Anda di halaman 1dari 41

MATERI AJAR

AL-QUR’AN HADITS
KELAS/ PROGRAM : X ( UMUM )
SEMESTER I DAN II
MA NUSANTARA ARJAWINANGUN KAB. CIREBON

Disusun oleh :

Drs. EDY ASTO


NIP. 196205031993031 005

YAYASAN DAR AL – TAUHID


ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

MATERI AJAR
MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 3 X Pertemuan ( 6 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )
1.Standar Kompetensi : Memahami pengertian al-Qur’an dan bukti keotentikannya
1.1.Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan pengertian al-qur’an menurut para ahli
2.Membuktikan keotentikan al-Qur’an ditinjaau dari segi
keunikan redaksinya, kemu’jizatannya dan sejarahnya.
3. Menunjukkan perilaku orang yang meyakini kebenaran al-
Qur’an.
JUDUL : PENGERTIAN AL-QUR’AN DAN BUKTI KEOTENTIKANNYA
KD. I : Menjelaskan pengertian al-Qur’an menurut para ahli
A. Pengertian al-Qur’an :
Secara bahasa ( Etimologi ) :
“al-Qur’an” adalah bentuk masdar ( kata dasar ) dari kata Qara’a (
) yang artinya “ membaca “.
Arti kata al-qur’an adalah sinonim dengan kata “ Qiro’ah” yaitu “bacaan”.
Bisa juga mengartikan al-Qur’an dengan bentuk maf’ul yang berarti”yang
dibaca”.
Menurut arti istilah ( terminologi ):
Pengertian “al-Qur’an “ sebagaimana menurut para ahli:
1. Syekh Muhammad Abdul Azim az-Zarkoni :
Al-Qur’an adalah kitab yang menjadi mu’jizat, diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. Tertulis dalam mushaf dan disampaikan secara
mutawatir serta yang membacanya merupakan ibadah.
2. Syeikh Muhammad Khudlari Beik :
Al-Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. Untuk dipahami isinya dan dingat selalu , disampaikan
kepada kita secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai dari surat al-
fatikhah diakhiri surat an-Nas.
3. Syeikh Muhammad Abduh
Al-Kitab ( Al-Qur’an ) ialah bacaan yang telah ditulis dalam mushaf yang
terjaga dalam hafalan-hafalan umat Islam.
4. Syekh Manna al-Qathan
Al-Qur’an ialah kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Dan
orang yang membaca akan memperoleh pahala.
5. Menurut al-Jurjani
Al-Qur’an wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Yang ditulis
dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir dan berangsur-angsur.
6. Menurut ahli fiqh, Usul fiqh :
Dari pengertian – pengertian menurut para ulama tersebut terkandung
unsur-unsur al-Qur’an sebagai brikut:

a. Wahyu atau kalam Ilahi yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
b. Mu’jizat bagi nabi Muhammad saw.
c. Diturunkan secara mutawatir
d. Merupakan bacaan mulia, membacanya bernilai ibadah
e.Tertulis dalam mushaf yang dimulai dari surat al-fatikhah hingga surat
an- Nas.
f. Lafalnya berbahasa Arab.
g. Senantiasa terpelihara dari berbagai bentuk kesalahan dan pemalsuan,
tidak ada seorangpun yang mampu membuat yang serupa dengannya.
* Jadi, pengertian al-Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan dalam
bahasa Arab, diturunkan secara berangsung – angsur melalui Jibril as.
kepada nabi Muhammad saw. Sebagai mu’jizat untuk disampaikan
kepada kita umatnya secara mutawatir yang telah ditulis dalam mushaf
Usmani, sejak nabi Muhammad saw. Sampai sekarang, dimulai dari
surat al-Fatikhah sampai surat an-Nas dan membacanya merupakan
ibadah.
2. Nama-nama al-Qur’an :
a. Al-Kitab : tulisan yang lengkap ( QS. 2: 2 )
b. Al-Kalam : Ucapan / firman ( QS. 9: 6 )
c. Al-Furqon : membedakan yang haq dan yang bathil ( QS. 25: 1 )
d. Asy-Syifa’ : obat ( QS. 10: 57 )
e. Al-Huda : petunjuk ( QS. 72: 13 )
f. Atanzil : yang diturunkan ( QS. 26 : 192 )
g. Al-Haq : kebenaran ( QS.2: 147 )
h. Al-Bayan : penjelasan atau penerangan ( QS. 3: 138; 2 : 185 )

KD. 2 : Membuktikan keotentikan al-Qur’an ditinjaau dari segi keunikan


redaksinya, kemu’jizatannya dan sejarahnya.

A. Keotentikan dan Kemu’jizatan Al-Qur’an


1. Keotentikan Al-Qur’an
Al-Qur’an mempunyai berbagai ciri dan sifat, salah satu diantaranya
adalah kitab keotentikannya dijamin oleh Allah dan kitab yang
selalu dipelihara, firman Allah SWT.
   
  

Artinya : “
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. ( QS. Al-Hijr/15: 9 ).
2. Kemu’jizatan Al-Qur’an
Pengertian mu’jizat secara istilah ( terminologi ) sebagaimana
dikemukakan oleh para ulama antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Manna’ Khalil Qathan, mu’jizat ialah sesuatu yang menyalahi


kebiasaan disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan.
b. Menurut Jamaluddin Kafik, mu’jizat para rasul adalah sesuatu yang
menyalahi kebiasaan yang tampak atas para nabi dan seseorang selain
mereka tidak dapat melakukannya, sebagai bukti bahwa mereka adalah
Rasulullah dan mereka dikuatkan dari sisi Tuhan.

KD. 3 : Menunjukkan Perilaku Orang Yang Meyakini kebenaran al-


Qur’an

Orang yang menyakini kebenaran al-Qur’an adalah sebagai


berikut:
1. Senantiasa bertaqwa dan senantiasa beruntung.
Firman Allah: ( QS.Al-Baqarah/2 : 2 )
       
 
Artinya :
Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],

[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai
isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.

