Anda di halaman 1dari 28

TUGAS APLIKASI KOMPUTER

sks 3 (1-4)

HUSNUL KHOTIMAH

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
MATRIKULASI
TA 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas

Makalah Budidaya Ternak Unggas tentang “Pemeliharaan Puyuh Petelur”.

Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan tugas mata kuliah Aplikasi Komputer. Makalah  ini telah diupayakan

agar dapat sesuai apa yang diharapkan  dan dengan terselesainya Makalah ini

sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai

bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat

memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai

pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada

Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing dan

Teman teman berkat kerjasamanya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan

segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun,

sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan

kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga

makalah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................v
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
Latar Belakang..................................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
A. Apa itu “budidaya unggas petelur”...........................................................................5
B. Seputar Mengenai Perencanaan Wirausaha di Bidang Budidaya Unggas Petelur....9
BAB III.....................................................................................................................................13
METODELOGI PENULISAN..................................................................................................13
A.    Jenis Penulisan........................................................................................................13
B.     Waktu dan Tempat Penulisan...............................................................................13
C.    Metode Pengumpulan Data...................................................................................13
D.    Metode Analisis Data.............................................................................................13
BAB IV....................................................................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................14
BAB V.....................................................................................................................................22
SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................23

III
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahap budidaya unggas petelur...................................................................8

Gambar 2 Faktor Eksternal..........................................................................................16

Gambar 3 Faktor Internal............................................................................................18

IV
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tingkat kepadatan kandang ayam per bobot hidup.......................................12

Tabel 2 Perhitungan skala biaya usaha budidaya puyuh petelur................................21

V
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar

yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun

ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi

ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur

dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai

spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam

broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu,

seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur

putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama

hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali

persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”).

Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan

pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai

mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara
ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar

di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut

ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam

orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan

sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni).

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras

petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya.

Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir

periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang

khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai

menjamur pula..

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya

dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara

komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras

petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan

adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi

perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya

yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal

dari ayam liar di Asia dan Afrika.

2
Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki

prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai

standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri

dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Hal itu berarti target konsumsi

protein hewani sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi protein

hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah

dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.

Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang sengaja diternakan

untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena sudah banyak peternakan ayam yang

menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai diluar negeri, baik peternkan pabrik

ataupun peternakan individu. Seperti pada peternakan ayam petelur yang kami

kunjungi, yang dimana peternakan tersebut dimiliki individu. Adapun nama

pemiliknya yaitu Rochman Hadi, peternakan ini terletak di daerah Jalan Klogeng

Gribig No 22.

Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam

jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan

daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam

petelur dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan

kualitas yang baik. Dalam beternak, kita perlu memperhatikan mulai dari pakan,

3
kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi

dan sebagainya.

Kami melakukan kunjungan atau observasi ke peternak dengan maksut untuk

mengetahui situasi dalam membudidayakan ternak khususnya komoditi ayam

petelur, yang dipilih oleh peternaknya tersebut. Ayam Petelur tersebut dipilih untuk

dijadikan pilihan dalam beternak karena dirasa ayam petelur tersebut mampu untuk

menghasilkan telur dalam jumlah yang cukup dengan waktu yang cepat. Sehingga

peternak tersebut memilih komoditi ayam petelur untuk diternakan.

Dalam hal kandang yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu pendirian kandang

yang jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan sumber pakan, air, dan pemasaran.

Selain itu yang perlu diperhatikan yaitu mengenai struktur atau desain kandang,

bahan kandang yang dipakai, memperhatikan sanitasi, sirkulasi udara, suhu pada

kandang, kapasitas yang baik untuk jumlah ternak yang dihuni didalamnya.

Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena sangat

penting juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang dihasilkan

nanti dalam kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya sama, yaitu

diantaranya penyakit tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan sebagainya.

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dalam

budidaya ayam petelur.

4
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi wirausaha di bidang

budidaya unggas petelur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Apa itu “budidaya unggas petelur”


Budidaya unggas petelur merupakan usaha pengelolaan sumber daya hayati berupa

unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya. Dalam budidaya uggas petelur

dibutuhkan sarana dan peralatan. Selanjutnya kamu akan mempelajari sarana dan

peralatan yang di butuhkan dalam budidaya unggas petelur. Dalam budidaya unggas

petelur pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin. Lokasi yang sesuai untuk

budidaya ayampetelur adalah jauh dari keramaian, mudah dijangkau untuk

pemasaran, dan bersifat menetap.

1. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Petelur

Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam petelur terdiri dari

kandang dan perlengkapan kandang, bibit, pakan, vitamin dan obat-obatan.

A. Kandang

Kandang adalah kebutuhan utama dalam usaha budidaya ternak unggas. Kandang

berguna untuk menjaga agar unggas peliharaan tidak berkeliaran, memudahkan

pemeliharaan, seperti pemberian pakan dan obat-obatan, serta memudahkan

pemanenan atau pengumpulan hasil peternakan. Selain itu kandang juga berfungsi

untuk memperoleh hasil panen yang berkualitas.

5
Kandang yang umum digunakan pada budidaya unggas petelur adalah kandang

sangkar yang dimodifikasi menjadi kandang battery. Unggas petelur biasanya

dipelihara terlebih dahulu dalam kandang postal, selanjutnya dipindahkan ke

kandang battery jika sudah dewasa. Biasanya kandang battery diletakkan dalam

bangunan kandang, jika seolah-olah ada kandang dalam kandang. Kandang battery

dapat dibuat dari kawat, kayu atau bambu yang didesain sedemikian rupa sehingga

telur dapat mengelinding keluar dari kandang battery. Biaya oembuatan kandang

battery cukup besar, sedangkan keuntungan kandang battery adalah:

· Memudahkan mengambil dan mengumpulkan telur

· Menghindari kerusakan telur dari unggas

· Memperoleh telur yang bersih dari kotoran unggas

· Menghindari kanibalisme antarunggas

B. Peralatan kandang

Selain kandang dibutuhkan juga peralata seperti di bawah tempat makan, minum,

dan grit. Kandang postal harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum

sehinnga harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Tempat makan dan minum pada

kandang battery sudah cukup menyatu dengan kandang yang dapat terbuat dari

bambu, aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.

C. Bibit ayam

Bibit ayam petelur dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit ayam yang digunakan

disebut DOC/ ayam umur sehari. Persyaratan bibit DOC adalah:

6
1. Anak ayam berasal dari induk yang sehat

2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya

3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya

4. Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik

5. Ukura badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40 gram

6. Tidak ada letajan tinja diduburnya

D. Pakan

Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap

maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung

zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan

jenis ternaknya. Pakan dapat dibuat dari bahan-bahan hasil pertanian, perikanan,

peternakan, dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak dipergunakan

sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.

Pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti jagung, kedelai, dan

bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi karbohidrat, serat kasar, protein,

lemak, kalsium, dan fospor sehingga sesuai sebagai pakan ayam. Pakan ayam sudah

tersedia dalam bentuk siap pakai dibeli di toko pakan ternak.

E. Obat-obatan, vitamin, dan Hormon Pertumbuhan

Obat-obatan diberikan kepada unggas jika diperlukan, yaitu untuk yang sakit. Obat-

obatan yang diberikan harus disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh unggas.

Obat juga diberikan sesuai dosis, julah serta waktu yang tepat.

7
Vitamin berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan menjaga kesehatan unggas,

sedangkan hormon pertubuhan berfungsi untuk menpercepat pertumbuhan unggas.

Secara alami unggas dapat tumbuh sehat jika mendapatkan pakan dalam jumlah

yang cukup.

F. Peralatan panen

Peralatan panen diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat panen.

Disamping itu, peralatan panen dapat digunakan untuk mencegah telur yang

dihasilkan tidak pecah dan ruak. Peralatan panen adalah wadh untuk

mengumpulkan telur yang telah dipanen.

2. Teknik Budidaya Unggas Petelur

1.
Penyediaan
Kandang

5. Pasca 2.
Penyediaan
panen bibit

3.
4. Panen
Pemeliharaan

Gambar 1 Tahap budidaya unggas petelur

8
B. Seputar Mengenai Perencanaan Wirausaha di Bidang Budidaya Unggas Petelur

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum kita melakukan suatu kegiatan wirusaha

adalah melakukan perencanaan usaha. Perencanaan wirausaha merupakan titik

tolak dari pencapaian sebuah tujuan atau proses kerja fikir dan rasa dalam

menentukan bagaimana cara bertindak untuk mencapai tujuan. Perencanaan usaha

ini menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana

melakukannya, kapan melakukannya dan siapa yang akan melakukannya.

