Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI BERBAHAN DASAR

DAUN PEPAYA BESERTA CARA PENGAPLIKASIANNYA


PADA TANAMAN TERSERANG HAMA

OLEH :
FEBRI YANDI
184110162

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktikum
Pestisida dan Teknik Pengaplikasiannya

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI BERBAHAN DASAR
DAUN PEPAYA BESERTA CARA PENGAPLIKASIANNYA
PADA TANAMAN TERSERANG HAMA

A. Tinjauan Pustaka

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berupa tumbuhan.

Penggunaan pestisida nabati telah berlangsung dari sejak tahun 1690 oleh para

petani di Perancis dengan menggunakan perasan daun tembakau untuk

mengendalikan hama kepik pada tanaman buah persik. Penggunaan pestisida

nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan harganya relatif lebih

murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia (Sudarmo, 2005).

Pepaya (Carica pepaya L.) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan

basah, bunganya berwarna putih, dan buahnya yang masak berwana kuning

kemerahan. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 6-8 meter dengan akar tunggang

yang kuat, helaian daunnya menjari menyerupai telapak tangan manusia dan

tanaman ini telah dibudidayakan di kebun-kebun yang luas karena buahnya

tersebar dimana-mana dan bahkan telah menjadi tanaman pekarangan, dan sentra

tanaman pepaya di Indonesia terdapat di daerah Sukabumi, Malang, Sleman,

Lampung, Toraja dan Manado (Rahayu, 2012).

Pepaya merupakan salah satu sumber nabati protein nabati. Pepaya berasal

dari wilayah tropis Amerika yang merupakan buah yang popular dan digemari

hampir seluruh penduduk di bumi ini. Menurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika

tumbuhan pepaya berdasarkan taksonominya yaitu sebagai berikut: Kerajaan :

Plantae, Divisi : Spermatophyta, Kelas : Angiospermae, Ordo : Caricales, Suku :

Caricaceae, Genus : Carica, Spesies : Carica papaya Linn.


Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk tumbuhan

yang umur sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman buah-buahan

semusim, namun dapat tumbuh setahun lebih. Sistem perakarannya memiliki akar

tunggang dan akar-akar cabang yang tumbuh mendatar ke semua arah pada

kedalaman 1 meter atau lebih menyebar sekitar 60-150 cm atau lebih dari pusat

batang tanaman (Suprapti, 2005).

Batang tanaman berbentuk bulat lurus, di bagian tengahnya berongga, dan

tidak berkayu. Ruas-ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai daun yang

panjang, berbentuk bulat, dan berlubang. Daun pepaya bertulang menjari dengan

warna permukaan atas hijau-tua, sedangkan warna permukaan bagian bawah

hijau-muda (Suprapti, 2005).

Daun pepaya berkhasiat sebagai bahan obat malaria dan menambah nafsu

makan. Akar dan biji berkhasiat sebagai obat cacing, getah buah berkhasiat

sebagai obat memperbaiki pencernakan. Getah buah pepaya untuk kulit melepuh

karena panas, daun pepaya muda untuk pengobatan malaria, demam dan susah

buang air besar, akar jari pepaya untuk pengobatan karena digigit ular berbisa, biji

pepaya untuk pengobatan rambut beruban sebelum waktunya dan obat cacing

gelang, serta pengobatan lain misalnya maag, sariawan dan merangsang nafsu

makan (Muchlisah 2004).

Kandungan aktif daun pepaya menurut Trizelia (2001), yaitu enzim papain.

Papain merupakan suatu protese sulfihidril dari getah pepaya. Enzim papain

biasanya ditemukan di batang, daun, dan buah pepaya. Selain enzim papain,

terdapat beberapa senyawa-senyawa yang dapat dibuktikan melalui uji fitokimia.


Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen

bioaktif yang terdapat pada sampel uji. Dari uji fitokimia yang dilakukan oleh

Astuti (2009) daun pepaya mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid. Namun

pada pengujian fitokimia yang dilakukan Julaily, dkk. (2013), ekstrak daun

pepaya mengandung berbagai golongan senyawa metabolit sekunder seperti

alkaloid, flavonoid, polifenol, kuinon, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini yang

dipercaya mampu membunuh serangga hama.

Kumbang koksi adalah salah satu serangga dari ordo Coleoptera. Famili

Coccinellidae secara umum mempunyai bentuk tubuh bulat, panjang tubuh antara

8-10 mm. Kumbang koksi mempunyai ciri khas pada sayap berwana merah

dengan garis dan bercak hitam yang bervariasi. Kumbang koksi betina muda dapat

memakan polen dan nektar selain daun untuk pertumbuhan dan perkembangan

ovariumnya. Kumbang koksi betina pada masa reproduksi memiliki kemampuan

makan yang besar selama awal bulan dan memproduksi telur sebanyak 3000 butir.

Morfologi larva bertipe campodeiform yaitu tubuh yang pipih, mempunyai 3

pasang kaki yang terletak pada bagian thorax, kepala prognathous yang aktif

mencari pakan. Larva berwarna cokelat kemerah-merahan, kuning dan hitam

(Hanson et al., 1994).

Kumbang koksi dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya

memangsa serangga hama seperti spesies aphid. Walaupun demikian, ada

beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama

tanaman, yaitu dari sub-famili Epilachninae. Serangga ini memakan daun dari

famili Solanaceae. Penampilan famili Coccinellidae yang cukup khas sehingga


kebanyakan orang mengenal kumbang koksi sebagai kumbang kepik, karena

ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan

dari bangsa kepik (Hemiptera) (Estiarana, 2012).