[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-
Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

Firman Allah : ( QS. Al-Baqarah/2 : 5 )

     


  

Artinya:
mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang
yang beruntung[19].
[19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah
mengusahakannya.

2. Senantiasa mendapatkan petunjuk ( hidayah ) dari Allah swt. Dan


selalu berada di jalan yang lurus.
Firman Allah : ( QS. Az-Zukhruf/43: 43 )

  


    
 
4

Artinya:”
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan
kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.

3. Dikeluarkan dari kegelapan dan ditunjukkan kepada cahaya kebenaran


Firman Allah : ( QS. Ibrahim:/14: 1 )
     
    
   
  
Artinya:”
Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

4. Senantiasa Membacanya dengan bacaan yang Benar.


Firman Allah : ( QS. Al-Baqorah/2: 121)

  


  
    
   
 
Artinya:
”orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan
yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya,
Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.

[84] Maksudnya: tidak merobah dan mentakwilkan Al kitab sekehendak hatinya.

5. Senantiasa mendapat rahmat dari Allah


Firman Allah : ( QS. An-Naml/27: 77)
  
 
Artinya:
” dan Sesungguhnya Al qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.

6. Senantiasa mendapat khabar gembira ( teringat janji Allah ) sehingga


ringan untuk berbuat kebajikan.
Firman Allah : ( QS. An-Naml/27 : 2 ).

   


Artinya:
”untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman,

MATERI AJAR
SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN
MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 2 X Pertemuan ( 4 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )

2. Standar Kompetensi Memahami isi Pokok ajaran al-Qur’an


:
2.1.Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi isi pokok ajaran al-Qur’an
2.Menunjukkan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-
Quran
3. Menjelaskan kandungan ayat yang terkait dengan isi Pokok
ajaran al-Qur’an
4. Menerapkan kandungan ayat yang terkait dengan isi pokok
ajaran al-Qur’an.

JUDUL : “ ISI POKOK AJARAN AL-QUR’AN ”

KD. I : Mengidentifikasi isi pokok ajaran al-Qur’an


Allah SWT. Menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Untuk
disampaikan kepada umatnya, tentu memiliki maksud dan tujuan tertentu. Isi
kandungan Al-qur’an tentunya lengkap dan lebih sempurna di banding dengan kitab-
kitab yang diturunkan sebelumnya, karena mencakup segala aspek kehidupan manusia.

Para ulama membagi isi pokok al-Qur’an ke dalam enam kategori sebagai
berikut:

1. Masalah aqidah dan keimanan


Isi pokok ajaran Al-qur’an yang paling dominan adalah masalah aqidah dan
keimanan, karena masalah ini tergolong masalah prinsipil dalam ajaran Islam. Aqidah
merupakan dasar berpijak seseorang yang menganut agama. Beragama tapi tidak
mempunyai keyakinan dan keimanan terhadap agamanya, sama saja bohong. Sebab
pengakuannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

2.Masalah ibadah dan mu’amalah

Masalah ibadah merupakan bentuk pengabdian hamba kepada Tuhannya,


hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhannya, yakni sebagai ibadah mahdah.
Sedangkan ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia juga dijelaskan dalam
al-qur’an, sepeti sedekah, jual beli dan silaturrahmi, semuanya termasuk ibadah gairi
mahdah.

3. Masalah akhlak
Al-Qur’an juga membahas masalah akhlak, sebagaimana Rasulullah diutus
sebagai rasul semata-mata untuk membenahi akhlak manusia, sebagaimana dijelaskan
dalam al-qur’an.
4. Masalah hukum
Untuk mengendalikan dan meluruskan tingkah laku manusia, Allah membuat
aturan hukum, contoh: hukuman bagi orang yang berjudi, hukum nikah dll.
5. Masalah sejarah
Seorang muslim dianjurkan untuk mengetahui dan mempelajari sejarah umat
yang terdahulu; hal ini bertujuan sebagai pelajaran bagi kehidupannya, kebaikannya
untuk dapat dijadikan teladan dan keburukannya untuk dihindari, semua ini menjadi
cermin kehidupan manusia.
6. Masalah sains dan teknologi

Masalah sains, teknmologi juga dipelajari dalam al-quran, hal ini untuk tujuan
kesimbangan hidup duniwi dan ukhrawi, sekalipun dalam pembahasannya tidak terlalu
detail.

Kd. 2 : Ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan Isi Pokok ajaran al-Qur’an

1. Aqidah dan Keimanan


      
     
      
Artinya:
yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak
ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia
adalah pemelihara segala sesuatu.( QS. Al-An’am : 102 ).
     .2
Artinya:
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
    .3

Artinya :
Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia.
  
 
Artinya:

Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah


Kami meminta pertolongan[7].

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh
perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa
Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

2. Ibadah dan Mu’amalah

a. Ibadah

  


  
   
 
  
Artinya:
jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka
(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-
ayat itu bagi kaum yang mengetahui. ( QS. At-Taubah : 11 ).
 
 
  

Artinya:
dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku' (QS al-Baqarah : 43 )
Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada
perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.

   


   
  
  
   
Artinya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian Itulah agama yang lurus.( QS. Al-Bayyinah : 5 ).
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

b. Muamalah :

   


    
    
   
    
    
    
    
     
     

Artinya :

“ orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175].
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ( QS. Al-
Baqarah: 275 ).

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang
kemasukan syaitan.

[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

   


     
    
 
      
   
 
Artinya:

dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar
kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil,
Kendatipun ia adalah kerabat(mu)[519], dan penuhilah janji Allah[520].
Yangdemikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.(QS. Al-An’am :
152 )

[519] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan Kerabat sendiri.


[520] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya.
3.Akhlak

     


   
   
  
     
    
Artinya :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia. ( QS.al-Isra/17: 23 ).

