Anda di halaman 1dari 59

TEKNIK PENYEMPROTAN

SUBHAN ARRIDHO

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
Proses Penyemprotan
Syarat atau Kriteria Penyemprotan
1) Coverage (liputan) pestisida memenuhi
syarat
2) Ukuran droplet yang tepat untuk jenis
penyemprotan berbeda
3) Volume aplikasi yang cocok untuk
jenis dan stadia pertumbuhan tanaman
berbeda
4) Recovery setinggi mungkin
5) Distribusi droplet, terdistribusi secara
merata pada bidang sasaran
1) Coverage (liputan)
banyaknya droplet (butiran semprot) yang
terdapat pada setiap satuan luas bidang
sasaran (n/cm2)

 Lerch (1984) menyatakan keberhasilan


penyemprotan sangat ditentukan oleh
tingkat peliputan.
Liputan minimal untuk suksesnya
penyemprotan

Sumber: Ciba-Geigy Aplication Advisory Service

Namun Stallen (1990) dalam penelitiannya menyarankan di


Indonesia tingkat penutupan sebaiknya minimal 100
droplet/cm2
Lanjutan….
Liputan dipengaruhi oleh 2 faktor utama:
 Ukuran droplet; makin halus makin baik, jika
berlebihan => roll off, jika terlalu halus => drift
 Volume aplikasi; jika berlebihan=> run off, jika
terlalu sedikit=> distribusi buruk

Liputan dipengaruhi oleh 3 faktor tidak langsung:


 Alat semprot (terutama nozzle)
 Keadaan cuaca; angin => drift, hujan => wash off,
suhu tinggi => menguap
 Tenaga penyemprot; terampil apa tidak
2) Ukuran Droplet
 Harden & Whitehead (1993) menyatakan
bahwa ukuran droplet (butiran semprot)
dapat mempengaruhi efikasi pestisida
 Di beberapa penelitian: makin halus
droplet, keberhasilan dalam penyemprotan
cenderung meningkat
 Tidak hanya pada formulasi cairan tp juga
padatan
Lanjutan….
 Pada herbisida (terutama pasca tumbuh)
juga menunjukkan kecenderungan yg
sama.
 K.L. Nau dan H. Walter (1977) mencoba
berbagai ukuran droplet (150, 250, dan
300 mikron) herbisida bentazon untuk
mengendalikan Sinapsis arvensis dgn dosis
0,25 l/ha dan volume aplikasi 10-200 l/ha
 Hasilnya semakin halus ukuran droplet
maka efikasi bentazon semakin tinggi
Mengukur droplet
 Semprotan tidak menghasilkan ukuran
droplet yang seragam, tetapi merupakan
suatu kisaran yang disebut dengan
spektrum droplet
 Nozzle hidraulik menghasilkan droplet
dengan spektrum yg lebih lebar, sedangkan
nozzle CDA menghasilkan droplet dgn
spektrum yg lebih sempit (seragam)
Lanjutan….
Lanjutan…
 VMD (volume median diameter): bila
dinyatakan bahwa VMD suatu semprotan 200
mikron, berarti dari suatu satuan volume
cairan setengahnya akan menghasilkan
droplet >200 mikron dan setengah sisanya
<200 mikron
 NMD (number median diameter): bila
dinyatakan NMD suatu semprotan 200
mikron, berarti dari semprotan tersebut
mayoritas droplet memiliki ukuran 200
mikron
Mengapa makin halus droplet makin efektif?

