat 190 menyebutkan tentang ulul albab. Makna ulul albab pada ayat tersebut
adalah ....
a. orang-orang yang beruntung
b. orang-orang yang mendapat petunjuk
c. orang-orang yang berargumen
d. orang-orang yang berakal
30. Berikut yang tidak termasuk bukti-bukti kekuasaan Allah Swt. dalam Surah asy-Syams ayat 1-10
adalah ....
a. Allah menciptakan langit beserta planet-planet lainnya yang se nantiasa tunduk dan patuh pada
aturan-Nya
b. Allah menciptakan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya
c. diciptakannya manusia dalam keadaan fitrah kemudian Allah mengilhamkan pada jiwa
manusia kefasikan dan ketakwaan
d. Allah berkuasa menciptakan hewan berpasang-pasangan agar bermanfaat bagi manusia
BAB 3
Sifat Pemurah dan Menjauhi Sifat Kikir
Kompetensi Dasar
1.3 Menerima bahwa Allah Swt. mencintai orang yang pemurah dan membenci orang yang kikir.
2.3 Menjalankan sikap peduli kepada masyarakat.
3.3 Menganalisis isi kandungan Q.S. al-Lail (92): 1-11, dan hadis hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah,
Tadarus
Sebelum memulai materi, bacalah Q.S. Surah al-Jumu'ah [62] ayat 9-11 di bawah ini dengan tartil!
Ringkasan Materi
Allah Swt. menciptakan manusia dengan diberi akal supaya dapat berpikir dan membedakan hal baik
dan buruk. Setiap manusia dapat menentukan sendiri perbuatannya. Orang-orang yang berbuat baik,
terutama terhadap sesamanya dan makhluk ciptaan Allah lain, akan, diberikan
balasan terbaik juga dari-Nya. Adapun orang yang berbuat buruk akan mendapatkan balasan yang buruk
sesuai perbuatannya. Pada materi kali ini, kita akan mempelajari Surah al-Lail dan hadis tentang sifat
pemurah dan menjauhi sifat kikir. Simak penjelasan berikut dengan saksama!
A. Surah al-Lail
1. Lafaz dan Terjemahan Surah al-Lail [92] Ayat 1-11
Artinya:
1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
2. dan siang apabila terang benderang,
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa,
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),
7. maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
9. serta mendustakan pahala terbaik,
10. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (Q.S. al-Lail [92]:1-11)
2. Asbabun Nuzul Surah al-Lail
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang
mayangnya menjulur ke rumah tetangganya, seorang fakir yang banyak anak. Setiap kali pemilik
kurma itu memetik buahnya, ia memetiknya dari rumah tetangganya itu. Apabila ada kurma yang jatuh
dan dipungut oleh anak-anak orang fakir itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak
itu, bahkan yang sudah masuk mulut mereka pun dipaksanya keluar.
Orang fakir itu mengadukannya kepada Rasulullah saw. dan beliau berjanji akan menyelesaikannya.
Kemudian Rasulullah saw. bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda: “Berikan kepadaku pohon
kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggamu itu. Sebagai gantinya kamu akan mendapat
pohon kurma di surga."
Si pemilik pohon kurma berkata: “Hanya sekian tawaran Tuan? Aku mempunyai banyak pohon
kurma dan pohon kurma yang diminta itu yang paling baik buahnya.” Lalu si pemilik pohon kurma itu
pun pergi.
Pembicaraan si pemilik pohon kurma dengan Rasulullah saw. itu terdengar oleh seorang dermawan.
Orang dermawan itu langsung menghadap Rasulullah saw dan berkata: “Seandainya pohon itu menjadi
milikku, apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku?"
Rasulullah saw. menjawab: “Ya."
Maka, pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma.
Si pemilik pohon kurma berkata: “Apakah engkau tahu bahwa Muhammad saw. menjanjikan pohon
kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku’’ Aku
telah mencatat tawaran beliau. Akan tetapi, buah pohon kurma yang satu itu sangat mengagumkan.
Aku banyak mempunyai pohon kurma, tetapi tidak ada satu pohon pun yang selebat itu.''
Orang dermawan itu berkata: "Apakah engkau mau menjualnya?"
Si pemilik pohon kurma menjawab, ''Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi
keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup."