   


   
  
 

Artinya :
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil".( QS.al-Isra/17: 24 ).
[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

4. Hukum

    


     
   
 
     
 
Artinya:

dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),


melainkan dengan suatu (alasan) yang benar[853]. dan Barangsiapa dibunuh secara
zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan[854] kepada ahli
warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.( QS. Isra’/17 : 33 )

[853] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan
sebagainya.

[854] Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli waris yang terbunuh atau Penguasa untuk
menuntut kisas atau menerima diat. qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu
tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu
dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya
dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan
baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan
menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh
setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat Dia

10

mendapat siksa yang pedih. diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana
terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.

5. Sejarah

    


    
    

  
    
   
 
  
Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan
memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah
sihir yang nyata." ( QS. As-Saff/61 : 6)

   


    
    
Artinya:
dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). ( QS. Al-Fiil/105 :
3 – 5 ).

6. Sains dan Teknologi

    


     
    
 


Artinya:

Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-
orang yang meminumnya.( QS. An-Nahl/16 : 66 )

   


    
   
 
Artinya:

11

dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). ( QS. Al-Mu’minun/23 : 12- 13 ).
   
   
   
  
Artinya:

Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. ( QS. Yunus/10: 57)

   


  
   
   
Artinya:

dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian. ( QS.al-Isra’/17: 82).

   


  
   
 
    
   
   
 
Artinya:

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari
langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan
menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera
itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai. ( QS.Ibrahim/14 : 32 )

   


  
  

   
     
  
 
Artinya:

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak[669]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. ( QS. Yunus/ 10 : 5 ).

12

[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan
percuma, melainkan dengan penuh hikmah.

    


   
    
 
Artinya:

Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari
sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang
terhadapmu. ( QS.al-Isra’/17 : 66 ).
MATERI AJAR
SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN
MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 2 X Pertemuan ( 4 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )

3.Standar Kompetensi : Memahami Fungsi al-Qur’an dalam Kehidupan


3.1.Kompetensi Dasar : 1. Mendeskripsikan fungsi al-Qur’an
2. Menunjukkan perilaku orang yang mengfungsikan al-Quran
3. Menerapkan fungsi al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

JUDUL : FUNGSI AL-QUR’AN


KD. 1 : Mendeskripsikan fungsi al-Qur’anh

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat muslim, baik dalam


kehidupan pribadi,, keluarga mauoun bermasyarakat. Sebagai umat muslim kita
wajib mengimani dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an.

A. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an


Dibawah ini penjelasan rinci mengenai kedudukan dan fungsi al-Qur’an
serta perilaku orang yang mengfungsikan al-Qur’an.

1. Kedudukan al-Qur’an :
a. Sebagai pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah
diturunkan Allah SWT. Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya (
QS. Al-Fathir/35 : 31 ).
 
   
  
    
  

Artinya:
“dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Yaitu Al kitab (Al Quran) Itulah
yang benar, dengan membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha mengetahui lagi Maha melihat (keadaan) hamba-
hamba-Nya.
b. Penjelas masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat
terdahulu
c. Bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW.
( QS. Al-A’raf./7 : 203 ).
    
    
    
     
   

13
14
Artinya:
“ dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada mereka, mereka
berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah:
"Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku
kepadaku. Al Quran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."

2. Fungsi al-Qur’an:
a. Petunjuk bagi manusia
    
  
  

    
     
     
     
   
 
  
   
 
Artinya: “
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
( QS. Al_Baqarah/2 : 185 ).

b. Sumber pokok ajaran Islam


  
 
   
    
  

Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah
Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang
yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat ( QS. An-
Nisa’/4 : 105 )

[347] Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan


dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia Menyembunyikan barang
15

curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya


itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. hal ini
diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabi s.a.w. dan mereka
meminta agar Nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi,
Kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu'mah, Nabi sendiri
Hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.

c. Peringatan, pelajaran, dan penerangan bagi manusia


( QS. Asy- Syura/42 :7 )

  


   
   
      
    

Artinya:
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu
memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-
negeri) sekelilingnya[1339] serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul
(kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan
masuk Jahannam.

[1339] Maksudnya: penduduk dunia seluruhnya.

d. Sebagai obat
1 ). ( QS. Yunus/10: 57)

   


   
   
  
Artinya : “
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.

2). ( QS. Al-Isra’/17 : 82 )

   


  
   
   
Artinya:
” dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.

3. Tujuan al-Qur’an
Supaya manusia menemui kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Selamat
dari kesengsaraan hidup dunia dan akhirat.
3.1. ( QS. Ali Imran/3 : 198 )
16

   


    
   
      
  
Artinya:”
akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya
sebagai tempat tinggal (anugerah)[261] dari sisi Allah. dan apa yang di sisi
Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.

Maksudnya:
[261] Yakni: tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya seperti
makanan, minuman dan lain-lain.
[262] Maksudnya ialah penghargaan dari Allah disamping tempat tinggal
beserta perlengkapan-perlengkapannya itu, adalah lebih baik daripada
kesenangan duniawi yang dinikmati orang-orang kafir itu.

3.2. ( QS. Ali Imran/3 : 196 – 197 )

   


   
    
   
Artinya:
“ janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang
kafir bergerak[260] di dalam negeri.

Maksudnya:
itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah
Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.

KD. 3 : Perilaku Orang yang Menfungsikan al-Qur’an.


1. Berlaaku adil dan menjadi umat terpilih
2. Aamenempuh jalan yang lurus berdasar petunjuk Allah
3. Suka menyeru yang ma’ruf dan mencegah yang mungkaar

    


  
    
    
    
  
Artinya:
”kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
17

antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.( QS. Ali Imran/3 : 110 )

4. Menghindari perbuatan Dosa


   
    
    
     
    
   
  
   
  
  
    
  
Artinya:
”dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya.
Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia
(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993],
dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan
sebaik- baik penolong.
[993] Maksudnya: dalam Kitab-Kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad s.a.w.

