Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN FISIOLOGI

TUMBUHAN

“PENGARUH OSMOTIK KONSENTRASI GARAM HARA


TERHADAP ABSORBSI AIR DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN”

Disusun Oleh :

Nama : Indah Saripah

Nim : D1A018047

Kelas : B Agroekoteknologi

Dosen Pengampu :

1. Dr. Ir. Nerty Soverda, M.S.


2. Ir. Neliyati, M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Air merupakan bagian yang penting dari sel dan jaringan tumbuhan.Sebagian
besar dari jaringan tumbuhan terdiri dari air. Secara umum jaringantumbuhan
mengandung air dengan kisaran 60 hingga 85%. Air jugamempunyai peran
penting dalam proses reaksi terang fotosintesis, sebagaipelarut hara mineral yang
dibutuhkan bagi tumbuhan serta mempertahankanturgiditas sel, pertumbuhan sel
dan pergerakan struktur tertentu dari tumbuhan (Hamim, 2008).

Keadaan fisiologi aktif dalam satu individu sel dan seluruh sel-sel dalam
tumbuhan tergantung pada beberapa keadaan yang relative konstan, salah satunya
adalah keseimbangan air. Suatu ketika apabila pada waktu perkembangannya
tumbuhan kekurangan suplai air, maka kandungan air dalam tumbuhan menurun
dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang
vital juga menurun. Keadaan kekeringan yang berlangsung lama dapat
mematikan tumbuhan.

Sekalipun di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekeringan air dapat
menjadi factor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan
masih memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme.
Bersama dengan menurunnya aktivitas sel, kepekaannya terhadap factor-faktor
fisik dan kimia dari lingkungannya juga berkurang. Oleh keran itu, walaupun biji
kering tidak akan berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi
atau suhu rendah yang dapat menjadikan letal bagi tumbuh vegetative. Pada
kenyataannya adaptasi tumbuhan pada keadaan kering maupun suhu rendah
sering melibatkan keadaan deficit air.

Potensial kimia air atau biasa dinyatakan sebagai potensial air (Ψ = Psi)
penting untuk diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di dalam system
tumbuhan, tanah dan udara. Potensial air kadang-kadang dinyatakan dalam satuan
energi sebagai kalori/mol atau dinyatakan sebagai tekanan (bar). Air akan
bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah. Jadi difusi termasuk
osmosis terjadi sebagai akibat suatu gradien dalam energi bebas dari partikel-
partikel yang berdifusi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur nilai potensial air larutan
umbi kentang (Solanum tuberosum).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan akan berkembang secara normal dan tumbuh subur serta


aktifapabila sel-selnya dipenuhi air. Kebutuhan air bagi tumbuhan berbeda-
beda,tergantung jenis tumbuhan dan fase pertumbuhannya. Pada musim
kemarau,tumbuhan sering mendapatkan cekaman air (water stress) karena
kekurangan pasokan air di daerah perakaran dan laju evapotranspirasi yang
melebihi lajuabsorbsi air oleh tumbuhan. Sebaliknya pada musim penghujan,
tumbuhan seringmengalami kondisi jenuh air (Solichatun dkk, 2005).

Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik


airsampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Air yang dapat diserap dari
tanaholeh akar tumbuhan disebut air yang tersedia. Air yang tersedia merupakan
perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang dan jumlah
airdalam tanah pada persentase pelayuan permanen. Air pada kapasitas
lapangadalah air yang tetap tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir ke bawah
karenagaya gravitasi. Sedangkan air pada persentase pelayuan permanen adalah
apabila pada kelembapan tanah tersebut tumbuhan yang tumbuh diatasnya akan
layu dantidak akan segar kembali dalam atmosfer dengan kelembapan relatif
100% (Solichatun dkk, 2005).

Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.


Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada
aktivitasmetabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau
produktivitasnya.Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling
sensitif terhadapkekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel,
sehingga akanmengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis
dinding sel. Pengaruhkekurangan air selama tingkat vegetatif adalah
berkembangnya daun-daun yangukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi
penyerapan cahaya. Kekuranganair juga mengurangi sintesis klorofil dan
mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitrat reduktase). Kekurangan air
justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase)
(Solichatun dkk, 2005).
Secara umum air bergerak di dalam jaringan karena adanya
perbedaan(gradien) tekanan, baik gradien potensial air, gradien tekanan
hidrostatik,maupun karena gradien tekanan uap. Gradien potensial air biasanya
terjadiapabila air melewati membran sel seperti dari tanah/media ke dalam sel
akar,atau dari sel-sel yang satu ke sel-sel lainnya. Gradien tekanan
hidrostatikterjadi manakala air bergerak tanpa melalui membran sel, misalnya di
dalampembuluh xilem, yaitu dari xilem akar ke xilem batang dan daun.
Adapungradien tekanan uap biasa terjadi di stomata daun di mana air berubah
daricairan menjadi uap. Dengan demikian dalam sistem tumbuhan yang utuh
ketiga jenis gradien ini terjadi dan saling sambung menyambung (Hamim, 2008).

Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu
sistemkimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi
suatutekanan dan temperatur konstan tergantung pada jumlah mol substansi
yangada. Dalam hal hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari air sering
dinyatakan dengan istilah “potensial air”. Selanjutnya bila potensial kimia dapat
dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu substansi yang akan bereaksi atau
bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari energi yang tersedia didalam
air untuk beraksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial airmerupakan tingkat
kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi(Tim Fisiologi
Tumbuhan, 2018).

Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarutdi
dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial airdari
suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku padatekanan
afmosfir. Apabila tekanan disekitar sistem di tingkatkan atauditurunkan, maka
secara oromatis potensial air juga akan naik atau turun sesuaidengan perubahan
tekanan tersebut (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2018).

Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar, atm, seperti satuan
tekanan. Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah. Jadi
difusitermasuk osmosis, terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi
bebasdari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail, 2011).
Pengaruh gabungan dari tekanan dan konsentrasi zat terlarut ini
terhadappotensial air ditulis dalam persamaan berikut ini:

Ψ = Ψp + Ψs

Dimana Ψp adalah potensial tekanan (tekanan fisik suatu larutan) dan Ψs


adalah potensial zat-zat terlarut, yang sebanding dengan konsentrasi zat-zat
terlarut dari suatu larutan. (Ψs juga disebut potensial osmotik.) Tekanan pada
suatu larutan (Ψp) bisa berupa suatu bilangan yang positif atau negative
Tegangan, suatu tekanan negatif). Sebaliknya, potensial zat-terlarut dari suatu
larutan (Ψs) selalu negatif, dan semakin besar konsentrasi zat-zat terlarut, semakin
tinggi nilai Ψs (Campbell, 2004).

Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen yaitu


potensialtekanan dan poensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah
ataumengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menunjukan
statuslarutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukan suatu jaringan tumbuhan
kedalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air
jaringan tumbuhan tersebut dapa diketahui (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2018).

Kompo
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 27 Februari 2020 pukul
13.00 s/d Selesai. Ditempat Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 10 kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus) dan 500 ml larutan kalsium klorida 0,5 M
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 5 buah botol kultur dengan
sumbat yang telah dilubangi sebnayak 2 lubang dan kapas, aquades, silet/karter
dan streofom.

3.3 Prosedur Kerja


1) Dari larutan baku CaCl2 0,5 M buatlah masing-masing 150 ml larutan 0,01;
0,1; 0,02; 0,2 dan control/aquades.
2) Masukkan masing-masing larutan ke dalam botol kultur dan beri label.
Satu botol di pakai sebagai kontrol: isi dengan air destilata saja.
3) Ambil 10 kecambah kacang hijau berumur ± 10 hari. Pilih yang sehat dan
baik pertumbuhannya.
4) Kedua lubang pada tutup botol masing-masing dimasuki 1 kecambah
kacang hijau. Untuk mengganjal tanaman agar tegak dengan akar terendam
dalam larutan pergunakan kapas. Jaga agar kapas tidak mengenai larutan.
Lakukan hal ini untuk semua botol kultur.
5) Ukur dan catat Panjang batang di atas kotiledon dengan penggaris
millimeter.
6) Berilah tanda tingginya cairan pada tiap botol kultur.
7) Setiap 2 hari lihat keadaan cairan. Tambahkan air destilata sampai pada
tingkat semula. Catat volume air yang ditambahkan. Amati penampilan
tanaman.
8) Setelah 1 minggu keluarkan tanaman dan tentukan Panjang batang di atas
kotiledon, amati keadaan tanaman dan tentukan juga total air yang
ditambahkan. Buatlah tabel yang menunjukkan hubungan antara
pertumbuhan batang dan banyaknya air yang terserap pada masing-masing
perlakuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yamg dilakukan, dapat disimpulkan
bahwakecambah pada botol dengan konsentrasi 0,5 % masih bisa bertahan
hidupmeskipun dalam keadaan layu, dibandingkan dengan kecambah yang
terdapat pada botol dengan konsentrasi 10%, dimana kecambah paling cepat layu
dan matidikarenakan semakin tinggi konsentrasi suatu larutan (dalam hal ini
CaCl2 sebagaigaram hara), maka semakin cepat pula mempengaruhi fisik
tumbuhan yangmenyerap unsur hara tersebut.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih teliti
lagi dalam melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece., Michael L.C., 2010. Biologi Edisi 8, Jilid
1.
Erlangga. Jakarta.Dwidjoseputro, D., 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Gramedia. Jakarta.Fried, G. H., 2005.

Erlangga.Ismail, 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi


FMIPAUNM. Makassar.

Erlangga.Muliana, 2011. Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap


absorpsi airdan pertumbuhan tanaman.http://naturelovers-
biomuli.pengaruh-osmotik-konsentrasi-garam-hara-terhadap-absorpsi-air-
dan-pertumbuhan-tanaman.com/, diakses hari Rabu, tanggal 20 November
2013.

Johannes, Eva, dkk., 2013. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas


Hasanuddin. Makassar.

Kimball, John W., 2000. Biologi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta.


Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai