Anda di halaman 1dari 5

Kegiatan pembuatan pestisida nabati dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Oktober 2021.

Penutup tempat pestisida (kaleng cat) tidak dibuka sebelum H+7 pembuatan dikarenakan untuk
menjaga aktivitas mikroorganisme di dalamnya agar berjalan secara maksimal. Bahan-bahan
utama yang digunakan terdiri dari daun pepaya, daun sirsak, dan daun tembakau. Pemilihan
ketiga bahan tersebut dikarenakan mudah ditemukan di sekitar, selain itu daun pepaya, daun
sirsak dan daun daun tembakau juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga berpotensi
untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida nabati. Proses pembuatan pestisida
nabati membutuhkan bantuan dari bakteri untuk mempercepat proses penguraian bahan-bahan
pestisida sehingga nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat terurai dan mudah terserap oleh
tanah dan tanaman. Bakteri pengurai dalam pembuatan pestisida nabati didapatkan dari EM-4
atau Effective Microorganism 4 yang berisi bermacam jenis mikroorganisme pengurai seperti
bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas), Actinomycetes
sp, Streptomyces sp, yeast (Ragi).
Menurut Maryam dan David (2018), penambahan daun pepaya ke dalam pupuk dapat
menghasilkan pupuk yang multifungsi, dimana daun pepaya dapat berperan sebagai pestisida
alami pada hama. Didalam ekstrak daun pepaya (Carica papaya) mengandung enzim papain
enzim yang apabila masuk ke dalam tubuh serangga akan menimbulkan reaksi kimia dalam
proses metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan terhambatnya hormon pertumbuhan,
flavonoid sebagai inhibitor pernafasan sehingga menghambat sistem pernapasan dan dapat
menghambat makan serangga. saponin yaitu senyawa terpenoid yang memiliki aktivitas
mengikat sterol bebas dalam sistem pencernaan sehingga dapat mempengaruhi proses pergantian
kulit pada serangga (Monica, 2017). Dan tannin yaitu senyawa yang dapat mengganggu aktivitas
fisik serangga sehingga mengalami kehilangan banyak cairan yang dapat mengakibatkan dinding
traktus digestivus korosif (Ramadhona dkk, 2018). Pestisida daun pepaya diyakini mempunyai
efektifitas yang tinggi dan dampak spesifik terhadap organisme pengganggu. Bahan aktif daun
pepaya juga tidak berbahaya bagi tanaman dan manusia.
Menurut Arimbawa (2018) menyatakan bahwa daun sirsak mempunyai prospek untuk
dikembangkan sebagai insektisida botani. Daun sirsak mengandung senyawa acetoginin antara
lain asimisin, bulatasin, dan squamosin. Senyawa yang terkandung dalam daun sirsak (Annona
sp) bersifat sebagai penolak serangga. Kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak,
pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai anti feedent.
Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang
disukainya. Selain itu, biopestisida daun sirsak juga mengandung senyawa tannin dalam kadar
yang tinggi dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan pencernaan bagi serangga hingga
menimbulkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Monica, M. 2017. Kajian potensi ekstrak daun pepaya (carica papaya l) terhadap immunitas non
spesifik Udang vaname (litopenaeus vannamei). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. 9 (2) :127-133.
Maryam., dan M. David. 2018. Pupuk Musacarica Solusi Meminimalisir Penggunaan Agrokimia
pada Petani Sayur untuk Mewujudkan Indonesia Food Sovereignity. PENA. 5(1): 1-
11.
Ramadhona, R., Djamilah, Mukhtasar. 2018. Efektivitas Daun Pepaya Dalam Pengendalian
Kkutu Daun Pada Fase Vegetatif Tanaman Terung. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia. 20 (1) : 1-7. ISSN 1411 – 0067.
Arimbawa, I. D. M. 2018. Uji Potensi Daun Sirsak Untuk Mengendalikan Hama Ulat Krop.
AGRIMETA. 8 (15) : 60-71.

Anda mungkin juga menyukai