Keberhasilan dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha.

Keberhasilan dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha.

Oleh karena itu, perencanaan usaha hendaklah dibuat/disusun sebaik mungkin.

Manfaat dari perencanaan wirausaha adalah sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Sebuah rencana wirausaha akan membantu untuk

memilah-milah proses dimaksud menjadi bagian-bagian kecil yang lebih jelas.

Dengan demikian sebuah masalah bisnis yang besar dapat dilihat sebagai sebuah

urutan masalah-masalah kecil. Dan dengan memecahkan masalah masalah kecil

dimaksud, otomatis masalah besar tersebut juga akan dapat terpecahkan.

Berikut ini adalah hal-hal penting harus direncanakan sebelum memulai wirausaha,

yaitu:

1. Menentukan Jenis Ternak

9
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan untuk mempelajari berbagai masalah

pasar. Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan, dan manajemen

sudah disiapkan , maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan

analisa pasar. Maksudnya agar ketika produk peternakan yang kita usahakan sudah

berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita

tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.

Berdasarkan pengalaman survei pasar yang dilakukan pada pembelajaran

sebelumnya, dapat menentukan jenis unggas yang akan dibudidayakan. Pilih jenis

unggas yang produk budidayanya laku dipasaran atau pilih produk yang

kompetitornya lebih sedikit. Salah satu hewan petelur yang memenuhi kriteria

tersebut adalah Puyuh.

Banyak sekali alasan mengapa beternak burung puyuh semakin digemari di

Indonesia. Selain daging dan telurnya yang dapat dikonsumsi, kotoran burung puyuh

bahkan banyak dicari para petani dan peternak ikan. Kandungan protein serta

nitrogen yang tinggi ternyata dapat menyuburkan tanah dan pakan yang bergizi. Ada

beberapa keunggulan wirausaha burung puyuh yang menguntungkan, di antaranya

adalah sebagai berikut.

 Permintaan telur puyuh yang tinggi serta harga dipasaran juga

menguntungkan peternak puyuh, serta masih terjadi kekurangan pasokan

telur puyuh.

 Harga telur puyuh cenderung naik dari waktu ke waktu.

10
 Daging puyuh juga mulai dilirik pengusaha kuliner. Rasanya yang lezat dan

bertekstur lembut membuat daging puyuh digemari. Hal ini sebagai

alternatif jika nantinya putuh sudah kurang maksimal bertelur.

 Sebagai unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam ras petelur,

puyuh mulai bertelur saat berumur 45 hari. Masa produktif puyuh

berlangsung sekitar 18 bulan.

Untuk memulai beternak puyuh tidak diperlukan modal besar dan lahan yang luas.

Jika beternak ayam membutuhkan luas lahan sekitar 100 m2 untuk memelihara

1.000 ekor, maka untuk 1.000 ekor puyuh hanya membutuhkan luas lahan sekitar 12

m2.

Dibandingkan dengan unggas lain, puyuh tidak mengidap terlalu banyak penyakit.

Vaksin yang diberikan cukup ND-Lasota dan AI.

2. Menentukan Lokasi Kandang

Kandang merupakan bagian penting dalam usaha ternak puyuh petelur, kandang

digunakan untuk puyuh yang sudah siap untuk bertelur dan puyuh yang masih perlu

untuk dirawat dan dipelihara hingga siap bertelur. Calon peternak juga perlu untuk

memperhatikan tempat yang akan dijadikan tempat pembuangan kotoran burung

puyuh agar tidak menjadi sumber bau yang kurang menyenangkan bagi lingkungan

sekitar.

11
Kandang yang baik untuk digunakan dalam cara budidaya burung puyuh haruslah

terjaga suhunya yaitu berkisar pada 20°C hingga 25°C dengan kelembapan sekitar

30% hingga 80%. Saluran air dan suplai listrik juga sangat penting untuk

diperhatikan. Kandang burung puyuh membutuhkan listrik untuk menyalakan lampu

dan menjaga suhu kandang. Didalam cara beternak burung puyuh yang benar,

selama musim penghujan dibutuhkan lampu 25 hingga 40 watt di siang hari dan 40

hingga 60 watt di malam hari. Ukuran dan tata letak untuk kandang juga perlu untuk

diperhatikan.