5. Menjadi Imam dan rujukan bagi orang-orang yang bertaqwa.


QS. As-Sajdah/32 : 24 )
  
  
  
  
Artinya:
” dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah
mereka meyakini ayat-ayat kami.

[1195] Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan


kebenaran.

MATERI AJAR
SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN
MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 4 X Pertemuan ( 8 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )

4.Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya


sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.
4.1.Kompetensi Dasar : 1.Mengartikan QS. Al-Mu’minun 12 – 14. QS. An-Nahl : 78. QS.
Al-Baqarah : 30 dan QS, adz-Dzariat : 56
2.Menjelaskan QS. Al-Mu’minun 12 – 14. QS. An-Nahl : 78. QS.
Al-Baqarah : 30 dan QS, adz-Dzariat : 56
3. Menerapkan perilaku sebagai hamba Allah dan Khalifah di
bumi seperti terkandung dalam QS. Al-Mu’minun 12 – 14. QS.
An-Nahl : 78. QS. Al-Baqarah : 30 dan QS, adz-Dzariat : 56

JUDUL : MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH DAN KHALIFAH DI BUMI

A. Ayat – ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan manusia sebagai Hamba Allah dan
Khalifah di Bumi.
Manusia diciptakan Allah di dunia ini mempunyai dua tanggungjawab yang harus
dilaksanakan dengan baik, yaitu:
1. Manusia sebagai hamba ( ‘abd ) yaitu manusia dituntut untuk sukses menjalin
hubungan secara vertikal dengan Allah.
2. Manusia sebagai Khalifah, yaitu maanusia dituntut untuk sukses menjalin
hubungan secara Horisontal dengan sesama makhluk.
Tidak dibenarkan orang yang taat kepada Allah, sementara dia mengabaikan
problema sosial kemasyarakatan.
Di bawah ini bebarapa ayat al-Qur’an yaang berhubungan dengan kedudukan
manusia sebagai haamba Bumi.
a. QS. Al-Baqarah/2 : 30.
   
    
    

  
  
     
   
Artinya:
“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
18
19

darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan


mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."
b. QS.an- Nahl/ 16 : 78
   
   
   

   
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.

c. QS. az-Zariyat/51 : 56
    
 
Artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.

d. QS. Al-Mu’minun/23 : 12-14

   


     
   
    
  
  
   
    
   
Artinya:
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

B. Penjelaskan kandungan ayat di atas


20

a. QS. Al-Baqarah/2 : 30.


Menjelaskan tentang peranan manusia sebagai khalifah di bumi,
sebagai berikut:
1. Sebagai hamba Allah hendaknya selalu menghambakan diri sesuai
aturan dalam al-Qur’an.
2. Manusia sebagai khalifah di bumi, ayat ini menunjukkan bahwa
khalifah adalah manusia yang merupakan makhluk Allah yang
sempurna dan berpotensi menerima amanah Allah untuk mengatur
segala urusan dalam kehidupan di muka bumi.
3. Manusia berkewajiban menjadi pemimpin, baik bagi dirinya maupun
bagi orang lain.
4. Berkewajiban memakmurkan dan mensejahterakan alam semesta.

b. QS.an- Nahl/ 16 : 78
1. Zmanusia saat lahir dalam keadaan tidak berpengetahuan sama sekali.
2. Perangkat indra yang diberikan Allah berupa pendengaran, penglihatan
dan hati
3. Anjuran untuk bersyukur.

c. QS. az-Zariyat/51 : 56
1. Allah menciptakan manusia untuk menyembah dan mengabdi kepada
Allah.
2. Menyembah kepada Allah, maksudnya ibadah kepada Allah, baik ibadah
mahdah ( Khusus ) ataupun ibadah gairu mahdah ( umum )

d. QS. Al-Mu’minun/23 : 12-14


1. Manusia diciptakan dari sari pati tanah kemudia dijadikan air mani (
yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( rahim )
2. Proses kehamilan dari air mani berubah menjadi segumpal darah, lalu
menjadi segumpal daging, menjadi tulang belulang dst.......
3. Dst....
C. Perilaku Manusia sebagai Hamba Allah dan Khallifah di Bumi
Perilaku manusia sebagai hamba ( ‘Abid ) Allah yaitu manusia untuk sukses
menjalin hubungan secara vertikal dengan Allah SWT.
Sebagai Khalifah, manusia dituntut untuk sukses menjalin hubungan secara
horisontal dengan sesama makhluk.
Tidak dibenarkan orang yang taat kepada Allah, sementara dia mengabaikan
problematika sosial kemasyarakatan demikian juga sebaliknya.

Latihan / soal-soal :
21
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan maksud dari manusia harus mampu menjalin hubungan horizontal dan
hubungan vertikal !
2. Sebutkan proses masa kehamilan seorang ibu hingga menjadi bentuk manusia,
sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Mu’minun : 12 – 14.
3. Jelaskan isi kandungan QS. An-Nahl : 78.
SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN
MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 4 X Pertemuan ( 8 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )

5. Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang demokrasi


5.1.Kompetensi Dasar : 1.Mengartikan QS. Ali Imran 159 dan QS as-Syuura: 38
2.Menjelaskan kandungan QS. Ali Imran 159 dan QS as-Syuura:
38
3. Menerapkan perilaku hidup demokrai seperti terkandung
dalam QS. Ali Imran 159 dan QS as-Syuura: 38

Materi :
Ayat-ayat al-Qur’an tentang Demokrasi

KD. I : Mengartikan ayat-ayat al-Qur’an Surat ali Imran 159 dan QS. As-Syuura: 38.

Salah satu fungsi al-Qur’an adalah sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia.
Di dalamnya berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur tata kehidupan manusia di
dunia, salah satunya tentang demokrasi.
A. Al-Qur’an Surat Ali Imran/3: 159.

     


     
    
  
    
     
   

Artinya: “
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti


urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

KD. 2 : Penjelasan ayat al-Qur’an.


