Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU HAMA PENYAKIT TANAMAN

Tipe Gejala Dan Tanda Penyakit Tumbuhan Serta Contoh Penyakit Karena Jamur
Dan Organisme Mirip Jamur

Nama : Nida Hanun Sausan


NPM : 15051018008
Program Studi : Agroteknologi – B

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Judul: : Tipe Gejala Dan Tanda Penyakit Tumbuhan Serta Contoh Penyakit Karena
Jamur Dan Organisme Mirip Jamur

Pendahuluan
Menurut Fahmi , 2012 . Gejala penyakit tanaman adalah kelainan atau penyimpangan
dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit dan gejala dapat
dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan sifatnya, ada dua tipe gejala:
a. Gejala lokal, yaitu gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan
terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker. Gejalanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar).
b. Gejala sistemik, yaitu kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak
jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaik, belang
maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil).

Menurut Annisa, 2010.Penyakit tumbuhan digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:


a. Penyakit abiotik adalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit
noninfeksi/penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke tumbuhan
yang lain. Patogen penyakit abiotik meliputi: suhu tinggi, suhu rendah, kadar
oksigen yang tak sesuai, kelembaban udara yang tak sesuai, keracunan mineral,
kekurangan mineral, senyawa kimia alamiah beracun, senyawa kimia pestisida,
polutan udara beracun, hujan es dan angin.
b. Penyakit biotik adalah penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit
infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan
yang lain. Patogen penyakit biotik meliputi: jamur, bakteri, virus, nematoda,
c. tumbuhan tingkat tinggi parasitik, dan mikoplasma.
Menurut Fahmi,2012 . Berdasarkan bentuknya gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Gejala Morfologi: gejala luar yang dapat dilihat dan dapat diketahui melalui bau,
rasa, raba dan dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari dari
tumbuhan.
b. Gejala Histologi: gejala yang hanya dapat diketahui lewat
pemeriksaanpemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit.

Menurut Fahmi , 2012 . Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala, yaitu:

1. Gejala Nekrotik. Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel
bahkan kematian sel. Gejala nekrotik dibagi menjadi:
a. Nekrosis atau matinya bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan
tertentu mati dan pada alat tanaman terlihat adanya bercak-bercak atau bintik-bintik
hitam.
b. Hidrosis disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk ke dalam ruang sela-sela
sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan.
c. Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas yang menyebabkan menguningnya bagian-bagian
yang lazimnya berwarna hijau.
d. Layu, yaitu gejala sekunder yang disebabkan karena adanya gangguan dalam berkas
pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak
seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air.
e. Gosong atau scorch yang sering disebut terbakar adalah mati dan mengeringnya bagian
tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis.
f. Mati ujung, biasanya terjadi pada ranting atau cabang yang dimulai dari ujungnya baru
meluas ke pangkal.
g. Busuk yang disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringanjaringan. Busuk dipakai
untuk bagian-bagian yang tebal seperti buah, batang, akar. Busuk terbagi menjadi dua
yaitu busuk basah dan busuk kering. Busuk basah biasanya disertai bau yang tidak enak
atau cairan-cairan yang kental biasanya terjadi pada bagian tanaman yang berdaging,
sedangkan busuk kering jarang berbau.
h. Rebah semai jamur yang biasanya menyerang adalah jenis Rhizoctonia, Sclerotium,
Fusarium, Phytium, Phytophthora dan menyebakan batang membusuk atau tanaman
rebah.
i. Kanker, gejala ini lazimnya terjadi pada bagian-bagian yang berkayu pada batang, ranting
ataupun akar.
j. Perdarahan atau eksudasi, gejala ini biasanya ditunjukkan dengan adanya cairan-cairan
yang keluar bagian tanaman.

2. Gejala Hipoplastik. Adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya
pertumbuhan sel, gejala ini terbagi menjadi berikut:
a. Kerdil atau tumbuh terhambat pertumbuhan bagian-bagian tanaman, sehingga ukurannya
lebih kecil daripada biasanya.
b. Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang
lazimnya berwarna hijau.
c. Etiolasi, gejala ini ditunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh memanjang
dan mempunyai daun-daun yang sempit.
d. Pemusaran (resetting).