Orang dermawan itu bertanya lagi, "Berapa yang engkau inginkan?"
Si pemilik pohon kurma menjawab, “Aku ingin empat puluh pohon kurma.”
Orang dermawan itu terdiam, kemudian berkata lagi, "Engkau minta yang bukan-bukan. Namun,
baiklah aku berikan empat puluh pohon kurma padamu, dan aku minta saksi jika engkau benar-benar
mau menukarnya.” la pun memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.
Orang dermawan itu menghadap Rasulullah saw. dan berkata: 'Ya Rasulullah, pohon kurma itu telah
menjadi milikku. Aku akan menyerahkannya kepada Tuan."
Maka, berangkatlah Rasulullah saw. menemui pemilik rumah yang fakir itu dan bersabda, "Ambillah
pohon kurma itu untukmu dan keluargamu.”
Maka, turunlah ayat ini (al-Lail ayat 1 sampai akhir) yang membedakan kedudukan dan kesudahan
orang bakhil dengan orang dermawan.
3. Kandungan Surah al-Lail [92] Ayat 1-11
Allah Swt. bersumpah dengan menyebutkan gelapnya malam, terangnya siang, dan penciptaan
laki-laki dan perempuan Hal tersebut terdapat pada awal Surah al-Lail ayat 1-3. Ayat 4 Surah al-Lail
menyebutkan bahwa sesungguhnya usaha atau perbuatan yang dilakukan setiap manusia berbeda-
beda. Berikutnya, kandungan Surah al-Lail ayat 5, 6. dan 7, yaitu Allah Swt. akan memberikan
kemudahan dalam segala urusan dan disediakan surga bagi orang-orang yang bertakwa dan ma
memberikan hartanya di jalan Allah Swt..
Pada ayat 8 Surah al-Lail terdapat lafaz yang artinya "merasa dirinya cukup". Adapun yang
dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak
bertakwa kepada-Nya. Adapun yang dimaksud dengan mendustakan pahala terbaik yang terdapat pada
ayat 9 adalah mengingkari atau tidak percaya dengan adanya balasan pahala dan surga dari Allah Swt.
bagi orang-orang yang berbuat baik.
Pada ayat 10 dan 11, Allah Swt. memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang bakhil dan merasa
dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik akan diberikan kesusahan dan jalan yang sulit dari
Allah Swt. Selain itu, harta yang dimiliki selama hidup di dunia tidak akan memberikan manfaat
setelah meninggal.
Surah ini membicarakan tentang kemurahan Allah terhadap perbuatan dan amal manusia yang
bermacam-macam. Perbedaan amal tersebut memiliki konsekuensi yang berbeda pula, yaitu
kebahagiaan dan kesengsaraan. Pada akhirnya semua bermuara pada rida Allah yang dibalas dengan
surga-Nya atau kemurkaan Allah yang diturunkan melalui neraka-Nya.
Surah ini juga menjelaskan kesalahan persepsi sebagian orang tentang harta. Namun, hal tersebut
tidak memberi manfaat sedikit pun di hari kiamat. Hal ini dilengkapi dengan contoh kebahagiaan yang
dirasakan oleh orang yang bertakwa yang selalu menyucikan jiwanya.
Orang-orang yang berani menginfakkan hartanya di jalan Allah, la tak pernah khawatir sedikit pun
akan ditimpa kebangkrutan. Lalu ia juga bertakwa dan menjaga diri dari yang diharamkan Allah.
Sebagaimana ditafsirkan oleh Ibnu Abbas ra. la meyakini bahwa yang dilakukannya tidaklah sia-sia.
Allah telah menjanjikan balasan yang sangat luar biasa, la memercayainya dengan sepenuh hati.
Menurut beberapa ulama dan ahli afsir kata “al-Husna" artinya bermacam-macam. Ada yang
menafsirkannya dengan surga. Sebagian lain menafsirkannya sebagai la ilaha illallah, Islam, dan
balasan Allah atas amal kebaikan. Namun, semuanya tidaklah berlawanan arti karena muaranya sama,
yaitu Allah menjanjikan balasan bagi setiap amal baik berupa surga melalui tuntunan agama Islam.
Konsekuensi dari kedermaan dan ketakwaan serta tsiqah billah ini membuahkan hasil yang manis
berupa kemudahan. Kemudahan dalam membiasakan amal kebaikan serta kemudahan memperoleh
kebahagiaan dan kelapangan hidup dan kelak dimudahkan jalannya menuju surga.
