Anda di halaman 1dari 14

Proposal

Praktik Kerja Lapangan

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


KENTANG (Solanum tuberosum) VARIETAS Granola L DI KEBUN
BENIH TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA (KBTPH)
KLEDUNG, TEMANGGUNG

diajukan oleh:

GANESHA UCHA FARADHITA


1810401034

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Tidar

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


KENTANG (Solanum tuberosum) VARIETAS Granola L DI KEBUN
BENIH TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA (KBTPH)
KLEDUNG, TEMANGGUNG

diajukan oleh:

GANESHA UCHA FARADHITA


1810401034

telah disetujui tanggal:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


Agroteknologi Praktik Kerja Lapangan
Fakultas Pertanian UNTIDAR

Esna Dilli Novianto Candarisma Dhanes Noor V, S.P., M.Sc.


NIP/NIK. 198911012018031002 NIP/NIK. 199208132018044K167

ii
DAFTAR ISI

Halaman
v
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kentang
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pengganti makanan
pokok. Sumber karbohidrat pada kentang mampu menunjang program
diversifikasi pangan, sebagai komoditas ekspor pertanian dan sebagai bahan baku
industri pengolahan. Selain karbohidrat, tanaman kentang juga mengandung
kalori, mineral (fosfor, besi dan kalium), dan vitamin (B, C, dan sedikit vitamin
A) yang sudah layak untuk dijadikan makanan pokok (Prabaningrum, et al, 2015).
Produksi kentang di Indonesia memiliki nilai yang masih rendah
dibandingkan dengan negara lain, seperti di negara bagian Eropa. Menurut Badan
Pusat Statistik (2017), pada tahun 2016, tanaman kentang memiliki nilai
produktifitas sebanyak 1,2 juta ton/ha dengan nilai rata-rata produksi sebesar 16
ton/ha. Salah satu penyebab dari rendahnya nilai produktifitas tanaman kentang di
Indonesia yaitu adanya organisme penganggu tanaman (OPT) yang menghambat
proses pertumbuhan dan produksi kentang. Saat ini, tanaman kentang mempunyai
266 hama dan penyakit yang terdiri dari 128 insekta, 68 nematoda, 38 cendawan,
23 virus, 6 bakteri, 2 mikroplasma dan 1 viroid (Satrahidayat, 2011).
Untuk meningkatkan produktifitas kentang, perlu dilakukan pengendalian
hama dan penyakit yang tepat. Teknik pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman kentang dapat dilakukan secara fisik, mekanik, maupun biologis. Salah
satu tempat yang membudidayakan tanaman kentang dan melakukan teknik
pengendalian hama dan penyakit kentang yaitu Kebun Benih Tanaman Pangan
Hortikultura (KBTPH) Kledung, Temanggung. Tempat tersebut dipilih oleh
penulis sebagai lokasi lapangan kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara teori yang dipelajari di
bangku perkuliahan dan penerapannya secara langsung di lapangan.

1
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan kegiatan
pengamatan dan identifikasi terhadap teknik pengendalian hama dan penyakit
pada tanaman kentang (Solanum tuberosum) yang dilakukan di KBTPH Kledung,
Temanggung dalam rangka memenuhi kewajiban mahasiswa dalam kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.2 Tujuan PKL


a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai keterkaitan
antara teori dan penerapannya secara praktek langsung di KBTPH Kledung,
Temanggung
b. Melatih kemampuan keterampilan mahasiswa baik secara teori maupun
praktik terkait penerapan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman
kentang di KBTPH Kledung, Temanggung
c. Memperoleh pengalaman yang berharga dengan mengenali dan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di KBTPH Kledung, Temanggung

1.3 Manfaat PKL


a. Mahasiswa dapat mempraktikkan secara langsung tata cara pengendalian
hama dan penyakit tanaman kentang di KBTPH Kledung, Temanggung
b. Mahasiswa dapat bertukar pikiran bagaimana Teknik pengendalian hama dan
penyakit tanaman kentang yang baik dan benar dengan petani dan pekerja di
KBTPH Kledung, Temanggung
c. Mahasiswa dapat menerapkan secara langsung di lapangan mengenai teknik
pengendalian hama dan penyakit tanaman kentang berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh dari KBTPH Kledung, Temanggung

