Botani Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis umbi-umbian
yang termasuk jenis tanaman semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu atau
semak. Dalam ilmu botani, tanaman kentang dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Pitojo 2004).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
Tanaman kentang merupakan tanaman dicotyledone namun memiliki tipe
perakaran serabut, pada satu tangkai daun majemuk umumnya terdiri dari 8-12 helai
daun kecil, pada umumnya panjang batang mencapai 40-100 cm tergantung varietas,
bunga kentang termasuk gamopetalous yang bermahkota lima helai kelopak bunga
dengan masa berbunga mulai umur 70-80 hari setelah tanam ( Sastrahidayat 2011).
Sistem Aeroponik
Aeroponik sendiri berasal dari bahasa yunani, kata aero yang berarti udara dan
panos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui
sistem pengkabutan. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang
baik dan dalam jumlah banyak serta menghemat lahan. Pada sistem ini, unsur hara
diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu proporsi yang optimal
baik dari unsur makro (N, P, KMg, Ca, S) maupun mikro (Mn, Mo Cu, Fe, B, Zn).
Budidaya tanaman kentang sistem aeroponik silakukan didalam screen house dengan
menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan
Styrofoam, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit. Bahan
tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di
laboratorium yang sudah steril (Harjanto 2009). Sistem aeroponik dapat meningkatkan
produksi kentang dengan luas lahan yang terbatas.
Teknologi aeroponik untuk produksi benih kentang merupakan terobosan
peningkatan benih dari hasil kultur jaringan. Aeroponik memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan sistem konvensional (media tanah). Teknologi tersebut dapat
meningkatkan kualitas benih kentang yang menggunakan bibit dari hasil kultur
jaringan (planlet) sehingga benih kentang yang dihasilkan baik dan sehat (Gunawan
2009).
Tujuan sistem aeroponik sama dengan sistem hidroponik, yaitu
mengoptimalkan penggunaan air. Perbedaanya adalah sistem aeroponik
memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), sehingga air pada sistem
aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang
menggantung (Harjanto 2009).
DAFTAR PUSTAKA