Adapun orang yang bakhil dengan menimbun harta dan kikir dalam mendermakannya akan merasa
berada dalam gelimangan harta, la mempersepsikan bahwa dengan harta bisa memiliki segalanya dan
memenuhi semua keinginannya, la kemudian menjadi bertambah sombong. Allah pun tak lagi
dianggapnya sebagai Tuhan yang memberinya karunia dan rezeki yang lapang, la lupakan Allah, la
dustakan ketuhanan-Nya. la ragukan keserbamahaannya. la pun meragukan janjinya. Bahkan ia
dustakan sama sekali dan menganggap bahwa kebenaran hari akhir dan pembalasan amal hanya sebuah
ilusi.
Orang yang memiliki karakter seperti ini sangat layak bila diberikan kesulitan yang berlipat. Allah
mudahkan baginya jalan kesukaran Hidupnya akan dipenuhi kesulitan meski berlimpah harta. Hatinya
tak tenang. Fisiknya digerogoti penyakit. Kelak saat maut menjemput, ia baru merasakan kerugian dan
petaka besar yang akan menyengsarakannya.
Harta yang ditimbun dan dijaganya siang malam tak bisa menghalangi datangnya kehancuran dan
kematiannya. Tak sepeser pun harta yang dikumpulkan dibawa ke liang lahad. Jika pun orang yang
masih hidup memaksakan untuknya membawa harta tersebut, tidaklah berguna. Bahkan kalau pun hal
tersebut terjadi, ia akan berhadapan dengan makhluk yang tidak mengenal arti dunia, la takkan pernah
bisa menyuapnya dengan harta.
Ada dua jalan yang sama-sama terbuka. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan tersebut.
Namun. Allah Mahabijak dan Mahaasih. Dia menurunkan dan mengirim utusan-Nya dari kalangan
manusia untuk mengingatkan dan membimbing agar para manusia tidak tersesat dalam memilih jalan
itu. Dia pun mengobral petunjuk-Nya. Sampai demikian pun manusia tetap saja banyak yang enggan
mengambilnya.
Tugas Mandiri
Kerjakan sesuai perintahi
1. Bukalah Al-Qur'an dan tuliskan kembali lanjutan ayat dari Surah al-Lail hingga ayat terakhir.
2. Kerjakan di buku tugas lengkap dengan terjemahannya.
3. Kumpulkan kepada guru untuk mendapatkan nilai.
Nabi Muhammad saw. memberitahukan bahwa hakikat sedekah tidak mengurangi harta. Secara
perhitungan, apabila kita mengeluarkan harta memang berkurang. Akan tetapi, setelah itu sedekah
akan menambah harta, baik jumlah maupun berkah. Sedekah akan menjadi kunci pintu rezeki dan
sebab bertambahnya. Allah menyuburkan sedekah dengan memperbanyak dan mengembangkannya di
dunia. Sedangkan di akhirat, Allah menjaganya semenjak dikeluarkan harta tersebut untuk infak.
Penjagaan ini seperti seseorang menjaga benih yang ditanamnya dengan diperhatikan dan dipupuk
sampai benih tersebut menjadi pohon yang besar. Ibarat seseorang yang menjaga dan memelihara anak
kuda yang masih kecil, la memberi makan dan merawat dengan baik sehingga menjadi kuda yang
besar dan tangguh. Artinya, pahala besar akan diperoleh walaupun melalui infak yang sedikit.
Adapun beberapa hikmah yang diperoleh dengan bersedekah atau mengeluarkan zakat sebagai
berikut.
a. Ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas nikmat harta yang diberikan oleh Allah
b. Membersihkan dan menyucikan harta dan jiwa umat Islam.
c. Mengikis sifat kikir dan akhlak tercela dalam diri, serta mendidik diri agar bersifat pemurah dan
berakhlak mulia.
d. Mendidik dan menyadarkan manusia bahwa harta hanyalah titipan Allah Swt.
e. Menghapus jurang pemisah antara yang kaya dan miskin.