 Makin halus droplet, semakin banyak jumlah


droplet dihasilkan per satuan volume larutan
 Dengan volume larutan yang sama, semakin
halus droplet semakin baik tingkat liputannya.
Makin baik liputan makin besar kemungkinan
OPT terpapar
 Makin halus droplet, laju jatuh semakin
rendah. Droplet dapat melayang di antara
kanopi daun dan menjangkau daerah yang
sulit (Wanner, 1984)
Diameter droplet (mikron) Jumlah droplet per ml cairan
100 1.908.397
200 238.931
300 70.736
400 29.642
Sumber: Harden & Whitehead (1993)
Lanjutan…
 Droplet yg halus lebih mudah menempel di
permukaan yg sulit (seperti zat lilin daun)
dan permukaan tubuh serangga dibanding yg
kasar (Polles, 1969)
 Droplet yg halus lebih mudah diserap oleh
tanaman pd pestisida sistemik (Polles, 1993)
 Droplet yg halus memungkinkan
penyemprotan dgn volume rendah
 Dengan droplet yg halus, produktivitas
penyemprotan akan lbh tinggi dan biaya bisa
ditekan
Kelemahan droplet yang terlalu halus:
 Mudah diterbangkan angin sebagai drift,
(<150mikron menurut Lumkes, 1989 atau <100
mikron menurut Law, 1980)
 Mudah menguap, terutama pestisida dgn bahan
pembawanya air
 Kecuali mengurangi recovery penyemprotan, drift
berbahaya bagi , pengguna dan lingkungan, harus
hati hati dalam aplikasi
Kelemahan droplet yang terlalu kasar:
 Mudah luruh dari permukaan daun (>400
mikron menurut Ripper & Edward, 1953)
 Membutuhkan lebih banyak volume
semprot per satuan luas
 Distribusi pada bidang sasaran kurang baik
Faktor yang mempengaruhi ukuran droplet:
 Jenis nozzle: kerucut (halus), kipas (sedang), polijet
(kasar)
 Ukuran lubang nozzle: makin sempit lubang nozzle,
flow rate rendah, ukuran droplet makin halus
 Pada nozzle cakram putar: makin cepat putaran
cakram, makin halus ukuran droplet
 Pada rotary atomizer: makin cepat putaran propeler,
makin halus droplet
 Tekanan: makin besar tekanan, droplet makin halus
 Sifat cairan yang diatomisasi: makin kental larutan,
droplet makin kasar
 Sudut semprotan: semakin lebar semakin halus
3) Volume Semprot
 Merupakan banyaknya larutan semprot (pestisida
+ air) yg digunakan untuk menyemprot setiap
satuan luas lahan (liter/ hektar)
 Air merupakan bahan pembawa
 Efikasi pestisida tidak ditentukan oleh jumlah air
yang digunakan, tetapi lbh ditentukan oleh takaran
(dosis dan konsentrasi)
 Terutama jika bidang sasarannya adalah tanah
 Jika bidang sasarannya tanaman atau gulma,
dibatasi oleh adanya kemampuan bidang sasaran
untuk menampung volume semprot dan
konsentrasi minimal yg dibutuhkan utk
mengendalikan OPT
Lanjutan…
Klasifikasi volume semprot:
 Penyemprotan volume tinggi (>150 l/ha) utk
insektisida, fungisida, dan herbisida…tractor boom
sprayer, power sprayer, sprayer punggung
 Penyemprotan volume rendah (20-150 l/ha) utk
insektisida, fungisida dan herbisida…sprayer
cakram putar birky & handy, mist blower, pesawat
terbang
 Penyemprotan volume ultra rendah (1-5 l/ha)
khusus utk insektisida…sprayer cakram putar
(micro ULVA) atau pesawat dgn rotary atomizer
Lanjutan….
Klasifikasi volume semprot menurut Direktorat
Bina Perlindungan Tanaman, 1992:
Kelas Volume Aplikasi Tanaman Semusim Pohon
(liter/ha) (liter/ha)

Aplikasi volume tinggi (HV) > 600 >1000

Aplikasi volume sedang 200-600 500-1000


(MV)
Aplikasi volume rendah (LV) 50-200 200-500

Aplikasi volume sangat 5-50 20-200


rendah (VLV)
Aplikasi volume ultra <5 <50
rendah (ULV)
Pertimbangan untuk menentukan
volume semprot
 Jenis bidang sasaran
a. Tanah: relatif bebas
b. Tanaman/ gulma: tidak melebihi kapasitas retensi tanaman
 Alat aplikasi (sprayer & nozzle)
a. Tractor boom sprayer: > 100 l/ha
b. Mist blower: < 200 l/ha
c. Pesawat terbang: < 50 l/ha
d. Knapsack sprayer: < 400 l/ha s/d > 1000 l/ha
 Jenis pestisida & OPT sasaran
a. OPT tertentu butuh volume tinggi
b. Pestisida tertentu harus diaplikasikan dengan volume khusus
 Ukuran butiran semprot (droplet)
makin rendah volume, diperlukan ukuran droplet yg semakin halus
 Formulasi pestisida
oil based formulation : ulv application
Imbangan antara dosis, konsentrasi dan
volume semprot
 Takaran aplikasi pada penyemprotan
dinyatakan dalam dosis dan konsentrasi
 Dosis adalah jumlah pestisida yang digunakan
untuk menyemprot satu satuan luas lahan
(l/ha)
 Konsentrasi adalah jumlah pestisida yang
dilarutkan ke dalam setiap liter air (g/l, ml/l)
 Dosis dan konsentrasi terkait erat dengan
volume semprot yg digunakan
Kelemahan volume semprot yang
terlalu banyak
 Run off, larutan semprot mengalir keluar
bidang sasaran
 Pestisida yang menempel pada bidang
sasaran berkurang, sehingga efikasi
berkurang
 Pestisida yg terbuang mencemari
lingkungan
 Pemborosan
Kelemahan volume semprot terlalu
sedikit
 Bila tidak didukung dengan peralatan yg
memadai, liputan dan distribusi yg
dihasilkan kurang baik
 Penetrasi ke bawah kanopi daun kurang
baik, efikasi kurang
Faktor yg mempengaruhi volume
semprot
 Kecepatan aplikasi: makin cepat
penyemprotan semakin rendah volume
semprot
 Lebar gawang: makin luas lebar gawang
penyemprotan, semakin rendah volume
semprot
 Flow rate (curah): makin besar flow rate,
semakin tinggi volume semprot
Kalibrasi Penyemprotan
Contoh
 Untuk menyemprot kubis dgn nozzle yg
angka curahnya (C) 1,75 liter/menit,
kecepatan penyemprotan (K) 30 m/menit,
dan lebar gawang (G) 1,5 m, berapa
volume aplikasi (V) dihabiskan untuk
menyemprot 1 ha lahan?
Jawab
V = 10.000C / G.K
= 10.000 X 1,75 / 1,5 X 30
= 17500/45
= 388,89 liter/ha