Bobot Badan (kg) Ekor/m2


1,4 13 – 17
1,8 10 – 13
2,3 8 – 10
2,7 6–8
Tabel 1 Tingkat kepadatan kandang ayam per bobot hidup

12
BAB III
METODELOGI PENULISAN

A.    Jenis Penulisan


Jenis penulisan yang digunakan oleh penulis pada karya tulis ini adalah
deskriptif analisis, yakni dengan mendeskripsikan dan mengkaji mengenai
problematika budidaya unggas petelur dan perencanaan wirausaha di bidang
budidaya unggas petelur dalam peternakan ayam petelur.

B.     Waktu dan Tempat Penulisan


Penulisan dilakukan pada bulan Juli 2016 dan bertempat di SMA Plus Negeri 2
Banyuasin III.

C.    Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam karya tulis ini
adalahdengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan
data-data melalui buku-buku dan internet. Studi pustaka dilakukan untuk
menambah data agar lebih lengkap. Data-data diperolah melalui media cetak,
seperti buku-buku dan media elektronik seperti melalui internet.

D.    Metode Analisis Data


Pada metode analisis data, penulis menggunakan analisis kualitatif, yaitu
memperoleh data-data dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,
seperti buku-buku dan media massa yaitu internet.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Apa saja yang dapat menyebabkan keberhasilan dan kegagalan dalam

budidaya ayam petelur?

Faktor Penentu Keberhasilan

Beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan dalam usaha ternak ayam ras petelur

adalah sebagai berikut.

1. Sifat ayam petelur biasanya memerlukan suasana tenang, pencahayaan yang

cukup dan perlakuan dari petugas kandang yang hati-hati.

2. Ayam ras sangat sensitif terhadap perubahan manajemen baik dalam hal

pakan, tenaga kerja maupun lingkungan sekitar, sehingga memerlukan

pengawasan yang ketat.

3. Perubahan secara mendadak yang tidak diinginkan ternak akan dapat

menurunkan produksi telur sampai 50 %.

4. Menghadapi pasar yang semakin mengglobal, persaingan yang kemungkinan

datang berasal dari negara lain, sehingga perlu diwaspadai.

5. Pola konsumsi masyarakat sering fluktuatif harus selalu diantisipasi secermat

mungkin.

6. Teknologi pemeliharaan ayam petelur memerlukan upaya sebaik-baiknya

dalam hal menjaga standar kebutuhan pakan baik kuantitas maupun kualitas,

cahaya dan suasana lingkungan.

14
7. Usaha ayam ras petelur dituntut untuk selalu menghasilkan produk yang

diinginkan konsumen dalam hal warna, ukuran dan kualitas bahkan bentuk

kemasan yang sesuai dengan tuntutan selera masyarakat.

8. Adanya persaingan global, maka tuntutan untuk berproduksi dengan harga

yang lebih murah juga menjadi keharusan, sehingga perlu diantisipasi melalui

penerapan atau pengenalan teknologi (pakan, obat-obatan dan peralatan)

yang efisien.

9. Kerjasama antara peternak kecil, menengah dengan perusahaan besar untuk

menjamin kelangsungan produksi dan pemasaran.

10. Mengantisipasi fluktuatif harga produksi dan sarana produksi dengan

perencanaan dan evaluasi jangka panjang.

Faktor Penyebab Kegagalan

Beberapa hal yang menjadi faktor kegagalan dalam usahaternak ayam ras petelur

adalah sebagai berikut.

1. Tidak cermat dalam manajemen pemeliharaan yang dapat mengakibatkan

kematian tinggi atau penurunan produktivitas dan kualitas.

2. Tidak mampu dalam mengantisipasi perubahan.

3. Sistem pengadaan pakan tidak memadai, seperti dalam pengangkutan dan

penyimpanan pakan.

4. Penanganan kesehatan kurang teratur.

15
5. Memulai usaha pada saat yang tidak tepat karena tidak adanya upaya

memprediksi situasi yang fluktuatif atau keterbatasan kemampuan dalam

strategi investasi.

