Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Rafif Riefanto Subagja

NIM : 133190045
Kelas : Mekanisasi Pertanian PT-B
Alamat : Jl. Tentara Pelajar GG. Mantra Guru no.14, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat
UAS
BAGIAN I
1. a. Prinsip Kerja alat panen Reaper, Binder, Stripper, Rice Combine yaitu :
 Reaper (windrower), mesin yang mengait,memotong , melempar. Mesin reaper ini
bekerjanya adalah mengait rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya
dilempar kesebelah kanan mesin diatas permukaan tanah. Setiap lemparan terdiri dari
3-10 rumpun tanam padi tergantung dari jumlah alur pemotongan dari mesin. Untuk
memudahkan pengangkutan ketempat perontokan biasanya diikat dulu atau
dimasukkan kedalam karung agar tidak banyak gabah yang hilang karena rontok dari
rantainya. Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk
mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5 sampai
3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam setiap hektar
dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur pemotongan berkisar antara
18-20 jam tiap hektar.
 Binder, mesin yang memotong, mengikat, dan melempar. Prinsip kerja mesin binder
lebih tinggi sedikit dari mesin reaper. Mesin binder bekerja selain memotong padi, juga
mengikat dan selanjutnya melempar. Baik konstruksinya maupun ukurannya berbeda
dengan mesin reaper, sehingga harganyapun lebih mahal. Akan tetapi, kapasitas
kerjanya lebih tinggi dari reaper. Mesin binder dengan pemotongan satu jalur (motor
3,5 DK) mampu mengerjakan panen 10-20 jam tiap hektar. Sedangkan yang lebar jalur
pemotongan 2 jalur dan tenaga 5 DK, kapasitas kerjanya 5-10 jam tiap hektar. Mesin
lain yang bertenaga 12 DK dan lebar pemotongan 1,27 m, memerlukan waktu sebanyak
4 jam untuk ukuran petakan 180 x 25 m (= 0,45 hektar)
 Combine harvester merupakan suatu alat pemanen padi untuk memotong padi
(reaping), juga merontok (threshing) juga sekaligus mengemas gabah (packing) ke
dalam karung.. Prinsip kerja dari mesin panen combine harvester mini adalah (1)
menggaet dan mengarahkan tanaman menuju bagian pemotong (reel), (2)
menggunting/memotong tanaman padi (cutting platform), (3) mengumpankan hasil
(bagian malai) padinya ke bagian perontok (4) merontok butir padi dari tangkainya
(threshing), (5) memisahkan gabah dan kotoran (separation and cleaning) dan (6)
memotong dan menghancurkan jerami (chopping). Batang padi yang dipotong
kemudian dimasukkan ke dalam silinder perontok dan setelah gabah dirontok
ditampung dalam wadah/karung.

b. Berdasarkan letak sumber tenaga pada rice combine ada 2 macam yaitu

 Self propelled machine : motor jadi satu dengan combine


 Tractor drawn : sumber tenaga dari traktor

2. a. Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah.
Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya.
Terdapat jenis thresher berdasar alat penggeraknya yaitu Secara manual dengan
menggunakan pedal (pedal thresher). Pedal Thesher, jenis pedal ini mempunyai kontruksi
sederhana, terbuat dari kayu dan dapat dibuat sendiri oleh petan yang pada umumnya hanya
digunakan untuk merontokkan padi, di jawa tengah umumnya di sebut dengan “dos” dengan
penggerak pedal bertransmisi engkol (crank), dan untuk mengangkatnya ketempat
pemanenan biasanya membutuhkan paling tida 2 orang. Mesin perontok Thresher, metode
potong panjang dilakukan untuk thresher dengan cara “hold on” (batang padi dipegang oleh
tangan dan yang dirontok bagaian malainya. sehingga jerami sisa menjadi utuh dan dapat
disusun secara rapi untuk dimanfaatkan untuk keperluan lain)

