Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM

I. Identitas
Mata Kuliah : Pengujian Mutu Benih
Acara Praktikum : Pengujian Daya Berkecambah
Tujuan : Mengetahui beberapa metode uji daya berkecambah benih serta dapat
mendeteksi vaibilitas potensial suatu lot benih dengan tolok ukur daya berkecambah benih.
Tempat : Umbulharjo, Daerah Istimewa Yoyakarta
Hari, Tanggal : Kamis, 30 Desember 2021 – Kamis, 6 Desember 2022
Nama Mahasiswa : Farhan Fuad Safati
Semester : V (Lima)
Dosen Pengampu : Asih Farmia, SP, M.Agr.Sc
Asisten Dosen : Pitri Ratna Asih SP, M.Si

II. Dasar Teori


Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan dengan
kualitas benih. Perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari benih yang
telah mengalami proses penuaan. Pengertian dari berkecambah itu sendiri adalah jika dari
benih tersebut telah muncul plumula dan radikula di embrio. Plumula dan radikula yang
tumbuh diharapkan dapat menghasilkan kecambah yang normal, jika faktor lingkungan
mendukung. (Kuswanto, 2001).
- Macam dan Penjelasan Pengujian Benih
1. Uji viabilitas
Viabilitas benih adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh
secara normal pada kondisi optimum. Berdasarkan pada kondisi lingkungan pengujian
viabilitas benih dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas benih dalam kondisi
lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak
sesuai (unfavourable). Pengujian viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai
termasuk kedalam pengujian vigor benih. Perlakuan dengan kondisi lingkungan sesuai
sebelum benih dikecambahkan tergolong untukmenduga parameter vigor daya simpan
benih, sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan selama pengecambahan
benih maka tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter viabilitas tumbuh
benih (Sutopo, 2011).

2. Uji Vigor
Menurut Bewley dan Black (2005), Pengujian Vigor merupakan pengujian terhadap
benih untuk mengetahui kemampuan benih saat ditumbuhkan secara normal pada
kondisi suboptimum di lapang, sesudah disimpan dalam kondisi yang suboptimum
kemudian ditanam dalam kondisi lapang yang optimum.
- Kriteria Kecambah
1. Uji Viabilitas
a. Kecambah normal
Kecambah normal merupakan kecambah yang menunjukan potensi untuk berkembang
lebih lanjut hingga menjadi tanaman normal. Sedangkan kecambah tidak normal atau
abnormal tidak menunjukan adanya potensi untuk berkembang lebih lanjut (Nurlaela,
et., al. 2008). Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah kecambah dengan
pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik,
jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai
tunas pucuk yang baik, Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil,
kotiledon, daun primer, dan koleoptil dan Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi
bentuknya masih sempurna.
b. Kecambah abnormal
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk
berkembang menjadi kecambah normal. Dibawah ini digolongkan ke dalam kecambah
abnormal Kecambah rusak: kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak
berat. Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah dengan pertumbuhan lemah
atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Dan Kecambah
lambat kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika
dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih
abnormal ukurannya lebih kecil (Nurlaela, et., al. 2008).
2. Uji Vigor
Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing – masing
“kekuatan tumbuh” dan daya simpan” benih. Tanaman dengan tingkat vigor yang
tinggi mungkin dapat dilihat dari performansi fenotipis kecambah atau bibitnya, yang
selanjutnya mungkin dapat berfungsi sebagai landasan pokok untuk ketahannya
terhadap berbagai unsur musibah yang menimpa. Vigor benih untuk kekuatan tumbuh
dalam suasana kering dapat merupakan landasan bagi kemampuannya tanaman
tersebut untuk tumbuh bersaing dengan tumbuhan pengganggu ataupun tanaman
lainnya dalam pola tanam multipa. Vigor benih secara spontan merupakan landasan
bagi kemampuan tanaman mengabsorpsi sarana produksi secara maksimal sebelum
panen (Sutopo, 2011).