6. Bagi pelaku yang baru memulai usaha, cederung tidak menguasai teknik

peramalan yang cermat serta kepercayaan berlebihan (over convident).

7. Penurunan harga secara mendadak yang sering terjadi karena produksi yang

melimpah dari wilayah lain.

B. Apa saja faktor yang mempengaruhi wirausaha di bidang budidaya unggas

petelur?

Wirausaha sangat terpengaruh oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilannya baik dari luar maupun faktor dari dalam perusahaan itu sendiri.

Faktor Eksternal

Lingkungan
Umum

Lingkungan
Tugas

Gambar 2 Faktor Eksternal

a. Lingkungan Umum

16
Secara Umum faktor lingkungan sangat berpengaruh pada usaha agribisnis. Kondisi

iklim dan situasi suatu wilayah akan mempengaruhi kinerja perusahaan karena

bagaimanapun juga selain tergantung dari kondisi ekonomi dan sosial masyarakat,

kondisi iklim mempengaruhi secara langsung pada usaha ayam petelur (layer).

b. Lingkungan Tugas

Perkembangan peternakan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Masyarakat

telah mengetahui betapa strategisnya bisnis bidang peternakan termasuk ayam

petelur yang dibarengi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk

mengkonsumsi protein hewani dan perkembangan industri makanan yang

membutuhkan telur dalam pengolahannya seperti cake,bakery dan cookies. Hal ini

tentu saja menjadi angin segar mengingat sektor industri sudah banyak yang colaps

sehingga berwirausaha bidang peternakan dapat menjadi salah satu pilihan.

Konsekuensi dari hal ini sebagai peternak harus dapat bersaing di pasar. Ada 4

kaidah yang dapat dilakukan peternak agar telur yang dihasilkan dapat layak jual

yaitu genetik, nutrisi, kesehatan dan manajemen.

Faktor Internal

17
F a k to r In te rn a l
Pemilik

Karyawan

Lingkungan Kerja Fisik

Gambar 3 Faktor Internal

a) Pemilik

Peternak merupakan subyek dari usaha peternakan. Kesuksesan usaha peternakan

ditentukan oleh kemampuan peternak dalam mengelola usahanya. Latar belakang

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman usaha adalah faktor penting yang

hatus diperhatikan oleh peternak. Selain itu faktor kultur atau budaya masyarakat

harus diketahui oleh pemilik dan disesuaikan dengan kultur budaya setempat dalam

memilih komoditas yang akan diusahakan. Dalam usaha layer seringkali dijumpai

peternak yang belum benar dalam menghitung BEP yang tidak mengikutkan biaya-

biaya yang seharusnya dimasukkan dalam penghitungan sehingga tidak optimal

dalam kelangsungan usahanya.

b) Karyawan

Pada usaha peternakan, tenaga kerja yang digunakan dapat berasal dari keluarga

sendiri dan dari luar. Kecakapan pekerja sangat diperlukan dna pengetahuannya

harus luas agar dpat mengelola dengan baik. Pemilik harus selektif dalam memilih

18
pekerja, mereka harus benar- benar mempunyai kompetensi di bidang peternakan.

Kegiatan pokok dari tenaga kerja adalah pembersihan kandang dan pemberian

pakan.

c) Lingkungan Kerja Fisik

Manajemen yang kurang maksimal pada akhirnya akan menghasilkan performa yang

tidak optimal. Sebagai contoh perkandangan, konstruksi yang salah menyebabkan

sirkulasi yang tidak lancar dan kurangnya cahaya yang masuk ke kandang sehingga

ayam tidak nyaman dalam berproduksi. Pengawasan kandungan obat ternak serta

cemaran mikrobia, mikotoksin dan senyawa lainnya pada pakan ternyata sering

belum sesuai dengan ketentuan. Sehingga perlu digalakkan sosialisasi tentang

pentingnya mengikuti petunjuk penggunaan obat ternak baik yang digunakan dalam

pakan komersial maupun untuk pengobatan.

C. Bagaimana cara menentukan skala usaha agar tetap stabil?

Menentukan skala usaha berarti menentukan jumlah hewan puyuh yang akan
dipelihara agar bisnis bisa berjalan secara kontinu dan menguntungkan. Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjalankan usaha puyuh petelur sebagai
berikut.

