Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HIDROPONIK

“Budidaya Tanaman Sawi Menggunkan Sistem Hidroponik Sumbu”

Oleh :
1. Iftitah Azzahra
2. Lutfian Arafik
3. Insan Ramdhana
4. Muhammad Fikri
5. Dio Bayu Rehandana

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju, untuk menjawab masalah
yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan pertanian yang
katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian, seperti pembukaan
swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas
masyarakat negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi
mereka dan keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk
memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu
keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah
kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa sistem tanam yang
tidak menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai media satu- satunya untuk
bertanam. Media tersebut berupa media non tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain
yang selain tanah, seperti arang sekang, pasir dan lain sebagainya.

Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam larutan


nutrisi tanpa menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah
membuktikan bahwa tanah tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur-
unsur, mineral dan zat- zat makanan seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti
juga mengeliminasi hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi
pengendalian tanah secara teliti nutrisi tanaman. Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat-
zat makanan untuk tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat mengurangi
stress pada tanaman, lebih cepat matang dan panenpun akan lebih bagus kualitasnya. Media
tanam hidroponik berfungsi sebagai- penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai
penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai,
seperti rock wol, pasir, tembikar, arang, dan sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita
gunakan itu harus kita sesuaikan dengan tanamannya. Untuk tanaman hias disarankan
menggunakan media tanam batu apung.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tata cara dalam hidroponik
2. Untuk mengetahui tata cara pembenihan dalam hidroponik
3. Untuk mengetahui tata cara penanaman dalam hidroponik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Hidroponik (hydroponics) adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah


sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai "bercocok tanam
tanpa tanah". Termasuk juga bercocok tanam didalam pot atau wadah lainnya
yang menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti pecahan genting, pasir
kali,kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya.

Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk memberi hasil percobaan DR.WF.Gericke,
seorang agronomis dari Universitas California, USA. Hasil percobaannya berupa tomat
setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak
berisi mineral hasil uji cobanya.
Maka sejak itu hidroponik berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebut
pengerjaan atau bercocok tanam. Dalam perkembangannya hidroponik tidak lagi sebatas di
laboratorium saja, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan siapa saja, termasuk
ibu rumah tangga.
Kelebihan sistem tanam hidroponik antara lain sebagai berikut:
1. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2. Pemakaian pupuk lebih hemat.
3. Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak
rusak.
4. Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
6. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman baru.
7. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah Biasa.
Macam – macam teknik hidroponik
Ada enam teknik penanaman yang dapat Anda gunakan dalam berkebun hidroponik.
Keenam teknik ini memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Untuk memilih
teknik yang sesuai dengan minat Anda, berikut ini penjelasan mengenai keenam teknik
berkebun hidroponik.
1. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para
pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari
dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik
untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk
tanaman yang membutuhkan banyak air.
2. Ebb & Flow System
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi oleh
larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu
seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda
menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar pertumbuhan
tanaman tidak saling mengganggu.
3. NFT (Nutrient Film Technique) System
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Konsepnya
sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya
dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus mengalirkan
nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok
diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti selada.
4. Aeroponic System
Kecanggihan sistem ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat
dibandingkan sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang
diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman lebih mudah menyerap
nutrisi yang banyak mengandung oksigen.
5. Drip System
Selain wick system, sistem tetes (drip system) merupakan cara yang populer yang
digunakan dalam berkebun hidroponik. Sistem ini menggunakan timermengontrol pompa,
sehingga pada saat pompa dihidupkan, pompa akan meneteskan nutrisi ke masing-masing
tanaman.
6. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya nutrisi
dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan mengapung di
air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam air dan udara
diberikan kepada akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser udara. Semakin
gelembung yang lebih baik, tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air
nutrisi.
2.2 Klasifikasi Tanaman Sawi pakcoy
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L
Tanaman pakcoy adalah salah satu sayuran penting di Asia, alias terutama di China.
Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tak membentuk
kepala, tumbuh agak tegak alias setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada
batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih alias hijau muda, gemuk dan berdaging,
tanaman mencapai tinggi 15-30 cm.
Keragaman morfologis dan periode kematangan lumayan besar pada beberapa
varietas dalam kelompok ini. Tersedia bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang tak
sama. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy tak lebih peka kepada suhu ketimbang sawi putih, jadi
tanaman ini mempunyai daya penyesuaian lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk
bolting. Bunga berwarna kuning pucat
Pakcoy bukan tanaman orisinil Indonesia, menurut sumbernya di Asia. Sebab
Indonesia mempunyai ketepatan kepada iklim, cuaca dan tanahnya jadi dikembangkan di
Indonesia ini. Daerah penanaman yang tepat adalah mulai dari ketinggian 5 meter hingga
dengan1.200 meter di atas permukaan laut. Tetapi biasanya dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian 100 meter hingga 500 meter dpl.Tanaman pakcoy bisa tumbuh baik di
tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, jadi bisa diusahakan dari dataran rendah
maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih
baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy tahan kepada air hujan, jadi bisa di tanam sepanjang
tahun. Pada musim kemarau yang butuh diperhatikan adalah penyiraman dengan cara teratur.
Pakcoy ditanam dengan benih langsung alias dipindah tanam dengan kerapatan tinggi;
yaitu kurang lebih 20- 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat.
Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari
seusai tanam. Pakcoy mempunyai umur pasca panen singkat, tetapi nilai produk bisa
dipertahankan selagi 10 hari, pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang tepat untuk
ditanami sawi adalah tanah gembur, tak sedikit mengandung humus, subur, dan pembuangan
airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah
antara pH 5 hingga pH 7.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari selasa yang bertempat di kebun percobaan
universitas muhammadiyah jember.

