Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA

TEKNIK APLIKASI HERBISIDA


( KALIBRASI )

Disusun oleh :
Kelompok C4
1. Lilis Yati Febriani A24070071
2. Azanel Walad A24070156
3. Fitriani Br. Milala A34070025
4. Harwan Susetio A34070079

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PARTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan yang merugikan atau sering disebut gulma merupakan tumbuhan yang
tumbuh dengan sendirinya ditempat yang tidak sesuai, tidak dikehendaki keberadaannya,
tidak berguna, bernilai negatif, dan bersaing dengan manusia dalam memanfaatkan lahan.
Pengendalian gulma perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Salah
satu cara pengendalian gulma adalah pengendalian gulma secar kimia dengan
menggunakan herbisida. Pengendalian dengan cara ini membutuhkan alat penyebar
herbisida pada gulma yang biasa disebut knapsack sprayer.
Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau system pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Kalibrasi merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk menyeragamkan setiap perlakuan herbisida. Kalibrasi alat
diperlukan dalam menyesuaikan dosis sehingga sesuai dengan yang telah
direkomendasikan. Jika dosis yang direkomendasi tidak diaplikasikan secara merata dan
benar maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu : gulma yang tidak mampu
dikendalikan dengan baik pada suatu areal karena dosis yang digunakan lebih sedikit
daripada dosis yang direkomendasikan, atau gulma dan tanaman budidaya akan mati di
araela yang teraplikasi karena dosis yang digunakan melebih dosis yang
direkomendasikan.
Untuk menghindari kesalahan tersebut dan menjamin teknik aplikasi yang akurat,
maka terlebih dahulu perlu diperhatikan jumlah herbisida yang diperlukan untuk suatu
areal serta cara larutan herbisida tersebut dapat diaplikasikan secara seragam pada areal
perlakuan. Hal ini melibatkan pekerjaaan kalibrasi dari alat semprot (sprayer) yang akan
dipergunakan dan orang yang akan melakukan aplikasi (aplikator).
Ada tiga faktor yang menetukan keberhasilan kalibrasi yaitu, 1) ukuran lubang
nozel, 2) tekanan dalam tangki alat semprot, 3) kecepatan berjalan aplikator. Ketiga
faktor tersebut harus diatur dan disesuaikan sedemikian rupa sehingga herbisida yang
akan diaplikasikan dapat sesuai dengan waktu yang dikehendaki serta dosis yang
direkomendasikan.

Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengatur kalibrasi alat semprot agar herbisida yang
akan diaplikasikan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan sehingga diperoleh hasil
yang efektif dan efisien.
BAB II
BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat semprot
punggung (knapsack sprayer), gelas ukur, ember, air, alat ukur ( meteran), dan stopwatch.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum kalibrasi Knapsack sprayer berlokasi di kebun percobaan Cikabayan IPB


bagian bawah. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 dan 16 November
2009, pukul 07.00- 09.40 WIB.

C. Metode pelaksanaan

Mengukur kapasitas curah semprot (Flow Rate)


1. isi tangki dengan air ( V = 5 L)
2. semprot air kedalam gelas ukur selama 60 detik
3. hitung air yang ada didalam gelas ukur sehingga diperoleh kapasitas curah
semprot. Langkah-langkah tersebut dilakukan pada tiap nozel.
Mengukur lebar semprot
1. isi tangki dengan air ( V = 5 L)
2. semprot air ke lantai yang kering dengan ketinggian 50 cm dari lantai
3. hitung panjang lantai yang basah oleh air sehingga diketahui lebar semprot.
Langkah-langkah tersebut dilakukan pada tiap nozel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Kelompok C4
1. Flow rate (kapasitas curah) nozel
Volume semprot/60 detik
Ulangan Volume Rata-rata
No Warna Nozel
V1 V2 V3 (L)
1 Merah 1,18 L 1,26 L 1,3 L 1,247
2 Biru 1,14 L 1,28 L 1,28 L 1,233
3 Hijau 1,16 L 1,02 L 1,12 L 1,10
4 Kuning 0,72 L 0,70 L 0,70 L 0,707

2. Lebar semprotan tiap nozel pada ketinggian 50 cm


Ulangan Lebar Rata-rata
No Warna Nozel
L1 L2 L3 (m)
1 Merah 1,85 m 2,38 m 1,90 m 2,043
2 Biru 1,58 m 1,51 m 1,57 m 1,553
3 Hijau 1,20 m 1,15 m 1,14 m 1,163
4 Kuning 1,28 m 1,07 m 1,14 m 1,163

Lebar semprotan seharusnya:


 Merah = 2 m
 Biru = 1,5 m
 Hijau = 1 m
 Kuning = 0,5 m
Waktu yang diperlukan untuk penyemprotan lahan seluas 10 m
Hasil Perhitungan Data
Nozzel Delivery = Nozzel Output
1. Menggunakan nozel berwarna merah
Lebar semprot = 204,3 cm
Volume = 1,18 + 1,26 + 1,3 = 1,247L=1247ml
3
Nozel Output = 500 ml x 60”= 24,05 detik
1247ml
2. Menggunakan nozel berwarna biru
Lebar semprot = 257 cm
Volume = 1,14+ 1,28 + 1,28 = 1,233L=1233ml
3
Nozel Output = 500 ml x 60”= 24,33 detik
1233 ml
3. Menggunakan nozel berwarna hijau
Lebar semprot = 540 cm
Volume = 1,16+1,02 +1,12 = 1,10L=1100ml
3
Nozel Output = 500 ml x 60”= 27,27detik
1100 ml
4. Menggunakan nozel berwarna kuning
Lebar semprot = 220 cm
Volume = 0,72+0,70 +0,70 = 0,707L=707ml
3
Nozel Output = 500 ml x 60”= 42,43 detik
707ml
Pembahasan
Kalibrasi alat semprot sangat penting dilakukan dengan tujuan agar suatu dosis
herbisida yang telah ditetapkan dapat diaplikasikan secara merata keseluruh luasan areal
yang telah ditargetkan.
Dalam praktikum kali ini kita melakukan dua pengujian atau percobaan. Yang
pertama yaitu menghitung Flow rate (kapasitas curah) nozel untuk volume semprot/60
detik. Sedangkan yang kedua yaitu mengukur lebar tiap nozel pada ketinggian 50 cm.
Dalam penggunaan knapsack ini terdapat empat macam warna nozel, yaitu merah, biru,
hijau dan kuning. Untuk masing-masing warna dilakukan tiga kali ulangan. Nozel adalah
bagian dari unit sprayer yang menentukan efisiensi dan efektivitas herbisida yang
disemprotkan, serta dapat menghasilkan berbagai ukuran butiran cairan semprot.
Untuk warna merah volume pada ulangan 1-3 didapat hasil 1,18L, 1,26L dan
1,3L. Sehingga diperoleh volume rata-rata sebesar 1,24L. Untuk warna biru ulangan satu
sebesar 1,14L, sedangkan ulangan kedua dan ketiga menunjukkan hasil yang sama yaitu
sebesar 1,28L dengan rata-rata sebesar 1,233L. Warna hijau memiliki volume 1,16L
untuk ulangan ke-1, 1,02L ulangan ke-2 dan 1,12L ulangan ke 3. Untuk rata-rata
diperoleh hasil sebesar 1,10L. Terakhir yaitu warna kuning dengan volume ulangan
pertama 0,72L dan 0,70L untuk volume pada ulangan kedua dan ketiga. Dengan rata-rata
yaitu 0,707L. Dari keempat warna nozel tersebut dengan masing-masing tiga kali ulangan
untuk setiap warna terlihat bahwa nozel warna merah memiliki nilai volume rata-rata
yang paling besar yaitu 1,24L. Sedangkan yang terkecil yaitu warna kuning sebesar
0,707L.
Untuk lebar semprotan juga dilakukan tiga kali ulangan untuk masing-masing
warna nozel. Untuk nozel warna merah diperoleh lebar pada ulangan pertama sebesar
1,85m, ulangan kedua 2,38m dan ulangan ketiga sebesar 1,90m. Dengan rata-rata sebesar
2,043m. Untuk warna biru diperoleh lebar rata-rata sebesar 1,553m, warna hijau serta
kuning sebesar 1,163m.
Terlihat bahwa untuk masing-masing lebar semprot pada masing-masing warna
yang seharusnya terdapat sedikit perbedaan. Semua warna nozel memiliki nilai rata-rata
yang melebihi lebar semprot seharusnya. Untuk warna merah lebar semprot seharusnya
yaitu 2m, sedangkan hasil yang didapat yaitu 1,85. Terdapat kelebihan sebesar 0,43m.
Warna biru lebar rata-rata 1,553m yang seharusnya 1,5m. Warna hijau dan kuning
memiliki rata-rata lebar semprot yang sama yaitu 1,163m. Padahal untuk warna hijau
lebar semprot seharusnya yaitu 1m dan kuning sebesar 0,5m. Untuk warna kuning
terdapat perbedaan lebar semprot yang terlalu jauh dari seharusnya, yaitu sebesar 0,663m.
Untuk waktu yang diperlukan untuk masing-masing nozel, waktu tercepat yaitu
nozel berwarna merah yaitu 24,05 detik. Sedangkan untuk waktu yang paling lama yaitu
nozel warna kuning yaitu 42,43 detik.
Hal ini bisa disesabkan karena beberapa faktor. Diantaranya kurang telitinya
praktikan dalam pengukuran, serta kurang terampilnya praktikan dalam menggunakan
knapsack sprayer. Namun secara umum rata-rata lebar semprot tidak terlalu jauh
menyimpang dari lebar semprot yang seharusnya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa untuk volume semprot/60detik untuk
tiga kali ulangan pada masing-masing warna nozel, rata-rata volume terbesar yaitu nozel
berwarna nerah sebesar 1,24L dan terkecil yaitu warna kuning sebesar 0,70L. Sedangkan
untuk lebar semprot, keempat warna nozel memiliki lebar semprot rata-rata yang
melebihi lebar semprot yang seharusnya. Warna merah memiliki lebar semprot rata-rata
yang paling sedikit melebihi lebar semprot seharusnya yaitu sebesar 0,43m. Sedangkan
nozel warnal kuning memiliki lebar semprot 1,163m, 0,663m lebih lebar dari lebar
semprot yang seharusnya.
Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Nozzles and Calibration. http://www.mbt.co.id. [10 November 2009].

Anonim. 2009. Cara Mengitung Kalibrasi Alat Semprot (Sprayer).


http://haruting.blogspot.com. [10 November 2009].

Moenandir, Jody. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers.
Jakarta.

Sutidjo D. 1974. Dasar-dasar Ilmu Pengendalian Gulma. Bogor : Proyek peningkatan


dan pengembanagn Perguruan Tinggi-IPB.

Anda mungkin juga menyukai