2. Hadis Riwayat Muslim dari Jabir bin Abdillah
Artinya :
Dari Jabir bin Abdillah ra., bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, “Hindarilah kezaliman
karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran karena kekikiran
itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka
menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan!” (H.R. Muslim)
Hadis tersebut memberikan peringatan terhadap orang yang kikir atau bakhil karena menjadi sebab
binasanya umat-umat terdahulu. Ketamakan menggiring mereka bertindak sewenang-wenang terhadap
harta orang lain sehingga terjadi banyak perang dan fitnah yang berakibat kebinasaan. Kebinasaan
seperti ini baru dialami di dunia. Belum lagi di akhirat, tindakan sewenang-wenang terhadap harta
orang lain dan menumpahkan darahnya merupakan kezaliman dan dosa yang teramat besar. Perbuatan-
perbuatan maksiat inilah yang merupakan sebab kebinasaan di akhirat dan mendapat azab neraka.
Tugas Mandiri
Kerjakan sesuai perintah!
1. Tuliskan kembali hadis riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah di atas.
2. Jelaskan isi kandungan dan hikmah yang dapat diambil dari hadis tersebut.
3. Kerjakan di buku tugas dan kumpulkan kepada guru untuk mendapatkan nilai.
Artiya:
"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan
melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.
(Q.S. al-Hadid [57]: 11).
b. Mendapatkan Ampunan, Dijauhkan dari Azab Neraka, dan Dicintai Allah Swt.
Orang yang pemurah akan mendapatkan ampunan, dijauhkan dari azab neraka, dan dicintai
Allah Swt.. Manusia memiliki fitrah melakukan kesalahan. Meskipun kita sudah berusaha baik tetap
saja tak luput dari kesalahan dan dosa. Agar dosa diampuni dan dicintai Allah Swt., hendaklah kita
bersedekah. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya
dengan bersedekah sebutir kurma." (H.R. Bukhari dan Muslim)
c. Orang yang Dermawan Disenangi Allah dan Sesama Manusia
Allah Swt. dan sesama manusia lebih menyukai orang yang bersifat dermawan. Dalam
sebuah riwayat disebutkan, “Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat kepada manusia, dan
dekat dengan surga. Seseorang yang kurang pandai tetapi dermawan lebih disukai disukai Allah
daripada orang yang alim tetapi kikir.” (H.R. Tabrani)
Tugas Kelompok
Kerjakan sesuai perintah!
Diskusikan bersama kelompok manfaat dan keutamaan sifat dermawan selain yang disebutkan
di dalam materi. Carilah dalil-dalil yang relevan dengan manfaat dan keutamaan tersebut. Tulislah
dalil-dalil tersebut di buku tugas. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas.
D. Kikir
1. Pengertian Kikir
Kikir/bakhil adalah kebalikan dan dermawan atau pemurah. Kikir atau bakhil yaitu enggan
mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada yang berhak menerimanya. Padahal di dalam harta
itu ada hak bagi fakir miskin dan anak yatim. Menurut Al-Juqani dalam kitab at-Tarifat mendefinisikan
bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni menahan member ikan sesuatu kepada orang lain yang
sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau dicegah. Sebagai contoh, orang yang enggan membayar
infak dan sedekah.
Orang yang bersifat kikir telah berkhianat kepada Allah karena tidak mau menunaikan amanat yang
diberikan kepadanya berupa harta benda yang telah diterimanya. Orang yang kikir atau bakhil hanya
akan menemui kesukaran dan terjerumus dalam perbuatan dosa, menjadi sombong, congkak, serta
cinta dunia yang berlebihan. Bakhil termasuk sifat yang tercela karena sifat ini lahir dari godaan setan
Bakhil dijadikan setan sebagai jalan yang menyesatkan manusia menuju neraka Allah Swt. melarang
manusia untuk berbuat bakhil, sebagaimana dijelaskan di dalam Surah al-lsra’ [17] ayat 29-30
Qarun merupakan salah satu penggambaran orang bersifat bakhil yang kisahnya diabadikan di dalam
Al-Qur an. Pada akhirnya Allah Swt menenggelamkan Qarun beserta hartanya. Apa pun posisi dan
kedudukan kita di dunia ini, janganlah berbuat bakhil. Bahkan, seorang suami tidak boleh berbuat
bakhil kepada istri dan anaknya.
