Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

GULMA TANAMAN PERKEBUNAN


(KALIBRASI ALAT APLIKASI)

Dosen Pembimbing :
1. Dyah Nuning Ermawati, SP,MP
2. Irma Wardati, SP,MP

Teknisi Praktikum :
1. Totok Dwi Sukmayoga, A.Md
2. Yeni Suprapti, A.Md

Oleh Kelompok 3/B:


Nama: 1. Desshinta Sherly R.
2. M. Fahmi Fairuz
3. Fernaldi Dwiki A.
4. Arista Tri Widyasari
5. Moh. David
(Catatan: Kerja Semua)

PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalibrasi merupakan hal yang penting yang harus dilakukan ketika akan melakukan
pengendalian tehadap gulma dengan menggunakan alat semprot. Setiap alat semprot
memiliki perbedaan volume yang keluar. Alat semprot yang menyebabkan perubahan
adalah dari nozel yang kemudian akan menyebabkan volume curah yang keluar dan nozel
menyebabkan perbedaan lebar gawang. Factor dari operator (penyemprot) yang
menyebabkan perubahan adalah kecepatan jalan, karena setiap orang memiliki
kemampuan yang erbeda beda, kemudian lebar gawang dan tekanan. Oleh karena itu
kalibrasi diperlukan karena pertimbangan hal tersebut. Dengan melakukan kalibrasi maka
volume airvatau larutan aplikasi per hektar akan didapatkan. Kalibrasi merupakan kunci
untuk menyeragamkan setiap perlakuan herbisida. Jika dosis rekomendasi tidak
diaplikasikan secara merata karena cara aplikasi yang tidak benar maka akan terjadi dua
hal yang tidak diinginkan yaitu:
a. Gulma tidak akan mampu mengendalikan diareal yang teraplikasi herbisida
karena dosis yang lebih sedikit dari dosis rekomendasi.
b. Gulma/ tanaman budidaya akan mati diareal yang teraplikasi herbisida karena
dosis lebih tinggi dari dosis rekomendasi.

Guna menghindari kesalahan tersebut serta untuk menjamin teknik aplikasi yang
akurat, terlebih dahulu harus ditentukan areal penyemprotan yang aktual dengan
memperhatikan jumlah herbisida yang diperlukan untuk areal perlakuan dan bagaimana
larutan herbisida tersebut dapat diaplikasikan secara seragam pada areal perlakuan. Hal
ini melibatkan pekerjaan kalibrasi dari alat semprot (sprayer) yang akan dipergunakan
dan orang yang akan melakukan aplikasi (applicator)

Alat semprot yang biasa digunakan disebut dengan sprayer yang pada prinsipnya
harus memenuhi persyaratan, terkait hal tersebut maka total volume herbisida yang
digunakan harus ditetapkan secara benar apabila belum diketahui.penentuan volume
semprot (per satuan luas) atau debit (per satuan waktu) disebut kalibrasi. Tujuan kalibrasi
adalah upaya menetapkan dosis herbisida tepat sesuai kebutuhan dengan dosis yang telah
ditentukan agar dapat disemprotkan secara merata keseluruh areal sasaran.

1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu:
 Mengenal dan memahami cara kalibrasi pada alat penyemprotan herbisida
 Melakukan kalibrasi alat penyemprotan herbisida dengan tepat dan benar
BAB 2
METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu


Praktikum Gulma Tanaman Perkebunan dengan acara Kalibrasi Alat
Aplikasi telah dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman 2 Politeknik
Negeri Jember pada hari Rabu, 18 Oktober 2019 pukul 09.00-11.00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dan bahan yang dibutuhkan dalam kalibrasi alat
aplikasi adalah sebagai berikut:
Alat:
-Knapsack sprayer -Timba
-Nosel polijet warna biru -Stopwatch
-Gelas ukur 2000 ml -Alat tulis
-Roll meter -Kertas HVS

Bahan:
-Air

2.3 Cara kerja


a ) Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan

b) Melakukan kalibrasi alat semprot sesuai tahapan degan metode waktu, yaitu
menghitung kecepatan jalan operator, lebar semprotan debit air dan diulang 3 kali tiap
kelompok perlakuan Macam-macam perlakuan sabagai berikut:

1. Kelompok 1 : nosel polijet warna merah (P1)


2. Kelompok 1 : nosel polijet warna kuning (P2)
3. Kelompok 1 : nosel polijet warna biru (P3)
4. Kelompok 1 : nosel polijet warna hijau (P4)
5. Kelompok 1 : nosel polijet warna hitam (P5)

c) Menetapkan volume semprot sesuai rumus meode waktu

d) Tabel pengamatan iap kelompok sesuai perlakuan


BAB 3
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No. Perlakuan Warna f (liter/menit) r (meter) d (meter/menit) a (liter/ha)

1 P1 Merah 1,68 1,4 28,8 416,6

2 P2 Kuning 0,7 1,13 19,03 354,89

3 P3 Biru 1,67 1,26 26,6 498,35

4 P4 Hijau 1,18 1,8 27 242,80

5 P5 Hitam 0,78 1,68 27,83 412,69

3.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui pengertian kalibrasi adalah
mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan area tertentu. Tujuan
dilakukannya kalibrasi adalah supaya dalam penyemprotan dapat menghindari
pemborosan pestisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman dan memperkecil
pencemaran lingkungan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan data tiap kelompok
berbeda adalah faktor manusia. Manusia memiliki kekuatan, kecepatan yang berbeda-
beda, menyebabkan lebar gawangan dll terkadang berubah-ubah.

Pada praktikum yang dilakukan menggunakan 5 warna nosel polijet berbeda


yaitu: merah, kuning, biru, hijau, hitam. Kelompok satu mendapatkan nosel warna merah,
Kelompok dua mendapatkan nosel warna kuning, Kelompok tiga mendapatkan nosel
warna biru, Kelompok empat mendapatkan nosel warna hijau, Kelompok lima
mendapatkan nosel warna hitam.

Metode yang digunakan adalah metode waktu yaitu di hitung berdasarkan menit
yang ditentukan (1 menit). Metode waktu menghitung debit air yang keluar per menitnya
dan kecepatan jalan operator permenit juga. Kegiatan tersebut di lakukan selama 3x lalu
di rata-rata agar data semakin valid. Lalu ada perhitungan lebar semprotan yaitu dengan
cara 1x semprot lalu di hitung lebar semprotan (dilakukan 3x).
Pada kelompok 1 dengan nosel warna merah di dapatkan hasil 416,67 L/ha. Pada
kelompok 2 dengan nosel warna kuning di dapatkan hasil 354,89 L/ha. Pada kelompok 3
dengan nosel warna biru di dapatkan hasil 498,35 L/ha. Pada kelompok 4 dengan nosel
warna hijau di dapatkan hasil 242,8 L/ha. Pada kelompok 5 dengan nosel warna hitam di
dapatkan hasil 412,69 L/ha.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas terdapat kesimpulan sebagai berikut:

Kalibrasi merupakan kegiatan mengukur kebutuhan air/larutan dengan


menggunakan alat semprot untuk pengendalian terhadap gulma dalam luasan area
tertentu. Dalam pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa yang memiliki daya
semprot yang paling tinggi adalah dengan menggunakan nosel polijet berwarna
biru, dengan hasil 498,35L/Ha. Dan daya semprot yang paling rendah adalah dengan
menggunakan nosel polijet berwarna hijau, dengan hasil 242,80L/Ha.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengampu BKPM.Gulma2019.Buku Kerja Praktikum Mahasiswa.Gulma


Tanaman Perkebunan.Politeknik Negeri Jember, Jember

Anda mungkin juga menyukai