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kentang Varietas Granola L


Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu komoditas pertanian
yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pengganti makanan pokok.
Sumber karbohidrat pada kentang mampu menunjang program diversifikasi
pangan yang saat ini sedang menjadi perhatian pemerintah, serta sebagai
komoditas ekspor pertanian dan sebagai bahan baku industri pengolahan Selain
karbohidrat, tanaman kentang juga mengandung zat gizi lainnya seperti kalori,
mineral (fosfor, besi dan kalium), dan vitamin (B, C, dan sedikit vitamin A) yang
sudah layak untuk dijadikan makanan pokok. (Prabaningrum, et al, 2014).
The International Potato Center (2008) dalam Farida (2014) menyatakan
bahwa tanaman kentang diklasifikasikan ke dalam:
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
Kentang varietas Granola L merupakan varietas yang mendominasi
produksi kentang, dengan luas areal tanamnya yang mencapai 80-90%. Varietas
Granola L menjadi pilihan banyak petani karena berdaya hasil tinggi, berumur
pendek, dan memiliki daya adaptasi yang luas. Pada umumnya, umur kentang
varietas Granola L berkisar antara 100-115 hari dengan tinggi tanaman ±65 cm
(BPTP, 2014).
Lokasi yang cocok digunakan dalam budidaya tanaman kentang adalah
dekat dengan sumber air dengan ketinggian ˃1000 mdpl. Keadaan iklim yang
ideal untuk budidaya kentang yakni berkisar antara suhu 15-20°C. Kelembaban

3
udara 80-90%, cukup mendapat sinar matahari dan curah hujan berkisar antara
1500-5000 mm/th. Sedangkan suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi
kentang yang normal berkisar antara 15-18°C (Menteri Pertanian, 2015).

2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kentang Varietas Granola L


Dalam budidaya tanaman kentang sering terdapat gangguan, seperti masalah
teknis dan organisme pengganggu tanaman. Saat ini, tanaman kentang
mempunyai 266 hama dan penyakit yang terdiri dari 128 insekta, 68 nematoda, 38
cendawan, 23 virus, 6 bakteri, 2 mikroplasma dan 1 viroid (Satrahidayat, 2011).
Jumlah OPT yang sebanyak ini merupakan kompilasi dari berbagai daerah atau
negara penghasil kentang. Di setiap negara atau daerah terdapat OPT utama
sesuai dengan faktor-faktor pendukung seperti jenis dan varietas tanaman serta
keadaan lingkungan. Pemantauan terhadap OPT perlu dilakukan secara berkala
karena sering terjadi pergeseran status OPT sebagai akibat dari pergeseran
keseimbangan lingkungan, baik yang terjadi karena Tindakan manusia maupun
karena iklim atau kondisi alam (Puslitbang Hortikultura, 2013).
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang penting dilakukan
untuk mengurangi kerusakan dan penurunan hasil produksi. Pelaksanaan
pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan beberapa kegiatan meliputi:
a. Penetapan tanaman contoh secara sistematik dengan cara bentuk diagonal atau
bentuk sub-petak pada diagonal
b. Penetapan ukuran contoh yaitu banyaknya tanaman contoh yang akan diamati
pada setiap waktu pengamatan untuk satu areal pertanaman serta interval
pengamatan
c. Penetapan waktu pengamatan populasi hama dan tingkat kerusakan tanaman
dilakukan pada pagi atau sore hari
d. Pengamatan pada OPT langsung (direct pest) yaitu hama atau penyakit yang
secara langsung berpengaruh/merusak terhadap hasil panen, dan pada OPT

4
tidak langsung (indirect pest) yaitu hama atau penyakit yang tidak secara
langsung merusak atau berpengaruh terhadap hasil panen
e. Melakukan tindakan pengendalian sesuai dengan hasil pengamatan baik
secara konvensional/ mekanik, fisik maupun biologis[ CITATION Dur06 \l 1033 ].
Pengendalian hama dan penyakit yang sering dilakukan saat ini baik dari
petani maupun perusahaan besar dalam pengendaliannya masih menggunakan
pestisida (kimia). Penggunaan pestisida ini merupakan langkah yang paling
efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman
tersebut (Supriatna, dkk, 2015). Menurut Supriadi (2013), penggunaan pestisida
dianggap menguntungkan dalam menekan kehilangan hasil sebelum dan sesudah
panen serta cara pengaplikasiannya yang mudah. Namun, penggunaan pestisida
secara terus-menerus dapat meninggalkan residu yang dapat mencemari
lingkungan sekitar.

5
III.RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN

III.1. Waktu dan Tempat


Waktu : 07.00-16.00 WIB
Tanggal : 1 Januari-1 Februari 2021
Tempat : KBTPH Kledung, Temanggung

III.2. Alat dan Bahan


III.2.1.Alat
Alat yang dibutuhkan yaitu:
a. Kertas
b. Bolpoin
c. Kamera HP
III.2.2.Bahan
Bahan yang dibutuhkan yaitu:
a. Pembasmi hama dan penyakit
b. Buku atau e-book kunci determinasi serangga