b. padi dipotong potong panjang menggunakan perkakas sabit atau menggunakan mesin
reaper atau mesin sabit mower untuk dirontok secara mekanis menggunakan mesin thresher.
Jerami di potong panjang (jerami dan malai ±75cm) jika menggunakan alat thresher dalam
proses perontokan padinya
3. a. Pengeringan gabah padi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
 Alami (menggunakan Cahayan Matahari), Penjemuran gabah merupakan proses
pengeringan alami yang menggunakan tenaga surya sebagai sumber energi. Gabah
diletakkan diatas lantai jemur atau lamporan atau terpal dengan ketebalan bahan
sampai 5 cm. Padi harus sering dibolak-balik secara merata minimal 2 jam sekali.
Pengeringan padi dapat dilakukan selama + 1 - 3 hari tergantung dengan cuaca
(mendung atau terik matahari). Lamporan adalah lantai semen yang dibuat agak
tinggi di bagian tengahnya dengan saluran air diantaranya untuk mencegah
berkumpulnya air hujan. Pengeringan dengan cara penjemuran merupakan cara yang
paling murah bila dilakukan pada musim kemarau. Pengeringan dengan cara
penjemuran ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain tergantung cuaca,
memerlukan tempat penjemuran yang luas, sukar dikontrol, mudah terkontaminasi
dan memerlukan waktu yang lama. Gabah yang dihasilkan dari penjemuran tersebut
akan mempunyai kualitas yang rendah, dan apabila digiling akan banyak yang
pecah, kandungan menimya tinggi dan wama berasnya coklat kehitam-hitaman yang
disebut sebagai beras batik.
 Buatan/mekanis (menggunakan alat alsintan dryer), Pada dasamya pengeringan
buatan dengan menggunakan alat mekanis (box dryer/bed dryer) yang menggunakan
tambahan panas memberikan beberapa keuntungan, diantaranya: tidak tergantung
cuaca, kapasitas pengering tergantung keinginan, tidak memerlukan tempat yang
luas, serta kondisi pengeringan dapat dikontrol dan kualitas hasil pengeringan lebih
terjamin dan seragam. Pengeringan buatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengeringan dengan bahan yang ditumpuk dan pengeringan kontinyu. Pada
pengeringan tumpukan, bahan yang akan dikeringkan dimasukkan ke dalam kotak
pengering dan setelah mencapai kadar air yang diinginkan, gabah dikeluarkan. Alsin
yang digunakan berupa bed dryer. Pengeringan kontinyu, dimana pemasukan dan
pengeluaran bahan yang dikeringkan dilakukan terus menerus (kontinyu) selama
proses pengeringan.

b. faktor -faktor yang mempengaruhi waktu pengeringan, antara lain: (1). suhu udara: suhu
udara pengering berpengaruh terhadap lama pengeringan dan kualitas bahan hasil
pengeringan. Bila menggunakan suhu tinggi, selama suhu terse but tidak sampai merusak
bahan, biaya pengeringan dapat ditekan pada kapasitas yang besar; (2) kelembaban
relatifudara (RH): kelembaban relative udara berpengaruh terhadap pemindahan cairan dari
dalam ke permukaan bahan dan menentukan besarnya tingkat kemampuan udara pengering
dalam menampung uap air di permukaan bahan. Semakin rendah RH udara pengering,
makin cepat proses pengeringan terjadi, karena mampu menyerap dan menampung uap air
lebih banyak dari pada udara dengan RH yang tinggi; (3) keeepatan udara: dalam proses
pengeringan udara berfungsi sebagai pembawa panas untuk menguapkan kandungan air
pada bahan serta mengeluarkan uap air terse but. Air dikeluarkan dari bahan dalam bentuk
uap dan harus segera dipindahkan dari bahan karena air akan berada dipermukaan bahan
dan dapat memperlambat pengeluaran air selanjutnya. Aliran udara yang eepat akan
membawa uap air dari permukaan bahan dan meneegah uap air tersebut menjadi jenuh di
permukaan bahan. Makin besar volume udara yang mengalir, makin besar pula
kemampuannya dalam membawa dan menampung air dari permukaan bahan; dan (4) kadar
air bahan: kadar air mempengaruhi lamanya proses pengeringan. Oleh karena itu, perlu
diketahui berapa persen kadar air (bb dan bk) agar lama pengeringan dapat diprediksi.

