Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGARUH PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN


MANGGA

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RAFIF RIEFANTO SUBAGJA
133190045
Kelas A (ILMU TANAH)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” YOGYAKARTA


FAKULTAS PERTANIAN
ILMU TANAH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang
sangat berlimpah. Salah satunya adalah berbagai macam tumbuhanterutama buah-
buahan tropis yang banyak dikonsumsi oleh masyarakatIndonesia dan masyarakat di
negara-negara lainnya, contohnya seperti tanaman mangga.

Tanaman mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu tanaman


penghasil buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Sentra produksi mangga
di Indonesia terutama berada di wilayah beriklim kering, seperti Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur. Produksi mangga Jawa Timur saat ini belum mampu
memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor (BPTP Jawa Timur, 2006)
Buah mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang produksinya cukup
tinggi dan banyak disukai oleh masyarakat. Produktivitas komoditas mangga
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan adanya fluktuasi luas panen,
tanaman belum berproduksi optimal, gangguan iklim serta adanya serangan berbagai
hama dan penyakit yang merupakan faktor penghambat pertumbuhan dan produksi
mangga di Indonesia (Pratomo dkk., 2005).

Ada beberapa hipotesis yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya


wabah tersebut yaitu (a) adanya perubahan ekstrinsik atau faktor lingkungan seperti
iklim (cuaca, suhu, kelembaban, cahaya, curah hujan); (b) adanya perubahan intrinsik
serangga seperti genetik serangga, sejarah kehidupan serangga hama; (c) adanya
perubahan level trofik di alam serta (d) peranan musuh alami (Supartha, 2011). Salah
satu komponen penting yang mengganggu produktivitas tanaman mangga adalah
serangan hama dan penyakit.
B. Rumusan Masalah
a) Apa itu penyakit Antraknosa yang menyerang tanaman manga?
b) Bagaimana gejala yang ditimbulkan penyakit Antraknosa pada tanaman mangga?
c) Bagaimana cara pengendalian Penyakit Antraknosa tersebut?

C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui penyakit Antraknosa yang menyerang tanaman manga
b) Mengetahui gejala yang ditimbulkan penyakit Antraknosa pada tanaman mangga
c) Mengetahui cara pengendalian Penyakit Antraknosa tersebut
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Antraknosa

Antraknosa disebabkan oleh sejumlah spesies jamur Colletotrichum,


diantaranya C. gloeosporioides, C. acutatum, C. dematium, C. capsici dan C.
coccodes (Kim et al., 1999). Serangan antraknosa yang disebabkan oleh C.
gloeosporioides Penz merupakan kendala terpenting dalam produksi mangga.
Serangan pada buah ditandai dengan adanya bercak coklat atau hitam yang agak
cekung ke dalam sehingga buah tidak dapat dikonsumsi (Indratmi, 2008). Jamur ini
memiliki kisaran inang yang sangat luas terutama yang tumbuh di daerah tropis dan
subtropis (Freeman et al., 1998) seperti pada tanaman bawang, alpukat, jambu biji,
pepaya, mangga dan lain-lain (Semangun, 2007). Jamur C. gloeosporioides bersifat
tular benih dan dapat bertahan pada inang alternatif ataupun pada sisa-sisa tanaman
melalui struktur pertahanan yang dimilikinya (Cerkauskas, 2004). Adanya struktur
pertahanan inilah yang menyebabkan jamur C. gloeosporioides dapat bertahan hidup
dalam waktu lama hingga menemukan kondisi lingkungan yang sesuai. Selain itu
jamur ini mengalami fase inkubasi yang menyebabkan gejala serangan antraknosa
sulit dideteksi secara dini meski infeksinya telah berlangsung lama (Prusky et al.,
2014).

B. Gejala yang Ditimbulkan Penyakit Antraknosa pada Tanaman Mangga

Selain menyerang buah, jamur Colletotrichum gloeosporiodes juga


menyerang batang, daun, dan bunga. Gejalanya pada daun berupa bercak tidak
teratur, coklat keabuan dan ukurannya tidak lebih dari 5 mm, namun jika sudah
banyak, bercak itu akan mengumpul dan menjadi bercak besar dan akhirnya akan
membentuk lubang dan daun akan kering kemudian gugur.Gejala pada batang muda
berupa bercak coklat keabuan, bisa membesar membentuk gelang melingkar batang,
dan akhirnya membuat mati bagianyang terserang. Pada bunga akan terlihat bintik
bintik kecil dan merontokkan bunga. Sedangkan pada buah terlihat bercak hitam pada
kulit dan jika bercak banyak akan membuat daging buah dibawahnya menjadi busuk
(Rizky, 2011).

Penyebaran Anthraknosa buah disebabkan spora jamur tersebar lewat guyuran


air hujan, hembusan angin, ditularkan lewat serangga dan dipegang-pegang manusia.
Infeksi Anthraknosa bisa terjadi pada masa berbunga, buah masih hijau atau sudah
masak.