3. Gejala Hiperplastik. Ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya
(overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut:
a. Menggulung atau mengeriting, yaitu gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala
mengeriting (curling) yang disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari
bagian-bagian daun..

Jamur. Selnya berinti sejati (eukariotik), memiliki bagian vegetatif yang disebut hifa
yaitu berupa benang-benang halus, bersekat atau tidak bersekat, selnya berinti satu
(monokariotik) atau berinti dua (dikariotik), bercabang-cabang, tidak berkhlorofil, dinding
selnya mengandung kitin, selulosa atau kedua-duanya, merupakan organisme heterotrof yang
mendapatkan nutrisi dengan cara absorsi dan bereproduksi secara seksual atau aseksual
dengan spora. Jamur patogen dikelompokan menjadi 4 : Cytridiomycota,zigomycota,
ascomycota , dan badisiomycota , Mikroorganisme mirip jamur (Pseudofungi) dikelompikan
menjadu 2 : oomycota , dan plasmodiophoromycota.
Bahan dan Metode

Tanggal : 1November 2019


Tempat : Lab Ex-Fpik
Waktu : 09.00 – Selesai
Tujuan : Untuk mengidentifikasi gejalan dan tanda penyakit tumbuhan

Bahan dan Alat Praktikum :


1. Preparat yang terserang penyakit
2. Wadah
Cara kerja :
1. Mahasiswa menentukan gejala dan tanda pada sampel preparat yang terserang penyakit

Hasil

Anggota Kelompok 1 :
1. Nida Hanun Sausan 150510180008
2. Putri Intan Sernita 150510180213
3. Fiona Margaretha 150510180220
4. Milwan Fatya Cholis 150510180073
5. Arimah Andriani 150510180116
Pada Tanggal 1 November 2019

No. Gambar Keterangan


1. Nama : Akar Gada ( Kubis )
Tipe : Hiperplastik (sesidia)
Penyebab : Plasmodiophora Brassicae
Phylum : Plasmodiophoromycota / Flo
Gejala : Akarnya membengkak ( primer).
dan daunnya layu (sekunder).
Karakter mikroskopik : Terdapat Spora

Sumber : www.sciencesource.com

Nama : Busuk Buah Kakao


2. Tipe : Nekrotik
Penyebab : Phytoptora palmivora
Phylum : Oomycota /FLO
Gejala : Bercak Besar berwarna coklat
Tanda : Tampak miselium & spora jamur
Karakter mikroskopik : Sporangium
Sumber :

www.idtools.org
3. Nama : Jagung Putih
Tipe : Nekrotik (nekrosis) / Hipoplastik
Penyebab : Peronosclenospora maydis
Phylum : Oomycota / FLO
Tanda : Tepung berwarna putih saat pagi
Karakter mikroskopik : Sporangium / konidia
(bercabanng)

4. Nama : Daun Tomat


Tipe : Nekrotik , Hipoplastik
(klorosis : mozaik- target spot)
Penyebab : Jamur Alternaria solani
Menyerang pada musim hujan
Phylum : Ascomycota
Tanda : Awalnya bercak kecil coklat ,
kemudian meluar ( bintik” pada
bercaknya)
Karakter mikroskopik : Konidium berbentuk
gada terbalik , mempunyai sikat melintang
Sumber : www. ipmimages.org

5. Nama : Daun Bawang (Hawar)


Tipe : Nekrotik (nekrosis)
Penyebab : Alternaria porri
Phylum : Ascomycota
Tanda : Keunguan pada daun
Karakter mikroskopik : konidium berbentuk
gada terbalik berwarna cokelat, dan konidiofor
tegak, bersekat