 Modal yang tersedia. Jumlah ternak yang akan dipelihara, tergantung


besarnya modal yang dimiliki. Semakin besar modal (uang), semakin banyak
pula ayam yang dapat dipelihara, asalkan faktor-faktor lain mendukung. 
 Ketersediaan lahan. Jika menghendaki beternak dengan kandang pribadi,
perlu membangun kandang terlebih dahulu.  

19
 Kapasitas kandang dan perlengkapan. Jika kandang sudah tersedia, kapasitas
kandang dan jumlah perlengkapan menentukan skala usaha. 
 Efisiensi biaya produksi. Efisiensi produksi terkait dengan jumlah tenaga kerja
dan penggunaan bahan yang lainya. 
 Kebutuhan atau permintaan pasar. Pasar merupakan faktor penting dalam
menentukan skala usaha. Percuma memelihara puyuh dalam jumlah besar
jika tidak bisa memasarkan. Peliharalah puyuh sesuai dengan permintaan
pasar. Suplai yang melebihi permintaan dapat mengakibatkan harga jatuh. 

Selanjutnya lakukanlah analisis biaya yang diperlukan dalam wirausaha di


bidang budidaya ternak unggas petelur. Komponen biaya produksi dalam usaha
ternak unggas sangat ditentukan oleh skala wirausaha. Semakin besar skala
wirausaha, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan.

Komponen biaya dalam suatu wirausaha terdiri atas biaya tetap dan tidak
tetap. Biaya tetap terdiri atas biaya pembuatan kandang dan pembelian peralatan
kandang, sedangkan biaya tidak tetap terdiri atas biaya bibit, pakan, dan obat-
obatan. Berikut ini analisa usaha budidaya puyuh petelur skala rumah tangga
( sekitar seribu ekor) dengan luas lahan 20 m persegi dan waktu yang digunakan
untuk mengelola sebanyak 30 menit hingga satu jam.

No Jenis Biaya Harga Biaya Banyaknya Total


.
Biaya Tetap
1. Sangkar produksi. @ Rp 600,000 5 Unit Rp 3,000.000
2. Puyuh betina siap @ Rp. 9,000 1.000 ekor Rp 9.000.000
bertelur
3. Pakan selama 30 hari @ Rp 5.600 20 kg/hari Rp 3.360.000
Jumlah Rp 15.360.000

20
Biaya Tidak Tetap (Biaya per hari)
4. Pakan harian @ Rp 5.600 22 kg Rp 123.200
5. Biaya lain (Obat = @ Rp. 9,000 1.000 ekor Rp 12.300
20%)
Jumlah Rp 135.500
Pendapatan (Produksi 75-80%)
6. Telur @ Rp. 280 775 butir Rp 217.000
Pendapatan - Biaya = 217.000 - 135.500 = 81.500 - 12.300 = Rp. 69.200
BEP = Rp. 15.360.000 : Rp. 69.200 = 221 hari atau 7,4 bulan  (Saat ini Puyuh
mampu dipelihara hingga 18 Bulan Sudah Tercapai Break Event Point (titik Balik
Modal)
Tabel 2 Perhitungan skala biaya usaha budidaya puyuh petelur

21
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan

1.           Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam petelur terdiri dari

kandang dan perlengkapan kandang, bibit, pakan, vitamin dan obat-obatan.

2.           Wirausaha di bidang budidaya ayam petelur sangat terpengaruh oleh faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya baik dari luar maupun faktor dari

dalam perusahaan itu sendiri.

3.           Perencanaan usaha ini menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan

dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya dan siapa yang akan

melakukannya.

B.     Saran

1.         Bagi pemerintah diharapkan agar dapat memberikan sosialisasi bagi masyarakat

tentang budidaya unggas petelur ini agar mayarakat tahu bagaimana tata cara yang

baik dan benar dalam peternakan unggas petelur.

2.         Bagi masyarakat diharapkan agar mengetahui bagaimana berternak unggas untuk

memperkecil kemungkinan kerugian atau kegagalan.

3.         Bagi pelajar diharapkan dapat memberi tahu masyarakat terdekat seperti

tetangga tentang budidaya unggas petelur ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://duniapendidikan4.blogspot.co.id/2016/08/makalah-budidaya-unggas-

petelur.html

http://kartianiginting.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-

x.html

23

Anda mungkin juga menyukai