Anda di halaman 1dari 6

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cabai Merah

Tanaman cabai termasuk salah satu jenis tanaman perdu yang sudah lama

ditanam ditanah Indonesia. Tanaman ini mempunyai banyak sekali keragaman

bentuk dan jenis pertumbuhannya. Bentuk buahnya bervariasi, mulai dari bulat

lonjong hingga panjang. Keragamannya pula terdapat pada warna merah, ungu,

hijau dan kuning menurut Mardinawati dan Syukur (2016), klasifikasi tanaman

cabai merah sabagai berikut:

Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatofita, Kelas : Dyotyledonae, Ordo :

Tubiflorae, Familia : Solanaceae, Genus : Capsicum, Spesies : Capsicum annum L.

2.2 Syarat Tumbuh

Tumbuhan cabai besar memiliki adaptasi yang baik, yang mana dapat

tumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, baik di lahan persawahan

maupun di lahan kering, cabai besar sangat peka terhadap tanah yang masam.

Pertumbuhan cabai besar akan sangat baik apabila ditanam pada tanah yang pH 6-

7. Suhu salah satu hal yang menjadi mengaruh pada pertumbuhan cabai, suhu yang

ideal untuk budidaya cabai besar adalah 25-27o C. Tanaman cabai membutuhkan

banyak air pada awal pertumbuhannya, dengan Curah hujan yang berkisar 600-

1250 mm/tahun (Tony, et al. 2014).

2.3 Hama Myzus persicae Sulz.

Myzus persicae Sulz. masuk golongan kutu daun (Homoptera: Aphididiae)

merupakan serangga kecil yang menyerang berbagai jenis tanaman dengan

menyerap cairan tanaman. Kutu daun memiliki tipe mulut menusuk menghisap

4
sehingga dapat menghisap cairan bernutrisi dari berbagai bagian tanaman

contohnya bunga, batang, daun, hingga akar (Warren dan scalau, 2014).

Menurut CABI, 2017; Ditlin horti (2013) klasifikasi hama Myzus Persicae

Sulz. sebagai berikut:

Filum : Anrthopoda, Kelas : Insecta, Ordo : Hemiptera, Famili : Aphididae,

Genus : Myzus, Spesies : Myzus persicae Sulz.

Myzus persicae Sulz. yang berukuran kecil antara 0,6 – 3 mm, hidup

berkoloni dari berbagai instar nimfa sampai dewasa. Warna tubuhnya hijau dan

hijau pucat, ataupun jingga atau kuning. Memiliki anter yang sama dengan panjang

tubuhnya. Imago yang dewasa memiliki sayap yang disebut alatae sedangkan yang

tidak bersayap disebut apterae. Imago yang memiliki sayap bertanda bercak cokelat

kehitaman pada punggungnya.

2.3.1. Siklus Hidup Myzus Persicae Sulz.

Siklus hidup Myzus Persicae Sulz. mulai dari telur, nimfa dan imago, telur

akan menetas di umur 3 sampai 4 hari setelah diletakkan pada daun, selanjutnya

menjadi nimfa dimana stadia nimfa berumur 14 -18 hari kemudian akan berubah

menjadi imago. Imago kutu daun persik mulai aktif bereproduksi pada umur 5-6

hari setelah perubahan dari nimfa menjadi imago. Imago kutu daun dapat bertelur

sampai 73 butir telur selama hidupnya (Anggraini et al., 2018). Kutu daun persik

sangat cepat berkembangbiak karena sistem perkembanganbiakannya tanpa kawin

telurnya menetas dalam tubuh Ovovivipar dan Vivipar. Telur kutu daun persik

berbentuk oval dengan ukuran panjangn 0,6 mm, lebar 0,3 mm. Telur yang baru

keluar bewarna kuning atau kehijaun dan akan segera berubah menjadi kehitaman.

5
Nimfa dan imago mempunyai antena yang panjangnya sama seperti penjang

badannya selain itu nimfa dan imago mempunyai sepasang tonjolan di ujung

abdomen disebut kornikel. Pada ujung kornikel yang berwarna hitam.

Myzus persicae Sulz. dewasa dapat mempunyai keturunan sampai lebih 50

ekor (Pracaya, 2003). Sebagian besar kutu daun berproduksi secara seksual dan

berkembang melalui metamorfosis sederhana atau metamorfosis tidak sempurna

(melalui tahap telur, nimfa, kemudian imago bersayap atau tidak bersayap). M.

persicae menyerang tanaman cabai besar dengan cara menghisap cairan daun muda,

pucuk bunga maupun bagian tanaman lain, dan daun dapat menjadi bercak-bercak

kekuningan dan akhirnya daun rontok sehingga menyebabkan produksi cabai

menurun karena proses fotosintesis terhambat.

2.4 Taksonomi Pepaya (Carica papaya L.)

Taksonomi Tumbuhan pepaya dalam (USDA, NRCS. 2021). adalah

sebagai berikut:

Super Divisi: Spermatophyta-seed plants, Divisi : Magnoliophyta –

Flowering plants, Kelas : Magnoliopsida, Subclass : Dilleniidae, Ordo : Violales,

Familia : Cariccaeceae, Genus : Carica L., Spesies : Carica papaya L.