Sumber : www. duniakumu.com


6. Nama : Tongkol Nangka
Tipe : Nekrotik (busuk)
Penyebab : Rhizopus artocarpi
Phylum : zygomycota
Tanda : Menyerang bagian pucuk , lalu
turun pada tajuk berikutnya
(busuk saat masih muda)
Karakter mikroskopik : Benang hifa yang
bercabang dan berjalinan membentuk
miselium
7 Nama Gejala : Cacar daun teh (blister blight)
Tipe : Hiperplastik (sesidia – fitosesidia)
Penyebab : Jamur Exobasidium vexansr
Phylum : Basidiomycota
Gejala : Terdapat bintik bintik kecil pada
pucuk daun teh
Tanda : Terdapat spora
Karakter mikroskopik : Terdapat spora
basidiospora

Sumber : www.ripublication.com
8. Nama Gejala : Daun Kelapa (Bercak Kelabu)
Tipe : Nekrotik
Penyebab : Jamur pestalotiopsis
Phylum : Ascomycota
Gejala : Kering
Tanda : Konidia
Karakter mikroskopik : Miselium terbenam,
bercabang, septat,
Sumber : Wikipedia

9. Nama : Daun Seledri


Tipe : Nekrotik
Penyebab : Cercospora apii
Phylum : Ascomycota
Gejala : Bercak coklat , kering
Karakter mikroskopik :Konidia hialin ,
memanjang ramping

Sumber : www.padil.gov.au
10. Nama Gejala : Daun Pisang
Bercak Daun Cercospora
Tipe : Nekrotik
Penyebab : Mycosphaerella musicola Mulder
Phylum : Ascomycota
Gejala : bintik kuning pada tepi daun
Karakter mikroskopik : Konidiofor
membentuk berkas yang rapat, coklat pucat,
lurus atau agak bengkok
Sumber : www. journals.plos.org

11. Nama Gejala : Daun Salam


Tipe : Hiperplastik(Sesdia)
Penyebab : zoossesidia
Phylum : Arthropoda
Gejala : Terdapat bisul
Karakter mikroskopik :
12. Nama Gejala : Daun Mangga (Embun jelaga)
Tipe : Tidak bertipe
Penyebab : Capnodium Mangiferae
Phylum : Ascomycota
Gejala : Bercak hitam
Karakter mikroskopik : Hifa pendek

13. Nama Gejala : Daun anak nakal


Tipe : Hipoplastik (Khlorosis)
Penyebab : Kekurangan unsur hara
Phylum : -
Gejala : Daun hijau kekuningan
Karakter mikroskopik :-
14. Nama Gejala : Daun Okra
Tipe : Hipoplastik (Khlorosis)
Penyebab : Virus Patogen
Phylum : -
Gejala : Bercak kuning
Karakter mikroskopik :-
15. Nama Patogen : Sclerotia
Contoh Penyakit : Penyakit busuk pangkal
batang
Phylum : Basidiomycota
Gejala : pangkal batangnya busuk

16. Nama Patogen :R.S. Padi


Contoh Penyakit : Hawar pelepah (R.oryzae) ,
Phylum : Zygomycota
Gejala : Terdapat bercak pada pelepah daun

17. Nama Gejala : Buah Jeruk


Tipe : Hiperplastil
Penyebab : Jamur Fusarium
Phylum : Ascomycota
Gejala : Busuk kering
Karakter mikroskopik :Membentuk miselium
bersekat

Sumber : Wikipedia.com
18. Nama Gejala : Jagung Kering (Hawar)
Tipe : Nekrotik
Penyebab : Helminthosperium maydis
Phylum : Basidiomycota
Gejala : Terdapat garis kuning
Karakter mikroskopik : Memiliki bentuk lurus
dan lentur

19. Nama Patogen : Alternaria


Contoh Penyakit : Bercak kering pada
tanaman kentang
Phylum : Ascomycota
Gejala : Bercak kecil yang agak bulat, berbatas
jelas, tersebar tidak teratur, berwarna coklat
tua. 

20. Nama :Jamur Akar putih


Tipe :-
Penyebab : Rigidoporus
Phylum : Basidiomycota
Gejala : Melapuhkan kayu dan bisa
terdekomposisi
Karakter mikroskopik :

Sumber: www.usu.repository.com
Pembahasan

Dari data di atas kita dapat mengdiagnosa gejala dan tanda yang terserang oleh hama
atau penyakit .Tanaman yang terserang penyakit dapat dikenali dengan melihat gejala dan
tandanya..

Gejala adalah ekspresi inang terhadap kondisi penyakit patologi sehingga suatu penyakit
tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain.Gejala dapat dibedakan menjadi beberapa macam
tergantung lingkungan, varietas dari inang, dan ras dari patogen.

Tanda Penyakit adalah struktur dari suatu patogen yang berasosiasi dengan tanamanyang
terinfeksi. Beberapa tipe struktur patogen tidak harus selalu ada pada tanamanyang sakit karena
pembentukannya berdasarkan kondisi lingkungan

Busuk Buah basah merupakan salah satu penyakit utama tanaman kakao di Indonesia
menyerang buah kakao, serta batang. Buah terserang meliputi buah kecil maupun buah besar,
tetapi kebanyakan menyerang buah besar. Penyakit busuk buah kakao adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi cendawan Phytoptora palmivora pada buah kakao. Infeksi dapat terjadi
pada buah-buah yang masih pentil muda hingga buah-buah yang sudah siap petik. Permukaan
buah yang memiliki kelembaban tinggi seperti pucuk buah dan pangkal buah akan
mempermudah terbentuknya sporangiofor (tangkai sporangium) dan sporangium
(Karnawati,2010).Gejala awal pada buah berupa bercak coklat pada permukaan buah, umumnya
pada ujung atau pangkal buah yang lembab dan basah. Selanjutnya bercak membesar berwarna
coklat yang amat jelas membedakannya dengan warna yang masih sehat di sekeliling bercak
tersebut. Warna buah akhirnya berubah hitam. Pada permukaan buah tampak miselium dan spora
jamur, terutama pada cuaca lembab.

Penyakit kudis jeruk merupakan penyakit yang umum dialami oleh tanaman jeruk tertentu.
Penyakit ini dapat berkembang karena kondisi lingkungan yang cocok yaitu kelembaban tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Sphaceloma fawcettii yang mempunyai filum Ascomycota.
Gejala serangan awal yang nampak dapat terjadi pada daun, ranting, batang anakan, dan buah.
Kudis yang baru terbentuk merupakan gabungan antara jamur dan jaringan inang, permukaannya
terangkat yang berwarna pink sampai cokelat cerah. Luka awal menyerupai menyerupai gejala
baru kanker jeruk dan dapat mempunyai tepi yang berair. Seiring dengan perkembangan,
permukaan terangkat semakin jelas pada akhirnya menggabus dan permukaannya pecah-pecah,
berubah warna menjadi cokelat kekuningan dan pada akhirnya abu-abu kotor. Tipe penyakit ini
adalah hiperplastik karena dapat membentuk pertumbuhan jaringan yang berlebihan. Sedangkan
gejalanya dapat digolongkan ke dalam gejala Scab karena pada jeruk ini tumbuh jaringan gabus
yang berlebih. Penyebaran pathogen ini apabila dalam jarak dekat dapat menggunakan konidia
dengan perantaraan percikan air hujan, embun, atau irigasi curah, penyebaran jarak jauh
menggunakan askospora dengan perantaraan angin dapat pula menggunakan konidia dan
askospora.

Penyakit cacar daun teh adalah penyakit yang paling merugikan karena menginfeksi dan
merusak daun muda (bagian tanaman yang dipanen). Selain daun muda, penyakit cacar daun teh
juga biasanya menginfeksi ranting tanaman muda yang mengakibatkan ranting patah. Penyakit
cacar mampu menurunkan produksi pucuk basah sampai 50%. Semangun (1988) membagi gejala
penyakit cacar daun teh menjadi tujuh tingkatan. Penyakit ini disebabkan oleh Exobasidium
vexans yang berfilum Basidiomycota dimana jamur ini merupakan parasite obligat, selain itu
gejala serangan awal yang tampak pada daun adalah adanya bintik-bintik kecil tembus cahaya
yang kemudian semakin lama semakin meluas dengan batas bercak yang semakin tampak jelas.
Bercak terus membesar dan melengkung ke arah permukaan bawah daun sehingga menyerupai
cacar. Kondisi yang paling infeksius adalah saat seluruh permukaan bercak tertutupi oleh
konidium candawan Exobasidium vexans yang berwarna putih. Tipe penyakitnya termasuk ke
dalam tipe hiperplastik karena infeksi dari jamur tersebut membentuk sel-sel yang tampak
menggelembung pada bagian permukaan bawah daun dan terlihat seperti cacar, selanjutnya
gejala penyakitnya dapat digolongkan ke dalam gejala sesidia karena terjadi pembengkakkan sel
yang disebabkan oleh senyawa hormon yang dihasilkan oleh patogen Exobasidium vexans,
karena sesidia ini disebabkan oleh jamur maka kita dapat menyebutnya sebagai fitosesidia.
Tanda penyakit dari cacar daun teh ini adalah terdapat spora berwarna putih pada daun teh yang
muda.