III.3. Cara Pelaksanaan


III.3.1.Keadaan Umum Lokasi PKL
Mahasiswa melakukan wawancara atau tanya jawab singkat dan
mencari informasi lain di internet terkait keadaan umum KBTPH
Kledung seperti sejarah didirikan, visi dan misi, struktur organisasi, dan
lokasi KBTPH Kledung
III.3.2.Identifikasi Hama Pada Tanaman Kentang
a. Mahasiswa melakukan pengamatan di lahan kentang KBTPH
Kledung terkait hama apa saja yang menyerang tanaman kentang
tersebut

6
b. Mencatat dan memfoto semua hama yang menyerang tanaman
kentang
c. Mengamati morfologi dari hama tersebut dan mengidentifikasi
dengan kunci determinasi
III.3.3.Identifikasi Penyakit Pada Tanaman Kentang
a. Mahasiswa melakukan pengamatan di lahan kentang KBTPH
Kledung terkait penyakit apa saja yang menyerang tanaman kentang
tersebut
b. Mencatat dan memfoto semua penyakit yang menyerang tanaman
kentang
c. Mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman kentang tersebut
dengan melihat gejala dan tanda-tanda serangan penyakit
III.3.4.Identifikasi Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Kentang
a. Mahasiswa mengamati dan mempraktikkan Teknik pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman kentang yang dilakukan oleh
petugas atau pekerja di lapangan KBTPH Kledung
b. Mengidentifikasi pengendalian hama dan penyakit yang sudah
dilakukan seperti nama pestisida, jenis pertisida, merk dagang
pestisida, bahan aktif pestisida dan metode pengaplikasian pestisida

III.4. Jadwal Rencara Kegiatan


Tabel 3.1. Jadwal Rencana Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan
Septembe Oktober Januari Februar Maaret
r 2020 2020 2021 i 2021 2021
1. Survei lokasi PKL
2. Identifikasi masalah
3. Proposal PKL
4. Persiapan

7
pelaksanaan
5. Pelaksanaan PKL
6. Analisis data
7. Penyusunan laporan
PKL
8. Ujian PKL

III.5. Data Pengamatan


III.5.1.Keadaan Umum Lokasi PKL
a. Sejarah KBTPH Kledung
b. Visi dan Misi KBTPH Kledung
c. Struktur Organisasi KBTPH Kledung
d. Lokasi KBTPH Kledung
III.5.2.Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kentang
a. Identifikasi Hama Pada Tanaman Kentang
1) Morfologi hama
2) Identifikasi hama dengan kunci determinasi
b. Identifikasi Penyakit Pada Tanaman Kentang
1) Gejala serangan
2) Tanda serangan
c. Identifikasi Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Kentang
1) Nama pestisida
2) Jenis pestisida
3) Merk dagang pestisida
4) Bahan aktif pestisida
5) Metode pengaplikasian pestisida

8
Daftar Pustaka

(BPTP), B. P. T. P., 2014. Mengenal Beberapa Varietas Kentang dan Manfaatnya.


Sumatera Selatan, BPTP Sumatera Selatan No.04/DH/2014.
Afifah, F., 2014. Penanganan Pengimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.)
di Hikmah Farm Pengalengan Bandung Jawa Barat. Bogor, Departemen
Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor.
Duriat, A. S., Gunawan, O. S. & Gunaeni, N., 2006. Penerapan Teknologi PHT Pada
Tanaman Kentang. Monografi No.28. Tahun 2006 ed. Bandung: Balai
Penelitian Tanaman Sayuran.
Puslitbang Hortikultura. 2013. Budidaya Tanaman Kentang. [Online]
Available at: http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/berita-692-budidaya-
tanaman-kentang.html
[Accessed 10 Oktober 2020].
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan
Semusim Indonesia 2017. [Online]
Available at:
https://www.bps.go.id/publication/2018/10/05/bbd90b867a6ee372e7f51c43/st
atistik-tanaman-sayuran-dan-buah-buahan-semusim-indonesia-2017.html
[Accessed 8 Oktober 2020].
Prabaningrum L., Moekasan T., Sulastrini I. & Sahad J., 2015. Teknologi
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Pada Budidaya Kentang
Toleran Suhu Tinggi. Jurnal Hortikultura, 25(1), pp. 44-53.
Pertanian, M., 2015. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kentang, Jawa Barat:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BPTP.
Sastrahidayat, 2011. Fitopatologi (Ilmu Penyakit Tumbuhan). Malang: UB Press.

9
Supriadi, 2013. Optimasi Pemanfaatan Beragam Jenis Pestisida Untuk
Mengendalikan Hama Dan Penyakit Tanaman. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian, 23(1), pp. 1-9.
Supriatna, H., Mulyaningsih, Y. & Rochman, N., 2015. Efektivitas Penggunaan
Pestisida Biorasional Daun Kipahit (Tithonia Diversifolia) Dan Atau Daun
Mindi (Melia Azadirach) Dalam Pengendalian Hama Dan Penyakit. Jurnal
Agronida, 1(2), pp. 57-61.

10

Anda mungkin juga menyukai