2. Bahaya Perilaku Kikir
Sifat kikir merupakan salah satu dari sifat tercela yang dapat mengakibatkan kemudaratan bagi
pelakunya. Sifat bakhil akan menimbulkan bahaya, baik di dunia maupun akhirat. Berikut bahaya dari
perilaku bakhil.
a. Mengakibatkan dosa besar.
b. Mengikuti jejak setan.
c. Penghalang masuk surga.
d. Mempersempit rezeki.
e. Sumber kehancuran hubungan sosial.
3. Menghindari Perilaku Kikir
Setelah mengetahui bahaya dari perilaku bakhil/kikir, kita harus bisa menghindari perilaku tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari perilaku bakhil
sebagai berikut.
Tugas Kelompok
Kerjakan perintah berikut!
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa.
2. Carilah ayat-ayat atau hadis yang berkaitan dengan perilaku bakhil, selain yang terdapat pada materi di
atas.
3. Jelaskan hikmah dilarang perbuatan bakhil dalam kehidupan.
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas.
5. Kelompok lain memberikan tanggapan.
Pekerjaan Rumah
Lakukan sesuai perintah!
Buatlah rangkuman mengenai sifat pemurah atau dermawan dan sifat bakhil/kikir. Sertakan ayat atau hadis
yang relevan dengan pembahasan tersebut. Kerjakan di selembar kertas. Kumpulkan kepada guru pada
pertemuan berikutnya.
Akhlak Mulia
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki dua sikap, yaitu sikap baik dan buruk. Manusia memiliki
kebebasan untuk memilih berbuat baik ataupun buruk. Akan tetapi, hal penting yang harus digarisbawahi
bahwa setiap perbuatan akan ada balasannya, la akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat
kelak. Untuk itu, agar kita memperoleh akhir yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik dan hindarilah
perbuatan yang buruk.
Perbuatan baik akan melahirkan dampak positif, baik di dunia (saat ini) maupun kelak di akhirat.
Kosakata
Akhlak : budi pekerti
Bakhil : kikir, pelit
Infak : pemberian (sumbangan) harta atau yang lainnya (selain zakat wajib) untuk kebaikan
Sedekah : pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, diluar kewajiban
zakat sesuai dengan kemampuan pemberi
Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, diluar kewajiban zakat sesuai
dengan kemampuan pemberi disebut....
a. infak
b. sedekah
c. hadiah
d. hibah
2. Orang yang gemar bersedekah hartanya akan…..
a. habis
b. sia-sia
c. terus berkurang
d. bertambah
3. Lafaz dalam hadis riwayat Muslim artinya
a. kezaliman
b. kebodohan
c. kekikiran
d. kegelapan
4. "Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang .. ."
Lanjutan dari terjemahan Surah al-Lail adalah orang yang ayat 10 di atas yang benar adalah
a. mudah
b. sukar
c. benar
d. batil
5. Qarun merupakan salah satu penggambaran orang yang bersifat ....
a. tabzir
b. suuzan
c. durhaka
d. bakhil
6. Kikir adalah salah satu sifat tercela yang lahir dari
a. kepribadian diri sendiri
b banyaknya harta yang diperoleh
c. pergaulan lingkungan yang bebas
d. godaan setan
7. Berikut bukan hal yang dapat dilakukan untuk menghindarkan diri dari perilaku bakhil adalah ....
a. banyak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah
b. gemar berinfak dan bersedekah
c. menyimpan uang di bank
d. memohon perlindungan Allah dari kebakhilan
8. Orang yang enggan membayar infak
a. israf
b. tabzir
c. bakhil
d. munafik
9. Surah al-Lail di dalam Al-Qur'an merupakan surah ke ....
a. 90
b. 91
c. 92
d. 93
10. Orang yang kufur kebanyakan meng- gunakan kenikmatan yang ada di alam semesta dengan sekehendak
hati, Barang siapa yang kufur terhadap nikmat Allah maka ....