3.2 Alat dan Bahan

1. rock wol 5. Cutter


2. kain fanel 6. Gunting
3. sterofom 7. Net pot
4. wadah 8. Nutrisi AB Mix

3.3 Cara Kerja

1. Penyemaian benih sawi yang dimana benih sawi tersebut di rendam retlebih dahulu
memakai air hangat kurang lebih 3-5 menit , dan apabila ada benih sawi yang
terapung benih tersebut di buang.
2. Kemudian benih sawi tersebut di semai di dalam rock wol yang sudah di siapkan
kurang lebih kedalamannya menutupi permukaan benih.
3. Setelah itu benih yang sudah di semai di rock wol di taruh di dalam wadah yang
sudah di isi oleh air.
4. Kemudian tutup wadah atau bak tersebut dengan kresek hitam selama 24 jam
supaya mempercepat pertumbuhan benih.
5. Setelah itu taruh di tempat yang tidak terkena sinar matahari dan taruh di green
house.
6. Kemudian tunggu benih sawi tersebut selama 2 minggu atau sudah ada 3-4 daun
yang sudah layak untuk di pindahkan ke Net pot.
7. Setelah itu ambil bak atau wadah isi air sebanyak 7 liter kemudian larutkan air dan
nutrisi AB Mix lalu tuangkan di bak atau wadah tersebut dengan Ph 5-7 dan
dengan kepekatan 1050-1400 ppm.

3.4 Hasil Pengamatan

MINGGU PERTAMA
No Jumlah daun Tinggi Tanaman
1 9 Lembar 6 cm
2 11 Lembar 7 cm
3 7 Lembar 4 cm
4 7 Lembar 7 cm
5 9 Lembar 6 cm
6 8 Lembar 7 cm
7 9 Lembar 7 cm
8 7 Lembar 6 cm
9 10 Lembar 6 cm
MINGGU KEDUA
No Jumlah daun Tinggi Tanaman
1 11 Lembar 8 cm
2 13 Lembar 8 cm
3 9 Lembar 5 cm
4 9 Lembar 8 cm
5 10 Lembar 7 cm
6 10 Lembar 8 cm
7 10 Lembar 8 cm
8 9 Lembar 7 cm
9 12 Lembar 7 cm
MINGGU KETIGA
No Jumlah daun Tinggi Tanaman
1 15 Lembar 12 cm
2 13 Lembar 11 cm
3 14 Lembar 10 cm
4 13,5 Lembar 11 cm
5 18 Lembar 13 cm
6 17 Lembar 11 cm
7 15 Lembar 11 cm
8 13 Lembar 10 cm
9 17 Lembar 13 cm
MINGGU KE.EMPAT
No Jumlah daun Tinggi Tanaman
1 14 Lembar 15 cm
2 16 Lembar 15 cm
3 13 Lembar 13 cm
4 16 Lembar 16 cm
5 17 Lembar 17 cm
6 19 Lembar 14 cm
7 16 Lembar 14 cm
8 13 Lembar 11 cm
9 16 Lembar 15 cm
MINGGU KE.LIMA
No Jumlah daun Tinggi Tanaman
1 17 Lembar 17 cm
2 21 Lembar 18 cm
3 18 Lembar 16 cm
4 22,5 Lembar 16 cm
5 19 Lembar 16 cm
6 18 Lembar 16 cm
7 17 Lembar 19 cm
8 17 Lembar 16 cm
9 21 Lembar 19 cm
MINGGU KE.ENAM
No Jumlah daun Tinggi Tanaman
1 20 Lembar 20 cm
2 22 Lembar 19 cm
3 19 Lembar 19 cm
4 21 Lembar 17 cm
5 20 Lembar 18 cm
6 22 Lembar 20 cm
7 21 Lembar 20 cm
8 19 Lembar 18 cm
9 23 Lembar 20 cm
MINGGU KE.TUJUH
No Jumlah daun Tinggi Tanaman Panjang Akar Berat Tanaman
1 23 Lembar 21 cm 11 cm 95 gram
2 25 Lembar 10 cm 15 cm 73 gram
3 22 Lembar 20 cm 19 cm 122 gram
4 24 Lembar 19 cm 16 cm 112 gram
5 23 Lembar 21 cm 20 cm 54 gram
6 24 Lembar 22 cm 18,5 cm 112 gram
7 22Lembar 21 cm 19,5 cm 110 gram
8 23 Lembar 22 cm 6 cm 34 gram
9 26 Lembar 23 cm 15,5 cm 60 gram
BAB IV
PEMBAHASAN

Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam larutan


nutrisi tanpa menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah
membuktikan bahwa tanah tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur-
unsur, mineral dan zat- zat makanan seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti
juga mengeliminasi hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi
pengendalian tanah secara teliti nutrisi tanaman. Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat-
zat makanan untuk tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat mengurangi
stress pada tanaman, lebih cepat matang dan panenpun akan lebih bagus kualitasnya. Media
tanam hidroponik berfungsi sebagai- penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai
penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai,
seperti rock wol, pasir, tembikar, arang, dan sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita
gunakan itu harus kita sesuaikan dengan tanamannya. Untuk tanaman hias disarankan
menggunakan media tanam batu apung.
Hidroponik (hydroponics) adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai "bercocok tanam
tanpa tanah". Termasuk juga bercocok tanam didalam pot atau wadah lainnya
yang menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti pecahan genting, pasir
kali,kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya.

Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk memberi hasil percobaan DR.WF.Gericke,
seorang agronomis dari Universitas California, USA. Hasil percobaannya berupa tomat
setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak
berisi mineral hasil uji cobanya.
Maka sejak itu hidroponik berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebut
pengerjaan atau bercocok tanam. Dalam perkembangannya hidroponik tidak lagi sebatas di
laboratorium saja, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan siapa saja, termasuk
ibu rumah tangga.
Kelebihan sistem tanam hidroponik antara lain sebagai berikut:
1. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2. Pemakaian pupuk lebih hemat.
3. Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak
rusak.
4. Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
6. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman baru.
7. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah Biasa.
Dan pada praktikum hidroponik ini dapat di bahas akan pertumbuhan tanaman
hidroponik yang kita sudah lakukan praktikum yang dimana ada perwatan dan pemberian
pupuk setiap minggunya , pupuk yang digunakan yaitu nutrisi AB.Mix yang sudah di
larutkan ke dalam air. Pada perawatan hidroponik ini pada setiap minggunya kita
mengambil data untuk pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun per satu tanaman
hingga minggu ke enam , setelah minggu ke tujuh yaitu masa pemanenan pengukutan di
tanambah dengan berat per tanaman dan panjang akar.
BAB V

KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat di simpulkan bahwa Hidroponik (hydroponics) adalah
cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum,
istilah ini dikenal sebagai "bercocok tanam tanpa tanah". Termasuk juga bercocok tanam
didalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan yang bersifat porus,
seperti pecahan genting, pasir kali,kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya.
Dengan kelebihan ,
1. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2. Pemakaian pupuk lebih hemat.
3. Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak
rusak.
4. Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
6. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman baru.
7. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah Biasa.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kangkung/31 mei 1015


http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfolgi-tanaman-kangkung/16 mei 2016

Anda mungkin juga menyukai