Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mentimun (Cucumis ativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu -

labuan (Cucurbitaceae) yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman

mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber menyebutkan daerah asal tanaman

mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dai Asia Selatan (Rukmana,

1994).

Buah mentimun merupakan salah satu jenis bahan makanan sayuran yang dapat digunakan

untuk bahan makanan pelengkap. Di samping itu, buah mentimun dapat juga digunakan untuk

bermacam-macam masakan, seperti gado-gado, pecel, acar untuk pelengkap soto, sambal goreng

timun, asinan, dan lain sebagainya. Selain buahnya, bagian tanaman lain, misalnya daun yang

masih muda, juga dapat di manfaatkan sebagai bahan makanan (sayuran) yang dapat diolah

untuk bermacam-macam masakan, misalnya sayur bobor, pecel, oseng-oseng dan lain - lain

(Cahyono, 2003). Produksi sayur mentimun dari tahun ke tahun menurut (BPS dan Direktorat

Jenderal Hortikultura, 2014) mulai dari tahun 2010 produksi per hektar 547,141 ton, 521,535 ton

(tahun 2011), 511,525 ton (tahun 2012), 491,636 ton (tahun 2013), 471,636 ton (tahun 2014).

Mentimun merupakan satu komoditi hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam

kesehatan. Salah satu jenis sayuran yang dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya, sehingga

keberadaaannya diperlukan dalam skala besar. Oleh karena itu, diperlukan usaha budidaya agar

produksi mentimun dapat ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Upaya

peningkatan produktivitas tanaman mentimun salah satunya adalah menyiapkan benih yang

bermutu dengan perbaikan teknik budidaya yang berdampak positif terhadap lingkungan salah

satu diantaranya dengan perlakuan perendaman benih dalam air kelapa muda sebagai zat

pengatur tumbuh alami untuk menyediakan bibit yang bermutu.

Salah satu sumber zat pengatur tumbuh alami yang banyak digunakan adalah air kelapa

muda. Air kelapa muda merupakan salah satu produk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa selain mengandung bahan makanan seperti

asam amino, asam organik, gula dan vitamin juga terkandung sejumlah hormon tumbuh yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Air kelapa muda merupakan salah satu

produk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air

kelapa muda selain mengandung mineral juga mengandung sitokinin, auksin, fosfor dan

giberelin yang berfungsi mempercepat proses pembelahan sel, perkembangan embrio, serta

memacu pertumbuhan tunas dan akar (Fatimah, 2008).

Hasil penelitian Ekasetya (2012) menyimpulkan bahwa perendaman benih mentimun

dalam air kelapa muda selama 4 jam dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi

tanaman mentimun. Melalui penelitian ini akan dikaji lebih dalam mengenai pengaruh

perendaman benih dalam berbagai konsentrasi air kelapa muda terhadap pertumbuhan dan hasil

produksi mentimun (Cucumis sativus L.)

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui cara budidaya tanaman mentimun
1.3. Manfaat
Mengetahuicara berbudidaya tanaman mentimun serta cara merawatnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
Tanaman mentimun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari daerah beriklim

sedang (sub tropis).Pada mulanya tanaman mentimun tumbuh secara liar di bagian utara India,

tepatnya di lereng gunung Himalaya.Kemudian tanaman mentimun menyebar luas di kawasan

Asia dan kini menyebar di seluruh dunia.Bahkan sekarang mentimun dapat ditemui selalu dan

hadir dalam kehidupan sehari-hari bersama dalam berbagai menu masakan atau makanan.Di

Indonesia tidak ada kejelasan yang pasti kapan tanaman mentimun mulai dikenal dan mulai

dibudidayakan.Perintisan budidaya mentimun di Indonesia semula diketahui hanya terpusat di

dataran rendah pulau Jawa dan Sumatera. Kini tanaman mentimun telah berkembang luas

dibudidayakan oleh masyarakat didaerah-daerah sentra sayuran di dataran medium pada

ketinggian (0800)m di berbagai wilayah Indonesia, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa

Barat, Sumatera (Aceh, Lampung) Pulau Aru, Kalimantan dan lain sebagainya (Cahyono, 2003).

Dalam ilmu tumbuhan, tanaman mentimun diklasifikasikansebagai berikut:

Diviso : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaeceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.
Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat

dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah,berbuluserta

berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai (50250)cm, bercabang dan bersulur

yang tumbuh di sisi tangkai daun.Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung

dan bagian ujung daunnya meruncing. Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-

bulu akar,tapi daya tembusnya relatif dangkal, pada kedalaman sekitar (3060)cm. Oleh karena

itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air (Rukmana, 1994).
Kandungangizi buah mentimun tiap 100 gram bahan mentah

(segar)adalahsebagaiberikut:

Tabel1.NilaiKandungangizimentimun per100g
No Kandungan gizi Nilaigizi(banyaknya)
1 Kalori 12,00 kal
2 Protein 0,70 g
3 Lemak 0,10 g
4 Karbohidrat 2,70 g
5 Kalsium 10,00 mg
6 Fosfor 21,00 mg
7 Besi 0,30 mg
8 Vitamin A -
9 Vitamin B1 0,03 mg
10 Vitamin B2 0,02 mg
11 Vitamin C 8,00 mg
12 Serat 0,50
13 Air 92,7 mg
14 Niacin 0,10mg
15 Bahan dapat di gunakan 7,00%
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1981dalam Cahyono (2003).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Maret setiap hari Selasa pada pukul 13.30 di green house
Universitas Muhammadiyah Jember.