Spora masuk melewati pori-pori buah mangga yang masih hijau. Kemudian
berkembang didalam daging buah selama terjadi proses pemasakan, pada buah yang
telah masak kadang-kadang terjadi infeksi laten, dan setelah disimpan 3-4 hari
seluruh buah menjadi hitam. Buah mangga yang terserang Anthraknosa ketika masih
muda biasanya kerdil dan rontok sebelum waktunya. Kalau yang terserang bunganya,
harapan panen akan gagal karena bunga rontok semua. Serangan Anthraknosa
bertambah hebat ketika udara lembab, banyak awan, banyak hujan saat tanaman
berbunga, dan malam harinya terdapat embun.

Pada tanaman muda serangan Anthraknosa membuat tanaman mati kering.


Pada tanaman dewasa serangan itu hanya membuat ranting dan cabang muda manjadi
mati.

Bagian yang terserang cendawan Collentotrchum gloeosporiodes Penz akan


terlihat titik-titik hitam tak teratur berbentuk cembung, titik-titik itu adalah badan
buah yang disebut piknidia (pycnidia). Ketika piknidia membuka, spora-spora yang
terdapat didalam tersebar oleh hembusan angin atau terhambur karena air hujan.
Kalau keadaan udara lembab dan berwan, penyakit ini akan mudah sekali tersebar.
Daun dan ranting jatuh karena Anthraknosa yang merupakan sumber penyakit,
cendawan Anthraknosa dapat membentuk spora pada ranting mati, spora itu dapat
hidup sampai 2 tahun.

C. Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa

Pengendalian penyakit antraknosa dapat dilakukan dengan berbagai macam


cara dan beberapa diantaranya cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian Secara Mekanisa. Pengendalian secara Mekanis di Pertanaman


(Satriyono, 2010):
a. Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat
melakukan pemusnahan, tangan yang telahmenyentuh (sebaiknya diusahakan
tidak menyentuh) luka padatanaman tidak menyentuh tanaman/buah yang
sehat, dan sebaiknyadilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak terlalu
banyak bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih sehat.
b. Menggunakan jarak tanam yang lebar dan ditanam secara zig-zagini bertujuan
untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udaracukup lancar karena jarak
antar tanaman semakin lebar, keuntunganlain buah akan tumbuh lebih besar.
c. Tidak menggunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za,
ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.4) Melakukan
penyiangan / sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar kelembaban
berkurang dan tanaman semakin sehat. b. Pengendalian Pasca
Panen:Perlakuan panas dalam proses mencegah kerusakan busuk pangkal dan
antraknose antara lain menggunakan air panas (hot water treatment, HWT),
uap air panas (vapor heat treatment, VHT), dan udara panas (hot air treatment,
HAT). . Balai Besar Penelitian PascapanenPertanian (BB-Pascapanen) (2011)
telah melakukan perlakuan perendaman menggunakan air panas pada mangga
gedong. Buahmangga gedong direndam dalam air panas 53 °C selama 5
menit,selanjutnya diangkat dan dikeringanginkan.
2. Pengendalian Secara Kimiawi.
a. Pelilinan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, pelilinan 6% yang diikuti dengan
penggunaan benomyl 1000 ppm dan glossy agent dengankonsentrasi 0,125%
dapat mempertahankan kesegaran buah hingga mencapai minggu ke 4
dibandingkan dengan buah tanpa pelilinan.melakukan pelilinan pada buah
mangga dapat menurunkan seranganantracnose dan buah memiliki
penampakan yang lebih baik secara fisik dan kimia dengan kerusakan
minimal (Dewandari, et.al., 2011).
b. Aplikasi FungisidaAplikasi fungisida adalah salah satu cara untuk
mengendalikan jamur patogenik. Azoxystrobin adalah salah satu dari
fungisida kelas strobilurin yang telah diuji baik secara in vivo maupun in
vitro.Pengaruhnya terlihat pada hancurnya miselia, penghambatan
sporulasiatau gangguan terhadap beberapa tahap vital dari perkembangan
jamur.dalam kajian terkini (Sundravadana, 2006) menunjukkan bahwa
Azoxystrobin menghambat pertumbuhan miselia jamur C.gloeosporioides
penyebab antraknosa pada mangga sebanyak 100%.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Colletotrichum gloeosporiodes merupakan jamur penyebab penyakit antraknosa
tidak hanya bagi tanaman manga tetapi juga untuk tanaman lain.
2. Selain menyerang buah, jamur ini juga juga menyerang batang, daun, dan bunga.
3. Gejala yang ditimbulkan akan terlihat bercak hitam pada batang, daun, dan bunga
manga.
4. Penyebaran jamur ini disebabkan spora jamur tersebar lewat guyuran air hujan,
hembusan angin, ditularkan lewat serangga dan dipegang-pegang oleh manusia.
5. Pengendalian terhadap serangan penyakit antraknosa pada mangga dapat
dilakukan dengan berbagai cara beberapa diantaranya adalah secara mekanis dan
secara kimiawi

Anda mungkin juga menyukai