4. a. perbedaan dan prinsip kerja huller dengan polisher yaitu huller atau husker adalah mesin
yang berfungsi untuk meemecah kulit/sekam, sedangkan mesin penyosoh atau mesin
polisher berfungsi untuk memutihkan atau mengikis bagian terluar dari beras. Mesin
pemecah kulit gabah yang banyak digunakan adalah mesin tipe rubber roll yang prinsip
kerjanya memecah kulit gabah dengan cara memberikan tenaga tarik akibat kecepatan putar
yang berbeda dari dua silinder karet yang dipasang berhadapan. Persentase gabah terkupas,
beras patah dan beras menir tergantung pada kerapatan dan kelenturan silinder karet ini.
Silinder yang telah mengeras atau yang terlalu rapat satu sama lain akan meningkatkan
jumlah beras patah dan beras menir, sedangkan jarak kedua silinder yang renggang akan
menyebabkan persentase gabah tidak terkupas meningkat. Biasanya gabah yang tidak
terkupas akan dipisahkan dari beras pecah kulit dan dimasukkan lagi ke dalam pengumpan
hingga semuanya terkupas. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan mesin lain yang disebut
mesin pemisah BPK dan gabah, atau secaram umum disebut pengayak.
Prinsip kerja mesin polisher yaitu Setelah beras pecah kulit dihasilkan dari mesin
pengupas gabah yang masih berwama kecoklatan dan masih kotor dengan lapisan aleuron
maka perlu dilakukan proses pemutihan dengan cara menyosoh menggunakan mesin
polisher. Umurnnya proses penyosohan bertujuan menghilangkan lapisan aleuron yang ada
di bagian permukaan beras pecah kulit, sehingga dihasilkan beras putih. Selama mengalami
penyosohan, butiran-butiran beras bergesekan dengan permukaan gesek atau dengan sesama
butiran beras. Gesekan-gesekan ini membuat beras menjadi panas sehingga mudah patah.
Untuk menurunkan panas yang terjadi, mesin penyosoh atau polisher dilengkapi dengan
aliran udara yang akan menurunkan suhu beras. Di samping itu diusahakan agar butiran
beras tidak terlalu lama mengalami penyosohan, ini dapat dilakukan dengan melakukan
proses penyosohan dua atau tiga kali dengan masing-masing lama waktu penyosohan yang
pendek dengan cara menguranggi tingkat pengepresan, mengencangkan atau mengendorkan
batu pemberat akan menentukan butiran-butiran beras yang keluar pada saluran pengeluaran
beras putih, dengan kontrol tuas pemberat aliran beras sebesar 0,5-100 mm akan
menghasilkan proses yang kontinyu.

b. Rice Milling Plant atau RMP merupakan jenis mesin penggilingan padi yang terdiri dari
beberapa unit mesin yang terpisah satu sama lain untuk masing-masing fungsinyadalam
proses penggilingan beras. Karena terpisah, unit-unit pada RMP dapatmemiliki kapasitas
yang berbeda, sehingga waktu operasional tiap unit tidak samauntuk jumlah padi yang
sama. Rice Milling Plant terdiri dari mesin :