Bercak Cercospora merupakan penyakit yang paling umum dialami oleh tanaman seledri
selain bercak septoria. Penyakit pada tanaman seledri disebabkan oleh jamur Cercospora apii
yang memiliki filum Ascomycota. Tipe penyakit ini adalah Nekrotik karena adanya kematian
jaringan tanaman dan mempunyai gejala hawar yaitu bercak nekrosis yang dapat meluas, gejala
serangan yang terlihat awalnya terdapat bercak berwarna coklat berbentuk lingkaran kemudian
bercak tersebut meluas . Ukuran diameter bercak berkisar 1-2 cm. Pada kondisi lembab bercak
berwarna abu-abu dan berbulu halus. Deskripsi lainnya yaitu terdapat tanda berupa konidia pada
permukaan daun apabila dilihat di mikroskop cendawan ini mempunyai konidium hialin
berbentuk gada terbalik atau tabung. Celery cercospora blight paling umum terjadi ketika suhu
16-30 selama paling sedikit 10 jam dengan kelembaban relatif yang mendekati 100% dan
sporanya berkembang pada malam hari, persebaran penyakit dibantu oleh angin yang berhembus
pada pagi hari dan oleh alat-alat pertanian yang digunakan. Cendawan ini dapat pula bertahan
pada biji, tanah dan sisa-sisa tanaman (Semangun, 2007). Perkembangan penyakit ini terjadi saat
minggu ke empat setelah tanam dan akan terus meningkat intensitasnya di minggu-minggu
selanjutnya.

Penyakit bulai merupakan penyakit utama budidaya jagung, penyakit ini disebabkan oleh
Peronosclerospora maydis dan termasuk kedalam filum Oomycota. Penyakit ini menyerang
tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit serta saat umur tanaman jagung masih
muda (antara 1-2 minggu setelah tanam). Kerugian hasil produksi akibat penyakit bulai dapat
mencapai 100%. Penyakit bulai termasuk kedalam tipe nekrotik dan menyebabkan gejala
sistemik gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala lokal
(setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua
daun akan terinfeksi. Gejala serangan penyakit bulai yaitu adanya klorosis memanjang sejajar
tulang daun dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Tanda penyakit dapat dilihat di bagian
daun permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung yang merupakan spora
dan miselium yang sangat jelas di pagi hari, penyakit bulai ini menyebabkan pertumbuhan
tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak
terbentuk, daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun
yang berlebihan.

Bercak daun pada daun jagung disebabkan oleh Bipolaris maydis yang termasuk kedalam
filum Ascomycota. Penyakit ini termasuk kedalam tipe nekrotik karena menyebabkan kematian
jaringan pada tanaman, sedangkan gejalanya adalah nekrosis. Gejala serangan penyakit ini
terjadi ketika muncul bercak daun berwarna hijau kekuningan atau cokelat kemerahan. Ketika
bibit jagung yang terkena Bipolaris maydis dapat menyebabkan layu atau mati dalam waktu 3-4
minggu. Jika tongkol yang terinfeksi akan menyebabkan biji rusak dan busuk, bahkan tongkol
dapat gugur. Infeksi penyakit ini dapat terbawa angin atau percikan air hujan dan dapat
menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung. Tanda yang dapat diamati pada permukaan
atas daun yaitu adanya spora .

