Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN


PERSILANGAN INTERGENERIK

Nama : Idayanti
Kelompok : 125040200111174
Asisten : Intan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman anggrek merupakan salah satu tanaman berbunga yang banyak
disukai oleh konsumen. Bunga tanaman anggrek sangat menarik karena sangat
bervariasi dalam bentuk, warna, dan corak bunganya. Selain itu keanekaragaman
anggrek membuat tanaman ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan agar
dapat meningkatkan nilai ekonomis dari bunga anggrek tersebut.
Untuk meningkatkan keanekaragaman tanaman, maka dapat dilakukan dengan
cara hibridisasi (persilangan). Hibridisasi adalah penyerbukan silang antara tetua
yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi
merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan
tetua. Umunya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan
menyilangkan dua tetua homozigot yang genotipenya. Tetapi pada umumya bunga
anggrek mempunyai struktur yang khusus, sehingga penyerbukan sendiri (selfing)
tidak mungkin dilakukan. Sehingga diperlukan teknik persilangan buatan agar
dapat menghasilkan tanaman anggrek yang memiliki corak, warna dan bentuk
yang beragam.
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai hasil praktikum persilangan
intergenerik tanaman anggrek.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui morfologi bunga anggrek
2. Mengetahui jenis persilangan
3. Mengetahui factor yang mempengaruhi keberhasilan bunga anggrek
4. Serta tahapan persilangan buatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Bunga Anggrek
Pada umumnya bunga anggrek terdiri dari sepala, petala, labellum, dan
collumna dimana terdapat tepung sari (pollinaria/pollinia) dan putik. Bagian-
bagian bunga anggrek dapat dilihat pada gambar 1 (Victoria, 2012)

Gambar 1. Morfologi Bunga Anggrek

2.2 Jenis persilangan


Persilangan artinya mengawinkan dua jenis tanaman yang berlainan. Tujuan
persilangan ialah untuk mengumpulkan dua sifat yang baik dari kedua jenis
tanaman induk untuk memperoleh kombinasi sifat yang diinginkan.
Berdasarkan pengelompokan tanaman yang digunakan dalam persilangan,
beberapa macam persilangan :
1. Persilangan Intravarietas : persilangan antara tanaman-tanaman yang
varietasnya sama
2. Persilangan Intraspesifik : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasal
dari varietas yang berbeda, tetapi masih dalam spesies yang sama.
3. Persilangan Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanamn yang berbeda
spesies tapi masih dalam genus yang sama.
4. Persilangan Intergenerik : Persilangan antara tanaman-tanaman dari genus
yang berbeda.
(Rahmi et al., 2010).
2.3 Tahapan Persilangan Buatan (Secara umum)
Pada garis besarnya persilangan mencakup kegiatan persiapan, kastrasi,
emaskulasi, isolasi, pengumpulan serbuk sari, penyerbukan dan pelabelan.
1. Persiapan
Persiapan untuk melakukan kastrasi dan pernyerbukan silang perlu disediaan
alat-alat yang diperlukan seperti pisau, pinset, gunting kecil, jarum, alcohol
atau Bunsen untuk mensterilkan alat-alat, selain itu diperlukan juga plastic,
kertas label.
2. Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar
bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga
yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan
persilangan. Membuang mahkota dan kelompok juga termasuk kegiatan
kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset.
3. Emaskulasi
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada
tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri.
Emaskulasi terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit
dan fertile.
(Rahmi, et al., 2010)
2.4 Faktor yang mempengaruhi persilangan
Menurut Iswanto (2005), persilangan dikatakan berhasil apabila 3-4 hari
setelah persilangan tangkai kantum induk betina masih segar dan berwarna
kehijauan. Beberapa hari kemudian kelopak dan mahkota bunga akan layu,
akhirnya kering dan rontok diganti munculnya calon buah berbentuk bulat telur
dan berwarna hijau.
Selain factor luar, factor genetic juga ikut menentukan apakah penyerbukan
dapat menyebabkan pembuahan dan apakah embrio yang terbentuk setelah terjadi
pembuahan mempunyai kekuatan untuk tumbuh. Kadang-kadang terjadi
penyerbukan suatu bunga, tetapi tidak diperoleh buah dan biji yang diharapkan.
Kegagalan pada pembuatan dapat disebabkan karena ketidakcocokan antara
tepung sari (pollen) dan cairan yang ada di kepala putik yang disebut yang disebut
self incompatibility
Kegagalan pada kebanyakan bunga untuk membentuk buah merupakan hal
yang biasa dan bukan merupakan suatu perkecualian. Hal yang menentukan
keberhasilan penyerbukan pada anggrek tergantung pada :
1. Pertumbuhan tanaman induk jantan maupun tanaman induk betina yang sehat
akan menghasilkan gamet yang sehat juga.
2. Penyimpanan pollinia/pollinaria yang terlalu lama akan menyebabkan
kegagalan penyerbukan.
3. Anggrek yang berpollinia sebaiknya dikawinkaan dengan yang berpollinia
juga, demikian juga yang berpollinaria dengan yang berpollinaria.
4. Temperature yang terlalu tinggi atau terlalu rendah menyebabkan kegagalan
penyerbukan
5. Pada musim hujan, bunga yang sudah dikawinkan sebaiknya diselubungi
dengan plastic.
6. Bunga anggrek yang gynosteniumnya panjang sebaiknya dipakai untuk induk
jantan, yang pendek untuk induk betina.
7. Penyerbukan sebaiknya dilakukan pada siang bila cuaca agak kering.
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat : Tusuk Gigi, Gunting, Label, Spidol, Kamera
Bahan : Anggrek Phaleonopsis sp yang telah berbunga, Anggrek Dendrobium sp
yang telah berbunga
3.2 Prosedur Kerja

