Anda di halaman 1dari 16

KALIBRASI DALAM APLIKASI PESTISIDA

(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tanaman)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan


perkembangan atau pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa
menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian yang signifikan.
Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan
menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar
karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke
tanaman yang merata. Jenis-jenis nozle juga beragam, tergantung volume keluaran
cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaanya didasarkan pada tujuan,
misalkan untuk pengaplikasian herbisida yg sistemik, tidak diperlukan nozle yang
jangkauan dan penyebaran tinggi (Sudarmo, 1997)

Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh aplikasi yang tepat,


untuk menjamin pestisida tersebut mencapai sasaran yang dimaksud, selain factor
jenis dosis, dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang
dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi
pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang
semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat,
dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah
ditentukan sesuai dengan anjuran dosis. Adapun cara pemakaian pestisida yang
sering dilakukan oleh petani, salah satunya adalah dengan penyemprotan
(spraying). Cara ini merupakan metode yang paling banyak digunakan
(Wudianto,1999).
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui banyaknya cairan
semprot yang diutuhkan untuk satuan luas lahan.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Kertas
2. Alat Tulis
3. Kamera
4. Penghitung Waktu (Stopwatch)
5. Knapsack
6.Meteran
7. Ember Plastik
8. Gelas ukur 1000 ml

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum adalah :


1. Air

2.2 Cara Kerja

Langkah yang harus dilakukan pada percobaan kali ini adalah


2.2.1 Penentuan Lebar Pada Bidang Permukaan Semprot
1. Melaksanakan penyemprotan nozel ke permukaan tempat yang sedang kering.
2. Menentukan ukuran lebar penyemprotan yang sudah dikeluarkan oleh nozel
yang berfungsi untuk mengukur jarak tepi ke tepi

2.2.2 Penentuan Larutan yang Telah Digunakan


1. Meletakkan alat semprot di punggung dan melakukan penyemprotan sambil
berjalan secara teratur sejauh 3 meter.
2. Menghitung waktu yang dirasa perlu untuk menempuk jarak 3 meter dengan
menggunakan stopwatch.
3. Menghitung volume larutan yang digunakan.

2.2.3 Penentuan Debit Nozel


1. Memasukkan air ke dalam alat semprot dan melakukan pemompaan
secukupnya kemudian melakukan penyemprotan ke dalam ember plastik
selama 1 menit.
2. Mengukur jumlah larutan yang keluar dalam waktu 1 menit dengan
menggunakan wadah takaran.
3. Menghitung volume debit nozel.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Adapun tabel hasil pengamatan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
3.1.1 Metode Luas
Air yang
Air Sisa (l) Air Terpakai (l) Volume Semprot (l/ha)
Dimasukkan (l)
3 2,92 0,08 266,67

3.1.2 Metode Waktu


Waktu yang
Debit Nozel Jarak yang Kecepatan Jalan
diperlukan (menit)
(ml/menit) Ditempuh (m) / ha (m/menit)
/ ha
2,09 127,59 10.000 78,37

3.2 Pembahasan

Pada praktikum pengaplikasian berupa pestisida yang telah dilaksanakan, terdapat


dua metode yang digunakan yaitu metode luas dan metode waktu. Pada metode
luas air yang telah dimasukkan mencapai 3 liter dan air sisanya 2,92 jadi selisih
antara air yang dimasukkan dengan air sisa atau disebut juga dengan air yang
terpakai yaitu 0,08. Volume semprotnya adalah 266,67. Sedangkan pada metode
terdapat waktu debit nozel yang mencapai 2,09 ml lalu waktu yang diperlukan
adalah 127,59 menit/ha dan jarak yang ditempuh 10.000 m/ha. Kecepatan
jalannya alat yaitu 78,37.
Konsentrasi, adalah perbandingan (persentase) antara bahan aktif dengan bahan
pengencer, pelarut dan/atau pembawa. Arti penting dosis dan konsentrasi yaitu
setiap hama atau patogen penyakit memiliki ketahanan yang berbeda-beda
sehingga dalam aplikasi pestisida, dosis dan konsentrasi yang digunakan akan
berbeda beda pula. Dosis adalah banyaknya (volume) racun (bahan aktif,
walaupun dalam praktek yang dimaksud adalah product formulation yang
diaplikasikan pada suatu satuan luas atau volume, misalnya : 1 liter I ha luasan,
100 cc Im3 kayu (Sastrosupadi, 2000).