III. Alat & Bahan


1. ATK
2. Alat pengecambah benih
3. Alat pengepres kertas
4. Benih Jagung
5. Benih Kangkung
6. Benih Padi
7. Benih Kedelai
8. Benih Timun
9. Benih Cabe
10. Benih Bayam
11. Benih Sawi
12. Benih Terong
13. Benih Tomat
14. Kertas Stensil segi empat panjang berukuran 20X30 cm
15. Kertas Stensil bentuk bulat diameter 10 cm
16. Media Pasir

IV. Cara Kerja


Metode Pengujian Viabilitas Benih dengan Metode UDK (Uji Diatas Kertas)

1. Cawan petri diameter 10 cm dilapisi tiga lembar media kertas stensil bentuk bulat
2. Diatas kertas stensil ditetesi air hingga merata. Cawan dimiringkan sehingga air yang
berlebih terkumpul di bagian bawah. Air berlebih dibuang.
3. Benih yang ditanam dengan metode UDK ialah benih yang berukuran kecil :bayam,
bawang, cabe.
4. Jumlah benih yang ditanam satu cawan petri 25 butir.
5. Cawan petri ditutup, diletakkan dalam alat pengecambah benih. Setelah benih mulai
berkecambah, tutup cawan dibuka.
6. Penyiraman dilakukan pada hari ketiga setelah tanam
7. Pengamatan terhadap jumlah kecambah normal dilakukan pada hari ketujuh

Pengujian Viabilitas Benih dengan Metode UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam
Plastik)

1. Kertas stensil segi empat panjang berukuran 20X30 cm direndan dalam air. Setelah
lembab diangkat dan ditiriskan airnya.
2. Benih ditanam di atas 3 media kertas yang dibawahnya dilapisi plastik, untuk media
ukuran 20X30 ditanam 25 butir benih ukuran sedang-besar (jagung, timun dan kangkung).
Setelah benih ditanam, ditutup dengan 2 lembar media lembab, kemudian digulung.
3. Gulungan kertas merang diletakan dalam alat pengecambah benih.
4. Penyiraman dilakukan pada hari ketiga setelah tanam
5. Pengamatan terhadap jumlah kecambah normal dilakukan pada hari ketujuh

Pengujian UKDdp untuk padi

1. Digunakan media kertas merang ukuran 20 X 30 cm dilipat jadi dua sejajar panjangnya.
2. Diatas media ditanam 25 butir benih padi, media setengahnya ditutupkan, kemudian
media digulung.
3. Penyiraman dilakukan pada hari ketiga setelah tanam
4. Pengamatan terhadap jumlah kecambah normal dilakukan pada hari ketujuh
V. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan pengaruh larutan garam pada vigor benih yang dilaksanakan pada
tanggal 30 Desember 2021 – 6 Januari 2022. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Komoditi Ulangan Jumlah Jumlah Jumlah Benih % Daya
Kecambah Kecambah Mati Berkecambah
Normal Abnormal
Jagung 1 21 3 1 84%
2 23 1 1 92%
3 22 2 1 88%
Rata-rata 22 2 1 88%
Bawang 1 20 2 3 80%
2 20 3 2 80%
3 21 3 1 81,3%
Rata-rata 20,3 2,6 2 80%
Cabe 1 20 1 4 80%
2 20 3 2 80%
3 20 4 1 80%
Rata-rata 20 2,6 2,3 80%
Bayam 1 20 2 3 80%
2 19 2 4 76%
3 21 2 2 81,3%
Rata-rata 20 2 3 79,1%
Kangkung 1 22 2 1 88%
2 24 1 0 96%
3 23 1 1 92%
Rata-rata 23 1,3 0,6 92%
Padi 1 22 2 1 88%
2 23 1 1 92%
3 24 1 0 96%
Rata-rata 23 1,3 0,6 92%
Kedelai 1 22 1 2 88%
2 23 1 1 92%
3 22 2 1 88%
Rata-rata 22,3 1,3 1,3 89,3%