Kumbang koksi (Epilachna admirabilis) memiliki penampilan yang cukup

khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk bulat

dengan sayap keras di punggungnya yang disebut dengan elitra. Elitra berwarna

oranye ditambah dengan pola seperti totol-totol berwarna hitam yang bervariasi

pada tiap individu. Elitra pada E.admirabilis telihat kusam tidak mengkilat

(Trisnadi, 2010).

B. Bahan dan Metode

1. Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1).

Daun papaya, 2). Gilingan/Blender, 3. Sabun Cuci Piring, 4). Handspray, 5).

Wadah, 6). Air, 7). Tanaman Yang Terserang Hama

2. Pelaksanaan Praktikum

1. Pembuatan Media

Pada praktikum ini yaitu membuat pestisida nabati, yaitu pestisida yang

berbahan dasar dari bagian dari tanaman. Bagian tanaman yang digunakan dalam

praktikum ini yaitu daun papaya. Daun papaya kita ambil 4 helai dengan kriteria

daun tua dan tidak berwarna kuning. Kemudian pisahkan helaian daun dengan

tangkai daun. Setelah itu digiling halus, setelah halus masukkan kedalam 1 liter

air bersis dan didiamkan selama 1 x 24 jam. Sebelum mengaplikasikan pada


tanaman terserang hama tambahkan setengah sendok teh sabun cuci piring dan

diaduk hingga rata. Dan pestisida nabati berbahan dasar daun papaya siap

digunakan.

2. Pengamatan

Pengamatan pada hama yang telah disemprot menggunakan pestisida nabati

ini yaitu dengan mengamati kapan hama tersebut berhenti menyerang/memakan

bagian dari tumbuhan yang kita budidayakan. Pada praktikum ini tanaman yang

terserang adalah tanaman okra dan hama yang terdapat disana adalah hama

kumbang koksi (Epilachna admirabilis).

C. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan pada hama kumbang koksi pada tanaman okra yang

dilakukan pada praktikum ini yaitu, setelah disemprot menggunakan pestisida

nabati. Hama kumbang koksi diamati pada keesokan harinya tidak lagi terdapat

pada tanaman okra tersebut.

Hal ini terjadi karena, Getah pepaya mengandung kelompok enzim sistein

protease seperti papain dan kimopapain serta menghasilkan senyawa-senyawa

golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam amino non protein yang sangat

beracun bagi serangga pemakan tumbuhan. Residu yang dihasilkan dari pestisida

nabati dari daun pepaya ini lebih mudah terurau sehingga lebih anam bagi

lingkungan.
Papain termasuk enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu

substrat dengan pertolongan molekul air yang memiliki efek terhadap organisme

pengganggu tanaman seperti penolak makan, racun kontak, dan mengganggu

fisiologis serangga.

Saponin dan alkaloid merupakan stomach poisoning atau racun perut. Bila

senyawa tersebut masuk dalam tubuh serangga maka alat pencernaannya akan

menjadi terganggu. Alkaloid juga mampu menghambat pertumbuhan serangga,

terutama tiga hormon utama dalam serangga yaitu hormon otak (brain hormone),

hormon edikson, dan hormon pertumbuhan (juvenile hormone).

D. Penutup

Pada pembuatan dan pengaplikasian pestisida nabati berbahan dasar daun

papaya cukup efektif dilakukan pada tanaman yang terserang hama. Dimana

setelah dilakukan penyemprotan pada hama kumbang koksi pada tanaman okra

dan diamati satu hari setelah dilakukan penyemprotan, hama tersebut tidak lagi

menyerang tanaman okra tersebut.

Dengan menggunakan pestisida nabati ini diharapkan tidak ada produk

pertanian yang kita konsumsi mengandung bahan kimia, dan juga dari

menggunakan pestisida nabati ini tentunya residu yang dihasilkan mudah terurai
E. Daftar Pustaka

Astuti D. S. 2009. Efek Ekstrak Etanol 70 % Daun Pepaya (Carica Papaya. L)


Terhadap Aktifitas AST & ALT pada Tikus Galur Wister Setelah
Pemberian Obat Tuberkolosis (Isoniazide and Ritampisin). Santidaswety.
Files.wordpress.com/skripsi –santi-dwi-astuti-11051968.pdf. diakses pada
tanggal 10 juni 2021.
Estiarana. 2012. Klasifikasi Kumbang Kepik Koksi. Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Julaily, Noorbetha. Murkalina.Setyawati, Tri Rima. 2013. Pengendalian Hama
pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun
Pepaya (Carica papaya L.) Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Muchlisah, F..2004. Tanaman Obat Keluarga. 1-3, Cetakan Ke 4. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati, Pembuatan Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta
: Kanisius. 60 hal.
Suprapti, M.Lies. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Yogyakarta:
Penerbit Kasinus.
Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Trizelia, 2001, ‘Pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk Pengendalian
Crocidolomia binotalis, Zell (Lepidotera: Pyralidae)’ Jurnal Argrikultura,
vol. 19, no. 3, hal. 184-190
Trisnadi, R. 2010. Kumbang Koksi Ada Yang Teman Petani dan Ada Yang Hama
Tanaman, Bagaimana Cara Membedakannya?. Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Probolinggo.
F. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1 : 4 Helai Daun Pepaya Gambar 2 : Proses Giling Daun Pepaya

Gambar 3 : Daun Pepaya Sesudah Gambar 4 : Larutan Pepaya Setelah


Digiling Halus Didiamkan Selama 24 Jam

Gambar 5 : Pemberian Sabun Cuci 6 : Hama Kumbang Koksi Pada


Gambar
Piring Pada Larutan PesnabDaun Tanaman Okra

Gambar 7 : Proses Penyemprotan Hama


Menggunakan Pesnab Yang Telah Dibuat

Anda mungkin juga menyukai