Oleh:
(1308305012)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
I. PENDAHULUAN
3.1. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan pengawetan bunga potong garbera dengan
berbagai konsentrasi giberelin selama enam kali pengamatan
Konsentra
1 2 3 4 5 6
si
Satu tangkai
Dua tangkai
bunga patah Bunga Bunga Bunga
Kontrol Segar patah, bunga
dan bunga mati mati mati
layu
layu
Satu tangkai Bunga layu
Garbera Bunga Bunga Bunga
100 ppm Segar bunga patah, dan tangkai
mati mati mati
layu patah
Tangkai
Satu bunga Bunga Bunga Bunga
500 ppm Segar membusuk
patah, layu mati mati mati
dan layu
Dua tangkai Bunga Bunga Bunga
1000 pm Segar segar
bunga patah mati mati mati
3.2. Pembahasan
Pengamatan dilakukan selama enam kali pengamatan memperlihatkan
hasil yang tidak terlalu berbeda pada masing-masing konsentrasi. Hari ke-dua
pengamatan bunga garbera pada semua konsentrasi kecuali 1000 ppm mengalami
patah. Pada hari ke-tiga pengamatan semua bunga garbera pada semua konsentrasi
giberelin tanpa terkecuali mengalami patah dan kebusukan. Pengamatan
selanjutnya yaitu pada hari ke-4 hingga ke-6 semua bunga garbera mengalami
kematian. Berdasarkan hasil pengamatan hormon giberelin yang mampu
mempertahankan kesegaran bunga garbera hingga hari ke-dua pengamatan adalah
giberelin dengan konsentrasi 1000 ppm. Sementara itu tingkat kelayuan tertinggi
yaitu terjadi pada kontol, dimana bunga telah mengalami kelayuan pada hari ke-2
pengamatan. Hal tersebut membuktikan bahwa hormon giberelin dengan
konsentrasi 1000 ppm hanya mampu mempertahankan kesegaran bunga garbera
selama 2 hari. Penelitian yang serupa dengan menggunakan mawar potong
mercedes. sonata dan golden times dengan menggunakan GA3 mampu menunda
penuaan pada bunga potong (Sabehat dan Zieslin, 1994). Sementara itu penelitian
Saks dan van Staden (1993), juga dilaporkan bahwa giberelin mampu menunda
senense pada anyelir ‘White Sim’.
Terdapat tiga mekanisme giberelin dalam menghambat penuaan bunga.
Mekanisme yang pertama adalah melalui penekanan laju produksi etilen (Saks
dan van staden, 1993). Bukti dari penelitian bahwa sebagian penghambatan dalam
laju produksi etilen berasal dari bunga. Penghambatan ini disebabkan oleh
penurunan akumulasi ACC dan buka penurunan tingkat konversi ACC ke etilen.
GA3 menekan aktivitas enzim ACC sintase di bunga klimakterik dengan mengkan
tingkat akumulasi ACC. Mekanisme kedua yaitu penundaan penuaan dengan GA3
berhubungan dengan penekanan laju respirasi. Sementara mekanisme ketiga yaitu
melalui efek GA pada membran. Sabehat dan Zieslin (1994) menemukan
penghambatan senesen pada bunga mawar dengan aplikasi GA3 dikaitkan dengan
penghambatan penurunan fluiditas membran dan kandungan protein membran,
GA3 menunda senesen dengan menjaga integritas membra dan mengurangi
kebocoran elektrolit pada bunga potong.
Selain ketiga mekanisme tadi, terdapat mekanisme lain yaitu GA mampu
mencegah seranfanga dari beberapa penyakit pascapanen bunga (Shaul dkk.,
1995). Namun, mekanisme tersebut sepertinya tidak berlaku pada praktikum ini.
Hal tersebut dikarenakan ada beberapa bunga yang mengalami kelayuan akibat
adanya bakteri pembusuk dan fungi yang dapat menyumbat saluran di batang atau
tangkai bunga, sehingga air tidak dapat diserap oleh tangkai dan proses transpirasi
pada bunga terus berlangsung. Jasad renik ini juga merupakan penyebab adanya
luka pada bunga sehingga terbentuknya gas etilen yangmempercepat terjadinya
pemekaran pada bunga (Ierene dkk., 2011). Menurut Sukasih dan Setyadjit
(2011), keberhasilan giberelin dalam menunda penuaan bunga potong tidak selalu
konsisten. Hal ini dikarenakan giberlein tidak dapat memberikan nutrisi yang yang
dapat dimanfaatkan oleh bunga pasca panen.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah, giberelin dengan
konsentrasi 1000 ppm mampu mempertahankan kesegeran bunga potong garbera
(Gerbera jamesonii) walaupun hanya sampai 2 hari masa simpan.
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, I.N.G. 2003. Memperpanjang kesegaran bunga mawar dalam vas dengan
pemberian sukrosa dan perak nitrat ke dalam larut
Harry, N. R. 1994. Usaha Tani Bunga Potong. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Hutchinson, M.J., D.K. Chebet, and V.E. Emongor. 2003. Effect of Accel,
Sucrose and Silver Thiosulphate on The Water Relation and Post
Harvest Physiology of Cut Tuberose Flowers. African Crop Science
Journal, 11 ( 4): 279-287
Saks, J. dan van Staden. 1993. Evidence for the involvement of giberellin in
developmental phenomena associated with carnation flower senescence.
Plant griwth regulation. 12:105-110
Shaul, O., Elad, Y., dan Zieslin, N. 1995. Supression of botrytis blight in cut rose
flowers with giberellic acid: effect of concentration and mode application.
Postharvest Biology and Technology. 6:321-330