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini menggunakan metode UKDdp dan UDK. Kedua metode ini
menggunakan satu media yaitu kertas yang dibasahi atau dilembabkan, hanya saja ada juga
perbedaan dari segi perlakuan. Perlakuan pertama kertas dibasahi dan ditanam benih
diperlakukan digulung dengan dilapisi plastik, metode betikutnya kertas dibasahi dan
dibentuk sesuai ukuran cawan petri dan ditutup kembali dengan kertas basah. Setiap
perlakuan menggunakan 75 benih jagung, bawang, cabe, bayam, kangkung, padi dan
kedelai. Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam adalah memastikan embrio benih
diletakan dibawah supaya pertambuhan akar pada penaman tersebut dalam satu arah.
Dari hasil pengamatan ketujuh jenis benih (jagung, bawang, cabe, bayam, kangkung, padi,
dan kedelai), dilihat dari jumlah kecambah normal, kecambah abnormal dan mati, benih
jagung, kangkung, padi dan kedelai memiliki viabilitas yang lebih baik dibandingkan benih
bawang, cabe, dan bayam. Kecambah normal, ditandai dengan akar dan batang yang
berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, dan mempunyai tunas pucuk yang baik.
Kecambah dengan pertumbuhan lemah / kecambah abnormal memiliki ciri-ciri plumula atau
radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh
kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Pada benih yang mati tidak ditandai
dengan tidak adanya perkembangan dan pertumbuhan radikula. benih ini mati berhubungan
dengan tingginya kadar air yang menyebabkan struktur membran mitokondria tidak teratur
sehingga permeabilitas membran meningkat. Banyak metabolit antara lain gula, asam amino
dan lemak yang bocor keluar sel disebabkan peningkatan permeabilitas membran. Dengan
demikian substrat untuk respirasi berkurang sehingga energi yang dihasilkan untuk
berkecambah berkurang. Suhu dan kadar air tinggi merupakan faktor penyebab menurunnya
daya berkecambah dan vigor.
Dengan dua perlakuan daya perkecambahan ini, dilihat dari hasil pengamatan UDKdp lebih
baik dari pada UDK. hal ini disebabkan tempat penyimpanan selama perkecambahan biji,
penyimpanan dapat membantu proses perkecambahan dengan baik. sedangkan pada benih
UDK viabilitas perkecambahannnya paling rendah diantara kedua pengujian kali ini. hal ini
disebabkan tempat penyimpanan yang terlalu lembab. selain itu adapun Faktor dalam yang
mempengaruhi perkecambahan yaitu sebagai berikut :

1. Tingakat kemasakan benih


Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya belum tercapai maka tidak
mempunyai viabilitas yang tinggi. Oleh karena itu benih yang akan dihasilkan tidak akan
berkecambah karena benih tersebut belum mempunyai cadangan makanan yang cukup dan
juga pembentukan embrionya belum sempurna.

2. Ukuran benih
Ukuran benih ini sangat berpengaruh karena benih yang besar dan berat mengandung
cadangan makanan dibandingkan benih-benih kecil sehingga daya perkecambahannya tinggi
dan itu juga dikarenakan bahan baku yang terdapat pada benih besar dan energi bagi embrio
sangat banyak.
3. Dormansi
Suatu benih dikatakan dorman ketika benih itu viable tetapi tidak mau tumbuh walaupun
sudah berada di lingkungan yang memenuhi syarat perkecambahan.

Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan yaitu sebagai berikut :


a. Air
b. Temperatur
c. Cahaya
d. Media perkecambahan

VII. Kesimpulan
Dari praktikum pengujian vigor benih cabai terhadap salinitas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan dengan kualitas
benih. Perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari benih yang telah
mengalami proses penuaan
2. Uji kali ini menggunakan metode Uji Diatas Kertas dan Uji Kertas Digulung dalam
Plastik.
3. Perkecamban Normal ditandai kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan
akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan
berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik.
4. Perkecambahan yang baik terdapat pada benih yang di uji menggunakan Uji Kertas
Digulung dalam Plastik. Sedangkan yang buruk adalah yang diuji dengan Uji Diatas Kertas,
hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor. Faktor internal yang mempengaruhi
perkecambahan yaitu tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi. Faktor yang
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan yaitu suhu, air, cahaya dan
media perkecambahan.

VIII. Daftar Pustaka


Gunawan, 2011. Untung Besar dari Usaha Pembibitan Kayu. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 2002. Teknologi Benih, Pengelolaan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Bina Aksara. Jakarta.
Kuswanto, H., 2001. Analisis Benih. ANDI.: Yogyakarta.
Lindayanti M. 2006. Pengujian vigor beberapa varietas padi (Oryza sativa) dengan
metode accelerated ageing (AA) setelah masa simpan 6 (enam) bulan. Vigor. 4(4):9-
13.
Nurlaela, I., S. Yati, dan Y. Yuyu. 2008. Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pramono, Eko. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Bandarlampung.
Universitas Lampung
Qomara, W. 2003. Pengantar Produksi Benih. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Rukmana, R.
2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius, Yogyakarta.
Shaban, Morad. 2013. Study on some aspects of seed viability and vigor International
journal of Advanced Biological and Biomedical Research Volume 1, Issue 12,
2013: 1692 1697
Sutopo, Lita. 2003. Teknologi Benih. Jakarta: Raya Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai