Latar PERMUKIMAN DENGAN Belakang TEKNIK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KOTA Teknik perbandingan (matching) dan BOGOR metode tumpang susun peta (overlay peta) Menjamurnya pembangunan permukiman yang ada di pinggiran kota secara tidak teratur mengakibatkan perkembangan kota disebut sebagai Peta Bentuk Peta Geologi Peta Peta urban sprawl Hasil Lahan Kemiringan Penggunaan Lereng Lahan Urban sprawl atau perluasan fisik kota memiliki dampak negatif yang Parameter penentu kelas kesesuaian lahan untuk salah satunya tidak permukiman yaitu lereng, posisi jalur patahan, efektifnyapembangunan fasilitas Overlay Peta pelayan kota dan ketidaksesuaian kekuatan batuan, kembang kerut tanah, sistem lahan sebagaimana mestinya drainase, daya dukung tanah, kedalaman air tanah, bahaya erosi, bahaya longsor, dan bahaya banjir. Peta Satuan Lahan Karakteristik Faktor dominan yang penghambat utama dalam Lahan untuk Lahan Permukiman Evaluasi lahan permukiman di Kota penentuan kawasan permukiman adalah, lereng, Semarang bagian selatan diperlukan kekuatan batuan, kembang kerut tanah, bahaya dalam rangka menilai perkembangan Peta Kelas Kesesuaian Lahan penggunaan lahan yang tidak sesuai longsor, bahaya erosi, dan jalur patahan sesuai dengan parameter setiap dengan peruntukannya. satuan lahan (Matching) Perkembangan Permukiman di Kota Semarang termasuk kategori kesesuaian lahan kelas : Peta Kesesuaian Lahan untuk Tahapan yang digunakan untuk S2 (sesuai dengan sedikit hambatan) Permukiman menganalisisnya tersebut yaitu menganalisis seluas 36,9%, kondisi fisik kawasan, menganalisis S3 (sesuai dengan banyak hambatan kesesuaian lahan permukiman, yang dominan) seluas 6,3%, Evaluasi Kawasan Rawan mengidentifikasi penggunaan lahan N1 (tidak sesuai) seluas 53,5%, Bencana pada Wilayah permukiman eksisting, mengevaluasi permukiman eksisting. N2 (sangat tidak sesuai) seluas 3,4%. Pengembangan (WP) IV