Disusun oleh :
Ananda Rizky Pratama
A42161568
Golongan :C
\
I.2 Tujuan
1. Mengetahui morfologi bunga anggrek
2. Mengetahui jenis persilangan
3. Mengetahui factor yang mempengaruhi keberhasilan bunga anggrek
4. Serta tahapan persilangan buatan.
BAB 2. METODOLOGI
3.2 Pembahsan
Persilangan adalah teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan polen
(serbuk sari) pada stigma (kepala putik). Persilangan bunga anggrek, biasanya
dilakukan oleh serangga atau dengan bantuan manusia. Penyilangan dapat
dilakukan pada beberapa genus yang mudah melakukan persilangan antar genus.
Penyilangan akan menghasilkan keturunan yang disebut hibrida interspesifik,
hibrida intraspesifik, hibrida intergenetik atau hibrida multigenetik. Metode
pemuliaan konvensional melalui persilangan dan seleksi telah membuka jalan bagi
pemulia untuk menciptakan varietas-varietas baru yang memiliki karakter yang
diharapkan seperti warna, bentuk, aroma, bentuk tanaman, umur simpan (shelf-
life) dan ketahanan terhadap hama dan penyakit, tetapi kemajuannya dibatasi oleh
ketersediaan gene pool dari spesies yang bersangkutan.
Macam-macam persilangan pada anggrek menurut Widiastoety (2010), yaitu
:
1. Hibrida spesies, yaitu hasil silangan dalam satu species, misalnya persilangan
antara Dendrobium phalaenopsis. Dendrobium phalaenopsis varietas ekapol
red x Dendrobium phalaenopsis varietas ekapol putih.
2. Interspesies hibrida, yaitu silangan antar species tetapi masih dalam satu
genus, misalnya adalah Vanda tricolor x Vanda teret = Vanda emma van
Deventer, Vanda sanderiana x Vanda tricolor = Vanda Douglas
3. Hibrida intergenerik (multigeneric hybrid) atau silangan antara dua marga
tanaman yang dihasilkan dari persilangan dari marga yang berbeda.
a. Bigenesis, misalnya pada Aranda: Arachnis x Vanda
b. Trigenesis, misalnya pada Tanakara: Aerides x Vanda x Phalaenopsis
Epicattleya: Epidendrum x Cattleya x Laelia
c. Tetragenesis, misalnya pada Potinara: Brassavola x Cattleya x Laelia x
Sophroniti
Bunga anggrek yang telah mengalami penyerbukan, bagian perhiasan
bunganya akan layu. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk akan
tumbuh dan berkembang menjadi embrio di dalam biji. Bila zigot telah terbentuk,
pada saat itu pula dapat dikecambahkan atau ditumbuhkan secara in vitro. Waktu
terjadinya pembuahan sangat bervariasi, bergantung pada jenis dan varietasnya,
dihitung sejak mulai dilakukan penyerbukan sampai terjadi pembuahan
Dalam praktikum persilangan anggrek ini, digunakan anggrek adalah sama
sama anggrek bulan (Phalaeonopsis). Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
dilihat pada persilangan sendiri (selfing) pada minggu pertama keadaan bunga
layu namun tangkai daun tetep berwarna hijau, hal tersebut indikasi bahwa
persilangan berhasil, Namun pada minggu ke 3 bunga dan tangkai daun terlihat
layu , hal tersebut menandakan tidak berhasilnya persilangan tersebut. hal ini
dimungkinkan karena pada persilangan tidak dilakukan sesuai prosedur, seperti
tidak diketahuinya informasi dari bunga tersebut, contohnya umur berbunga
kemungkinan bunga belum siap untuk disilangkan, suhu pada saat persilangan
juga dapat mempengaruhi keberhasilan penyerbukan selain itu pemantauan
setelah persilangan tidak dilakukan secara rutin.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi persilangan menurut Puchooa
(2004) yaitu:
Puchooa. 2004. Comparison of different culture media for the in vitro culture of
Dendrobium (Orchidaceae). Int. J. Agric. Biol. 1560−8530 : 884−888.
https://www.academia.edu/27385630/Laporan_Persilangan_Anggrek
https://www.academia.edu/13367860/penyilangan_anggrek