Disusun oleh :
REIHAN ADI PRANA
2012211023
AGROTEKNOLOGI 2C
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2023/2024
1.PENDAHULUAN
Untuk memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan cara
pembiakan vegetatif. Hal ini disebabkan pada pembiakan vegetatif akan diperoleh
hasil yang yang mewarisi seluruhsifat iduk tanaman, sehingga kinerja genotipe
unggul yang terdapat pada pohon induk akan diulangi secara konsisten pada
keturunan.
Cara pembiakan tanaman dibagi menjadi dua yaitu secara generatif dan
secaravegetatif. Pembiakan tanaman secara generatif dilakukan oleh tanaman itu
sendiri, peran petani hanya memberikan hormon agar tumbuhan cepat berbunga
agarsegera mengalami fase generatif namun hal ini lebih mahal dan akan
menambahinput berlebih. Cara yang lain adalah pembiakan tanaman secara vegetatif
yaitu dengan mengambil bagian dari tanaman unggul atau pilihan untuk dibiakkan.
Agar didapatkan bibit yang unggul ada berbagai macam salah satunya adalahdengan
cara stek atau cutting. Prinsip kerja dari stek ini sendiri adalahmenumbuhkan
potongan tanaman sehingga dihasilkan bibit yang sama perisseperti induknya.
Pembiakan vegetatif dengan cara stek lebih praktis dan dapatmenghasilkan banyak
bibit dengan biaya yang murah.
Bahan
1. Batang ubi kayu 20 potong
2. Pasir
Alat
1. Polibag 10 cm 4 buah
2. Pisau
3. Gunting tanaman
4. gembor
3.1 Hasil
Tabel 3.1.1 Rata - Rata Jumlah Tunas Yang Tumbuh
Hari Rerata jumlah tunas yang tumbuh
Pengamatan Meruncing Tumpul
10 cm 15 cm 10 cm 15 cm
5 HST 1,8 2,4 1,4 1,4
10 HST 2,4 2,2 2,6 3
15 HST 2,6 3 2 3
20 HST 3 3,2 2,6 2,8
25 HST 3,2 3,6 3 3,2
20
15
Meruncing 10 CM
Meruncing 15 CM
Tumpul 10 CM
10
Tumpul 15 CM
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
3.1.8 Diagram Rata – Rata Jumlah Akar
50
45
40
35
30 Meruncing 10 CM
25 Meruncing 15 CM
20 Tumpul 10 CM
Tumpul 15 CM
15
10
5
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan dengan metode perbanyakan vegetatif yaitu metode stek.
Stek adalah perbanyakan vegatatif dengan menggunakan bagian - bagian dari
tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas untuk menumbuhkan tanaman baru.
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan bahan tanam yaitu ubi kayu yang
dipotong untuk dijadikan bahan vegetatf untuk penanaman dengan media pasir
sehingga akar dapat tumbuh dengan baik
Pada diagram jumlah tunas dapat dilihat tunas yang paling banyak tumbuh terdapat
pada tanaman meruncing 15 cm. Semakin panjang stek yang digunakan maka jumlah
titik tunas/buku yang dimiliki stek semakin banyak untuk pertumbuhan tunasnya.
Stek dengan panjang 10 cm merupakan stek yang memiliki panjang terendah daripada
perlakuan lain yang digunakan sehingga memiliki titik tunas/buku tersedia lebih
sedikit untuk pertumbuhan tunasnya. Hasil penelitian Setiyawan (2000), menyatakan
bahwa perlakuan stek 3 buku memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas
pada stek bambu ampel hijau.
Pada diagram jumlah daun dapat dilihat yang memiliki jumlah daun paling banyak
adalah tanaman tumpul 15 cm. Perbedaan jumlah daun ini mengindikasikan bahwa
semakin panjang stek yang digunakan, maka jumlah daun yang tumbuh dan
berkembang akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Raden (2008),
yang melakukan penelitian pada jarak pagar mengungkapkan bahwa semakin tinggi
tanaman, maka jumlah daun, luas daun total dan indeks luas daun akan semakin
meningkat.
Pada diagram panjang akar menunjukan bahwa tanaman yang memiliki akar paling
panjang yaitu terdapat pada meruncing 15 cm sedangkan akar yang paling pendek
dimiliki oleh tumpul 10 cm. Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa jumlah akar
terbanyak dimiliki oleh tanaman meruncing 15 cm sedangkan yang paling rendah
dimiliki oleh tanaman meruncing 10 cm.
Magingo et al. (2001), bahwa pertumbuhan akar pada stek batang dipengaruhi oleh
kandungan karbohidrat dan panjang stek. Semakin panjang stek yang digunakan
maka pertumbuhan panjang akarnya semakin baik karena lebih banyak cadangan
makanan yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan akarnya
Hasil ini menunjukkan panjang stek pengaruh nyata terhadap jumlah dan panjang
akar. Hal ini diduga adanya perbedaan cadangan makanan pada panjang stek yang
berbeda karena perbedaan inilah yang menyebabkan pertumbuhan akar tidak sama.
Cadangan makanan yang terdapat dalam stek akan diolah atau dirombak oleh
tanaman itu sendiri yang akan digunakan untuk membentuk atau merangsang
pertumbuhan sel-sel jaringan tanaman (stek), yang pada akhirnya dapat mendukung
aktivitas organ-organ pertumbuhan seperti tunas, batang dan akar (Alit et al., 2016)
.Persemaian tidak
memerlukan tanah yang
terlalu subur. Tanah subur
mengakibatkan
pertumbuhan bibit yang
terlalu cepat. Sebaiknya
tanah persemaian yang
kurang subur, maka
pertumbuhan akar bibit
relatif lebih besar dari pada
batangnya. Tanaman
persemaian dapat
dipelihara dalam kotak-
kotak tanah dan dalam
kantong-kantong kerta atau
dibedngan untuk
persemaian yang berjarak
cukup didalam barisan agar
mudah dipisahkan atau
dipindahkan
(Fiandika 2006
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Praktikum ini dilakukan dengan teliti sehingga pada saat pengambilan data, tidak ada
yang salah untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat terhadap hasil praktikum yang
telah didapatkan,
DAFTAR PUSTAKA
Nuroniah, Hani Sitti, Yeni Nuraeni, and Rina Bogidarmanti. "Perbanyakan vegetatif
mahoni (Swietenia macrophylla King) dengan cara stek pucuk." Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman 15.1 (2018): 57-66.
Nengsih, Yulistiati, and Ridawati Marpaung. "Sulur Panjat Merupakan Sumber Stek
Terbaik Untuk Perbanyakan Bibit Lada Secara Vegetatif." Jurnal Media Pertanian 1.1
(2016): 29-35.
Wahyu Astiko, Ahsani Taqwim, dan Bambang Budi Santoso. Pengaruh Panjang dan
Diameter Stek Batang Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelor (Moringa oleifera Lam.
2018.
Novidatul Ratnasari, Sundahri, dan Usmadi. “Pengaruh Asal Bahan dan Bentuk
Pangkal Batang Terhadap Pertumbuhan Stek Ubi Kayu”. 2014.
LAMPIRAN