sks 3 (1-4)
HUSNUL KHOTIMAH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas
Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah Aplikasi Komputer. Makalah ini telah diupayakan
agar dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya Makalah ini
sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai
bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat
memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing dan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan
makalah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................v
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
Latar Belakang..................................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
A. Apa itu “budidaya unggas petelur”...........................................................................5
B. Seputar Mengenai Perencanaan Wirausaha di Bidang Budidaya Unggas Petelur....9
BAB III.....................................................................................................................................13
METODELOGI PENULISAN..................................................................................................13
A. Jenis Penulisan........................................................................................................13
B. Waktu dan Tempat Penulisan...............................................................................13
C. Metode Pengumpulan Data...................................................................................13
D. Metode Analisis Data.............................................................................................13
BAB IV....................................................................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................14
BAB V.....................................................................................................................................22
SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................23
III
DAFTAR GAMBAR
IV
DAFTAR TABEL
V
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar
yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun
ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi
ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur
dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai
spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam
broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu,
seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur
putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama
hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”).
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan
mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara
ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar
di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut
ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam
orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan
sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni).
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras
petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya.
Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir
periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang
khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai
menjamur pula..
Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya
dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara
komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras
petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan
adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi
perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya
yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal
2
Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki
prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai
standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri
dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Hal itu berarti target konsumsi
hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah
Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang sengaja diternakan
untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena sudah banyak peternakan ayam yang
menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai diluar negeri, baik peternkan pabrik
ataupun peternakan individu. Seperti pada peternakan ayam petelur yang kami
pemiliknya yaitu Rochman Hadi, peternakan ini terletak di daerah Jalan Klogeng
Gribig No 22.
Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam
jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan
daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam
petelur dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan
kualitas yang baik. Dalam beternak, kita perlu memperhatikan mulai dari pakan,
3
kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi
dan sebagainya.
petelur, yang dipilih oleh peternaknya tersebut. Ayam Petelur tersebut dipilih untuk
dijadikan pilihan dalam beternak karena dirasa ayam petelur tersebut mampu untuk
menghasilkan telur dalam jumlah yang cukup dengan waktu yang cepat. Sehingga
Dalam hal kandang yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu pendirian kandang
yang jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan sumber pakan, air, dan pemasaran.
Selain itu yang perlu diperhatikan yaitu mengenai struktur atau desain kandang,
bahan kandang yang dipakai, memperhatikan sanitasi, sirkulasi udara, suhu pada
kandang, kapasitas yang baik untuk jumlah ternak yang dihuni didalamnya.
Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena sangat
penting juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang dihasilkan
nanti dalam kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya sama, yaitu
diantaranya penyakit tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan sebagainya.
Tujuan
4
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi wirausaha di bidang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya. Dalam budidaya uggas petelur
dibutuhkan sarana dan peralatan. Selanjutnya kamu akan mempelajari sarana dan
peralatan yang di butuhkan dalam budidaya unggas petelur. Dalam budidaya unggas
petelur pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin. Lokasi yang sesuai untuk
Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam petelur terdiri dari
A. Kandang
Kandang adalah kebutuhan utama dalam usaha budidaya ternak unggas. Kandang
pemanenan atau pengumpulan hasil peternakan. Selain itu kandang juga berfungsi
5
Kandang yang umum digunakan pada budidaya unggas petelur adalah kandang
kandang battery jika sudah dewasa. Biasanya kandang battery diletakkan dalam
bangunan kandang, jika seolah-olah ada kandang dalam kandang. Kandang battery
dapat dibuat dari kawat, kayu atau bambu yang didesain sedemikian rupa sehingga
telur dapat mengelinding keluar dari kandang battery. Biaya oembuatan kandang
B. Peralatan kandang
Selain kandang dibutuhkan juga peralata seperti di bawah tempat makan, minum,
dan grit. Kandang postal harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum
sehinnga harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Tempat makan dan minum pada
kandang battery sudah cukup menyatu dengan kandang yang dapat terbuat dari
bambu, aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.
C. Bibit ayam
Bibit ayam petelur dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit ayam yang digunakan
6
1. Anak ayam berasal dari induk yang sehat
5. Ukura badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40 gram
D. Pakan
Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap
maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung
zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan
jenis ternaknya. Pakan dapat dibuat dari bahan-bahan hasil pertanian, perikanan,
peternakan, dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak dipergunakan
sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.
Pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti jagung, kedelai, dan
bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi karbohidrat, serat kasar, protein,
lemak, kalsium, dan fospor sehingga sesuai sebagai pakan ayam. Pakan ayam sudah
Obat-obatan diberikan kepada unggas jika diperlukan, yaitu untuk yang sakit. Obat-
obatan yang diberikan harus disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh unggas.
Obat juga diberikan sesuai dosis, julah serta waktu yang tepat.
7
Vitamin berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan menjaga kesehatan unggas,
Secara alami unggas dapat tumbuh sehat jika mendapatkan pakan dalam jumlah
yang cukup.
F. Peralatan panen
Disamping itu, peralatan panen dapat digunakan untuk mencegah telur yang
dihasilkan tidak pecah dan ruak. Peralatan panen adalah wadh untuk
1.
Penyediaan
Kandang
5. Pasca 2.
Penyediaan
panen bibit
3.
4. Panen
Pemeliharaan
8
B. Seputar Mengenai Perencanaan Wirausaha di Bidang Budidaya Unggas Petelur
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum kita melakukan suatu kegiatan wirusaha
tolak dari pencapaian sebuah tujuan atau proses kerja fikir dan rasa dalam
ini menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana
Keberhasilan dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha.
Keberhasilan dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha.
Dengan demikian sebuah masalah bisnis yang besar dapat dilihat sebagai sebuah
Berikut ini adalah hal-hal penting harus direncanakan sebelum memulai wirausaha,
yaitu:
9
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan untuk mempelajari berbagai masalah
pasar. Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan, dan manajemen
sudah disiapkan , maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan
analisa pasar. Maksudnya agar ketika produk peternakan yang kita usahakan sudah
berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita
tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.
sebelumnya, dapat menentukan jenis unggas yang akan dibudidayakan. Pilih jenis
unggas yang produk budidayanya laku dipasaran atau pilih produk yang
kompetitornya lebih sedikit. Salah satu hewan petelur yang memenuhi kriteria
Indonesia. Selain daging dan telurnya yang dapat dikonsumsi, kotoran burung puyuh
bahkan banyak dicari para petani dan peternak ikan. Kandungan protein serta
nitrogen yang tinggi ternyata dapat menyuburkan tanah dan pakan yang bergizi. Ada
telur puyuh.
10
Daging puyuh juga mulai dilirik pengusaha kuliner. Rasanya yang lezat dan
Sebagai unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam ras petelur,
Untuk memulai beternak puyuh tidak diperlukan modal besar dan lahan yang luas.
Jika beternak ayam membutuhkan luas lahan sekitar 100 m2 untuk memelihara
1.000 ekor, maka untuk 1.000 ekor puyuh hanya membutuhkan luas lahan sekitar 12
m2.
Dibandingkan dengan unggas lain, puyuh tidak mengidap terlalu banyak penyakit.
Kandang merupakan bagian penting dalam usaha ternak puyuh petelur, kandang
digunakan untuk puyuh yang sudah siap untuk bertelur dan puyuh yang masih perlu
untuk dirawat dan dipelihara hingga siap bertelur. Calon peternak juga perlu untuk
puyuh agar tidak menjadi sumber bau yang kurang menyenangkan bagi lingkungan
sekitar.
11
Kandang yang baik untuk digunakan dalam cara budidaya burung puyuh haruslah
terjaga suhunya yaitu berkisar pada 20°C hingga 25°C dengan kelembapan sekitar
30% hingga 80%. Saluran air dan suplai listrik juga sangat penting untuk
dan menjaga suhu kandang. Didalam cara beternak burung puyuh yang benar,
selama musim penghujan dibutuhkan lampu 25 hingga 40 watt di siang hari dan 40
hingga 60 watt di malam hari. Ukuran dan tata letak untuk kandang juga perlu untuk
diperhatikan.
12
BAB III
METODELOGI PENULISAN
13
BAB IV
Beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan dalam usaha ternak ayam ras petelur
2. Ayam ras sangat sensitif terhadap perubahan manajemen baik dalam hal
mungkin.
dalam hal menjaga standar kebutuhan pakan baik kuantitas maupun kualitas,
14
7. Usaha ayam ras petelur dituntut untuk selalu menghasilkan produk yang
diinginkan konsumen dalam hal warna, ukuran dan kualitas bahkan bentuk
yang lebih murah juga menjadi keharusan, sehingga perlu diantisipasi melalui
yang efisien.
Beberapa hal yang menjadi faktor kegagalan dalam usahaternak ayam ras petelur
penyimpanan pakan.
15
5. Memulai usaha pada saat yang tidak tepat karena tidak adanya upaya
strategi investasi.
6. Bagi pelaku yang baru memulai usaha, cederung tidak menguasai teknik
7. Penurunan harga secara mendadak yang sering terjadi karena produksi yang
petelur?
keberhasilannya baik dari luar maupun faktor dari dalam perusahaan itu sendiri.
Faktor Eksternal
Lingkungan
Umum
Lingkungan
Tugas
a. Lingkungan Umum
16
Secara Umum faktor lingkungan sangat berpengaruh pada usaha agribisnis. Kondisi
iklim dan situasi suatu wilayah akan mempengaruhi kinerja perusahaan karena
bagaimanapun juga selain tergantung dari kondisi ekonomi dan sosial masyarakat,
kondisi iklim mempengaruhi secara langsung pada usaha ayam petelur (layer).
b. Lingkungan Tugas
membutuhkan telur dalam pengolahannya seperti cake,bakery dan cookies. Hal ini
tentu saja menjadi angin segar mengingat sektor industri sudah banyak yang colaps
Konsekuensi dari hal ini sebagai peternak harus dapat bersaing di pasar. Ada 4
kaidah yang dapat dilakukan peternak agar telur yang dihasilkan dapat layak jual
Faktor Internal
17
F a k to r In te rn a l
Pemilik
Karyawan
a) Pemilik
hatus diperhatikan oleh peternak. Selain itu faktor kultur atau budaya masyarakat
harus diketahui oleh pemilik dan disesuaikan dengan kultur budaya setempat dalam
memilih komoditas yang akan diusahakan. Dalam usaha layer seringkali dijumpai
peternak yang belum benar dalam menghitung BEP yang tidak mengikutkan biaya-
b) Karyawan
Pada usaha peternakan, tenaga kerja yang digunakan dapat berasal dari keluarga
sendiri dan dari luar. Kecakapan pekerja sangat diperlukan dna pengetahuannya
harus luas agar dpat mengelola dengan baik. Pemilik harus selektif dalam memilih
18
pekerja, mereka harus benar- benar mempunyai kompetensi di bidang peternakan.
Kegiatan pokok dari tenaga kerja adalah pembersihan kandang dan pemberian
pakan.
Manajemen yang kurang maksimal pada akhirnya akan menghasilkan performa yang
sirkulasi yang tidak lancar dan kurangnya cahaya yang masuk ke kandang sehingga
ayam tidak nyaman dalam berproduksi. Pengawasan kandungan obat ternak serta
cemaran mikrobia, mikotoksin dan senyawa lainnya pada pakan ternyata sering
pentingnya mengikuti petunjuk penggunaan obat ternak baik yang digunakan dalam
Menentukan skala usaha berarti menentukan jumlah hewan puyuh yang akan
dipelihara agar bisnis bisa berjalan secara kontinu dan menguntungkan. Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjalankan usaha puyuh petelur sebagai
berikut.
19
Kapasitas kandang dan perlengkapan. Jika kandang sudah tersedia, kapasitas
kandang dan jumlah perlengkapan menentukan skala usaha.
Efisiensi biaya produksi. Efisiensi produksi terkait dengan jumlah tenaga kerja
dan penggunaan bahan yang lainya.
Kebutuhan atau permintaan pasar. Pasar merupakan faktor penting dalam
menentukan skala usaha. Percuma memelihara puyuh dalam jumlah besar
jika tidak bisa memasarkan. Peliharalah puyuh sesuai dengan permintaan
pasar. Suplai yang melebihi permintaan dapat mengakibatkan harga jatuh.
Komponen biaya dalam suatu wirausaha terdiri atas biaya tetap dan tidak
tetap. Biaya tetap terdiri atas biaya pembuatan kandang dan pembelian peralatan
kandang, sedangkan biaya tidak tetap terdiri atas biaya bibit, pakan, dan obat-
obatan. Berikut ini analisa usaha budidaya puyuh petelur skala rumah tangga
( sekitar seribu ekor) dengan luas lahan 20 m persegi dan waktu yang digunakan
untuk mengelola sebanyak 30 menit hingga satu jam.
20
Biaya Tidak Tetap (Biaya per hari)
4. Pakan harian @ Rp 5.600 22 kg Rp 123.200
5. Biaya lain (Obat = @ Rp. 9,000 1.000 ekor Rp 12.300
20%)
Jumlah Rp 135.500
Pendapatan (Produksi 75-80%)
6. Telur @ Rp. 280 775 butir Rp 217.000
Pendapatan - Biaya = 217.000 - 135.500 = 81.500 - 12.300 = Rp. 69.200
BEP = Rp. 15.360.000 : Rp. 69.200 = 221 hari atau 7,4 bulan (Saat ini Puyuh
mampu dipelihara hingga 18 Bulan Sudah Tercapai Break Event Point (titik Balik
Modal)
Tabel 2 Perhitungan skala biaya usaha budidaya puyuh petelur
21
BAB V
A. Simpulan
1. Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam petelur terdiri dari
2. Wirausaha di bidang budidaya ayam petelur sangat terpengaruh oleh faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya baik dari luar maupun faktor dari
3. Perencanaan usaha ini menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan
melakukannya.
B. Saran
1. Bagi pemerintah diharapkan agar dapat memberikan sosialisasi bagi masyarakat
tentang budidaya unggas petelur ini agar mayarakat tahu bagaimana tata cara yang
2. Bagi masyarakat diharapkan agar mengetahui bagaimana berternak unggas untuk
3. Bagi pelajar diharapkan dapat memberi tahu masyarakat terdekat seperti
22
DAFTAR PUSTAKA
http://duniapendidikan4.blogspot.co.id/2016/08/makalah-budidaya-unggas-
petelur.html
http://kartianiginting.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html
23