Selama ini banyak yang mengartikan volume semprot secara salah. Umumnya
mereka mengartikan volume semprot hanya merupakan volume air pencampur
pestisida saja. Padahal sebenarnya yang dimaksud dengan volume semprot adalah
volume akhir, yaitu jumlah campuran air dengan pestisida yang disemprotkan.
Ambil misal fungisida Kasumin 20 AS yang mempunyai konsentrasi formulasi 2
cc/l air dengan volume semprot 500 l/ha. Banyaknya fungisida itu untuk
penyemprotan luasan 1 ha adalah 1 liter (1000 cc); maka  jumlah air pencampur
yang perlu ditambahkan hanya 499 liter. Jadi, total bila keduanya dijumlahkan
menjadi 500 liter. Jumlah yang terakhir itulah yang dimaksud dengan volume
semprot (Semangun, 1992).

Faktor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam
aplikasi pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal
yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah insektisida yang
diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume semprot. Volume
semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan
insectisida secara merata pada areal tertentu.
Banyaknya bahan racun yang diaplikasikan dapat dinyatakan dalam dosis dan
kosentrasi. Dosis adalah banyaknya bahan beracun yang dapat membunuh
organisme sasaran sedangakan kosentrasi adalah perbandingan antara bahan racun
dengan bahan pelarut. Takaran pestisida sangat perlu diketahui dengan tepat
karena pestisida merupakan bahan beracun yang berbahaya terhadap organisme
non-target termasuk manusia dan juga lingkungan (Djojosumarto, 2004).
IV. Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut:
1.   Tujuan utama dari kalibrasi adalah mencari volume air/ ha.
2.  Penyebab dilakukannya kalibrasi adalah adanya perubahan yang
disebabkan dari nozel yang selanjutnya akan menyebabakan perubahan
curah dan lebar gawang.
3. Dosis adalah jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan
air digunakan untuk menyemprot hama atau penyakit tanaman dengan luas
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Sastrosupadi. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta.


Kanisius.

Semangun. 1992. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan. Yogayakarta. UGM


Press.

Sudarmo. 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija. Jakarta.


Gramedia.

Wudianto. 1999. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta. Penebar Swadaya


LAMPIRAN
PERHITUNGAN
A. Metode Luas

Diketahui : Luas Petak = 3 m2


V1 = 3 liter
V2 = 2,92 liter
Ditanya : Volume Semprot ....?

Jawab :
Larutan yang digunakan = (V1-V2)
= (3 - 2,92)
=0,08 liter

Volume semprot = (10.000 m2 : luas petak) x larutan yang digunakan


= (10.000 : 3) x 0,08
= 266,67 l/ha

B. Metode Waktu

Diketahui : Volume Semprot = 266,67 l/ha


Waktu (t) = 1 menit
Air yang Dikeluarkan = 2,09 liter
Lebar Bidang Semprot =1m
Debit Nozel = 2,09 l/menit
Ditanya : Kecepatan Jalan Operator....?
Jawab :
Waktu yang digunakan = (Volume Semprot : Debit Nozel) x Waktu
= (266,67 : 2,09) x 1
= 127, 59 menit

Bila lahan 1 ha, maka operator akan bergerak sejauh :


= (100 : lebar bidang semprot) x 100
= (100 : 1) x 100
= 10.000 m

Kecepatan Jalan Operator = Jauh Operator Bergerak / Waktu yang Digunakan


= 10.000 / 127,59
=78,37 m/menit
FOTO PENGAMATAN

Gambar I. Mengisi air kedalam tangki Knapsack Sprayer sebanyak 3 liter.


Gambar II. Meletakkan sprayer atau alat semprot di punggung lalu melakukan
kegiatan penyemprotan sambil berjalan secara teratur sejauh 3 meter.
Gambar III. Menghitung volume larutan yang telah digunakan.

Gambar IV. Memasukkan air ke dalam alat semprot lalu memompa dengan
secukupnya kemudian melakukan penyemprotan ke dalam ember plastik selama 1
menit, lalu mengukur jumlah larutan yang keluar selama 1 menit dengan
menggunakan wadah takaran, kemudian menghitung volume debit nozel.

Anda mungkin juga menyukai