Menyiapkan tanaman anggrek yang sudah berbunga

Seleksi bunga
Memilih bunga yang tidak terlalu kuncup dan tidak terlalu tua

Selfing Crossing Crossing


Phalaenopsis sp (Betina) Phalaenopsis sp (Betina) x
x Dendrobium sp (Jantan) Dendrobium sp (Jantan

Pollen bunga anggrek Menyiapkan pollen (jantan) Menyiapkan pollen dan


diambil menggunakan dan putik (betina) putik
tusuk gigi

Bunga Anggrek Bunga Anggrek


Letakkan pollen pada Phalaenopsis di emaskulasi Dendrobium di emaskulasi
column bunga (polinasi) dengan menghilangkan dengan menghilangkan
polennya (sebagai bunga pollennya (sebagai bunga
betina) betina)

Bunga Anggrek Bunga Anggrek


Phalaenopsis di ambil Phalaenopsis di ambil
pollennya dengan tusuk pollennya dengan tusuk
gigi (sebagai bunga jantan). gigi (sebagai bunga jantan)

Letakkan pollen bunga Letakkan pollen bunga


Dendrobium ke column Phalaenopsis ke column
bunga Phalaenopsis bunga Dendrobium
(polinasi) (polinasi)

Beri label dan Tanaman disimpan di screen house

Pengamatan hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Kode silangan Gambar Waktu pengamatan


Pengamatan 3 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
Minggu
1 Kontrol Masih segar Masih segar Masih segar

2 Selfing
(Dendrobium x Masih segar Gugur Gugur
Dendrobium )

4 Dendrobium
(Betina) x Masih Segar Gugur Gugur
Phalaenopsis
(Jantan)

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum persilangan anggrek ini, digunakan anggrek Dendrobium
dan Phalaeonopsis. Persilangan selfing dilakukan pada dendrobium dan
persilangan intergenerik dilakukan antara anggrek Dendrobium dan Phalaeonopsis.
Menurut (Rahma et al, 2010) Persilangan intergenerik adalah persilangan antara
tanaman-tanaman dari genus yang berbeda. Dari praktikum yang telah dilakukan
dapat dilihat pada persilangan sendiri (selfing) pada minggu pertama keadaan
bunga masih segar tetapi pada minggu kedua, bunga layu dan gugur. Hal ini juga
terjadi pada persilangan ini intergenerik (Phalaenopsis dan Dendrobium) pada
minggu pertama bunga masih dalam keadaan segar tetapi masuk minggu kedua
bunga mulai layu dan gugur. Dari praktikum ini persilangan anggrek tidak berhasi,
hal ini dimungkinkan karena pada persilangan tidak dilakukan sesuai prosedur,
seperti tidak diketahuinya informasi dari bunga tersebut, contohnya umur
berbunga kemungkinan bunga belum siap untuk disilangkan, suhu pada saat
persilangan juga dapat mempengaruhi keberhasilan penyerbukan selain itu
pemantauan setelah persilangan tidak dilakukan secara rutin. Menurut Marwoto et
al, (2010) persilangan interspesifik dan intergenerik tidak mudah dilakukan karena
terdapat barier genetic yang disebabkan oleh abnormalitas proses meiosis dan
ketidakserasian antara tepungsari dan kepala putik antara tetua jantan dan betina.
Selain itu ketidak berhasilan persilangan anggrek disebabkan karena adanya
perbedaan waktu pematangan bunga, hal ini sesuai dengan pernyataan Chaudhari
(1971) selain factor pemilihan tetua dan sering menjadi kendala dalam proses
hibridisasi adalah perbedaan waktu dalam pematangan bunga, kepekaan atau
kerusakan bagian bunga.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum persilangan intergenerik pada tanaman anggrek tidak berhasil,
terdapat berbagai factor yang mempengaruhi keberhasilan hibridasis antara lain
umur kematangan bunga yang berbeda, suhu pada saat persilangan dilakukan
dapat memengaruhi keberhasilan persilangan, selain itu pengamatan atau
pemantauan tidak dilakukan secara rutin, sehingga jika terjadi gangguan pada saat
penyimpanan tanaman tidak diketahui dan mengakibatkan bunga gugur.

5.2 Saran
Sebelum dilakukan persilangan, sebaiknya mengetahui fisiologis dari bunga,
seperti umur berbunga.

DAFTAR PUSTAKA

Chaudhari, H.K. 1971. Elementary Principle of Plant Bredding. Second Edition. Oxford and
IBH publishing Co. New Delhi. India

Iswanto, H. 2005. Petunjuk Perawtan Anggrek. Jakarta : Agromedia Pustaka

Marwoto Budi, Dedeh S. Badriah, Dewanti M. Sanjaya L. 2010. Persilangan interspesifik


dan intergenerik untuk menghasilkan hybrid tipe baru. Balai Penelitian
tanaman hias. Bogor

Rahmi Y, S. Sriani, M. Syukur. 2010. Teknik Persilangan Buatan. Departemen Agronomi


dan Hortikultura IPB.Bogor

Victoria H. 2012. Persilangan dan aklimatisasi pada bibit anggrek. Universitas Yogyakarta.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai