Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN (PTN306)


KALIBRASI ALAT SEMPROT DAN PENENTUAN POLA
SEBARAN CAIRAN SEMPROT

Kelompok 4

Lisaana Sidqin ‘Aliya A24170048


Muhammad Ilham Fadila A24160125
Nur Rahayu Ningsih A34160010
Tia Nofitri A34160035
Zhuhri Azzhuhri A34160069
Nahla Hening Astisiwi A34160085

Dosen
Prof. Dr. Ir. Dadang, M. Sc

Asisten Praktikum
Mahfud Arif Julianto A34150002
Sri Riski Maryani A34150075

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan


pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lain-lain. Dalam proses
pengendalian tersebut, umumnya petani menggunakan peralatan-perlatan dalam
pelaksanaanya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan.
Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan
menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yang difungsikan sebagai
penyebar karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan
ketanaman yang merata. Jenis-jenis nozel juga beragam, tergantung volume
keluaran cairan dan luasan jangkauan.
Dalam penggunaannya didasarkan pada tujuan, misalkan dalam
pengaplikasian pestisida, diperlukan pengetahuan yang baik agar penggunaan
pestisida tidak menyebabkan kerugian atau dalam kata lain boros. Dalam hal ini,
dosis yang digunakan baiknya tepat atau mendekati tepat dalam
pengaplikasiannya. Dengan demikian efek atau keampuhan pestisida yang
digunakan dapat dibuat seoptimal mungkin. Oleh karena itu diperlukan kalibrasi
untuk menghitung atau mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan
areal tertentu guna menghindari pemborosan pestisida. Dalam melakukan
kalibrasi hal yang diperhatikan adalah kecepatan jalan, tekanan semprot sprayer,
ukuran dan tipe nozel, dan ketinggian nozel di atas permukaan tanah
(Djojosumarto 2000).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mangalibrasi alat aplikasi pestisida dan pengujian


nozel sehingga didapatkan pengendalian yang efektif dan efisien.
BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Maret 2019 pukul 07.15


sampai 10.00 di Laboratorium Pendidikan Proteksi Tanaman, Proteksi Tanaman,
Institut Pertanian Bogor

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu sprayer punggung semi otomatis, ember plastik,
penggaris atau meteran, gelas ukur, papan plastik bergelombang, stopwatch, tiga
tipe nozel (merah, kuning, dan oranye), gelas kecil (30 buah), dan alat tulis. Bahan
yang digunakan yaitu air dan kertas buram.

Metode

Pertama adalah pengukuran curah semprot. Alat semprot disiapkan dengan


nozel kuning dan merah, kemudian air dimasukkan ke dalam alat semprot. Setelah
itu dilakukan penyemprotan ke dalam ember plasti selama 1 menit. Kemudian
jumlah larutan yang keluar selama 1 menit diukur dengan menggunakan gelas
ukur. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk setiap nozel. Mengukur lebar
gawangan dengan penyemprotan dilakukan dengan dua tipe nozel yaitu kuning
dan merah, masing-masing dihitung lebar gawangannya. Dilakukan penyemprotan
dengan ketinggian nozel tertentu drai permukaan tanah ke permukaan tanah
kering. Kemudian diameter jarak tepi ke tepi lebar penyemprotan diukur dengan
menggunakan meteran. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk masing-
masing tipe nozel. Penentuan kecepatan jalan ditentukan dengan menggunakan
alat semprot punggung dengan dua tipe nozel (kuning dan merah). Dilakukan
penyemprotan berjalan secara teratur sejauh 20 meter. Waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak 20 m dihitung dengan menggunakan stopwatch.
Kecepatan jalan dihitung dengan membagi panjang lintasan dengan waktu yang
dihubutuhkan. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk masing-masing tipe
nozel.
Pengujian nozel terhadap bidang bergelombang dilakukan dengan
HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Data hasil percobaan kalibrasi alat semprot menggunakan dua jenis nozel
Ulangan Curah nozel Lebar semprot Kecepatan jalan Volume semprot
(C) (l/menit) (G) (m) (K) (m/menit) (V) (l/ha)
Nozel kuning
1 0.45 0.575 18.467 423.788
2 0.45 0.575 10.526 743.501
3 0.45 0.575 14.815 528.254
Rata-rata 14.602 565.181
Nozel merah
1 2.10 3.800 17.700 323.176
2 2.10 3.800 19.417 214.612
3 2.10 3.800 16.667 331.572
Rata-rata 17.928 289.786

Contoh perhitungan ulangan 1 nozel merah:


Panjang litasan 20 m
Kecepatan jalan = = =17.700 m/ menit
Waktu yg dibutuhkan 1.129 menit

Curah nozel ( C ) × 10000


Volume semprot =
Lebar gawangan ( G ) × Kecepatanjalan (K)
2.1l /menit ×10000
¿ =323.176 l/ha
3.8 m×17.700 m/menit

Tabel 2 Data hasil perhitungan volume air semprot per menit menggunakan dua
nozel
Ulangan Jumlah tabung Jumlah volume air Rata-rata (ml)
(ml)
Nozel kuning
1 20 366.0 18.300
2 22 411.2 18.691
3 17 361.5 21.265
Nozel oranye
1 29 629.5 21.707
2 29 589.5 20.327
3 27 570.0 21.111
Pembahasan

Kalibrasi adalah menghitung atau mengukur kebutuhan air suatu alat


semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali
akan melakukan penyemprotan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan
herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan
herbisida dan memperkecil pencemaran lingkungan (Djojosumarto 2000).. Ada
tiga faktor yang menentukan keberhasilan kalibrasi, yaitu ukuran lubang nozel
(nozel curah), tekanan dalam tangki alat semprot, dan kecepatan berjalan
aplikator.
Praktikum kalibrasi alat semprot ini menggunakan alat semprot semi
otomatis yaitu dengan cara memompa untuk mendapatkan tekanan untuk
mengeluarkan cairannya. Hasil percobaan kalibrasi alat semprot dengan tipe nozel
kuning didapatkan rata-rata curah nozel pada 3 ulangan sebesar 0.45 liter per
menit dengan lebar semprot 0.575 meter. Sedangan pada tipe nozel merah didapat
curah nozel 2.1 liter per menit dengan lebar semprot 3.8 meter. Rata-rata volume
semprot nozel kuning sebesar 565.181 liter per hektar dengan kecepatan jalan 14.6
meter per menit. Nozel merah memiliki volume semprot lebih kecil dibandingkan
nozel kuning yaitu 289.789 liter per hektar dengan kecepatan jalan 18 meter per
menit. Hal tersebut berarti nozel merah harus diaplikasikan dengan lebih cepat
saripada nozel kuning. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Rahman (2014)
bahwa warna nozel yang harus diaplikasikan dengan kecepatan tertinggi yaitu
merah, karena air yang keluar dari nozelnya paling banyak (1500 cc/detik) dan
lebar nozel yang tinggi pula yaitu 2,476 m.
Bahas hasil tabel 2

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta (ID):


Kanisius.
Rahman MN. 2014. Modifikasi nosel pada sistem penyemprotan untuk
pengendalian gulma menggunakan sprayer gendong elektrik. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 2(1): 39-46.

Anda mungkin juga menyukai