Tanaman pepaya masuk kedalam keluarga Caricaceae yang tidak begitu

besar ruang lingkupnya. Pepaya merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan

sedikit basah. Pepaya menyerupai palma, yang bunganya berwarna putih dan jika

buahnya masak berwarna merah kekuningan. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai

8-10 meter dengan memiliki akar yang kuat.

6
2.5 Kandungan Senyawa Aktif Biji Pepaya (Carica papaya L.)

Komponen kimia utama dari biji pepaya berupa protein (28% & 44%) serta

serat kasar (22% & 32%) untuk sampel yang dihilangkan lemaknya dan yang tidak

dihilangkan lemaknya lipid (28%) (Avila et.al., 2020). Biji pepaya dalam sifat

fungsional menunjukan adanya tingkat senyawa kimia dengan aktivitas

antioksidan. Senyawa yang teridentifikasi meliputi flavanoid, fenol, saponin, tanin,

dan terpenoid (Gadzama et al., 2016; Salla et al., 20216). Ekstrak biji pepaya juga

dapat digunakan etno farmakologis karena hipolipidemiknya, antiparasit, dan

antibakteri (Aravind et al., 2013). Ekstrak biji pepaya memiliki fitokimia yang

bersifat kualitatif antara lain saponin, tanin, fenol, alkoloid, terpenoid, antrakuinon,

kardiak glikosida, dan steroid.

Biji pepaya juga merupakan sumber saponin yang cukup baik dan

mempunyai sifat antimikrobia dan biji pepaya yang berwarna hitam memiliki rasa

yang cukup tajam dan sedikit pedas, terkadang dapat digunakan untuk pengganti

lada hitam. Biji pepaya mempunyai manfaat besar dalam bidang medis,

dibandingkan dengan daging buahnya yang memiliki kemampuan antibakteri dan

ampuh melawan beberapa bakteri (Maryam S, 2015).

2.6 Pestisida Nabati

Pestisida nabati yaitu pestisida yang berbahan dasar tumbubahn. Pestisida

nabati sudah lama digunakan oleh para petani. Pada tahun 1690 sudah digunakan

perasan ekstrak daun tembakau untuk mengendalikan hama sejenis kepik pada

tanaman persik oleh petani Perancis. Pestisida nabati menjadi tumpuan

pengendalian hama pada masa itu, seiring jalannya zaman sampai sekarang

7
penggunaan pestisida nabati mulai ditinggalkan. Kejadian ini terjadi karena

ditemukannya pestisida kimia, yang kemudian digunakan secara luas. Mulai Sejak

itulah bermunculan berbagai produk pestisida kimia, tetapi kurangnya kebijakan

penggunaan pestisida kimia menyebabkan lingkungan rusak (Sudarmo, 2005).

Dampak yang sangat parah yaitu hama menjadi resistensi pestisida akibat

penyemprotan yang tidak sesuai dengan anjuran sehingga penggunakan dosis yang

lebih tinggi dan berulang kali akibatnya fatal untuk mengendalikan hama tersebut.

Beberapa kelebihan pestisida nabati yaitu dapat mengurangi pencemaran

lingkungan, mudah didapatkan dan harganya relatif murah dibandingkan dengan

pestisida kimia (Sudarmo, 2005). Berdasarkan asal dan sifat kimianya insektisida

digolongkan menjadi insektisida nabati, berasal dari tumbuhan dan insektisida

kimia yang berasal dari senyawa organik maupun anorganik (Pusat Penelitian Kopi

dan Kakao Indonesia, 2010).

2.4.3 Kandungan Senyawa Aktif Daun Pepaya

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk salah satu tanaman yang

sering ditemukan diberbagai daerah Indonesia. Banyaknya penggunaan pepaya

yang dimanfaatkan untuk obat adalah daunnya. Daun pepaya memiliki kandungan

alkaloid, karpain, vitamin C dan vitamin E (Anindhita, M . A . & Oktaviani, 2016).

Kandungan tersebut merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak

dihasilkan oleh tanaman apa saja. Senyawa flavonoid berperan sebagai antibiotik

dengan mengganggu mikroorganisme seperti fungi. Saponin berperan dalam proses

pencernaan dengan cara meningkatkan permeabilitas dinding sel pada usus dan

meningkatkan penyerapan zat makanan (Hasiib et al., 2015). Papain adalah suatu

8
senyawa yang membantu proses pencernaan alami yang efektif melisis protein dan

membersihkan saluran pencernaan (Santoso dan Fenita, 2015). Saponin dan tannin

merupakan agen defaunasi yang banyak digunakan dalam beberapa penelitian

untuk menekan jumlah protozoa (Wahyuni dkk., 2014). Kandungan senyawa kimia

yang terdapat pada ekstrak etanol daun pepaya memiliki aktivitas sebagai

antelmetik, antibakteri dan antiinflamasi (Ayola dan Adeyeye, 2010).

Anda mungkin juga menyukai