Isi/ maksud yang terkandung di dalamnya:
1. Sifat lemah lembut yang dimiliki manusia merupakan bagian rahmat
Allah SWT.
22
23

2. Sikap keras hati dan kasar hanya akan mengisolir diri sendiri.
3. Untuk keberhasilan da’wah seseorang harus pemaaf dan mau bermusyawarah
dengan orang lain.
4. Selalu bertawakkal kepada Allah atas segala urusan.

Demikian juga dalam surat tersebut diatas ada tiga sifat dan sikap secara berurutan
dan diperintahkan kepada nabi Muhammad saw. Untuk dilaksanakan sebelum
mengadakan musyawarah :

1. Berlaku lemah lembut, tidak keras dan tidak kasar


2. Memberi maaf dan membuka lembaran baru
3. Memohonkan ampunan kepada Allah SWT.

Qur’an surat as-Syuraa/42 : 38.

 
 
  
  
 
Artinya: “
dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.

Penjelasan ayat tersebut diatas :

1. Kenikmatan hidup di dunia dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih
kekal bgi orang yang menerima seruan Tuhannya dan mendirikan shalat.
2. Kenikmatan hidup di dunia dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih
kekal bagi orang-orang yang mau bermusyawarah dalam memutuskan urusan
mereka.
KD. 3 : Perilaku Hidup Demokrasi

Demokrasi merupakan gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan


persamaan hak dan kewajiban dan perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Sebab demokrasi adalah hak dan milik setiap orang yang hidup dalam suatu negara
Demokrasi, termasuk demokrasi dalam rumah tangga ( keluarga ).

Demokrasi sebagai suatu proses, penerapannya berawal dari rumah tangga


yang harmonis ( sakinah ). Sementara dalam rumah tangga yang tidak harmonis,
mustahil demokrasi tercipta.
Implikasi demokrasi rumah tangga antara lain sebagai berikut:
a. Tidak ada diskriminatif
b. Semua anggota bebas menentukan keinginan/ tidak ada paksaan.
c. Tidak ada kekerasan
24

Pembentukan perilaku demokrasi dilakukan me;lalui pembiasaan (


sosialisasi ), termasuk perilaku demokratis. Sarana yang bisa digunakan untuk
merekonstruksi perilaku demokratis adalah KELAS. Sebagai sarana kegiatan
pembelajaran, karena di kelas tersebut itulah terjadinya interaksi sosial diantara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru dsb.

Latihan/ Soal-soal :
1. Jelaskan pengertian demokrfasi !
2. Sebutkan implikasi demokrasi demokrasi dalam rumah tangga !
3. Sebutkan tiga sifat dan sikap yang harus ditempuh sebelum mengadakan
musyawarah!

Latihan/ Soal-soal :
1. Jelaskan pengertian demokrfasi !
2. Sebutkan implikasi demokrasi demokrasi dalam rumah tangga !
3. Sebutkan tiga sifat dan sikap yang harus ditempuh sebelum mengadakan
musyawarah!

Arjawinangun, .................... 2012


Guru Mapel.

Drs. EDY ASTO


NIP. 196205031993031 005
MATERI AJAR KELAS X ( PROG. UMUM )
MATA PELAJARAN : AL- QUR’AN HADITS
SEMESTER 2 ( Dua )
YAYASAN DAR AL- TAUHID
MA NUSANTARA ARJAWINANGUN CIREBON

SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN


MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 2 X Pertemuan ( 4 jam pelajaran )
SEMESTER : 2 ( Genap )

1. Standar Kompetensi : Memahami istilah-istilah hadits


1.1.Kompetensi Dasar : 1.Mendefinisikan pengertian hadits, sunah, khabar, atsar dan
hadits qudsi
2. Membandingkan pengertian hadits, sunah, khabar, atsar dan
hadits qudsi
3. Menjelaskan pengertian hadits, sunah ( qauliyyah, fi’liyah,
dan taqririyah ), khabar, atsar dan hadits qudsi

“ FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR’AN “

Hadits memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting, terutama kaitanya
dengan pemahaman isi kandungan ayat al-qur’an. Sebab tidak semua ayat al-qur’an
secara jelas dan rinci dipahami, melainkan ada yang masih bersifat global ( ijmali ) dan
samar-samar ( mutasyabih ).

Untuk memahami ayat-ayat tersebut diatas dapat dilakukan dengan mengkaji


dan memahami hadits-hadits nabi Muhammad saw. Sebagai dasar hukum Islam yang
kedua’

Para ulama mendefinikan fungsi Al-hadits terhadap Al-Qur’an sebagai berikut:

1. Menguatkan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an

     


  
  
Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. ( Qs. Thaha: 14 )
Dikuatkan oleh hadits nabi, sbb.

Artinya:
“ Rasulullah bersabda; yang pertama kali diperhitungkan ( dihisab ) disisi Allah SWT.
Adalah sahalat ( HR. Muslim ).
2. Menjelaskan hal-hal yang bersifat global (ijmali) dan samar-samar ( mutasyabih ).

Artinya:
“Dari Ibnu Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw. menceritakan bulan ramadlan,
lalu beliau memukul kedua tangannya lalu bersabda: Bulan itu adalah sekian dari
sekian bulan, kemudian beliau melengkungkan ibu jarinya pada perkataan yang ketuga
kali ( termasuk menunjukkan bahwa baulan itu jumlahnya terdiri 29 hari ), maka
berpuasalah kamu karena melihat bulan ( ramadlan ) dan berbukalah kamu karena
melihat bulan ( Syawal ), jika tertutup awan, maka pastikanlah bilangan hari pada bulan
( Ramadlan ) itu menjadi 30 hari. “ ( H.R. Muslim ).

3. Memberi batasan pada hal-hal yang belum jelas batasannya dalam Al-qur’an.
Nabi bersabda

Artinya :
“ Orang Islam tidak mewarisi harta orang kafir, demikian pula sebaliknya, orang kafir
tidak mewarisi harta orang Islam. “ ( H.R. Mutafaq Alaihi ).

SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN


MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 jam pelajaran )
SEMESTER : 2 ( Genap )

2. Standar Kompetensi : Memahami Sanad dan Matan Hadits


2.1.Kompetensi Dasar : 1.Menjelaskan sanad dan matan
2. Menerapkan pengertian sanad dan matan dalam hadits

SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN


MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 jam pelajaran )
SEMESTER : 2 ( Genap )

3. Standar Kompetensi : Mendeskripsikan fungsi hadis terhadap al-Qur’an


3.1.Kompetensi Dasar : 1.Menjelaskan fungsi hadis terhadap al-Qur’an
2. Menunjukkan contoh fungsi hadis terhadap al-Qur’an
3. Menerapkan fungsi hadis terhadap al-Qur’an

SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN


MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 jam pelajaran )
SEMESTER : 2 ( Genap )

4. Standar Kompetensi : Memahami pengertian hadits dari segi kuantitas dan


kualitasnya
4.1.Kompetensi Dasar : 1.Menjelaskan pembagian hadis dari segi kuantitasnya.
2. Menjelaskan pembagian hadits dari segi kualitasnya.

SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN


MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X ( Umum )
Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 jam pelajaran )
SEMESTER : 2 ( Genap )

2. Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang keikhlasan dalam


beribadah
2.1.Kompetensi Dasar : 1.Mengartikan QS.al-An-‘aam: 162-163; QS. Al-Bayyinah : 5
dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
2. Menjelaskan kandungan QS.al-An-‘aam: 162-163; QS. Al-
Bayyinah : 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
3. Menunjukkaan perilaku orang yang mengamalkan QS.al-
An-‘aam: 162-163; QS. Al-Bayyinah : 5 dan hadis tentang
keikhlasan dalam beribadah.
4. Menampilkan perilaku ikhlas dalam beriobadah seperti
yang terkandung dalam QS.al-An-‘aam: 162-163; QS. Al-
Bayyinah : 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
MATERI AJAR KELAS XI ( PROG. IPA. IPS )
MAPEL : AL-QUR’AN HADITS
SEMESTER I DAN 2

Disusun oleh:

Guru Mapel

Drs. EDY ASTO


NIP 1962050031993031 005

YAYASAN DAR AL- TAUHID


MA NUSANTARA ARJAWINANGUN CIREBON
SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN
MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X1 ( IPA. IPS )
Waktu : 4 X Pertemuan ( 8 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )
Standar Kompetensi : 1.Memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang nikmat
Allah dan cara mensyukurinya.
Kompetensi Dasar : 1.1.Mengartikan QS. Az-Zuhruf : 9 – 13. QS al-Ankabut: 17 dan
hadits tentang syukur.
1.2. Menjelaskan kandungan QS. Az-Zuhruf : 9 – 13. QS al-
Ankabut: 17 dan hadits tentang syukur.
1.3. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS. Az-
Zuhruf : 9 – 13. QS al-Ankabut: 17 dan hadits tentang
syukur.
1.4.Mengidentifikasi macam-macam nikmat Allah sebagaimana
terkandung dalam QS az-Zuhruf : 9 – 13
1.5. Melaksanakan cara-cara mensyukuri nikmat allah
sebagaimana terkandung dalam QS.al-Ankabut : 17 dan
hadits tentang syukur.

JUDUL: “NIKMAT ALLAH DAN CARA MENSYUKURINYA”

Begitu luas nikmat Allah yang dikaruniakan kepada manusia, sampai-sampai


harta kekayaan menjadi sesembahan manusia yang pada akhirnya memalingkan kita
dari Allah swt.

Di bawah ini akan kita bahas mengenai :

A. Mengingat nikmat Allah


Q.S. Az-Zukhruf ayat : 12 – 13

   


   
   
   
   
  
    
    
Artinya:
”dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu
kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.
supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu
apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha suci
Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi Kami Padahal Kami sebelumnya
tidak mampu menguasainya,
1

Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang nikmat –nikmat yang diberikan kepada
kita , yaitu:
1. Bumi sebagai tempat berpijak, penuh dengan berbagai macam isi dan
kemaslahatannya.
2. Hujan memberikan kita sumber air untuk kehidupan
3. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, juga perlu diingat, banya
kenikmatan yang kita peroleh.

B. Mensyukuri nikmat Allah


QS. Al-Ankabut ayat/ 29 : 17
    
    
     
   
   
   
 
17. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat
dusta[1146]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki
kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.
hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.

[1146] Maksudnya: mereka menyatakan bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada
mereka disisi Allah dan ini adalah dusta.

Mensyukuri nikmat Allah:


1. Allah telah memberi rezeki kepada kita, oleh karena kita wajib mensyukuri
2. Beribadah merupakan keharusan bagi manusia, karena kita diberi kesehatan,
kesempurnaan anggota badan dll.
3. Bila ingin memperoleh rezeki, mintalah kepada Allah. Sebab Allah-lah pemberi
rezeki yang hak.

C. Perilaku Orang yang Mensyukuri nikmat Allah

1. Selalu menjaga keimanan dan Ketauhidan kepada Allah SWT. Meyakini bahwa
tiada Tuhan selain Allah SWT.
2. Selalu menjaga nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita, baik nikmat lahir
maupun batin.
3. Mencintai dan menyayangi alam lingkungan seraya memeliharanya.
4.Tidak melakukan perbuatan yang mengandung unsur syirik, seperti mempercayai
batu batu cincin, benda-benda kuno, kuburan keramat dsb.
5.Selalu mengingat nikmat Allah dalam keadaan apapun, dimanapun dankapanpun.
D. Cara mensyukuri nikmat Allah:
Rasulullah bersabda

Artinya : Dari Abu Hurairah ra, ia berkata” Rasulullah bersabda, “ lihatlah kepada
orang yang lebih rendah dari pada kamu dan janganlah kamu melihat
oarang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan
nikmat Allah atas kamu.” ( HR. Mutafaq Alaihi ).
Diantara caranya :
1. Kita harus melihat orang yang lebih rendah dari kita, dalam hal-hal keduniaan,
kemewahan.
2. Lebih khusu’ dalam ibadah
3. Lebih mementingkat hal-hal akhirat
4. Menggunakan rizki sesuai dengan petunjuk pemberinya.

