PENDAHULUAN
1
Gunawan Wiradi, Masalah Agraria: Dampak Land Reform terhadap
Perekonomian Negara , Makalah yangdi sampaikan dalam rangkaian diskusi
peringatan”Satu Abad Bung Karno”di Bogor, tanggal 4 Mei 2001
2
Andrian Sutedi,2007 , Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam
Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan , Jakarta : Sinar Grafika, Hal 45
1
Di lihatdari cara penyelesaiannyamaka sengketa tanah dapat dibedakan
menjadi dua , yaitupenyelesaian melalui jalur non pengadilan musyawarah/
negoisasi , konsiliasi/consilitation, Mediasi/mediation, Arbritrase/arbitran dan
Peradilan/Ligitasi).3 Dalam suatu sengketa , pihak-pihak sudah teridentifikasi
berhadapan langsung atau berkelanjutan dan tidak dicapai jalan keluar yang
memuaskan kedua belah pihak(deadlock).
Adapun Undang-Undang yang mengatur Sengketa Lahan Gunung Anyar
Surabaya tersebut meliputi :
UU NO. 05 Tahun 1960 Tentang UUPA
Pasal 23 : Hak Milik
Ayat (1) Hak milik , demikian pula setiap peralihan , hapusnya dan
pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut
ketentuan-ketentuan yang di maksud dalam Pasal 19.
Ayat (2) Pendaftar termasuk dalam Ayat (1) merupakan alat pembuktian yang
kuat mengenai hapusnya hak milik serta peralihan dan pembebanan
hak tersebut.
Pasal 38 : Hak Guna Bangunan
Ayat (1) Hak guna bangunan , termasuk syarat-syarat pemberiannya , demikian
juga setiap peralihan dan hapusnya hal tersebut harus di daftarkan
menurut ketentuan-ketentuan yang di maksut dalam Pasal 19.
Ayat (2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat pembuktian
yang kuat mengenai hapusnya hak guna bangunan serta sahnya
peralihan hak tersebut , kecuali dalam hal hak itu di hapus karena
jangka waktunya berakhir.4
Hak Guna Bangunan (HGB) merupakan hak untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri.
Subjek HGB :
1. WNI
3
Sarjita,2005 Teknik dan Strategi Penyelesaian Sengketa Konflik, Yogyakarta
Tugu Jogja Pustaka, Hal 2
4
Bisa di lihat lagi pada peraturan perundang-undangan yang membahas tentang
sengketa pertanahan
2
2. Badan Hukum yang mendirikan menurut hukum Indonesia dan
berkependudukan di Indonesia.
Terjadinya HGB:
1. Tanah Negara : Penetapan Pemerintah
2. Tanah Milik : Perjanjian
PP No 40 Tahun 1996 : Hak Guna Bangunan di berikan untuk
waktu paling lama 30 tahun dan dapat di perpanjang 20 tahun,dan
dapat di perbaharui untuk 30 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Penyelesaian Sengketa Pertanahan Melalui Mediasi
1.3Tujuan
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
penguasaan tanah terkonsentrasi disatu tanagn dan membengkaknya petani tak
bertanah, serta konflik-konflik yang bersumber pada keharusan petani untuk
menggunakan bibit unggul dan membengkaknya petani tak bertanah serta konflik-
konflik yang bersumber pada keharusan petani untuk menggunkan bibit unggul
dan masukan-masukan non organik seperti pestisida,pupuk urea dan
sebagainya;ketiga , sengketa tanah akibat penggusuran dan pengambilalihan
tanah-tanah rakyat untuk pembangunan sarana yang di nyatakan sebagai
kepentingan umum maupun kepentingan keamanan.5
2.2 Pengertian Sengketa Tanah dan Mediasi
Sengketa adalah kelanjutan dari adanya masalah , sebuah masalah akan
berubah menjadi sengketa bila masalah tersebut tidak dapat di selesaikan.
Sepanjang para pihak dapat di selesaikan , sepanjang para pihak dapat
menyelesaikan masalahnya dengan baik maka sengketa tidak terjadi , namun bila
terjadi sebaliknya , para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai solusi
pemecahan masalahnya , maka akan timbul sengketa.6
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa dengan perantara pihak ketiga,
yakni pihak yang memberi masukan-masukan kepada para pihak untuk
menyelesaiakan sengketa. Berbeda dengan arbitrase keputusan arbiter atau majelis
arbitrase harus di taati oleh para pihak , layaknya keputusan Pengadilan.