Digenapkan menjadi 400 liter/ha


4) Deposit & Recovery
 Deposit adalah sejumlah pestisida yg benar-
benar mengenai dan menempel pada bidang
sasaran.
 Pestisida yg hilang karena suatu sebab
disebut loss.
 Recovery adalah perbandingan antara deposit
dan dosis aplikasi (satuan %), makin tinggi
makin baik.
 Jika disemprotkan 2 liter insektisida pada
satu hektar lahan, dan depositnya 1,5 liter,
maka recoverynya:
1,5/2 x100% = 75%
Penyebab kehilangan
 Ukuran droplet: kasar=> roll of, halus=> drift
dan menguap
 Volume semprot: terlalu banyak=> run off
 Jenis bidang sasaran: daun mengandung lilin &
daun tegak => roll off dan run off
 Perkembangan tanaman: tanaman kecil =>
droplet jatuh ke tanah
 Agronomi: jarak tanam terlalu lebar =>
droplet jatuh ke tanah
 Cuaca: penguapan, pencucian, drift
 Alat semprot: kebocoran, dsb
Saran untuk mengurangi kehilangan
 Gunakan ukuran droplet sedang: I & F (200-400
mikron), H/ pre.em (400-600 mikron)
 Gunakan sprayer yg tepat: tidak menggunakan
power sprayer/ boom sprayer ketika tanaman masih
kecil
 Band spraying pada tanaman kecil lebih baik
daripada over all spraying
 Jarak nozzle ke tanaman tepat: sprayer punggung
(30-50 cm)
 Volume semprot tidak berlebihan: tanaman
semusim ± 600 l/ha, pohon (1000-1500 l/ha)
 Perhatikan cuaca: angin, hujan, suhu dan
kelembaban udara
5) Distribusi Semprotan
 Menggambarkan bagaimana droplet disebarkan di
seluruh permukaan tanaman, sehingga setiap
bagian mendapatkan tingkat penutupan yang
kurang lebih sama dan memenuhi syarat.
 Dan bagaimana droplet semprotan disebarkan di
seluruh kebun atau lahan pertanian secara merata,
sehingga tingkat penutupan di seluruh bidang lebih
kurang sama
 Dibedakan atas:
a. Distribusi horizontal: setiap bagian kebun yang
disemprot mendapatkan liputan yang sama
b. Distribusi vertikal: setiap bagian tanaman yang
disemprot mendapatkan liputan yang sama
Lanjutan…
Untuk mendapatkan distribusi horizontal yang
baik:
 Penyemprotan dilakukan sistematis, dgn lebar
gawang yg tetap
 Jika butuh diayun, ayunan dilakukan dengan
konstan
 Pemompaan dilakukan secara tetap dan teratur,
agar curah selama penyemprotan konstan
 Kecepatan jalan harus konstan
Lanjutan…
Untuk mendapatkan distribusi vertikal yang baik:
 Penyemprotan (sprayer punggung) dilakukan
memutar tanaman
 Volume semprot antara 400 – 600 l/ha (tanaman
semusim)
 Sudut semprotan nozzle 110º-120º
 Nozzle diarahkan miring ke atas
 Tekanan sekitar 3 bar (makin tinggi tekanan,
penetrasi semakin baik)
 Kecepatan sekitar 5 km/jam (makin rendah
kecepatan penetrasi semakin baik)
 Kecepatan angin 3,2 – 6,5 km/jam

Anda mungkin juga menyukai