Firman Allah dalam ( Q. surat Ibrahim : 7 )


   
   
   

Artinya:
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

E. Macam-macam Nikmat Allah SWT.

1. Nikmat Materi ( Duniawi )


Kebiasaan manusia baru merasakan mendapat nikmat jika yang diterimanya
itu berupa materi atau berupa benda, misalnya makanan, minuman, pakaian,
uang dan sebagainya.
Oleh karena itu Rasulullah menganjurkan agar kita melihat ke bawah dalam hal
n ikmat duniawi ini.

2. Nikmat Non Materi


Apapun yang berupa kebaikan dan diterima menyenangkan, itu adalah nikmat
non materi. Contoh : mendapat nasihat, saran ketika sedang bingung dsb.
Oleh karena Rasulullah menganjurkan agar kita pandai berterima kasih kepada
sesama atas kebaikan yang diterima dari Allah SWT.

SATMINKAL : MA NUSANTARA ARJAWINANGUN


MAPEL : AL- QUR’AN HADITS
KELAS/ PROG. : X1 ( IPA. IPS )
Waktu : 5 X Pertemuan ( 10 jam pelajaran )
SEMESTER : I ( Ganjil )

Standar Kompetensi : 2. Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah


menjaga kelestarian lingkungan.
Kompetensi Dasar 2.1. Mengartikan QS. ar – Ruum: 41 – 42, QS al-A’raf: 56 -
58; QS. Al Baqarah: 204-206.
2.2.Menjelaskan kandungan QS. ar – Ruum: 41 – 42, QS
al-A’raf: 56 -58; QS. Al Baqarah: 204-206.
2.3. Menunjukkan perilaku norang yang mengamalkan
QS. ar – Ruum: 41 – 42, QS al-A’raf: 56 -58; QS. Al
Baqarah: 204-206.
2.4. Menerapkan perilaku menjaga kelestarian
lingkungan hidup sebagaimana terkandung dalam
QS. ar – Ruum: 41 – 42, QS al-A’raf: 56 -58; QS. Al
Baqarah: 204-206.

JUDUL : MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

KD I : Ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup.

( QS. Ar-Rum/ 30 : 41 – 42.

   


   
   
   
    
    
     

Artinya:
“ telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-
orang yang mempersekutukan (Allah)."

    


  
     
   
   
     
   
   
    
   
   
Artinya:
“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.
dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.

KD. 2 : Isi Kandungan ayat :

Ayat di atas ( QS. Ar - Rum : 41 – 42 ) mengandung makna bahwa


setiap kerusakan di bumi dan di lautan itu penyebab utamanya adalah
ulah tangan manusia. Bencana demi bencana yang terjadi merupakan
peringatan dan sekaligus teguran dari Allah SWT. Atas keserakahan
manusia yang mengeksploitasi alam tanpa menjaga keseimbangan
ekosistem yang ada.
Mestinya ingat masa – masa yang lalu ( umat terdahulu ) ketika umat
manusia membuat kerusakan alam dan inkar kepada Allah.

Ayat tersebut di atas ( QS. Al-A’raf : 56-57 ) mengandung makna


bahwa: Allah SWT. Melarang manusia berbuat kerusakan di muka
bumi, baik di darat, lautan ataupun di udara.
Contoh-contoh kerusakan:
1. Di darat dengan penebagan hutan sembarang yang mengakibatkan
banjir, kebakaran hutan yang di sengaja, sehingga hutan menjadi
gundul.

2. Di laut, dengan merusak terumbu karang dan biota laut lainnya


dengan cara bom ikan, jaring pukat harimau yang mengakibatkan
rusaknya lingkungan dll.
3. Di udara, misalnya dengan pencemaran udara mengakibatkan
polusi udara di atas ambang batas. Banyaknya rumah kaca sehingga
dapat merusak lapisan ozon dsb.
Pada ayat selanjutnya kita Allah SWT. Memerintahkan agar kita
cepat-cepat berdoa minta petunjuuk dan memohon ampunan, siapa
tahu kita terlibat dalam membuat kerusakan alam itu sendiri.
Kemudian kembalilah kita semua untuk saling menjaga alam
lingkungan kita.
Selanjutnya Allah menyebutkan tanda tanda kebesarnya atas di
turunkannya hujan untuk menyuburkan tanah, setelah subur kita
bisa memanfaatkannya untuk bercocok tanam untuk kemakmuran
kita.

KD. 3 : Perilaku Orang yang Mengamalkan ayat tersebut di atas.


1. Tidak membuat kerusakan di muka bumi
2. Berharap atas rahmat Allah
3. Menjaga kesuburan tanah dan kebersihan lingkungan kita.
4. Tidak berputus asa atas rahmat Allah SWT.
MODUL
AL-QUR’AN HADIS KELAS XI IPA. IPS DAN KEAGAMAAN
MATERI AJAR DAN BAHAN UNTUK DISKUSI
YAYASAN DAR AL-TAUHID
MADRASAH ALIYAH ( MA ) NUSANTARA
ARJAWINANGUN CIREBON
Materi: Semester Genap
Pembelajaran ke – 5
HIDUP MENJADI LEBIH MUDAH
DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Kompetensi Dasar ( KD ):
1. Menghayati nilai-nilai keilmuan
2. Menunjukkan semangat menuntut ilmu dan menyampaikannnya kepada
sesama sebagai implementasi QS. At-Taubah : 122 dan QS. Al-Mujadalah :11
Serta hadis nabi riwayat Ibnu Majjah dan Anas bin Malik.

QS. At-Taubah: 122.


   
     
   
  
  
  
 
122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

QS. Al-Mujadalah : 11.

   


    
    
   
    
  
   
  
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hadis nabi: riwayat Ibnu Majjah dari Anas bin Malik...( 1 ).

Hadis nabi : dari riwayat al- Bukhori dari Abdullah ibnu ‘Amr. ( 2 ).

Tarjamah:
Hadis ( 1 )
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda” Menuntut Ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim ( riwayat Ibnu Majjah ).

Hadis ( 2 )
Dari Abdullah Ibnu ‘Amr: Dan sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. Telah
bersabda:”Sampaikanlah dariku (ilmu) meskipun satu ayat ( al-Qur’an ). Dan
kisahkanlah ( hal-hal ) terkait dengan bani Israil dan itu tidak masalah ( berdosa).
Dan barang siapa berbohong dengan menyandarkan kebohongan itu kepadaku
secara sengaja, maka tempatnya ada di neraka ( HR. Ibnu Majah ).

Tambahan:
HR. Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi ...

“ Allah akan menolong hamba-Nya, selama hamba itu mau menolong sesama
saudaranya.

MATERI DISKUSI:
1. Kelompok A :
Pertanyaan:
a. Jelaskan asbabun- Nuzul dari QS. At-Taubah : 122
b. Berilah penjelasan secara singkat dari ayat al-qur’an tersebut
c. Sebutkan perilaku orang yang berilmu pengetahuan
d. Apa manfaat beriman dan berilmu pengetahuan.
2. Kelompok B :
a. Jelaskan asbabun- Nuzul dari QS. Al-Mujadalah : 11
b.. Berilah penjelasan secara singkat dari ayat al-qur’an tersebut
c. Janji Allah akan mengangkat derajat orang yang di beri ilmu
pengetahuan, jelaskan
d.. Apa manfaat beriman dan berilmu pengetahuan.

3. Kelompok C :
a. Jelaskan etika dalam majlis bagi orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan
b. Menuntut ilmu bukan sekedar kewajiban, namun kebutuhan bagi setiap
manusia baik tua maupun muda, Jelaskan...!
c. Antara ilmu dan Iman harus selaras, mengapa harus
demikian...Jelaskan..!
d. Jelaskan HR.Muslim, abu dawud dan at-Tirmidzi...tentang menolong
sesama saudara....

PEMBELAJARAN KE - 6

TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT

 Nilai-nilai tanggun jawab terhadap keluarga dan masyarakatnusia


 Menunjukkan perilaku tanggung jawab manusiua terhadap keluarga dan
masyarakat sebagai implementasi QS.at-Tahrim: 6 dan QS. Taha : 132. QS.
al-An’am : 70. QS. An-Nisa : 36.
 Beberapa ayat al-Qur’an di bawah ini sebagai dasar kajian dalam materi ini,
sebagai berikut:

1. QS. At-Tahrim : 6
   
  
  
    
   
   
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.

2. QS. Taha : 132


  
    
    
  
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki
kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa.

3. QS. Al-An’am : 70

   


  
   
     
      
      
   
  
     
   

70. Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka


sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka Telah ditipu oleh
kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-
masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, Karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi
syafa'at[487] selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala
macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka
Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka
(disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih
disebabkan kekafiran mereka dahulu.

Penjelasan :
1. QS. At-Tahrim : 6
a. Menjaga diri dan keluarga yaitu dengan cara taat dan patuh
melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan-Nya.
b. Mengajarkan kepada keluarga untuk melaksanakan ajaran agama.
Ibnu Abbas menafsirkan :

 
Adalah “ beramalah kamu dan taat kepada Allah serta takutlah kamu
akan maksiat kepada Allah dan perintahkan keluargamu dengan
mengingat Allah”.
Pemahaman QS. At-Tahrim ayat 6 ini bahwa :
Berdasar ilmu pengetahuan sosial ( sosiologi ) dalam teori perubahan
sosial dikatakan bahwa memperbaiki kualitas kepribadian diri dimulai
dari dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian disusul pada level
masyarakat atau lingkungan atau orang lain.

2. QS.Thaha : 132
a. Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad dan umatnya untuk
melaksanakan shalat dan bersabar.
b. Menyelamatkan keluarga dari api neraka dengan cara melaksanakan
shalat dan bersabar.
3. QS. Al-An’am : 70
a. Allah swt. Memerintahkan nabi Muhammad saw. Untuk memutuskan
hubungan dengan orang-orang yang mempermainkan agama atau
menjadikan agama sebagai main-main dengan memperolok-olokaan
agama itu.
b. Tidak ada satupun perbuatan yang dapat tertolong kecuali dari dirinya
sendiri yang menolongnya. Agar tidak terjerumus ke dalam api
neraka.

Hadis nabi tentang tanggung jawab diri dan keluarga serta masyarakat:

Artinya:
“Perintahkan anak-anak untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun , dan
pukullah mereka ( jika tidak mau menjalankan shalat ) ketika mereka berumur
sepuluh tahun.

Artinya :
“ Hak seorang muslim kepada muslim liannya ada lima, yakni membalas salam,
menjenguk orang sakit, mengantarkan janazah, memenuhi undangan dan
mendoakan ketika bersin.

Materi Diskusi :
Petunjuk:
A. Buat kelompok ( tiga kelompok ) dalam satu kelas
 Anggota kelompok boleh memilih sendiri, mana suka tetapi harus seimbang
jumlah anggotanya...
 Materi Diskusi tiap kelompok sama, dan hasil diskusi masing masing
kelompok dikumpulkan ke guru MAPEL.
 Tiap kelompok ( perwakilan ) mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
B. Permasalahan :
* Coba uraikaan makna tanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga
sesuai tuntunan al-Qur’an.
* Jelaskan sikap dan perilaku yang dapat dilakukan sebagai penghayatan dan
pengamalan QS. Thaha : 132
* Sikap memanjakan anak berarti “ membunuh “ anak itu sendiri, coba jelaskan
!

Anda mungkin juga menyukai