a. tidak akan pernah merasakan kenikmatan di dunia
b. Allah akan memberikan azab di dunia dan akhirat
c. Allah akan memberinya kesengsaraan di dunia
d. Allah akan menambah nikmat baginya
Tadrib
Tes Tertulis
A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepati
1. Surah al-Lail ayat pertama diawali dengan lafaz ....
2. Orang yang enggan membayar infak dan sedekah termasuk memiliki sifat
a. malas
b. kikir
c. qanaah
d. mubazir
3. Salah satu bentuk dari sikap peduli kepada masyarakat adalah ....
a. riya'
c. gibah '
b. su'uzan
d. sedekah
4. Lafaz dalam hadis riwayat Muslim artinya ....
a. kesusahan
b. keburukan
c. kekikiran
d. kegelapan
5. Segala bentuk akhlak tercela akan mendatangkan ....
a. kemudaratan
b. kemaslahatan
c. keselamatan
d. kenikmatan
6. Perilaku yang dapat menimbulkan kehancuran hubungan sosial adalah…
a. bakhil
b. israf
c. tabzir
d. jahil
7. Orang yang suka membelanjakan hartanya untuk suatu hal yang tidak bermanfaat disebut....
a. jahil
b. ikhtiar
c. tamak
d. mubazir
8. Faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku kikir adalah ....
a. ingin sedekah dan rela hartanya berkurang
b. pandangan bahwa harta milik sendiri, bukan titipan dari Allah dan takut hartanya berkurang
c. keyakinan bahwa harta tidak akan dibawa mati
d. merasa senang bisa berbagi
9. Orang yang suka melakukan perbuatan tercela termasuk teman dekat setan dan setan pasti akan ....
a. membiarkannya
b. menertawakannya
c. menentangnya
d. menyesatkannya
10. Penyakit bakhil dapat menjadikan kerenggangan hubungan sosial masyarakat. Hal ini karena penyakit
bakhil dapat....
a. menimbulkan perasaan iba
b. menanamkan kedengkian dan iri
c. mempermudah komunikasi antar sesama
d. menjadikan manusia mengetahui arti perbedaan
11. Berikut bukan dampak negatif sikap bakhil adalah ....
a. bakhil menyeret pelakunya ke dalam berbagai perbuatan dosa
b. pelaku bakhil mendapatkan azab yang pedih di akhirat
c. bakhil dapat dijauhkan dari ke imanan kepada Allah Swt.
d. mendapatkan ketenteraman hidup di dunia dan akhirat
12. Orang yang mempunyai sifat kikir biasanya....
a. enggan membantu orang lain
b. suka menolong
c. bersifat dermawan
d. gemar bersedekah
13. Mendapatkan bala termasuk ....
a. dampak positif sifat kikir
b. manfaat sifat kikir
c. dampak negatif sifat kikir
d. sifat terpuji
Tes Praktik
Kerjakan sesuai perintah!
1. Hafalkan Surah al-Lail dan hadis-hadis nwayal Muslim tentang kikir dan dermawan.
2. Hafalkan beserta terjemahannya
3. Perdengarkan Surah al-1 ail dan hadis hadis riwayat Muslim tentang kikir dan dermawan di depan kelas
4. Buaflah kesimpulan keterkaitan antara kandungan Surah al-Lail ayat 1-10 dan hadis-hadis tersebut
Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Tuliskan terjemahan ayat berikut!
Jawab:………………………………………………………………………
2. Tuliskan lafaz ayat dari Surah al-Lail yang memiliki arti berikut!
‘Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga).’
Jawab: ……………………….
Jawab:………………………………………………………………………
5. Terjemahkan potongan hadis berikut !
Jawab: ……………………………………………………………………..
Pengayaan
Kerjakan perintah berikut!
Amatilah lingkungan di sekitar tempat tinggalmu. Sebutkan hal-hal yang dapat kamu lakukan
sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Catatlah hasil pekerjaanmu di buku tugas, lalu
kumpulkan pada pertemuan berikutnya.
7. Seseorang yang mengaku beriman kepada Allah berarti wajib beriman kepada ....
a. para malaikat, kitab-kitab, dan para rasul
b. para malaikat, kitab-kitab, surge dan neraka, hari Akhir, serta qada-qadar
c. para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari Akhir, serta alam gaib
d. para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari Akhir, serta qada qadar
8. Dua golongan makhluk Allah yang mendapat khitab (perintah) untuk menyembah-Nya adalah ....
a. manusia dan jin
b. malaikat dan jin
c. manusia dan iblis
d. malaikat dan iblis
9. Nama lain Al-Qur’an yang artinya penjelas adalah ....
a. al-Huda
b. al-Furqan
c. al-Bayan
d. asy-Syifa'
10. Dalam pembagian hadis, salah satunya terdapat hadis fi'li. Kata fi'li berasal dari bahasa Arab yang
artinya ....
a. ucapan
b. ketetapan
c. perilaku
d. tindakan
11. Hadis yang menceritakan dan menyebutkan tentang hal-hal ihwal yang menyangkut tentang keadaan
fisik Rasulullah disebut sunah ....
a. ahwaliyah
b. fi'liyah
c. taqririyah
d. qauliyah
12. Al-Qur'an pada awal masa pengumpulannya adalah ....
a. tertulis pada dokumen khusus Rasulullah saw.
b. tertulis rapi dalam sebuah buku
c. tertulis pada lembaran-lembaran
d. tertulis indah di dinding masjid
13. Perbuatan berikut tidak mencerminkan perilaku yang sesuai dengan Al- Qur'an adalah ....
a. hormat kepada orang tua
b. pengambilan keputusan dengan musyawarah
c. bersikap rendah hati
d. memberikan sedekah agar dipuji orang
14. Farah senantiasa membaca Al-Qur'an di sela-sela kesibukannya belajar, la juga menyempatkan untuk
mendatangi majelis-majelis ilmu yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Farah selalu berusaha
berperilaku
sesuai dengan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Farah adalah seorang yang ....
a. membenci kitab suci Al-Qur'an
b. cinta kepada kitab suci Al-Qur’an
c. membenci kitab suci agama lain
d. cinta kepada kitab suci agama lain
15. Pendidikan Al-Qur’an ditanamkan mulai dari anak-anak karena anak-anak ibarat....
a. lembaran yang kosong
b. batu yang keras
c. air yang jernih
d. batu hitam
16. Berikut bukan merupakan kitab samawi adalah ....
a. Tripitaka
b. Taurat
c. Injil
d. Zabur
17. Membaca Al-Qur'an adalah ibadah, namun membaca hadis baru dianggap suatu ibadah apabila ....
a. agar dianggap alim
b. menjawab soal ujian
c. memenuhi tugas guru
d. untuk mencari ilmu
18. Semua binatang yang buas hukumnya haram dikonsumsi. Pernyataan di atas merupakan contoh fungsi
hadis sebagai ....
a. penguat hukum-hukum Al-Qur'an
b. pembatas keumuman Al-Qur’an
c. pembuat hukum-hukum baru yang belum ada di dalam Al-Qur'an
d. penafsir ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal
19. Diperbolehkannya mengonsumsi bangkai belalang diatur dalam ....
a. Al-Qur'an
b. undang-undang tentang makanan
c. hadis
d. ijma’
27. "Dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup/tidak butuh kepada Allah, serta mendustakan
pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya ...."(Q.S. al-Lail [92]: 8-10)
a. jalan yang (erang
b. jalan yang lurus
c. jalan yang panjang
d. jalan yang sukar
28. Tidak akan berhenti sifat orang kikir sampai dia ...
a. pulang ke rumah
b. kaya raya
c. masuk kubur (mati)
d. sukses
29. Rasulullah saw sangat khawatir apabila umatnya ...
a. miskin
b. berlomba-lomba untuk menguasai harta
c. kekurangan
d. fakir
30. Suka memberi kepada yang membutuhkan adalah pengertian dari ...
a. pemurah
b. tinggi hati
c. rendah hati
d. tawaduk
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Hadis qauliyah merupakan hadis yang bersumber dari……………
2. Dalam memutuskan suatu hukum, Al-Qur’an dan hadis dapat dijadikan sebagai……………..
3. Janganlah seseorang berputus asa dari rahmat Allah, walaupun begitu banyak dosa yang ia lakukan
karena………………
4. Makna dari kata adalah……….
5. Sikap yang benar terhadap rahmat Allah Swt. adalah………………..
6. Allah Swt. memerintahkan menjadi orang yang pertengahan dalam membelanjakan harta. Maksudnya
adalah………………..
7. Bakhil termasuk akhlak……………….
8. Mempelajari Al-Qur'an dan hadis, baik bacaan maupun kandungannya harus secara………....
9. Seseorang melakukan salat, berpuasa, dan mengeluarkan zakat maka pada saat itulah keimanannya
akan…………
10. Al-Qur’an berfungsi sebagai pembawa kabar gembira bagi orang yang beriman karena itu Al-Qur’an
disebut……………..