Sedangkan mediasi , tidak terdapat kewajiban dari masing-masing pihak untuk
menaati apa yang di sarankan oleh mediator.7 Mediasi yang di lakukan oleh para
pihak dengan bantuan mediator bertujuan untuk mencapai kesepakatan kedua
belah pihak yang saling menguntungkan dan memuaskan bagi para pihak yang
bersengketa , dan tidak untuk mencari kalah dan menang.
Apabila para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan dalam waktu14 hari
maka atas kesepakatan tertulis para pihak sengketa atau beda pendapat tersebut di
selesaiakn melalui bantuan mediator. Setelah penunjukan mediator oleh lembaga
arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa , dalam jangka waktu 7
5
Fifik Wiryani dan Mokh. Najih,” The yuridic of Regulate People’s Land Taking
for the Constriction on the Public Utility”, Junal Legality,Malang :
Univ.Muhammadiyah. 07 Juli 2013
6
Ibid, hal 2.
7
Jimmy Joses Sembiring,2011, Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar
Pengadilan , Jakarta: Visimedia, Hal 28.
5
hari maka usaha mediasi harus sudah dapat di mulai. Berdasarkan Pasal 6 ayat (6)
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 upaya penyelesaian sengketa melalui
mediator yang di tunjuk oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif
penyelesaian dalam waktu paling lama 30 hari dan menghasilkan kesepakatan
tertulis yang di tandatangani.
Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat tersebut wajib
dimlaksanakan dalam waktu paling lama 30 hari sejak pendaftaran. Apabila usaha
perdamaian tidak dapat di capai maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara
tertulis dapat mengajukan usaha penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase atau
arbitrase ad-hoc. Apabila terjadi kesepakatan maka para pihak menandatangani
kesepakatan tersebut dan wajib di daftarkan ke pengadilan negeri dalam waktu
paling lama 30 hari sejak penandatanganan. Kesepakatan tersebut berdasarkan
Pasal 6 ayat (7) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
dapat memecahkan masalah yang sedang terjadi atau sengketa lahan gunung anyar
tersebut terselesaikan tidak melalui jalur hukum, sedangkan mediasi adalah proses
penyelesaian dengan perantara pihak ketiga , yakni pihak yang memberi masukan-
masukan kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa , dan mediasi yang di
lakukan oleh para pihak dengan bantuan mediator bertujuan untuk mencapai
kesepakatan kedua belah pihak yang saling menguntungkan dan memuaskan bagi
para pihak yang bersengketa , dan tidak untuk mencari kalah dan menang.
Tahap-tahap dimana perdamaian yang di lakukan oleh pengadilan melalui
lembaga mediasi sesui dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008
yang di perbaharui dengan PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di pengadilan adalah sebagai berikut : (1) Tahap Pra Mediasi , pada hari
sidang yang di tentukan dan dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara ,
Hakim mewajibkan para pihak memberikan kuasa kepada kuasa hukum , maka
setiap keputusan yang di ambil oleh kuasa hukum , wajib memperoleh pertujuan
tertulis dari para pihak. Agar kesepakatan yang di ambil oleh kuasa hukum benar-
benar merupakan kehendak para pihak.
Kemudian , (2) Tahap Mediasi , penunjukan Mediator para pihak di beri
waktu paling lama lima hari kerja , para pihak dapat menyerahkan resum perkara
kepada satu sama lain dan kpada Mediator . Mediator selanjutnya menentukan
jadwl pertemuan , dimana para pihak dapat di dampingi uasa hukumnya. Proses
Mediasi pada dasarnya bersifat rahasia dan berlangsung paling lam tiga puluh
ghari keja sejak pemilihan atau penetapan penunujukan Mediator dan dapat di
perpanjang paling lama empat belas hari kerja sejak berakhir masa tiga puluh hari
tersebut dengan syarat bahwa kesepakatan tercapai.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU
Fifik Wiryani dan Mokh. Najih,” The yuridic of Regulate People’s Land
Taking for the Constriction on the Public Utility”, Junal Legality,Malang :
Univ.Muhammadiyah. 07 Juli 2013
UNDANG-UNDANG
10