Embun jelaga disebabkan oleh jamur Capnodium mangifera. Gejala yang ditimbulkan dari
serangan jamur ini adalah daun tanaman mangga yang awalnya berwarna hijau berubah warna
menjadi warna hitam. Pada musim kemarau, serangan jamur bisa menyebabkan daun menjadi
kering dan mengeriting. Penyakit embun jelaga ini muncul karena adanya aktivitas serangga
yang menghasilkan cairan manis atau yang biasa disebut dengan embun madu. Cairan manis ini
sangat disukai oleh jamur Capnodium mangifera untuk tumbuh dan berkembang biak. Jamur ini
meninggalkan tanda berupa miselia dan badan buah.

Hawar pada daun kelapa disebabkan oleh Pestalotiopsis palmarum yang termasuk kedalam
filum Ascomycota. Cendawan ini menyebabkan munculnya bercak abu-abu di permukaan daun.
Meskipun tergolong parasit lemah, serangan berat mengurangi kemampuan fotosintesis yang
berakibat menurunkan produktivitas hasil tanaman dan seringkali kehadirannya dibarengi dengan
patogen lainnya. Tipe penyakit ini adalah nekrotik karena menyebabkan kematian jaringan
tanaman dan gejalanya adalah hawar. Biasanya dedaunan yang akan mati adalah daun yang dekat
dengan pangkal tanaman dan daun yang paling rimbun. Penyakit ini menyerang dimulai dari
ujung daun dan berkembang kearah pangkal daun. Gejala serangan yang dapat kita lihat adalah
munculnya bercak berwarna coklat, kuning atau hitam lalu lama-kelamaan berubah menjadi abu-
abu pada permukaan daun dan pinggirannya berwarna hitam, gejala serangan yang berat akan
mengakibatkan daun menjadi kering seperti terbakar. Tanda yang dapat dilihat yaitu adanya
konidia pada permukaan daun. Jamur ini memiliki konidia berbentuk kumparan, mempunyai
sekat 4 dan mempunyai 3 seta apical (rambut), berukuran ±15-17 μm x 3-4 μm. Jamur ini
memiliki warna koloni di bagian atas koloni berwarna putih yang lama kelamaan akan muncul
bintik-bintik hitam dan bagian dsar koloni bewarna kuning kecoklatan.
Memperhatikan gejala dan tanda yang terjadi pada tanaman secara teliti, tanda-tanda umum
dan spesifik dari gejala, memberitahu kita mengenai penyakit apa yang menyerang pada tanaman
kita. Gejala yang terjadi dapat dijumpai pada bagian daun, akar, batang ataupun buah tanaman.

Tanaman akan mengalami perubahan yang sangat jelas ketika hal ini terjadi, seperti pada
warna daun yang menguning, daun yang layu, pertumbuhan yang tidak maksimal, kerdil, kualitas
pada buah yang menurun, atau akar mudah rebah yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Hal
yang pasti terjadi jika penyakit serius ini tidak segera di tangani akan berdampak buruk bahkan
tanaman akan mati dengan serempak dan tidak wajar.

Cara utama untuk menentukan penyakit apapun adalah mengetahui nama patogen atau agen
yang secara negatif mempengaruhi kesehatan organisme inang atau mendiagnosis merupakan
suatu proses untuk mengidentifikasi suatu penyakit tanaman melalui gejala dan tanda penyakit
yang khas, termasuk faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proses pembentukkan penyakit
tersebut.

Diagnosisi penyakit yang benar diperlukan untuk merekomendasikan cara pengendalian


yang tepat dan harus dilakukan survey penyakit tanaman untuk mengurangi tingkat kerusakan
pada tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi.
Daftar Pustaka

Sopialena. 2017. Segitiga Penyakit Tanaman. Mulawarman University Press. Samarinda

Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia). Gadjah Mada
University Press.
Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman.
Andi Offset. Yogyakarta
Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada Univ
Press. Yogyakarta.
Tim Penyusun Jurusan HPT. 2007. Buku Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan
Tanaman. FP UB. Malang
Akbar dkk . 2014 . Pengendalian Penyakit pada Kakao dengan Cendawan.Universitas
Hasanudin, Makassar
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai