Dosen Pengampu
Disusun Oleh
1910612032
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun ada banyak
kekurangan di dalamnya. Saya juga berterimakasih kepada dosen pengampu
Teknologi Penetasan dan Pemuliaan Ternak Unggas, yaitu Bapak Dr. Kusnadidi
Subekti, S.Pt, MP.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di tengah kondisi ketahanan pangan yang semakin terancam karena
berbagai ketidak pastian di tingkat global, pemanfaatan sumber daya genetik
ternak lokal dan pemanfaatan bahan ransum lokal serta hasil samping
pertanian dan industri pertanian seakan menjadi suatu keharusan untuk
menjaga sistem penyediaan pangan (protein hewani), namun sementara ini,
perhatian pemerintah terhadap pengembangan ayam lokal masih belum
optimal.
1.3. Tujuan
2
3. Mengetahui sifat mengeram ayam lokal
1.4. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
peternak rakyat. Sehingga atas dasar itu maka upaya perbaikan mutu genetik
ayam lokal diserahkan kepada lembaga penelitian milik pemerintah, untuk
kemudian hasilnya disebarkan kepada para peternak (Iskandar, 2006).
5
setengah terkurung, pada saat tanaman pangan masih rentan terhadap
gangguan unggas, ayam dibatasi ruang geraknya di sekitar halaman kandang
yang dipagari dan diberi pakan 75 g untuk dewasa, 40 g untuk yang muda,
dan 25 g untuk anak per ekor per hari. Selepas periode tersebut ayam dilepas
agar mampu mencari pakan tambahan di sekitar pekarangan rumah. Kandang
dibangun secara sederhana dengan memerhatikan persyaratan kebersihan
kandang. Pengendalian penyakit dilakukan dengan vaksinasi dan pengobatan
dengan sulfa dan antibiotik untuk penyakit parasit dan bakteri. Dengan sistem
ini, produksi telur meningkat, produksi anak ayam pada umur potong
meningkat, tingkat kematian turun, dan pendapatan dari penjualan ayam siap
potong meningkat. Selain itu, tanaman terhindar dari kerusakan akibat
gangguan ayam. Usaha ternak ayam lokal yang terintegrasi dengan tanaman
layak dikembangkan dengan menerapkan azas nir limbah dan input minimal,
disertai kegiatan agribisnis berkelanjutan yang dilakukan secara
berkelompok.
Seleksi telur tetas, ada beberapa kreteria seleksi telur tetas yang harus
dipenuhi dalam kegiatan penetasa yaitu ukuran telur, warna dan bentuk telur,
kualitas kerabang, dan kualitas bagian dalam telur. Hal tersebut dilakukan
sebagai upaya peningkatan daya tetas.
6
waktu 15 menit setelah peneluran, mikroorganisme dapat mencapai 1500-300
sel dan setelah satu jam dapat mencapai 20.000 sampai 30.000 sel (Suryadi
dan Prasetyo, 2018 dalam Hasanah, Wahyono, dan Marzuki, 2019).
7
BAB III
8
tempat penetasan, waktu simpan telur, suhu penyimpanan, bentuk telur, suhu
pengeraman dan penetasan.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Ayam lokal adalah ayam dari indoneisa asli hasil adaptasi yang
dilakukan puluhan bahkan ratusan lalu yang memiliki karakteristik khusus.
Pada ayam lokal, perbaikan mutu genetik dapat dilakukan dengan cara seleksi
pejantan dan betina. Pengeraman lebih baik dilakukan menggunakan mesin
tetas agar masa sekresi hormon prolaktin tidak terlalu lama. Kemudian,
manajemen pemeliharaan ayam lokal sebaiknya dilakukan secara semi
intensif untuk menigkatkan peluang produksi telur bagi betina.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, N., Wahyono, N., dan Marzuki, A. 2019. Teknik manajemen penetasan
telur tetas ayam kampong unggul kub di kelompok gumukmas jember.
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia, 4(1): 13-22.
Moreng, R. E., dan J. S. Avens. 1985. Poultry Science and Production. Reston-
Virginia: Preston Publishing Company Inc.
11
Sinurat, A. P., Santoso, E. Juarini, Sumanto, T. Murtisari dan B. Wibowo. 1992.
Peningkatan produktivitas ayam buras melalui pendekatan sistem usaha tani
pada peternak kecil. Ilmu dan Peternakan, 2(2).
Subiharta, Muryanto dan B. Utomo. 1994. Analisis ekonomi dua skala usaha
ayam buras pada tiga sistem pemeliharaan (ekstensif, semi intensif, dan
intensif) di pedesaan. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Klepu, 2: 27-32.
12