3.2. Alat dan Bahan


Cangkul
Sabit
Gembor
Pestisida
Pupuk kompos
Benih mentimun
Air

3.3. Cara Kerja


1. Menyiapkan Alat dan bahan
2. Persiapan Lahan seluas 50 m2 diolah menggunakan bajak kemudian lahan dibagi menjadi

25 bedengan berukuran (1 x 2,5) m2, dengan jumlah populasi 1 bedeng 8 tanaman.

3. Penanaman

Membuat lubang tanam dengan jarak (70 x 40) cm. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman

3 cm, tiap lubang tanam diisi 1 bibit. Tutup akar menggunakan tanah halus atau

menggunakan pupuk kandang. Siram bibit yang telah ditanam dengan air.

4. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh atau mati, mengganti dengan bibit

baru.

5. Pemasangan ajir (turus)

Pemasangan turus (ajir) dilakukan saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam. Ajir yang

digunakan bambu setinggi 2,25 cm dan lebar (3 4) cm, di tancapkan di dekat batang

tanaman mentimun. Batang tanaman mentimun diikatkan pada ajir tersebut.


6. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kelembapan tanah. Jika

tanaman masih kecil atau dalam masa vegetatif tanaman membutuhkan cukup banyak air.

Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari.

7. Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah , Urea 150 kg/ha, SP36 75 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.

Pemupukan dilakukan dengan cara di tugal dengan jarak (5 -10) cm dari tanaman.

Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 15 hst, 30 hst, dan

45 hst. Penyiraman setelah pemupukan perlu dilakukan agar pupuk cepat terurai dan mudah

diserap oleh tanaman.

8. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 dan 30 hari setelah tanam. Penyiangan

dilakukan dengan cara mencabut gulma sampai ke akarnya agar tidak tumbuh lagi.

9. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam atau bersamaan

dengan pemupukan susulan.

10. Pemangkasan

Pemangkasan atau perempelan dilakukan dengan cara mematahkan tunas liar dengan tangan

atau menggunakan alat bantu berupa gunting atau pisau yang tajam.

11. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang terdapat pada tanaman mentimun antara lain: Ulat bunga (Maruca testualis),

lalat kacang (Ophiomya phaseloli Tryon), kutu daun (Aphis cracivora Koch), ulat grayak

(Spodoptera litura).

12. Penyakit yang menyerang tanaman mentimun antara lain: bercak daun (Cescospora Sp),

layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), antraknos, layu fusarium (Fusarium

oxysporum). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sebelum terjadi serangan.


BAB IV
PEMBAHASAN

Mentimun,atau timun, (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae)


merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen
ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya.
Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air
cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga
digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan
tekanan darah tinggi.

Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan
tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu
(monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (berkelamin ganda). Bunga
pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga
selanjutnya adalah bunga hermafrodit apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat
menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk
menghasilkan ukuran buah yang baik.

Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah
masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang
seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat
sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi.
Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.

Manfaat Mentimun Mentimun memiliki sifat diuretik, efek pendingin, dan pembersih
yang bermanfaat bagi kulit. Kandungan air yang tinggi; vitamin A, B, dan C; serta mineral,
seperti magnesium, kalium, mangan, dan silika; membuat mentimun menjadi bagian penting
dalam perawatan kulit. Masker wajah yang mengandung sari mentimun digunakan untuk
mengencangkan kulit. Asam askorbat dan asam caffeic yang hadir dalam mentimun dapat
menurunkan tingkat retensi air, yang pada gilirannya mengurangi pembengkakan di sekitar mata.

Pada praktikum kali ini menanam tanaman hortikultur salah satuya yaitu mentimun,
dengan cara kerja sebagi berikut: langkah pertama menyiapkan alat dan bahan , persiapan lahan
kemudian diolah dengan cara di bajak selanjutnya lahandibuat bedengan dengan msing-masing
kelompok menjadi 3bedengan, penanaman membuat lubang dengan jarak (70 x 40) cm,
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Suhartini, T. 2002. Bertanam Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya

Cahyono, B. 2003. Teknik Dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava Media

Kurniadi, A. 1992. Sayuran yang Digemari. Jakarta: Harian Suara Tani

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI

Rahardi, F. 1993. Agribisnis Tanaman Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya

Parnatha, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Jakarta.
111 hal.

Rukamana, R. 2003. Bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Abidin Zainal. 1987. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung. 177 hal.
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN

Di terima Di tolak

Jember, 13 Juni 2017


Co. As Praktikan

Busruna Nadia Arifah Erviyanti

Anda mungkin juga menyukai