 Mesin Pembersih Gabah (Paddy Cleaner)Berfungsi unuk memisahkan kotoran/


benda asing yang bercampur didalam gabah. Setelah melalui mesin ini akan
mengalami penyusutan beratyang besarnya sangat tergantung pada jumlah
kotorannya.
 Bucket Elevator. Bucket Elavator adalah suatu pesawat pemindah bahan yang
terdapat pada bagian mesin pengering gabah. Berfungsi untuk memindahkan
materialcurah maupun material unit dengan jarak pemindahan yang panjang,
mempunyai beberapa kelebihan dan keuntungan, seperti lebih ekonomis,lebih aman,
lebih beragam penggunaannya, variasi kapasitas yang lebihluas dan kontinyu.
 Mesin Pecah Kulit (Paddy Husker)Berfugsi untuk mengupas kulit gabah. Pada mesin
pecah kulit yang berkualitas baik, ratio pengupasan ditentukan antara 85-90% gabah
sudahterkupas dan 10-15% gabah belum terkupas. Faktor lain yang
dapatmempengaruhi ratio pengupasan adalah kualitas roll karet yang digunakan.
 Separator Berfungsi untuk memisahkan gabah yang bercampur dengan beras
pecahkulit. Dengan adanya separator maka daya tahan komponen utama padamesin
pemutih menjadi awet, karena proses pengelupasan kulit ari selamamasih di dalam
ruang pemutihan, murni, hanya berdasarkan pergesekanantar beras pecah kulit.
 Mesin Pemisah Batu (De-Stoner) Berungsi untuk memisahkan batu yang bercampur
dengan beras pecahkulit.
 Mesin Pemutih Batu (Abrassive) Berfungsi sebagai pra-poles atau untuk mengawali
proses pengelupasan lapisan kulit ari beras yang menutup biji beras dari setiap
pemutihan yang lebih dari satu pass. Dengan memakai mesin pemutih batu,
disampingtingkat butir patah dapat ditekan pada presentase yang terkecil juga
tingkatderajat sosoh diatur sejak dari fase ini. Sehingga untuk fase selanjutnya beban
gaya gesek beras menjadi berkurang.
 Mesin Pemutih Besi (Friction) Berfungsi sebagai pemutih akhir dari rangkaian proses
pemutihan beras 2 atau 3 kali proses/ pass pemutihan/ penyosohan.
 Mesin Pengkilap (Rice Refiner) Mesin pengkilap berfungsi untuk membersihkan
permukaan beras,dimana umumnya masih terdapat bekatul yang menempel. Mesin
yang digunakan untuk mencuci beras agar tampilan beras menjadi mengkilap seperti
kristal dengan sistem pengabutan air bertekanan dan hasil berasnya bersih dan
mengkilap seprti kristal serta dapat disimpan lebih lama.
 Mesin Pemisah Menir (Rice Sifter) Mesin pemisah menir berfungsi untuk
memisahkan kandungan menir yang tercampur di dalam beras kepala maupun beras
patah.
 Mesin Pemisah Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader) Mesin pemisah beras
kepala dan beras patah berfungsi untuk memisahkan beras kepala dari percampuran
beras patah. Keberadaan mesin ini terutama diperuntukkan untuk membuat beras
berkualitas ekspor
5. a. Merek Dagang (Trade Mark) merupakan Tanda / lambang yg dilekatkan oleh pabrik
pedagang paad alsintan sebagai ciri khusus yg membedakan dari barang yang dibuat , dijual,
atau diperdagangkan oleh orang lain. Nama Dagang (Trade Name) adalah Nama yg
digunakan atau diberikan oleh Perusahaan kepada alsintan yang diproduksi untuk
Membedakan produk dari perusahaan lain.

b. Pemilihan tipe dan ukuran alsintan umumnya dihubungkan dengan luas areal dan jenis
tanaman. Tidak sesuainya ukuran alat/mesin dengan kondisi pengoperasian di lahan, suku
cadang yang tersedia sangat terbatas dan pengelolaannya belum baik maka dari itu perlu
diketahui kesesuaian alat mesin pertanian terhadap lahan yang akan dikerjakan, sehingga
penggunaan alsintan tidak menimbulkan permasalahan baru pada lahan tersebut. Pemilihan
Alsintan harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan antara lain timeliness cost
Timeliness cost adalah kerugian yang diakibatkan oleh berkurangnya pendapatan petani
karena hasil panen yang berkurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas , akibat proses
pengerjaan yang dilakukan bukan pada periode optimum. Serta Rendahnya penguasaan
tentang mekanisasi pertanian di Indonesia sangat berpengaruh terhadap kemampuan petani
dan pelaku usaha tani dalam memilih teknologi alat dan mesin pertanian yang tepat guna.
Pemilihan teknologi alat dan mesin pertanian yang tepat guna menjadi sangat penting karena
hal ini juga akan menjadi penentu apakah proses produksi menjadi semakin efektif dan
efisien, sehingga dapat meningkatkan mutu dan produktivitas.
Alsintan yang selektif dalam pemakaiannya akan mampu menjamin keberhasilan petani
pada tingkat komersil. Diantara berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan
alsintan adalah penurunan upah tenaga kerja yang merupakan komponen biaya produksi
yang cukup besar, peningkatan produktifitas lahan dengan tercapainya pengolahan tanah
yang lebih sempurna, percepatan waktu dalam penanaman, 3 pemeliharaan dan panen, serta
mengurangi kerugian akibat kehilangan hasil disaat panen

Anda mungkin juga menyukai